Anda di halaman 1dari 17

BAHASA INDONESIA

KONVENSI NASKAH ILMIAH

PENGERTIAN KONVENSI NASKAH


Jika kita berbicara mengenai konvensi naskah, maka kita harus memahami terlebih dahulu
pengertian dari konvensi dan naskah. Konvensi adalah suatu (seperti amalan, tingkah laku,
ciri-ciri, aturan, pedoman, norma, panduan) yang sudah disepakati dengan meluasnya dan
dipatuhi. Naskah adalah suatu teks yang berisi aturan, alur cerita di dalam suatu dialog.
Maka yang dimaksud dengan konvensi naskah adalah penulisan naskah karangan ilmiah yang
berdasarkan kebiasaan, aturan yang sudah lazim, dan sudah disepakati.Konvensi penulisan
naskah yang sudah lazim mencangkup aturan pengetikan, pengorganisasian materi utama,
pengorganisasian materi pelengkap, bahasa, dan kelengkapan penulisan lainnya.
Persyaratan formal menyangkut bagian-bagian pelengkap dan kebiasaan-kebiasaan
(konvensi) yang harus diikuti dalam penulisan. Dari persyaratan formal ini, dapat dibedakan
lagi karya yang dilakukan secara formal, semi formal, dan informal.
A. Naskah Formal
Naskah formal adalah suatu naskah yang memenuhi semua persyaratan yang dituntut.
Persyaratan formal (bentuk lahiriah) yang harus dipenuhi sebuah karya menyangkut tiga
bagian utama, yaitu:
Bagian pelengkap pendahuluan
a. Isi karangan
b. Bagian pelengkap penutup
c. Bagian Pelengkap Pendahuluan
Bagian pelengkap pendahuluan atau disebut juga halaman-halaman pendahuluan sama sekali
tidak menyangkut isi karangan. Tetapi bagian ini harus disiapkan sebagai bahan informasi
bagi para pembaca dan sekaligus berfungsi menampilkan karangan itu dalam bentuk yang
kelihatan lebih menarik. Bagian pelengkap pendahuluan terdiri dari :
a. Judul Pendahuluan (Judul Sampul)
b. Halaman Judul
c. Halaman Persembahan (kalau ada)
d. Halaman Pengesahan (kalau ada)
e. Kata Pengantar
f. Daftar Isi
g. Daftar Gambar (kalau ada)
h. Daftar Tabel (kalau ada)
Bagian Isi Karangan
Bagian isi karangan sebenarnya merupakan inti dari karangan atau buku; atau secara singkat
dapat dikatakan karangan atau buku itu sendiri. Bagian isi karangan terdiri dari :
a. Pendahuluan
b. Tubuh Karangan
c. Kesimpulan
Bagian Pelengkap Penutup
Bagian pelengkap penutup juga merupakan syarat-syarat formal bagi suatu karangan ilmiah.
Bagian pelengkap penutup terdiri dari :
a. Daftar Pustaka (Bibliografi)
b. Lampiran (Apendix)
c. Indeks
d. Riwayat Hidup Penulis
Contoh Naskah Formal:
Laporan hasil praktek kerja lapangan
B. Naskah Semi-Formal
Naskah semi-formal adalah naskah yang tidak memenuhi semua persyaratan yang dituntut
oleh konvensi.
Contoh naskah semi formal:
Makalah hasil penelitian
C. Naskah Non Formal
Naskah informal yaitu naskah yang tidak memenuhi semua syarat yang dituntut oleh
konvensi.
Contoh naskah non formal:
Naskah kemerdekaan
D. Perbedaan Naskah Formal, Naskah Semi-Formal, Naskah Non Formal
Selain naskah formal, terdapat juga naskah semi-formal dan non formal. Perbedaan ketiga
jenis naskah tersebut terdapat pada sub babnya. Naskah formal yaitu suatu karya yang
memenuhi syarat lahiriah yang dituntut oleh konvensi, sedangkan naskah semi-formal yaitu
suatu karya yang tidak memenuhi semua persyaratan lahirian yang dituntut konvensi. Dan
naskah non-formal yaitu bila bentuk sebuah karya atau karangan tidak memenuhi persyaratan
formalnya. Jadi kesimpulannya sub-sub bab yang terdapat pada naskah formal ada tang tidak
dipakai atau tidak digunakan oleh naskah semi-formal dan non-formal.
