Anda di halaman 1dari 13

BAB IV

PEYISIPAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI 1 FASA


UNTUK MENGATASI GANGGUAN OVERLOAD TRANSFORMATOR

4. 1 Dampak Overload pada Transformator


Menurut PT.PLN (Persero), transformator distribusi diusahakan agar tidak
dibebani lebih dari 80 % atau dibawah 40 %. Jika melebihi atau kurang dari nilai
tersebut transformator bisa dikatakan overload atau underload. Diusahakan agar
transformator tidak dibebani keluar dari range tersebut. Bila beban transformator
terlalu besar maka dilakukan penggantian transformator atau penyisipan
transformator atau mutasi transformator. Overload akan menyebabkan
transformator menjadi panas dan kawat tidak sanggup lagi menahan beban,
sehingga timbul panas yang menyebabkan naiknya suhu lilitan tersebut. Kenaikan
ini menyebabkan rusaknya isolasi lilitan pada kumparan transformator.

Transformator mempunyai batasan-batasan dalam operasinya. Apabila


transformator digunakan secara terus-menerus dalam kondisi overload, maka akan
mengalami peningkatan pada suhu dan panas pada transformator pun bertambah
sehingga akan merusak isolasi, material dan transformator akan rusak. Selain itu,
mempengaruhi kualitas daya transformator, drop tegangan pada ujung jaringan dan
berakibat susut umur pada transformator (Samsurizal & Hadinoto, 2020).

4. 2 Sisip Transformator
Sisip transformator dilakukan ketika transformator pada suatu daerah
mengalami beban lebih. Langkah ini dilakukan untuk mencegah transformator
rusak karena tidak mampu menanggung beban daripada suatu daerah tersebut dan
menghindari trafo sering padam atau trip, sehingga ketersediaan listrik untuk
pelanggan tetap terjaga. Kelebihan dari pelaksanaan sisip trafo diantaranya:
1. Memperpendek Jaringan Tegangan Rendah

2. Mengurangi kerugian tegangan yang diakibatkan oleh penghantar

3. Dapat membagi beban yang mana apabila satu trafo gangguan, area yang
padam hanya yang tersuplai dari tranformator itu
4. Mengatasi drop tegangan ujung yang dikarenakan jarak penghantar terlalu
panjang
5. Mengatasi gangguan beban lebih yang dapat menyebabkan seringnya
transformator trip.
4. 3 Penyulang Gondangrejo 05

