Bahasa Indonesia
03
FEB, BAHASA, Semua Program 190001007 Tim Dosen
TEKNIK, DAN DKV Studi
Abstract Kompetensi
Pada pertemuan ke-3 Mata Kuliah Mahasiswa memahami dan dapat
Bahasa Indonesia, dijelaskan ihwal mengidentifikasi bagian-bagian
konvensi naskah dan sistematika dalam sebuah karya ilmiah mulai
karya tulis ilmiah dari abstrak, latar belakang masalah,
tujuan penelitian, metode, hasil dan
pembahasan, simpulan.
Konvensi Naskah
Dalam pembuatan naskah yang baik tergantung dari kerangka karangan yang telah
digarap sebelumnya, beserta perincian-perinciannya yang telah dilakukan kemudian.
Perincian dari kerangka karangan akan menghasilkan suatu bab-bab dan sub-sub bab. Dari
bab-bab dan sub-sub bab ini akan menghasilkan pokok-pokok pikiran atau gagasan utama
dalam sebuah paragraf atau alinea. Dalam pembuatan naskah yang baik juga kita harus
memperhatikan struktur kalimat dan pilihan kata (diksi) yang dibuat sedemikian rupa,
sehingga apa yang kita tulis itu jelas, teratur dan menarik. Namun, ada hal yang lebih
penting dari semua hal yang telah diuraikan di atas. Sebuah karangan juga menuntut suatu
persyaratan lain yaitu persyaratan formal; bagaimana supaya bentuk atau wajah dari
karangan itu, sehingga kelihatan tampak lebih indah dan menarik. Persyaratan formal ini
meliputi bagian-bagian pelengkap dan kebiasaan-kebiasaan yang harus diikuti dalam dunia
kepenulisan. Semua persyaratan ini secara umum disebut dengan konvensi naskah.
Konvensi naskah adalah penulisan sebuah naskah berdasarkan ketentuan, aturan yang
sudah lazim, dan sudah disepakati.
Dari segi persyaratan formal ini, dapat dibedakan lagi karya yang dilakukan secara
formal, semi-formal, dan non-formal. Yang dimaksud dengan formal adalah bahwa suatu
karya memenuhi semua persyaratan lahiriah yang dituntut oleh konvensi. Sebaliknya, semi-
formal yaitu bila sebuah karangan tidak memenuhi semua persyaratan lahiriah yang dituntut
konvensi. Sedangkan non-formal yaitu bila bentuk sebuah karangan tidak memenuhi syarat-
syarat formalnya.
1) Pengertian Konvensi
Konvensi adalah hukum dasar yang tidak tertulis yangmerupakan aturan-aturan dasar yang
timbul dan terpelihara dalam praktek penyenggaaraan Negara meskipun tidak tertulis.
Konvensi (convention) dapat merujuk pada:
2. Pengertian Naskah
Naskah merupakan salah satu objek kajian filologi, Naskah sendiri memiliki sedikit
perbedaan pengertian, tetapi tidak keluar dari pengertian pokoknya. Berikut dibahas
beberapa pengertian naskah menurut para ahli.
1) Menurut Poerwadarminta naskah adalah karangan tulisan tangan baik yang asli maupun
salinannya.
2) Menurut Djamaris naskah adalah semua peninggalan tertulis nenek moyang pada kertas
lontar, kulit kayu, dan rotan.
3) Menurut Baroroh-Baried naskah adalah semua bahan tulisan tangan dari bahasa latin
codex, jamaknya codies.
4) Menurut Baried naskah adalah tulisan tangan yang menyimpan berbagai ungkapan
pikiran dan perasaan sebagai hasil budaya bangsa masa lampau.
5) Menurut Onions naskah dapan dianggap padanan kata mautranskrip.
6) Dalam KBBI naskah adalah karangan yang masih ditulis dengan tangan.
7) Menurut Lala H.S. naskah adalah karangan yang ditulis tangan; karya tulis dengan
tangan atau diketik yang digunakan sebagai dasar pencetakan naskah itu.
Apabila kita pahami lebih jauh, naskah erat kaitannya dengan artikel karena naskah
merupakan bagian dari artikel. Selanjutnya artikel merupakan bagian dari karya tulis ilmiah.