Tata cara penulisan naskah yaitu:
1. Judul ditulis dengan huruf capital.
2. Nama penulis (tanpa gelar) ditulis dua spasi dibawah judul dengan jenis huruf Arial 10 pt
cetak tebal dan Aligment Center.
3. Alamat institusi penulisan ditulis 1 spasi dibawah nama penulisan dengan jenis huruf Arial
8 pt cetak regular dan Aligment Center.
4. Abstrak ditulis dalam Bahasa Inggris dan Indonesia dengan huruf Arial 9 pt 1 spasi cetak
regular dan Aligment Justify.
5. Kata kunci ditulis 1,5 spasi setelah abstrak memuat kata-kata penting yang menjadi kata-
kata kunci didalam naskah (antara 3-5 kata kunci).
6. Sistematika naskah (tanpa lampiran) terdiri dari ABSTRAK, PENDAHULUAN, BAGIAN
INTI (untuk naskah konseptual berisi kajian pustaka dan uraian analisis, sedangkan untuk
naskah hasil penelitian berisi kajian pustaka, hasil dan pembahasan), dan PENUTUP (berisi
kesimpulan dan saran atau bisa ditambahkan rekomendasi), serta DAFTAR PUSTAKA.
Naskah ditulis dengan huruf Arial 10 pt, spasi 1,5 cetak regular dan Aligment Justify.
7. Gambar, persamaan dan table diberi judul atau keterangan dan nomor urut yang
berketentuan.
8. Penulisan daftar pustaka diurutkan secara Alpabetis dengan jenis huruf Arial 10 pt.
9. Ukuran kertas A4 (210×297) mm dengan batas tepi (margin) atas 2,5 cm, batas tepi bawah
3,5 cm dan batas tepi kanan dan kiri masing-masing 2,5 cm, lebar header 0 cm dan footer 2
cm.
10. Setting halaman adalah dua kolom dengan jarak antar kolom 0,8 cm dan lebar kolom 7,6
cm.
11. Setiap alenia baru ditulis dengan mengosongkan selembar 1,25 cm dari pias depan.
Halaman Judul Pendahuluan
Halaman judul pendahulaun tidak mengandung apa-apa kecuali mencantumkan judul
karangan atau judul buku. Judul karangan atau judul buku ditulis dengan huruf capital.
Biasanya terletak di tengah halaman hanya saja berada di posisi sedikit ke atas.
Dalam pembuatan sebuah makalah atau skripsi, halaman judul mencantumkan nama
karangan, penjelasan adanya tugas, nama pengarang (penyusun), kelengkapan identitas
pengarang (nomor induk / registrasi, kelas, nomor absen), nama unit studi, nama lembaga
(jurusan, fakultas, universitas), nama kota, dan tahun penulisan.
Untuk memberikan daya tarik pembaca, penyusunan judul perlu memperhatikan unsur-unsur
sebagai berikut:
– Judul menggambarkan keseluruhan isi karangan.
– Judul harus menarik pembaca baik makna maupun penulisannya.
– Sampul: nama karangan, penulis, dan penerbit.
– Halaman judul: nama karangan, penjelasan adanya tugas, penulis, kelengkapan identitas
pengarang, nama unit studi, nama lembaga, nama kota, dan tahun penulisan (dalam
pembuatan makalah atau skripsi).
– Seluruh frasa ditulis pada posisi tengah secara simetri (untuk karangan formal), atau model
lurus pada margin kiri (untuk karangan yang tidak terlalu formal).
Halaman Pengesahan
Halaman pengesahan digunakan sebagai pembuktian bahwa karya ilmiah yang telah ditanda-
tangani oleh pembimbing, pembaca/penguji, dan ketua jurusan telah memenuhi persyaratan
administratif sebagai karya ilmiah. Halaman pengesahan biasanya digunakan untuk penulisan
skripsi, tesis, dan disertasi, sedangkan makalah ilmiah, dan karangan lainnya (baik non-fiksi
maupun fiksi) tidak mengharuskan adanya halaman pengesahan. Penyusunan pengesahan
ditulis dengan memperhatikan persyaratan formal urutan dan tata letak unsur-unsur yang
harus tertulis di dalamnya.
Judul skripsi seluruhnya ditulis dengan huruf kapital pada posisi tengah antara margin kiri
