Petir ialah suatu gejala listrik di atmosfer yang timbul bila terjadi banyak
kondensasi dari uap dan arus udara naik yang kuat. Petir merupakan salah satu
fenomena kelistrikan udara di alam. Proses terjadinya petir akibat pelepasan
muatan negatif (elektron) menuju ke muatan positif (proton). Pelepasan muatan
ini disertai dengan pancaran cahaya dan radiasi elektromagnetik lainnya.
Dampak dari sambaran petir antara lain, yaitu:
1. Sambaran terhadap manusia
Apabila aliran listrik akibat sambaran petir mengalir melalui tubuh manusia,
maka organ-organ tubuh yang dilalui oleh aliran tersebut akan mengalami kejutan
(shock). Arus tersebut dapat menyebabkan berhentinya kerja jantung. Selain itu,
efek rangsangan dan panas akibat arus petir pada organ-organ tubuh dapat juga
melumpuhkan jaringan-jaringan atau otot-otot bahkan bila energinya besar dapat
menghanguskan tubuh manusia.
2. Sambaran langsung melalui bangunan
Sambaran petir yang langsung mengenai struktur bangunan rumah, kantor,
dan gedung, tentu saja hal ini sangat membahayakan bangunan tersebut beserta
seluruh isinya karena dapat menimbulkan kebakaran, kerusakan perangkat
elektronik atau bahkan korban jiwa. Maka dari itu setiap bangunan diwajibkan
memasang instalasi penangkal petir. Cara penanganannya adalah dengan cara
memasang terminal penerima sambaran petir serta instalasi pendukung lainnya
yang sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Terlebih lagi jika sambaran
petir langsung mengenai manusia, maka dapat berakibat luka atau cacat bahkan
dapat menimbulkan kematian.
3. Sambaran melalui jaringan listrik
Bahaya sambaran ini sering terjadi, petir menyambar dan mengenai sesuatu
di luar area bangunan tetapi berdampak pada jaringan listrik di dalam bangunan
tersebut, hal ini karena sistem jaringan distribusi listrik memakai kabel udara
terbuka dan letaknya sangat tinggi, bilamana ada petir yang menyambar pada
kabel terbuka ini maka arus petir akan tersalurkan ke pemakai langsung. Cara
penanganannya adalah dengan cara memasang perangkat arrester sebagai
pengaman tegangan lebih.
4. Sambaran melalui jaringan telekomunikasi
Salah satu cara yang ditempuh untuk melindungi bangunan tinggi dari
sambaran petir adalah dengan instalasi atau pemasangan penangkal petir yang
handal dan memenuhi persyaratan yang berlaku, sehingga jika terjadi sambaran
petir maka sarana inilah yang akan menyalurkan arus petir kedalam tanah (Du et.
al., 2016) (Johns, 2016) (Hosea, 2004).
Definisi Sistem penyediaan air panas adalah instalasi yang menyediakan air
panas dengan menggunakan sumber air bersih, dipanaskan dengan berbagai cara,
baik langsung dari alat pemanas ataupun melalui sistem pemipaan. Seperti halnya
untuk air bersih, peralatan air panas juga harus memenuhi syarat instalasi. Dalam
garis besarnya besarnya ada 2 macam instalasi, yaitu instalasi lokal dan instalasi
sentral. Instalsi mana yang dipilih pada tahap perancangan bergantung pada
beberapa factor, antara lain ukuran dan jenis penggunaan gedung, cara pemakain
air panas dan harga peralatannya.
Sistem penyediaan air panas adalah instalasi yang menyediakan air panas
dengan menggunakan sumber air bersih, dipanaskan dengan berbagai cara, baik
langsung dari alat pemanas maupun melalui sistem pemipaan. Seperti halnya
untuk instalasi air bersih, peralatan air panas juga harus memenuhi syarat sanitasi.
Dalam garis besarnya ada dua macam instalasi, yaitu instalasi lokal dan sentral.
Menurut Gusti (2011), jaringan distribusi air panas harus direncanakan dan
diatur sedemikian rupa, sehingga penyaluran air panas yang minimal ke alat
plambing dapat bekerja dengan baik. Pipa air panas dan perlengkapannya harus
dibalut sedemikian rupa dengan bahan isolasi panas yang dibenarkan, sehingga
penurunan suhu pada alat plambing terjauh tidak lebih dari 10 derajat celcius.
