Menulis Abstrak
Dosen Pengajar : Hidayat, S.Pd.I., M.M
Disusun Oleh :
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................1
BAB I
PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................1
1.3 Tujuan............................................................................................1
BAB II
PEMBAHASAN........................................................................................2
2.1 Definisi Abstrak.............................................................................2
2.2 Struktur Abstrak.............................................................................2
2.3 Jenis Abstrak..................................................................................4
2.4 Latihan Menyusun abstrak.............................................................5
BAB III
PENUTUP................................................................................................12
3.1 Kesimpulan..................................................................................12
3.2 Saran............................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
abstrak) untuk masing-masing Abstrak dalam bahasa Indonesia
maupun Abstrak dalam Bahasa Ingris.
1. Isi Abstrak :
Latar Belakang: singkat dan jelas
Tujuan Penelitian: singkat dan jelas
Hasil Penelitian: singkat dan jelas; dan atau kesimpulan singkat
dan jelas searah dengan tujuan penelitian dan judul penelitian
2. Urutan Sajian Abstrak
3
7. isi abstrak ditulis dengan posisi rata kanan kiri dengan jumlah
kata maksimal 250 kata dengan menggunakan font size 12
8. kata kunci dibuat dengan rata kanan-kiri.
Dalam penulisan abstrak, kita juga harus memahami sifat dan unsur
abstrak. Dalam membuat abstrak memiliki sifat informatif dan
deskriptif. Informatif dan deskriptif, maksudnya adalah data atau
informasi yang ada di dalam abstrak berdasarkan data dan fakta yang
ada. dan tidak disarankan untuk mencantumkan informasi yang tidak
ada data dan faktanya yang benar ke dalam abstrak secara singkat jika
diambil kesimpulan maka abstrak memiliki sifat (Santoso, 2009):
Jelas
Tepat
Ringkas
Objektif
Berdiri Sendiri
4
tentang isi makalah atau isi presentasi; tidak berisikan acuan terhadap
karya yang sudah terbit. Isinya hanya menggambarkan isi presentasi dan
untuk menarik perhatian pembaca. Lain halnya dengan abstrak
informatif .
Abstrak informatif mencakupi tujuan, metode, cakupan kajian,
hasil, kesimpulan, dan rekomendasi. Abstrak ini digunakan untuk
memaparkan hasil peneltian. Penulisannya juga singkat bisa terdiri dari
satu atau 4 dua halaman; kira-kira 10 % dari laporan penelitian. Pada
umumnya abstrak informatif ini menjawab hal-hal:(1) Kenapa topik atau
subjek penelitian itu dipilih, (2) apa yang dilakukan dan bagaimana cara
melakukannya, (3) apa hasil yang ditemukan, (4) apa kesimpulan
analisisnya, dan (5) apa rekomendasinya. Di dalam abstrak ini tecakup
unsur BPMRC.
4. Penutup
Dari uraian ringkas di atas maka dapat diambil simpulan bahwa
penulisan sebuah abstrak merupakan suatu usaha dimana seorang penulis
harus bisa meramu seluruh informasi yang ada di dalam sebuah karya
ilmiah maupun laporan penelitian menjadi sebuah paragraf atau beberapa
paragraf yang mewakili isi laporan itu, semoga paparan ringkas ini
bermanfaat.
5
Kata kunci pada penelitian berguna untuk memudahkan pencarian secara
online, kata kunci dapat dipilih dari kata-kata yang ada pada judul
penelitian.
Contoh abstrak 1;
ABSTRAK
Latar Belakang: Kebiasaan merokok dapat meningkatkan radikal bebas
yang menyebabkan stres oksidatif sehingga berbahaya bagi kesehatan
manusia. Salah satu kelompok yang rentan terhadap kebiasaan merokok
adalah remaja karena pada masa inilah kebanyakan orang mulai mencoba
untuk merokok. Buah naga merah dan jambu biji merah memiliki potensi
sebagai makanan fungsional karena kandungan vitamin dan fitokimianya
memiliki sifat antioksidan. Hal tersebut menjadi peluang sebagai salah
satu upaya preventif pencegahan stres oksidatif pada remaja perokok.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pemberian
buah naga merah, jambu biji merah, dan kombinasinya terhadap kapasitas
antioksidan total (KAT) dan kadar malondealdehid (MDA) pada remaja
perokok ringan.