dan kanan. Nama lengkap termasuk gelar akademis pembimbing materi/teknis,
pembaca/penguji, dan ketua program jurusan ditulis secara benar dan disusun secara simetri
kiri-kanan dan atas-bawah. Skripsi diajukan kepada sidang penguji akademis setelah disetujui
oleh pembimbing dan pembaca/penguji. Penulis skripsi dinyatakan lulus jika skripsinya telah
diuji di hadapan sidang terbuka/tertutup dan telah ditanda-tangani oleh semua nama yang
tercantum dalam halaman pengesahan. Nama kota dan tanggal pengesahan ditulis di atas kata
ketua jurusan.
Hal-hal yang harus dihindarkan:
1. Menggaris-bawahi nama dan kata-kata lainnya.
2. Menggunakan titik atau koma pada akhir nama.
3. Tulisan melampaui garis tepi.
4. Menulis nama tidak lengkap.
5. Menggunakan huruf yang tidak standar.
6. Tidak mencantumkan gelar akademis.
Kata Pengantar
Kata pengantar fungsinya sama dengan sebuah surat pengantar. Kata pengantar adalah bagian
karangan yang berisi penjelasan mengapa menulis sebuah karangan. Setiap karangan ilmiah,
seperti: buku, skripsi, tesis, disertasi, makalah, atau laporan formal ilmiah harus
menggunakan kata pengantar. Di dalamnya disajikan informasi sebagai berikut :
1. Ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Penjelasan adanya tugas penulisan karya ilmiah (untuk skripsi, tesis, disertasi, atau laporan
formal ilmiah).
3. Penjelasan pelaksanaan penulisan karya ilmiah (untuk skripsi, tesis, disertasi, atau laporan
formal ilmiah).
4. Penjelasan adanya bantuan, bimbingan, dan arahan dari seseorang, sekolompok orang, atau
organisasi/lembaga.
5. Ucapan terima kasih kepada seseorang, sekolompok orang, atau organisasi/lembaga yang
membantu.
6. Penyebutan nama kota, tanggal, bulan, tahun, dan nama lengkap penulis, tanpa dibubuhi
tanda-tangan.
7. Harapan penulis atas karangan tersebut.
8. Manfaat bagi pembaca serta kesediaan menerima kritik dan saran.
Kata pengantar merupakan bagian dari keseluruhan karya ilmiah. Sifatnya formal dan ilmiah.
Oleh karena itu, kata pengantar harus ditulis dengan Bahasa Indonesia yang baku, baik, dan
benar. Isi kata pengantar tidak menyajikan isi karangan, atau hal-hal lain yang tertulis dalam
pendahuluan, tubuh karangan, dan kesimpulan. Sebaliknya, apa yang sudah tertulis dalam
kata pengantar tidak ditulis ulang dalam isi karangan.
Hal-hal yang harus dihindarkan:
1. Menguraikan isi karangan
2. Mengungkapkan perasaan berlebihan.
3. Menyalahi kaidah bahasa.
4. Menunjukkan sikap kurang percaya diri.
5. Kurang meyakinkan.
6. Kata pengantar terlalu panjang.
7. Menulis kata pengantar semacam sambutan.
8. Kesalahan bahasa: ejaan, kalimat, paragraf, diksi, dan tanda baca tidak efektif.
Daftar Isi
Daftar isi adalah bagian pelengkap pendahuluan yang memuat garis besar isi karangan ilmiah
secara lengkap dan menyeluruh, dari judul sampai dengan riwayat hidup penulis sebagaimana
lazimnya sebuah konvensi naskah karangan. Daftar isi berfungsi untuk merujuk nomor
halaman judul bab, sub-bab, dan unsur- unsur pelengkap dari sebuah buku yang
bersangkutan.
Daftar isi disusun secara konsisten baik penomoran, penulisan, maupun tata letak judul bab
dan judul sub-sub bab. Konsistensi ini dipengaruhi oleh bentuk yang digunakan.
Daftar Gambar
Bila dalam buku itu terdapat gambar-gambar, maka setiap gambar yang tercantum dalam
karangan harus tertulis didalam daftar gambar. Daftar gambar menginformasikan: judul
gambar, dan nomor halaman.