GDO.5
GDO5-4

GDO05-42 GDO05-126

R L

LEGENDA T18-106/1

R RECLOSER B1-144/71 B1-39/4


L ME L
L LBS NC
T18-101
B1-144/35

L LBS NO

ABSW NC

ABSW NO

ME METER EXIM

Gambar 4.1 Single Line Diagram Penyulang GDO05


Pada sistem distribusi dikenal dengan istilah zona. Zona merupakan istilah dari
distribusi yang dipisahkan dengan suatu alat proteksi seperti Recloser dan PMT.
Jika suatu penyulang memiliki PMT dan Recloser maka penyulang terebut
memiliki lebih dari satu zona. Zona 1 dimulai dari PMT sampai Recloser pertama
dan Zona dua dimulai dari Recloser pertama hingga kedua. Begitu seterusnya.
Jika gangguan terjadi pada zona 1 maka PMT akan langsung trip, sehingga satu
penyulang tersebut akan padam dan hal tersebut sangat di hindari oleh PLN. Jika
terjadi pada zona 2 maka Recloser pertama yang akan merespon dengan recloser
pertama trip, dan PMT tetap akan masuk. Selain istilah zona, sistem distribusi
memiliki istilah section. Section merupakan daerah-daerah yang dibatasi oleh
suatu pemisah seperti ABSW. Section berguna untuk memisahka daerah yang
mengalami gangguan dan untuk mengurangi daerah padam saat terjadi
pemeliharaan. Untuk penyisipan transformator distribusi satu fasa dilakukan pada
penyulang GDO05 dengan nomor tiang GDO0519 lebih tepatnya pada daerah
Jetak,Wonorejo Kecamatan Gondangrejo.
4. 4 Pelaksanaan Sebelum Sisip Transformator
Pada transformator daerah Jetak penyulang GDO05 50 kVA dengan
nomor tiang GDO0518 hari senin tanggal 09 Mei 2022 pada pukul 18.09
mengalami gangguan trip atau padam sehingga perlu dilakukan pengecekkan
terhadap transformator 1 fasa tersebut. Pengecekkan dilakukan dengan mencoba
menghidupkan kembali transformator 1 fasa tersebut dan melakukan
pengecekkan beban, jumper transformator dan FCO (Fuse Cut OFF) untuk
memastikan penyebab terjadinya gangguan trip atau padam pada transformator
1 fasa tersebut. Namun setelah dilakukan percobaan untuk menghidupkan
kembali breaker trafo untuk dilakukan pengecekkan beban terjadi trip kembali
sehingga perlu dilakukukan tindakan untuk dilakukan penyisipan transformator
Jetak dengan nomor tiang GDO0518 untuk mengurangi beban yang terpasang
pada transformator tersebut.
Overload akan menyebabkan transformator menjadi panas dan kawat
tidak sanggup lagi menahan beban. Sehingga timbul panas yang dapat
menyebabkan naiknya suhu lilitan tersebut.Kenaikan suhu tersebut apabila
dibiarkan dapat menyebabkan trafo rusak.

Gambar 4.2 Pengecekkan Transformator Jetak 50 kVA


Setelah dilakukan pengecekkan beban,dapat diasumsikan bahwa gangguan trip
atau padamnya transformator Jetak 50 kVA dengan nomor tiang GDO0518
disebabkan oleh overload atau beban lebih sehingga perlu dilakukan sisip
transformator untuk mengurangi beban transformator Jetak dengan nomor tiang
GDO0518.

Gambar 4.3 Peta Sambungan SR Trafo Jetak Sebelum Sisip

Berikut data beban transformator Jetak dengan nomor tiang GDO0518 saat terjadi
gangguan trip akibat overload :

Tabel 4.1 Data beban Transformator 1 Fasa Jetak saat


terjadi gangguan.
NOMOR X0 X1 X2
TIANG
GDO0518 55 A 135 A 90 A

4. 5 Pembebanan Transformator Jetak 50 kVA No Tiang GDO0518


Menurut SPLN dalam menentukan kapasitas daya yang dibutuhkan pada
transformator distribusi yang didasarkan pada pembebanan yang dilayani. Dimana
persentase pembebanan transformator distribusi tidak lebih dari 80%. Bila
pembebanan transformator terlalu besar, maka dapat ditanggulangi dengan cara
pergantian transformator, penyisipan transformator ataupun mutasi transformator.
Untuk menghitung beban maksimal yang dapat dialirkan arus oleh transformator
dapat menggunakan persamaan (3.4) :
S = V. I (3.4)
𝑆
I =
𝑉
50 𝑘𝑉𝐴
I =
220 𝑉
I = 227,27 A
Dari perhitungan diatas maka arus maksimal yang dapat dialirkan oleh
transformator Jetak 50 kVA No Tiang GDO0518 adalah sebesar 227,27 A . Untuk
mencari besaran persentase pembebanan trafo Jetak dapat menggunakan data pada
tabel 4.1 dimana besaran arus total adalah penjumlahan antara X1 dan X2.
Persentase pembebanan trafo Jetak dapat dicari dengan menggunakan persamaan
(3.5).
𝑉𝑠.𝐼𝑠
%B = 𝑆 x 100 %
𝑇𝑟𝑎𝑛𝑠𝑓𝑜𝑟𝑚𝑎𝑡𝑜𝑟

220 𝑉 𝑥 225 𝐴
%B = x 100 %
50 𝑘𝑉𝐴

%B = 99 %

Dari hasil perhitungan diatas maka dapat disimpulkan bahwa persentase


pembebanan Transformator Jetak dengan No Tiang GDO0518 sudah tidak
memenuhi standar yang ditetapkan menurut buku SPLN sehingga perlu dilakukan
penyisipan transformator untuk mengurangi pembebanan transformator tersebut.