Metode: Penelitian ini merupakan studi eksperimental dengan pre-post
test. Empat puluh delapan subjek remaja laki-laki berusia 16-17 tahun
dengan kebiasaan merokok derajat ringan dibagi menjadi empat
kelompok yaitu kelompok kontrol (K), kelompok intervensi dengan
pemberian 200 gram buah naga merah (P1), kelompok intervensi 200
gram jambu biji merah (P2), dan kelompok intervensi kombinasi
keduanya (100 gram buah naga merah + 100 gram jambu biji merah)
(P3), selama 14 hari. Pemeriksaan KAT menggunakan metode DPPH dan
kadar MDA menggunakan metode TBARS diukur pada awal dan akhir
intervensi.
Hasil: Hasil analisis statistik menunjukkan perubahan KAT sebesar -
0,10±0,76 pada kelompok K, 0,97±1,62 pada kelompok P1, 0,74±1,39
pada kelompok P2, dan 0,74±1,29 pada kelompok P3. Perubahan KAT
pada semua kelompok intervensi tidak berbeda signifikan dibandingkan
kelompok kontrol (p>0,05). Terjadi perubahan kadar MDA sebesar
6
0,229±0,371 pada kelompok K, -0,654±0,922 pada kelompok P1, -
0,592±0,818 pada kelompok P2, dan -1,166±0,670 pada kelompok P3.
Perubahan kadar MDA pada semua kelompok intervensi berbeda
signifikan dibandingkan pada kelompok kontrol (p <0,05).
Simpulan: konsumsi buah naga merah, jambu merah, atau kombinasi
keduanya dapat menghambat oksidan sehingga mengurangi kadar
malondealdehid pada remaja perokok ringan. Sedangkan perubahan
kapasitas antioksidan total tidak berbeda signifikan
Kata Kunci : buah naga merah; jambu biji merah; kapasitas antioksidan
total; malondealdehid; perokok ringan
ABSTRACT
Background: Smoking habits enhance free radical in the body, which
oxidize lipids to form malondialdehyde. One group that is vulnerable to
smoking is adolescents. Red dragon fruit and red guava have the
possibility as functional foods due to their vitamin and phytochemical
content, which have antioxidant effects. This is an opportunity to prevent
oxidative stress among adolescent smokers.
Objectives: This study aimed to analyze the effect of red dragon fruit,
red guava, and its combination to total antioxidant capacity (TAC) and
malondialdehyde (MDA) levels among adolescent mild smokers.
Methods: This research was an experimental study with a randomized
pre-test and post-test control group design. Forty-eight subjects of male
adolescent aged 16-17 years with mild smoking habits were divided into
four groups: the control group (K), the intervention group with 200 grams
of red dragon fruit (P1), 200 grams of red guava (P2), and the
combination of both (100 grams red dragon fruit + 100 grams red guava)
(P3), for 14 days. TAC examination used the DPPH method and MDA
levels using the TBARS method were measured before and after the
intervention.
7
Conclusion: Consumption of red dragon fruit, red guava, or a
combination of red dragon fruit and red guava can reduce
malondialdehyde levels significantly among male adolescent mild
smokers. Whereas the total antioxidant capacity was changed
but not significant.
Contoh abstrak 2;
Abstrak
Sel darah merah merupakan komponen esensial pada tubuh manusia yang
pada keadaan normal selalu berbentuk bikonkaf, tak berinti dan berfungsi
sebagai pembawa oksigen. Normal tidaknya sel darah merah dapat dilihat
dari morfologi sel dalam proses analisis darah untuk pendeteksian
penyakit. Salah satu Penyakit yang ditandai dengan perubahan morfologi
adalah anemia defisiensi besi yaitu anemia yang tergolong sebagai
anemia mikrositik. Proses deteksi manual anemia defisiensi besi dengan
memeriksa gambaran darah tepi menggunakan mikroskop di laboraturium
dapat memakan waktu yang cukup lama tanpa ukuran dan batasan yang
riil.
Penelitian ini melakukan segmentasi citra sel darah merah untuk
membantu proses diagnosa anemia defisiensi besi berdasarkan ciri
morfologi bentuk dan ukuran untuk mengatasi kendala tersebut.