Daftar Tabel
Bila dalam buku itu terdapat tabel-tabel, maka setiap tabel yang tertulis dalam karangan harus
tercantum dalam daftar tabel. Daftar tabel ini menginformasikan: nama tabel dan nomor
halaman.

KUTIPAN TIDAK LANGSUNG

Kutipan tidak langsung adalah pemakaian kutipan yang dilakukan penulis dengan cara
mengambil pikiran atau ide atau gagasan atau pendapat orang lain, kemudian menyampaikan
dalam karya penulis tersebut dengan kalimatnya sendiri sesuai dengan pemahamannya.
Dengan kata lain penulis tidak menulisnya sama persis dengan tulisan atau paragraf atau
kalimat yang dikutip. Penulis merangkum dan merangkai kalimat didasarkan dari artikel atau
sumber lainnya.

Ciri – ciri kutipan tidak langsung :

• mengalami perubahan kalimat pada teks yang dikutip


• tidak ada perubahan ide pikiran dari pendapat orang yang dikutip
• disampaikan sesuai pemahaman penulis terhadap teori yang dikutip
• diakhiri dengan nomer kutipan tanpa tanda petik dua.

Contoh kutipan tidak langsung :

Pernyataan dalam buku yang berjudul The ROI of human capital, Fitz-ecz menyatakan bahwa
dalam akuntansi human capital yang diperhitungkan oleh bisnis meliputi 4 perspektif yaitu
produktivitas, promotabilitas, transferabilitas dan retainabilitasnya.1 (angka 1 kecil diakhir
atas kalimat sebagai angka kutipan yang akan disebutkan sumber kutipannya oleh penulis di
bagian footnote)

KUTIPAN LANGSUNG

Kutipan langsung adalah pemakaian kutipan yang dilakukan penulis dengan cara menulis
kembali pikiran atau pendapat atau ide atau gagasan orang lain sama persis dengan aslinya.
Dengan kata lain, penulis secara langsung memakai teknik copy kemudian paste tanpa
adanya pengubahan dari kalimat aslinya.

Prinsip dasar
Mengutip sumber bacaan secara langsung dilakukan sama presis seperti yang dituliskan yang
ada dalam sumber, tidak menambah maupun mengurangi. Jika kata, kalimat, atau paragraf
tidak dicetak miring atau pun dicetak tebal, pengutip tidak boleh mencetak miring atau cetak
tebal ketika ia mengutip.

Penghilangan sebagian pernyataan yang dikutip


Apabila sebagian dari pernyataan yang dikutip tidak ditulis maka pergunakanlah titik tiga
sebagai pengganti naskah yang dihilangkan tersebut.
(a) Penghilangan sebagian pergunakan tiga titik (…).
Contoh:

Perhatikan, misalnya, pendapat Pollard3 mengenai ide kemajuan Barat:

The idea of progress is, in this modern age, one of the most important ideas by which men
love, not least because most hold it unconsciously and therefore unquestioningly. It has been
called modern religion, or the the modern substitute for religion . . .

(b) Penghilangan satu baris atau lebih


Apabila naskah yang dikutip dihilangkan satu baris atau lebih maka menggunakan titik satu
baris penuh.

Contoh:

Menurut Ciolcman5 clalam bukunya yang berjudul Social intelligence: The new science of
human relationship otak manusia telah dideisain untuk kebaikan. Dalam kaitan ini ia
menyatakan bahwa

Our brain has been preset for kindness. We automatically go to the aids of a child who is
screaming in terror; we automatically want to huh a smilling baby. Such emotional impulses
are “prepotent”, they elicit reactions in us that are unpremendilated and inxlanlancous.

(c) Penyisipan
Jika penulis ingin menambahkan informasi mengenai naskah yang dikutip dan disisipkan
dalam kutipannya, informasi tersebut di letakkan dalam tanda kurung kurawal [ ].

Contoh :

Dalam survai perusahaan idaman 2007 yang dilakukan oleh majalah Warta ekonomi8 lima
besar perusahaan favorit tempat bekerja “… masih sama dengan dua tahun yang lalu: FT.
Astra International Tbk. [perusahaan otomotif, menduduki peringkat pertama]. Peringkat
berikutnya ditempati PT. Unilever Indonesia Tbk., PT. Pertamina, PT. Telkomsel, PT Bank
Mandiri Tbk.”