Dengan demikian, karya tulis ilmiah terdiri dari berbagai naskah yang dimuat dalam artikel
baik hasil penelitian maupun nonpenelitian. Untuk membuat sebuah naskah yang baik,
sebelumnya kita harus membuat kerangka karangan terlebih dahulu. Dalam kerangka
karangan akan terlihat bab-bab, sub-sub bab yang mengandung ide-ide pokok dari suatu
naskah. Setelah itu pengembanganpun akan mudah dilakukan dan naskah yang dihasilkan
sistematis.
Selain hal di atas, dalam pembuatan naskah juga harus memperhatikan struktur
kalimat dan pilihan kata/diksi, agar naskah yangkita tulis itu jelas, teratur dan menarik untuk
di baca. Hal terpenting lainnya adalah naskah harus memenuhi syarat-syarat tertentu seperti
persyaratan formal. Persyaratan formal mensyaratkan naskah supaya bentuk atau wajah
tampak menarik dan indah. Persyaratan formal ini meliputi bagian-bagian pelengkap dan
kebiasaan-kebiasaan yang harus diikuti dalam dunia kepenulisan yang umum disebut
konvensi naskah. Konvensi naskah adalah penulisan sebuah naskah berdasarkan
ketentuan, aturan yang sudah lazim, dan sudah disepakati.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan makalah atau skripsi pada
halaman judul:
Makalah ini Disusun untuk Melengkapi Ujian Akhir Mata Kuliah Bahasa Indonesia Semester
Ganjil Tahun Pelajaran 2020/2021
Atau
3) Nama penulis ditulis dengan huruf kapital, di bawah nama dituliskan Nomor Induk
Mahasiswa (NIM), misalnya:
16708285
4) Logo universitas untuk makalah, skripsi, tesis, dan disertasi; makalah ilmiah tidak
diharuskan menggunakan logo.
5) Data institusi mahasiswa mencantumkan program studi, jurusan, fakultas, unversitas,
nama kota, dan tahun ditulis dengan huruf kapital, misalnya:
JURUSAN MANAJEMEN
UNIVERSITAS WIDYATAMA
BANDUNG
2020
2) Tidak estetik.
6) Kata “NIM/NPM.”
9) Ungkapan emosional.
2. Halaman Persembahan
Bagian ini tidak terlalu penting. Bila penulis ingin memasukan bagian ini, maka hal itu
semata-mata dibuat atas pertimbangan penulis. Persembahan ini jarang melebihi satu
halaman, dan biasanya terdiri dari beberapa kata saja, misalnya:
Skripsi ini kupersembahkan dengan tulus untuk kedua orang tuaku ayahanda Drs. H.
Muhammad Ansori dan Ibunda Dra. Hj. Siti Robbiatul yang telah memberikan dukungan dan
doa.
3. Halaman Pengesahan
Halaman pengesahan digunakan sebagai pembuktian bahwa karya ilmiah yang telah
ditanda-tangani oleh pembimbing, pembaca/penguji, dan ketua jurusan telah memenuhi
persyaratan administratif sebagai karya ilmiah. Halaman pengesahan biasanya digunakan
untuk penulisan skripsi, tesis, dan disertasi, sedangkan makalah ilmiah, dan karangan
lainnya (baik non-fiksi maupun fiksi) tidak mengharuskan adanya halaman pengesahan.
Penyusunan pengesahan ditulis dengan memperhatikan persyaratan formal urutan dan tata
letak unsur-unsur yang harus tertulis di dalamnya.
Adapun hal-hal yang perlu dihindari dalam penulisan lembar pengesahan adalah
sebagai berikut.
4. Kata Pengantar
Kata pengantar fungsinya sama dengan sebuah surat pengantar. Kata pengantar
adalah bagian karangan yang berisi penjelasan mengapa menulis sebuah karangan. Setiap
karangan ilmiah, seperti: buku, skripsi, tesis, disertasi, makalah, atau laporan formal ilmiah
harus menggunakan kata pengantar. Di dalamnya disajikan informasi sebagai berikut:
Kata pengantar merupakan bagian dari keseluruhan karya ilmiah. Sifatnya formal
dan ilmiah. Oleh karena itu, kata pengantar harus ditulis dengan Bahasa Indonesia yang
baku, baik, dan benar. Isi kata pengantar tidak menyajikan isi karangan, atau hal-hal lain
yang tertulis dalam pendahuluan, tubuh karangan, dan kesimpulan. Sebaliknya, apa yang
sudah tertulis dalam kata pengantar tidak ditulis ulang dalam isi karangan.