Penelitian ini menerapkan metode segmentasi menggunakan
deteksi tepi canny dan operasi morfologi untuk memisahkan sel yang
dikategorikan makrositik untuk diekstraksi cirinya.Ekstraksi ciri
menghasilkan 3 klasifikasi sel darah merah sesuai dengan bentuk dan
ukuran aktual, yaitu sel normal, sel mikrositik dan sel pensil. Proses
deteksi untuk membantu proses diagnosa ditentukan dari perbandingan
8
jumlah sel hasil ekstraksi ciri dengan algoritma penentuan IF dan operator
AND.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa segmentasi berdasar
morfologi dapat diterapkan untuk melakukan deteksi anemia defisiensi
besi dengan ekstraksi ciri sel. Ciri sel yang diekstraksi yaitu sel normal,
sel mikrositik dan sel pensil. Hal ini dibuktikan dengan keberhasilan hasil
penelitian untuk penentuan penyakit yang mencapai 87,5% untuk nilai
sensitivity, 85,71% untuk nilai specificity dan sebesar 86,58% untuk nilai
accuracy.
Contoh abstrak 3;
ABSTRAK
Selama proses penyimpanan di bank darah, sel darah merah akan
berkurang elastisitasnya, sehingga akan menurunkan kualitas darah dalam
menjalankan fungsinya. Vitamin C dan vitamin E adalah antioksidan
yang dapat menekan stres oksidatif dan radikal bebas.Tujuan dari
penelitian ini untuk membuktikan pengaruh pemberian vitamin C dan
vitamin E dalam mempertahankan elastisitas sel darah dalam darah donor
yang disimpan di UTD (Unit Tranfusi Darah) dan BDRS (Bank Darah
Rumah Sakit). Penelitian dilakukan dengan membuat 4 perlakuan darah
donor sebagai berikut: (1) kontrol, (2) perlakuan dengan pemberian
vitamin C (10.8 mmol/L), (3) perlakuan dengan pemberian vitamin E
(21,34 mg/L), serta (4) perlakuan dengan pemberian kombinasi vitamin C
9
(10.8 mmol/L) dan E (21,34 mg/L). Pengamatan dilakukan pada hari
pertama minggu ke 1,2,3 dan 4, penyimpanan darah donor baik pada
kelompok perlakuan maupun kontrol. Masing-masing sampel diukur
jumlah sel darah merah serta kadar hemolisisnya sebelum dan sesudah
sampel dilewatkan pada alat filtrasi. Preparat apus darah dan pengamatan
mikroskop dibuat pada saat sebelum dan sesudah filtrasi pada minggu ke-
1 dan ke-4. Analisis data dilakukan secara deskriptif.Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pemberian vitamin C dan E sebagai antioksidan
memberikan perlindungan untuk mempertahankan elastisitas sel darah
merah selama penyimpanan darah donor. Pemberian kombinasi vitamin C
dan E menunjukkan hasil yang lebih baik dari pada hanya pemberian
vitamin C atau E saja. Proteksi vitamin C terhadap elastisitas sel darah
merah lebih baik dibandingkan vitamin E.
ABSTRACT
During the storage process in a blood bank, red blood cells will decrease
in elasticity, so that it will reduce the quality of the blood in carrying out
its function. The purpose of this study was to prove the effectiveness of
vitamin C and vitamin E in maintaining the elasticity of blood cells in
donor blood stored in the Blood Transfusion Unit and the Hospital Blood
Bank. The study was conducted by making 4 treatments of donor blood
as follows: (1) control, (2) treatment with vitamin C (10.8 mmol / L), (3)
treatment with vitamin E (21.34 mg / L), and (4) treatment with a
combination of vitamin C (10.8 mmol / L) and E (21.34 mg / L).
Observations were made on the first day of week 1,2,3 and 4. Storage of
donor blood in both the treatment and control groups. The number of red
blood cells and their hemolysis levels was measured in each sample
before and after the sample was passed through a filtration device. Blood
smear and microscopic appearance were made for each sample in week 1
and week 4, before and after filtration. Data analysis was carried out
descriptively. The results showed that vitamin C and vitamin E could
maintained the elasticity of red blood cells during the storage of donor
blood. The combination of vitamin C and E showed better results than
vitamin C or vitamin E alone. Vitamin C protection against the elasticity
of red blood cells was better than vitamin E.
10
SEL DARAH MERAH SELAMA PENYIMPANAN DARAH DONOR.
Program studi Teknologi Bank Darah Universitas Jendral achmad Yani)
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
12
DAFTAR PUSTAKA
13