Ciri – ciri kutipan langsung :

• tidak mengalami perubahan terhadap teks yang dikutip.


• memakai titik tiga berspasi [. . .] apabila ada bagian kata – kata dari kutipan yang
dihilangkan.
• Memakai tanda [sic!], apabila terdapat kesalahan dalam teks aslinya. Contoh: … hal itu
memiliki makan [sic!]yang ambigu.
• Membubuhkan sumber kutipan dengan menggunakan sistem APA, MLA, maupun sistem
yang berlaku lainnya.

Kutipan langsung dibedakan menjadi dua, yaitu Kutipan Langsung Panjang dan Kutipan
Langsung Pendek. Berikut penjelasannya:

2.1. Kutipan Langsung Panjang


Nama lain Jenis kutipan ini yaitu block quote.

Syarat:

1. APA Style, Kepanjangan dari American Psychological Association), apabila panjang kalimat
yang penulis kutip melebihi 40 kata.
2. MLA Style, kepanjangan dari Modern Language Asociation, apabila panjang kalimat yang
penulis kutip melebihi 4 baris.

Jika penulis mengutip sumber bacaan berjumlah 4 baris atau lebih, teks yang dikutip tersebut
diketik pada alenia baru.

Ciri – ciri kutipan langsung panjang :

• dipisahkan dari teks dengan spasi (jarak antarbaris) lebih dari teks,
• diberi jarak rapat antar baris dalam kutipan,
• boleh diapit tanda kutip, boleh juga tidak.

Contoh :

Golcman2 dalam karyanya yang berjudul The new leader; Transforming the art of leadership
into the science of results yang mengutip pendapat Kolb menyatakan bahwa belajar dapat
melalui cara – cara berikut:

1. Concrete experience: Having an experience that allows them to see and feel wat it is like
2. Reflection: Thinking about their own and others’ experiences
3. Mode building: Coming up with a theory that makes sense of what they observe
4. Trial and error learning: Trying something out by actively experimenting with a new
approach.

Kutipan di atas dapat dibuat catatan kaki sebagai berikut :

2
Daniel Goleman; Richard Ooyntzis & Annie McKee. 2002. The new leaders: Transforming
the art of leadership into the science of results. London: Little, Brown, hlm. 143.

2.2. Kutipan langsung pendek


Jika penulis mengutip sumber bacaan berjumlah kurang dari 4 baris, teks yang ia kutip
dimasukkan menjadi bagian dalam tulisannya dan sebagai kelanjutan tubuh tulisan (bukan
paragraf baru) dengan mempergunakan tanda kulipan berupa koma dua di bagian atas dan
koma dua di bagian atas kalimat yang dikutip. Kutipan langsung pendek ini ditulis menjadi
satu dalam sebuah paragraf karya tulis. Tanda petik tersebut memisahkan antara kalimat
kutipan dengan kalimat penulis. Sumber kutipan ditulis dekat dengan kalimat kutipan.

Ciri – ciri kutipan langsung pendek

• terintegrasi langsung dengan teks


• berjarak antar baris yang sama dengan teks
• diapit dengan tanda kutip
• tidak lebih dari empat baris

Contoh kutipan langsung pendek :

• Hubungan antara organisasi dengan manusia yang menciptakannya sangat erat, hal ini
sesuang dengan pengertian organisasi, “Organisasi merupakan respons terhadap dan alat
penciptaan nilai untuk memuaskan kebuluhan manusia.” (Wirawan, 2007)
• Ekarasi (Ekarasi, 2015 : 132) menyatakan bahwa “mental seseorang akan tertekan ketika
tuntutan semakin besar namun ia tidak sanggup mengejar tuntutan tersebut.”

Tujuan penulisan sumber kutipan

1. menghindari penjiplakan (plagiarism)


Salah satu kegunaan kutipan adalah untuk memperkuat atau mendukung tulisan ilmiah.
Maka, penulis wajib mencantumkan sumber kutipan yang ia pakai di akhir kalimat kutipan
atau sebelum kalimat kutipan. Dengan melakukan hal ini, penulis terhidar dari masalah
terkait dengan pengambilan hak cipta karya tulis orang lain tanpa ijin.

2. Menghargai karya penulis sebelumnya

Ketika penulis menuliskan sumber kutipan, berarti penulis tersebut menghargai orang yang
memiliki ide tersebut. Di samping itu, juga sebagai pengakuan bahwa tulisan pada bagian
tersebut meupakan dari ide, pendapat, dan analisa orang lain.