Adapun hal-hal yang harus dihindari pada saat penulisan kata pengantar adalah
sebagai berikut.
5) Kurang meyakinkan.
8) Kesalahan bahasa: ejaan, kalimat, paragraf, diksi, dan tanda baca tidak efektif.
5. Daftar Isi
Daftar isi adalah bagian pelengkap pendahuluan yang memuat garis besar isi
karangan ilmiah secara lengkap dan menyeluruh, dari judul sampai dengan riwayat hidup
penulis sebagaimana lazimnya sebuah konvensi naskah karangan. Daftar isi berfungsi untuk
merujuk nomor halaman judul bab, sub-bab, dan unsur- unsur pelengkap dari sebuah buku
yang bersangkutan. Daftar isi disusun secara konsisten baik penomoran, penulisan, maupun
tata letak judul bab dan judul sub-sub bab. Konsistensi ini dipengaruhi oleh bentuk yang
digunakan.
Bila dalam buku itu terdapat gambar-gambar, maka setiap gambar yang tercantum
dalam karangan harus tertulis didalam daftar gambar. Daftar gambar menginformasikan:
judul gambar, dan nomor halaman.
7. Daftar Tabel
Bila dalam buku itu terdapat tabel-tabel, maka setiap tabel yang tertulis dalam
karangan harus tercantum dalam daftar tabel. Daftar tabel ini menginformasikan: nama tabel
dan nomor halaman.
Bagian isi karangan sebenarnya merupakan inti dari karangan atau buku; atau
secara singkat dapat dikatakan karangan atau buku itu sendiri.
1. Pendahuluan
2. Tubuh Karangan
Tubuh karangan atau bagian utama karangan merupakan inti karangan berisi sajian
pembahasan masalah. Bagian ini menguraikan seluruh masalah yang dirumuskan pada
pendahuluan secara tuntas (sempurna). Di sinilah terletak segala masalah yang akan
dibahas secara sistematis. Kesempurnaan pembahasan diukur berdasarkan kelengkapan
unsur-unsur berikut ini:¬¬
1) Ketuntasan materi:
Materi yang dibahas mencakup seluruh variabel yang tertulis pada kalimat tesis, baik
pembahasan yang berupa data sekunder (kajian teoretik) maupun data primer. Pembahasan
data primer harus menyertakan pembuktian secara logika, fakta yang telah dianalisis atau
diuji kebenarannya, contoh-contoh, dan pembuktian lain yang dapat mendukung ketuntasan
pembenaran.
2) Kejelasan uraian/deskripsi:
a) Kejelasan konsep:
Konsep adalah keseluruhan pikiran yang terorganisasi secara utuh, jelas, dan tuntas
dalam suatu kesatuan makna. Untuk itu, penguraian dari bab ke sub-bab, dari sub-
bab ke detail yang lebih rinci sampai dengan uraian perlu memperhatikan kepaduan
dan koherensial, terutama dalam menganalisis, menginterpretasikan (manafsirkan)
dan menyintesiskan dalam suatu penegasan atau kesimpulan. Selain itu, penulis
perlu memperhatikan konsistensi dalam penomoran, penggunaan huruf, jarak spasi,
teknik kutipan, catatan pustaka, dan catatan kaki.
3. Kesimpulan
Kesimpulan atau simpulan merupakan bagian terakhir atau penutup dari isi
karangan, dan juga merupakan bagian terpenting sebuah karangan ilmiah. Pembaca yang
tidak memiliki cukup waktu untuk membaca naskah seutuhnya cenderung akan membaca
bagian-bagian penting saja, antara lain kesimpulan. Oleh karena itu, kesimpulan harus
Setiap karangan ilmiah harus menggunakan data pustaka atau catatan kaki dan
dilengkapi dengan daftar bacaan. Daftar pustaka (bibliografi) adalah daftar yang berisi judul
buku, artikel, dan bahan penerbitan lainnya yang mempunyai pertalian dengan sebuah atau
sebagian karangan.
Contoh: Tarigan, Henry. 1990. Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:
Angkasa. (Banyak versi lainnya, misal: Sistem Harvard, Sistem Vancover, dan lain-lain).