4. 6 Pelaksanaan Sisip Transformator


Pelaksanaan sisip transformator dilakukan setelah dilakukan analisis dan
pengecekkan secara langsung untuk Transformator Jetak 50 kVA dengan nomor
tiang GDO0518. Penyipan ini dilakukan pada tanggal 10 Mei 2022 pukul 09.00-
12.00 .Penyisipan trafo ini menggunakan tiang dengan nomor GDO0519. Sebelum
melakukan penyisipan transformator maka ada beberapa prosedur yang harus
diperhatikan seperti kordinasi dengan petugas terkait, menyiapkan peralatan kerja,
menyiapkan material, memeriksa kembali kelengkapan K3 serta mengukur kembali
beban arus setelah dilakukan penyisipan transformator.
4. 6. 1 Petugas Terkait
Ada berbagai pihak yang terkait dalam proses pelaksanaan penyisipan
transformator guna saling berkoordinasi agar tidak terjadi kesalahan komunikasi
dalam bekerja, antara lain :
1. Supervisior ULP Manahan
2. Koordinator Yantek
3. Koordinator Vendor
4. Petugas Vendor
5. Dispatcher UP3 Surakarta

Gambar 4.4 Petugas Terkait Penyisipan Transformator

4. 6. 2 Peralatan Kerja
Peralatan yang digunakan dalam proses pelaksanaan penyisipan transformator
guna tercapainya tujuan pekerjaan, antara lain:
1. Volt Detector TM/TR
2. Telescoptic Fiberglass Hot Stick 20 kV
3. Tangga Fiberglass 9,6 Meter
4. Tang Ampere
5. Coffing Hoist
6. Camelong Clamp
7. Wire Cutter
8. Hidrolik Hand Compression Tools
9. Tali Manila
10. Tools Set Lengkap
11. Kotak Peralatan Kerja

Gambar 4.5 Peralatan Kerja

4. 6. 4 Material
Material yang digunakan dalam proses penyisipan transformator ini adalah
Trasnformator 1 Fasa dengan Kapasitas 50 kVA,kabel Jumper AAACS 70 mm2,
dan CCO yang berfungsi sebagai media penyambungan antara kabel fasa pelanggan
dengan kabel keluaran trafo.
Gambar 4.6 Nameplate Trafo Sisip No Tiang GDO0519

4. 6. 5 Kelengkapan K3
Dalam semua pekerjaan K3 wajib diterapkan guna menjaga keselamatan dan
kesehatan dalam suatu pekerjaan. Ada berbagai alat kelengkapan K3 dalam
pekerjaan penyisipan transformator ini, yaitu:
1. Pakaian Kerja
2. Sepatu Kerja
3. Safety Helmet
4. Safety Belt
5. Sarung Tangan
6. Kaca Mata
7. Kotak P3K
4. 6. 6 Alat Ukur
Dalam proses pelaksanaan penyeimbangan beban alat ukur diperlukan untuk
mengukur kondisi beban trafo baik sebelum maupun sesudah penyeimbangan. Alat
ukur yang diperlukan antara lain:

1. Ampstick
2. Telescopic Stick 20 KV

Gambar 4.7 Alat Ukur Ampstick

4. 6. 7 Langkah Kerja
Dalam melaksanakan pekerjaan kita harus mengikuti langkah-langkah yang telah
ditetapkan guna tercapainya tujuan pekerjaan. Berikut adalah langkah-langkah
untuk melakukan penyisipan transformator :

1. Pengawas melakukan briefing singkat kepada petugas pelaksana dan berdoa


sebelum pekerjaan dimulai
2. Petugas menggunakan APD lengkap
3. Pengawas melakukan survey lokasi dan survey kesiapan petugas untuk
dilaporkan kepada Supervisior Teknik
4. Petugas mematikan breaker trafo
5. Memastikan sudah tidak ada tegangan dengan menggunakan alat volt
detector
6. Memasang tangga fiber glass
7. Dilakukan proses pemasangan penyisipan transformator
8. Jika pekerjaan telah selesai maka pengawas melakukan pengecekkan
terhadap pekerjaan yang dilakukan untuk memastikan pekerjaan telah
dilakukan dengan benar
9. Petugas menghidupak kembali breaker trafo
10. Melakukan pengukuran beban transformator sisip dan transformator lama
11. Pengawas melaporkan pekerjaan kepada Supervisior Teknik