3. Membantu pembaca dalam mengenai sumber kutipan

Salah satu tujuan dari penulisan sumber kutipan adalah membantu pembaca untuk mendalami
lebih lanjut mengenai kutipan tersebut. Kadang – kadang pembaca juga tertarik untuk
membaca lebih kutipan.

4. membuktikan kebenaran dari pernyataan yang dinyatakan oleh penulis

Penulis menggunakan kutipan untuk mendukung ide yang ia miliki. Semakin banyak
pendapat atau argumen atau teori atau penelitian yang berkaitan dengan tulisannya, semakin
valid pula karya ilmiahnya tersebut.

CATATAN KAKI

Catatan kaki adalah keterangan yang ditambahkan di bagian bawah halaman. Catatan kaki
biasanya dicetak dengan huruf yang lebih kecil daripada huruf di teks guna menambahkan
rujukan uraian di dalam naskah pokok. Catatan kaki ini menjelaskan sumber asalnya sebuah
kutipan, baik kutipan langsung atau tidak langsung. Selain menjelaskan asal kutipan, catatan
kaki juga sering digunakan untuk menjelaskan teks atau istilah khusus yang perlu penjelasan
lebih panjang. Setiap teks yang akan dijelaskan dalam catatan kaki akan ditandai dengan
nomor. Nomor tersebut akan terkait langsung dengan keterangan yang ada di catatan kaki.
Dengan adanya nomor dalam catatan kaki ini, maka teks-teks yang diberi catatan tidak akan
tertukar dengan catatan untu teks lainnya.
Tujuan Penulisan Catatan Kaki

Tujuan penulisan catatan kakiadalah untuk menyusun pembuktian (sumber tulisan),


menyatakan utang budi (kepada pengarang yang dikutip pendapatnya), menyampaikan
keterangan tambahan, memperkuat uraian (intisasi, keterangan insidental materi penjelas
yang kurang penting, perbaikan, dan pandangan yang bertentangan), dan merujuk bagian lain
teks (uraian pada halaman lain, sebelum atau sesudahnya).

Teknik Penulisan Catatan Kaki

Berikut ini teknik pembuatan catatan kaki:

▪ Catatan kaki tidak boleh melebihi 3 cm dari margin bawah.


▪ Catatan kaki dibuat sesudah baris terakhir teks, dalam jarak 3 spasi dibuat garis mulai
dari margin kiri sepanjang 15 ketikan huruf pika atau 18 ketikan huruf elite.
▪ Catatan kaki dua spasi di bawah garis terakhir teks. Teks catatan kaki ditulis setengah
spasi ke bawah setelah nomor penunjuk (setengah spasi ke bawah) dari nomor
penunjuk.
▪ Jarak antarbaris dalam catatan kaki menggunakan spasi rapat, sedangkan jarak
antarcatatan kaki (jika lebih dari satu catatan) menggunakan dua spasi.
▪ Setiap baris catatan kaki selalu dimulai dari margin kiri atau sejajar.

Ada tujuh teknis penulisan catatan kaki yang perlu diingat.

1. Nama pengarang tidak dibalik


2. Judul buku dicetak miring (jika diketik dengan komputer) atau digaris bawah (jika
tidak dengan komputer). Selain buku (artikel di majalah, Koran, atau jurnal), judul
sumber ditempatkan dalam tanda petik dua (“…”), tidak dicetak miring atau digaris
bawah
3. Kota terbit
4. Nama penerbit
5. Tahun terbit
6. Nomor halaman
7. Semua unsur dihubungkan dengan tanda koma (,), kecuali setelah kota terbit,
dihubungkan dengan tanda titik dua (:).
Contoh Catatan Kaki

Contoh catatan kaki berikut ini akan kami bagi sesuai dengan sumber referensi yang
digunakan dalam penulisan suatu halaman. Hal ini penting diperhatikan, karena masing-
masing sumber memiliki teknik penulisan yang berbeda ketika dimasukkan ke dalam catatan
kaki. Berikut ini contohnya:

Contoh Catatan Kaki 1 s/d 3 Pengarang

Catatan kaki jika referensinya pada buku karangan yang ditulis oleh satu hingga tiga
pengarang, yaitu:

▪ Chairil Anwar, Aku Ini Binatang Jalang, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,
1991), hlm 4.
▪ Sumi Winarsih, Ridha Yulfika, Bagus Wicaksono, Belajar Bahasa
Indonesia, (Bandung: Acarya, 2005), hlm. 32.