6) Keterangan tambahan
a. Jika buku itu disusun oleh dua pengarang, nama pengarang kedua tidak perlu
dibalik.
b. Jika buku itu disusun oleh lembaga, nama lembaga itu yang dipakai untuk
menggantikan nama pengarang.
2. Lampiran (Apendix)
3. Indeks
Indeks adalah daftar kata atau istilah yang digunakan dalam uraian dan disusun
secara alfabetis (urut abjad). Penulisan indeks disertai nomor halaman yang mencantumkan
penggunaan istilah tersebut. Indeks berfungsi untuk memudahkan pencarian kata dan
penggunaannya dalam pembahasan.
Buku, skripsi, tesis, disertasi perlu disertai daftar riwayat hidup. Dalam skripsi
menuntut daftar RHP lebih lengkap. Daftar riwayat hidup merupakan gambaran kehidupan
penulis atau pengarang. Daftar riwayat hidup meliputi: nama penulis, tempat tanggal lahir,
pendidikan, pengalaman berorganisasi atau pekerjaan, dan karya-karya yang telah
dihasilkan oleh penulis.
1. Judul
Judul merupakan bagian penting dari tulisan (ilmiah) karena merupakan bagian yang
akan terindeks dalam katalog. Hanya sedikit orang yang dapat membaca seluruh artikel,
tetapi sebagian besar akan membaca judulnya. Judul yang baik harus menggambarkan isi
artikel. Oleh karena itu, judul tidak boleh terlalu umum (harus spesifik), juga tidak terlalu
panjang (efektivitas dan efisiensi penggunaan kata), tidak mengandung singkatan dan tidak
boleh berupa kalimat lengkap.
Contoh
Salah Benar
Deteksi dini mutasi mengunakan metode Deteksi dini mutasi menggunakan metode
SSCP (ada singkatan) Single Strand Conformation Polymorphism
Penulisan nama dan alamat penulis merupakan hal penting lainnya dalam
penyusunan artikel ilmiah. Bagian ini penting untuk permintaan informasi spesifik
(reproducibility) seperti permintaan cetak ulang. Walaupun setiap jurnal ilmiah memiliki
aturan yang berbeda mengenai penulisan nama penulis, tetapi gelar akademik dan profesi
penulis umumnya tidak dicantumkan. Untuk lebih dari satu penulis, etika penulisan harus
diperhatikan. Penulis dengan kontribusi terbesar untuk penelitian dan penulisan ditempatkan
pertama, diikuti oleh penulis berikutnya berdasarkan tingkat kontribusi tiap-tiap penulis.
Alamat penulis dicantumkan selengkap mungkin dimulai dari afiliasi.
Abstrak adalah versi tulisan (isi artikel) yang lebih pendek dan harus berisi semua
informasi yang dibutuhkan pembaca. Informasi tersebut meliputi: (1) tujuan penelitian; (2)
metodologi penelitian yang digunakan untuk mencapai tujuan; (3) hasil yang diperoleh; dan
(4) pentingnya dan/atau implikasi temuan penelitian. Karena pembaca seringkali hanya
membaca abstrak, abstrak harus ditulis dengan cermat dan hati-hati. Pada beberapa jurnal
ilmiah, latar belakang penelitian harus dicantumkan dalam abstrak yang terstruktur.
Meskipun bervariasi, kisaran umum jumlah kata dalam abstrak adalah antara 200 dan 400
kata. Abstrak juga harus mengandung kata kunci; biasanya lima kata.
4. Pendahuluan
Bagian ini mengkaji temuan dan simpulan dari penelitian sebelumnya untuk
membantu menjelaskan mengapa penelitian ini sangat menarik dan penting untuk dilakukan.
Pendahuluan disusun dari topik umum ke topik khusus, dan diringkas sedemikian rupa; tidak
perlu menggunakan elemen tertentu. Batasi diskusi pada konsep yang relevan. Kontribusi
penelitian penting juga harus disorot. Dalam paragraf terakhir pendahuluan harus ada
pernyataan tentang tujuan dan asumsi penelitian. Paragraf terakhir ini dapat berfungsi
sebagai penghubung ke bagian selanjutnya, yaitu metode. Aspek penting lainnya yang perlu
dipertimbangkan ketika mempersiapkan pendahuluan adalah penyertaan pustaka (kutipan).