Gambar 4. 8 Proses Penyisipan Trafo

4.7 Pengukuran Beban Transformator


Pengukuran beban transformator khususnya transformator satu fasa
dilakukan pada malam hari atau saat beban puncak pelanggan. Menggunakan
ampstik sebagai alat ukur dan hot stik sebagai alat bantu. Tujuan dari pengukuran
beban transformator adalah mengetahui beban yang dibebankan oleh transformator
pada saat beban maksimal atau beban puncak setelah dilakukannya sisip trafo.
Pengukuran beban transformator yang diukur adalah arus pada tiap keluaran fasa
dan netral serta tegangan antara fasa-netral. Untuk penyisipan transformator daerah
Jetak dilakukan pengukuran pada malam hari pada tanggal 10 Mei 2022 pada pukul
19.00 dilakukann oleh petugas yantek didapatkan data sebagai berikut :

Tabel 4.2 Pengukuran Beban

NOMOR X0 X1 X2
TIANG
GDO0518 16,2 A 31 A 45 A

GDO0519 15,6 A 45,5 A 74,4 A

Gambar 4.9 Pengukurann Menggunakan Ampstick

Setelah dilakukan sisip transformator maka jaringan penyambungan kabel dapat


dilihat pada gambar dibawah ini :
Trafo
Sisipan

Gambar 4. 10 Peta Pembebanan Setelah Pekerjaan Sisip Trafo

4. 8 Persentase Pembebanan Trafo Setelah Penyisipan


Setelah dilakukan penyisipan transformator maka hal yang perlu diperhatikan
kembali adalah besaranya persentase pembebanan transformator untuk mencegah
terjadinya kelebihan beban atau overload. Pengukuran dilakukan pada malam hari
sesuai data pada tabel 4.2 dimana dari data tersebut dapat dilakukan perhitungan
besaran persentase pembebanan trafo pada daerah Jetak dengan nomor tiang
GDO0518 dan pada trafo sisip dengan nomor tiang GDO0519. Untuk mencari
besaran persentase pembebanan trafo dapat menggunakan persamaan (3.5) .

a) Transformator 50 kVA No Tiang GDO0518


𝑉𝑠.𝐼𝑠
%B = x 100 %
𝑆𝑇𝑟𝑎𝑛𝑠𝑓𝑜𝑟𝑚𝑎𝑡𝑜𝑟

220 𝑉 𝑥 76 𝐴
%B = x 100 %
50 𝑘𝑉𝐴
16720 𝑉𝐴
%B = x 100 %
50 𝑘𝑉𝐴
%B = 33 ,44%
Dari perhitungan diatas mengacu pada batas maksimal pembebanan trafo
yang ditetapkan oleh PLN sebesar 80 % maka perhitungan diatas dapat
diakatakan bahwa pembebanan transformator 50 kVA No Tiang GDO0518
sebesar 33,44 % setelah dilakukan penyisipan sudah mengalami penurunan
yang cukup signifikan dimana sebelumnya pembebanan sebesar 99% .

b) Transformator Sisip 50 kVA No Tiang GDO0519


𝑉𝑠.𝐼𝑠
%B = x 100 %
𝑆𝑇𝑟𝑎𝑛𝑠𝑓𝑜𝑟𝑚𝑎𝑡𝑜𝑟

220 𝑉 𝑥 119,9 𝐴
%B = x 100 %
50 𝑘𝑉𝐴
26378 𝑉𝐴
%B = x 100 %
50 𝑘𝑉𝐴
%B = 52 ,756 %
Dari data diatas trafo sisip yang digunakan untuk membagi pembebanan
trafo sebelumnya mempunyai besaran pembebanan yang lebih besar
daripada trafo sebelumnya namun besaran pembebanan trafo sisip masih
dibawah batas maksimal yang ditentukan oleh PLN yaitu sebesar 80 %.

Anda mungkin juga menyukai