Contoh Catatan Kaki 4 atau lebih Pengarang

Contoh penulisan catatan kaki jika referensinya pada buku karangan menggunakan empat
penulis atau lebih, yaitu:

▪ Mahmud Hidayat, dkk., Bahasa dan Sastra Indonesia, (Klaten: Citra Aji Parama,
2004), hlm. 45.

Contoh Catatan Kaki jika Sumber berasal dari Majalah/Surat Kabar

Referensi yang berasal dari majalah atau surat kabar, maka penulisan catatan kakinya
berbentuk:

▪ Dinda Mutiara, “Bahasa Jawa di Ambang Kepunahan?”, Kompas, 3 Mei, 1990, hlm.
5.
▪ Fajar Samudra, “SMA II, Sekolah yang Kuyup Budaya Jawa,” Majalah Pelajar MOP,
Juni, 2005, hlm. 22.

Contoh Catatan Kaki jika Sumbernya dari Buku Terjemahan

Jika sumbernya dari buku terjemahan, maka cara penulisan catatan kakinya adalah sebagai
berikut:

▪ Multatuli, Max Havelar, atau Lelang Kopi Persekutuan Dagang Belanda, terj. H. B.
Jassin, (Jakarta: Jambatan, 1972), hlm 54.
Contoh Catatan Kaki jika Sumbernya dari Artikel

Jika referensinya berupa artikel dalam antologi ataupun ensiklopedi, maka bentuk penulisan
catatan kakinya, yaitu:

▪ Melani Budianta, “Bercermin pada Kaki Langit: Kreativitas dan Pendidikan Sastra
Pelajar Indonesia”, Kaki Langit Sastra Pelajar, ed. Jamal D. Rahman, (Jakarta:
Majalah Sastra Horizon dan Kaki langit, 2002), hlm. 282.
▪ “India”, Ensiklopedi Indonesia, (Jakarta: Ikhtisar Baru-Van Hoeve, 1982), hlm.
1402-1407.

DAFTAR PUSTAKA

Daftar Pustaka menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah daftar yang
mencantumkan judul buku, nama pengarang, penerbit dsb yang ditempatkan pada bagian
akhir suatu karangan atau buku dan disusun berdasarkan abjad. Daftar sendiri didefinisikan
sebagai catatan sejumlah nama atau hal yang disusun berderet dari atas ke bawah.

Cara Membuat Daftar Pustaka


• Penulisan daftar pustaka dalam pengambilan data dari internet :
pertama; tulis nama,
kedua; tulis (tahun buku atau tulisan dibuat dalam tanda kurung) setelah itu beri (tanda
titik), ketiga; tulis judul buku/tulisannya lalu beri (tanda titik) lagi,
keempat; tulis alamat websitenya gunakan kata (from) untuk awal judul web dll setelah itu
beri tanda koma,
kelima; tulis tanggal pengambilan data tersebut ok.
• Penulisan daftar pustaka dalam pengambilan data dari buku :
pertama; penulisan nama untuk awal menggunakan huruf besar terlebih dahulu setelah nama
belakang ditulis beri (tanda koma), dimulai dari nama belakang lalu beri (tanda koma) dan
dilanjutkan dengan nama depan,
kedua; tahun pembuatan atau penerbitan buku,
ketiga; judul bukunya ingat ditulis dengan mengunakan huruf miring setelah judul gunakan
(tanda titik),
keempat; tempat diterbitkannya setelah tempat penerbitan gunakan (tanda titik dua), dan
kelima; penerbit buku tersebut diakhiri dengan (tanda titik).
• Penulisan daftar pustaka yang lebih dari satu/dua orang penulis dalam buku yang sama
:
Pertama; tulis nama belakang dari penulis yang pertama setelah nama belakang beri (tanda
koma) lalu tulis nama depan jika nama depan berupa singkatan tulis saja singkatan itu setelah
nama pertama selesai beri (tanda titik) lalu beri (tanda koma) untuk nama kedua / ketiga
ditulis sama seperti nama sali alis tidak ada perubahan, yang berubah penulisannya hanya
orang pertama sedangkan orang kedua dan ketiga tetap. Setelah penulisan nama kedua
selesai, nah jika tiga penulis gunakan tanda dan (&) pada nama terakhir begitupula jika
penulisnya hanya dua orang saja, setelah penulisan nama selesai,
Kedua; tahun pembuatan atau cetakan buku tersebut dengan diawali [tanda kurung buka dan
kurung tutup/ ( )] setelah itu beri (tanda titik).
Ketiga; judul buku atau karangan setelah itu beri (tanda koma) dan ditulis dengan huruf
miring ok.
keempat; yaitu penulisan tempat penerbitan/cetakan setelah itu beri (tanda titik dua : )
dan terakhir kelima; nama perusahaan penerbit buku atau tulisan tersebut dan diakhiri (tanda
titik) ok. Untuk gelar akademik tidak ditulis dalam penulisan daftar pustaka.
Contoh Daftar Pustaka
Contoh Daftar Pustaka dalam pengambilan data dari internet :