Pada tahap perencangan penyediaan air panas, bergantung pada faktor antara lain:
1. Ukuran dan jenis penggunaan gedung,
2. Cara pemakaian air panas,
3. Harga peralatan.
A. Instalasi Lokal dan Sentral
Instalasi jenis lokal Pada jenis pemanasan ini, air panas dapat diperoleh lebih
cepat. Hal ini dikarenakan pemasangan alat pemanas berdekatan dengan
alat plambing (plumbing fixture), sehingga kehilangan kalor pada pipa sangat
kecil. Pemasangan instalasi dan perawatanya sederhana dan harganya cukup
rendah. Cara ini banyak digunakan pada rumah tinggal dan gedung-gedung kecil.
Instalasi jenis local dapat dibagi menjadi 3 kelompok yaitu:
1. Pemanasan sesaat
Pada jenis ini air dipanaskan dalam pipa-pipa yang dipasang didalamnya
dengan sumber kalor dari listrik atau gas. Air yang telah dipanaskan melalui
pipa-pipa didalamnya kemudian disalurkan langsung kedalam alat plambing.
2. Pemanasan simpan
Air bersih dipanaskan dalam suatu tangki yang dapat menyimpan air panas.
Dalam jumlah yang tidak terlalu banyak. Volume tangki biasanya tidak lebih
dari 100 ltr. Sumber kalor yang digunakan dari listrik, gas atau uap panas.
3. Pencampuran uap panas dengan air
Cara ini dapat dilakukan apabila didalam gedung telah tersedia sumber uap
panas. Uap panas tersebut dicampurkan langsung dengan air dalam suatu
tangki atau melalui katup ke dalam pipa air.
Instalasi Sentral jenis ini, air panas dibangkitkan disuatu tempat dalam gedung,
kemudian dialirkan melalui pipa keseluruh alat plambing yang membutuhkan air
panas. Bahan bakar yang digunakan biasanya dari bahan bakar minyak atau gas.
Dengan tenaga listrik jarang digunakan karena harga listrik cukup mahal. Dari alat
pemanas air panas disimpan dalam tangki yang besar, kemudian dialihkan ke alat-
alat plambing melalui pipa distribusi. Distribusi air panas dapat dilakukan melalui
dua cara, yaitu sistem langsung dan sistem sirkulasi.
B. Sistem Terbuka dan Sistem Tertutup
Sistem langsung atau sistem terbuka, pipa hanya mengalirkan air panas dari
tangki penyimpanan ke alat plambing, sehingga apabila air lama tidak digunakan,
air didalam pipa menjadi dingin, apalagi jika instalasi pipanya panjang.
Sistem sirkulasi atau sistem tertutup, jaringan pipa tertutup jika keran tidak
ada yang dibuka, air panas didalam pipa utama akan disirkulasikan oleh pompa
menuju alat pemanas kembali. Dengan demikian air panas didalam pipa akan
selalu terjaga panasnya meskipun alat plambing yang dilayani cukup jauh.
C. Pemasangan Cara Langsung dan Tidak Langsung
Cara Pemanasan Cara pemanasan air dapat dilakukan dengan cara pemanasan
langsung dan pemanasan tidak langsung.
a. Cara Pemanasan Langsung
Dalam cara ini uap panas atau air sangat panas (tekanan tinggi) dialirkan ke
dalam suatu jaringan pipa di dalam tangki penyimpan air panas, sehinggga terjadi
pertukaran panas di dalam tangki tersebut. Pemanasan tidak langsung
menghasilkan efisiensi yang lebih rendah apabila dibandingkan dengan cara
pemanasan langsung. Pemanasan tidak langsung yang terjadi pada tangki
penyimpan bekerja berdasarkan pertukaran kalor (Heat Exchanger).
Untuk mencegah air air dingin yang masuk ke dalam tangki terlalu panas,
maka pipa air dingin disambungkan pada pipa balik air panas pada sistem pipa
sirkulasi.
D. Kualitas Air Panas
Air panas di dalam alat plambing biasanya digunakan untuk mencuci muka
dan tangan, mandi, mencuci pakaian dan alat-alat dapur dan sebagainya. Air panas
yang digunakan untuk berbagai keperluan mempunyai temperatur berbeda-beda,
seperti tercantum pada Tabel 1.