Ada beberapa cara untuk membuat sitasi. Misalnya:
Bahasa merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia (Riki, 2020)
Dalam berbagai jurnal ilmiah, bahan dan metode tidak ditulis secara terpisah:
paragraf pertama untuk deskripsi bahan, dan metode dijelaskan pada paragraf berikutnya.
Bahan penelitian harus sepenuhnya diidentifikasi dan dinyatakan (kuantitas, asal, waktu
pengumpulan, kriteria, dll.). Jika bahan yang digunakan jumlahnya banyak, disarankan untuk
menunjukkan identitas dan kondisinya dalam bentuk tabel. Jika penelitian menggunakan
subjek manusia, alasan/kriteria pemilihan harus ditunjukkan dan apakah diperlukan
persetujuan lisan/tertulis dari lembaga tertentu. Metode ini ditulis secara keseluruhan untuk
digunakan oleh peneliti lain.
Contoh:
Salah Benar
6. Hasil
Pada kebanyakan jurnal ilmiah, penulisan hasil dan pembahasan dijelaskan secara
terpisah. Cara umum untuk melaporkan hasil adalah melalui tabel dan gambar. Gambar
termasuk di dalamnya adalah grafik, foto, diagram, diagram alur, dan informasi visual
lainnya. Kita dapat memberikan komentar singkat pada tabel dan/atau gambar yang
ditampilkan. Komentar diperlukan jika diperoleh hasil yang sangat mencolok. Tabel dan
gambar diberi nomor secara konsisten. Sebetulnya, tidak hanya untuk bagian ini, bagian lain
juga butuh konsistensi.
7. Diskusi
Dalam bagian diskusi perlu dilakukan interpretasi terhadap hasil yang diperoleh. Di
mana posisi hasil penelitian kita dibandingkan dengan yang dipublikasikan sebelumnya?
Jika tidak kompatibel, mengapa? (Apakah data yang digunakan cukup kuat?) Apakah
penelitian kita menghasilkan sesuatu yang baru (novelty)? Apakah penelitian kita
mendapatkan hasil yang tidak terduga? Batas sampel, keunikan sampel, usia subjek, dll.
juga harus didiskusikan. Akhirnya, saran untuk penelitian yang akan dilakukan di masa
depan harus disebutkan.
Simpulan harus sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai. Pada kasus tertentu, simpulan
adalah bagian dari diskusi.
Ucapan terima kasih ditujukan kepada mereka (individu, organisasi, dan lembaga)
yang berkontribusi dan membantu dalam menyelesaikan penelitian dan penulisan. Bantuan
tersebut dapat berupa penyusunan sumber data, daftar pustaka, peminjaman alat/bahan,
tips/saran, dan lainnya. Jika penelitian didanai, seluruhnya atau sebagian, oleh sumber
pendanaan tertentu, identitas lengkap proyek pendanaan (nama, nomor dan tahun) harus
dicantumkan.
Sumber pustaka sebaiknya tidak berupa buku teks, melainkan artikel ilmiah yang relevan
dan up-to-date. Aturan penulisan daftar pustaka sangat bervariasi. Jurnal-jurnal yang
diterbitkan secara berkala kebanyakan menggunakan sistem tertentu, misalnya
perpustakaan tidak diurutkan berdasarkan abjad tetapi dengan nomor urut kemunculan
dalam teks (dalam teks kutipan ditulis dengan nomor yang sesuai dengan jumlah penulis
dalam daftar pustaka). Sistem ini bisa untuk menghemat ruang. Oleh karena itu, kita harus
mengacu pada aturan format jurnal yang dimaksud. Namun, ada beberapa format
bibliografi yang umum digunakan.
Daftar Pustaka
H.S, Widjono. 2007. Bahasa Indonesia: Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di
Perguruan Tinggi. Jakarta: PT. Grasindo, 2007.
Keraf, Gorys. 1994. Komposisi. Jakarta: Nusa Indah.
Maryani, Yani, dkk. 2005. Intisari Bahasa dan Sastra Indonesia. Bandung: Pustaka Setia.
Rukiati, E., Yasniwarti, Asis Saefudin, Badrudin, dan Yena Sumayana. 2014. Bahasa
Indonesia: Panduan Penulisan Karya Ilmiah. Bandung. Insan Mandiri.