Raharjo, Budi. 2000. Implikasi Teknologi Informasi dan Internet Terhadap Pendidikan, Bisnis,
dan Pemerintahan: Siapkah Indonesia?. Diambil dari: www.budi.insan.co.id/articles/riau-it.doc.
(30 September 2005)

Contoh daftar pustaka dalam pengambilan data dari buku :

Peranginangin, Kasiman (2006). Aplikasi Web dengan PHP dan MySql. Yogyakarta: Penerbit
Andi Offset.
• Soekirno, Harimurti ( 2005). Cara Mudah Menginstall Web Server Berbasis Windows
Server 2003. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Contoh daftar pustaka yang lebih dari satu/dua orang penulis dalam buku yang sama :

• Suteja, B.R., Sarapung, J.A, & Handaya, W.B.T. (2008). Memasuki Dunia E-Learning,
Bandung: Penerbit Informatika.
• Whitten, J.L.,Bentley, L.D., Dittman, K.C. (2004). Systems Analysis and Design
Methods. Indianapolis: McGraw-Hill Education.
a.Satu pengarang
Abdurrahman. 2001. Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.
Budiono, Tri. 2000. Teori Pertumbuhan Ekonomi. Yogyakarta: Bagian Penerbitan
Manajemen Informatika UGM.
Effendi, Onong Uchjana. 2001. Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi. Bandung: Citra
Aditya Bakti.
The Liang Gie. 2002. Administrasi Perkantoran Modern. Yogyakarta:Liberty.

b. Dua Pengarang
Nasoetion, A.H., dan Ahmad Barizi. 2000. Metode Statistika. Jakarta: PT. Gramedia.

c. Tiga Pengarang
Sukanto, Rudi, Budi Mulya dan Rangga Sela. 1999. Business Forcasting. Yogyakarta:
Bagian Penerbitan Manajemen Informatika UGM.

d. Pengarang Sama
Afrianto, D. 1999. Pedoman Penulisan HTML. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
Afrianto, D. 2000. Belajar Delphi dalam 25 Jurus. Jakarta: PT. Elex Media
Komputindo.

e. Tanpa Pengarang
Depdiknas. 1999. Petunjuk Pelaksanaan dan Implementasi Beasiswa dan Dana
Bantuan Operasional. Jakarta: Depdiknas.Divisi SDM. 2005. Company Profile.
Jakarta: Citra Van Titipan Kilat

Penulisan daftar pustka yang diambil dari majalah, jurnal, atau surat kabar

Budiharto, Widodo. 2004. Beralih ke Oracle 10g. Jakarta: Majalah Bisnis Komputer, No. 6 Thn.
04. (20 Juni-20 Juli 2004)

Granger, C.W.J. 1986. Developments in the study of Co-integrated Economic Variables. Oxford
Bulletin of Economics and Statistics. Vol. 48:215-226.

Insukindro dan Aliman. 1999. Pemilihan dan Fungsi Empirik: Studi Kasus Perminatan Uang
Kartal Riil di Indonesia. Jakarta: Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia. Vol. 14,No. 4:49-61.
Purbo, Onno. 2005. Wireless RTRWNet dengan Wajan Bolik, VOIP. Jakarta:Media Indonesia.
(25 Maret 2005)

Anda mungkin juga menyukai