0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
55 tayangan14 halaman
Dokumen tersebut merangkum sejarah Indonesia pada masa kolonial Belanda dan Jepang, mulai dari dampak penjajahan Belanda, pergerakan nasional, hingga perjuangan kemerdekaan. Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai berbagai organisasi pergerakan nasional yang berjuang melawan penjajahan dan berusaha meraih kemerdekaan bagi bangsa Indonesia.
Dokumen tersebut merangkum sejarah Indonesia pada masa kolonial Belanda dan Jepang, mulai dari dampak penjajahan Belanda, pergerakan nasional, hingga perjuangan kemerdekaan. Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai berbagai organisasi pergerakan nasional yang berjuang melawan penjajahan dan berusaha meraih kemerdekaan bagi bangsa Indonesia.
Dokumen tersebut merangkum sejarah Indonesia pada masa kolonial Belanda dan Jepang, mulai dari dampak penjajahan Belanda, pergerakan nasional, hingga perjuangan kemerdekaan. Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai berbagai organisasi pergerakan nasional yang berjuang melawan penjajahan dan berusaha meraih kemerdekaan bagi bangsa Indonesia.
Berdirinya sejumlah pabrik Terdesaknya sistem pertanian sawah dan perubahan status dari petani menjadi buruh Masuknya barang impor, menyebabkan hancurnya sektor ekonomi mikro Tumbuhnya kota-kota baru yang diikuti pembangunan sarana transportasi Segregasi dalam pekerjaan dimana orang Eropa terutama bergerak di bidang perkebunan, Timur Asing perdagangan, sedangkan orang pribumi bidang pertanian 2. Dampak Penjajahan Belanda di Bidang Sosial Budaya Munculnya sistem ekonomi uang Munculnya kaum buruh di perkebunan-perkebunan besar Berkembangnya sistem pabrik di Indonesia terutama pabrik pengolahan tebu Persebaran penduduk Jawa ke luar Jawa dengan adanya program emigrasi ke Sumatra 3. Dampak Penjajahan Belanda di Bidang Keagamaan (Aksi Snouck Hurgronje) Memisahkan antara Islam dan Politik. Islam Politis dan Islam Religius Sikap Belanda menindas ‘Islam Politis’ dan bersikap netral kepada ‘Islam Religius’ Mengajarkan budaya Belanda kepada golongan pribumi Pemerintah mengatur sekaligus mengawasi ibadah haji Memisahkan antara Islam Politik dan Islam Kultural Memerangi paham Pan-Islamisme Mengangkat hukum Islam untuk menggantikan pidana Islam 4. Bentuk-Bentuk Diskriminasi Politik – Pembatasan hak politik bagi pribumi Ekonomi – Dominasi ekonomi oleh pengusaha Eropa dan Timur Asing (China) Sosial – Stratifikasi sosial colonial, istilah inlander bagi pribumi Hukum – Perbedaan sistem hukum colonial 5. Kebijakan Daendels Bidang Pertahanan Menambah jumlah prajurit dari kalangan pribumi Membangun banteng pertahanan Membangun armada pertahanan laut Membangun pabrik senjata Membangun jalan Anyer-Panarukan Membangun pelabuhan armada 6. Kebijakan Daendels Bidang Politik Membagi jawa menjadi 9 prefektur (daerah) Menjadikan Batavia sebagai pusat pemerintahan Menjadikan bupati sebagai pegawai pemerintah Membentuk pengadilan keliling bagi pribumi Kesultanan Banten dan Kesultanan Cirebon sebagai bagian gubernuran Belanda 7. Belanda menyerah kepada Inggris melalui ‘Kapitulasi Tuntang’ yang berisi Pulau Jawa, Madura, dan semua pangkalan Belanda di luar Jawa menjadi bagian dari kekuasaan Inggris Semua tentara Belanda menjadi tawanan perang Inggris Orang-orang Belanda dapat dipekerjakan sebagai pegawai dalam pemerintahan Inggris 8. Kebijakan Raffles bidang Pemerintahan Membagi Jawa menjadi 18 kerasidenan Para bupati diangkat menjadi pegawai negeri Melarang adanya perbudakkan Diterapkannya pengadilan Eropa 9. Kebijakan Raffles bidang Ekonomi Dilanjutkan perdagangan bebas Melakukan monopoli garam Melanjutkan penanaman kopi Mengadakan Landrent (sewa tanah) 10. Kebijakan Raffles bidang Ilmu Pengetahuan dan Budaya Membuat buku History of Java Membuat Lembaga Ilmu Pengetahuan yang bernama Bataviaasch Genootschap Merintis pembuatan Kebun Raya Bogor 11. Akhir pemerintahan Inggris, Convention London antara Raja Inggris dan Willem V, yang isinya Belanda menerima jajahannya kembali yang diserahkan pada Inggirs dalam Rekapitulasi Tuntang Inggris memperoleh Tanjung Harapan dan Sailan dari Belanda sebagai upaya mempertahankannya dari kemungkinan serbuan Prancis 12. Latar Belakang Tanam Paksa/Cultuur Stelsel Terhentinya produksi tanaman ekspor selama system Landrent berlangsung Kosongnya kas Belanda akibat alokasi dana untuk menumpas perlawanan Pangeran Diponegoro dan Perang Kemerdekaan Belgia Besarnya hutang Belanda 13. Penentang Tanam Paksa/Cultuur Stelsel Van der Putte Baron Van Houvel Edward Douwes Dekker 14. Tujuan sistem Liberal/UU Agraria Membuka kesempatan seluas-luasnya bagi pihak swasta, baik swasta Belanda, maupun Eropa lainnya untuk mendirikan berbagai perkebunan-perkebunan besar seperti perkebunan teh, kopi, gula, dan kina 15. Isi Undang-Undang Agraria Tanah Indonesia dibedakan menjadi dua macam, yaitu tanah rakyat dan tanah pemerintah Tanah rakyat dibedakan menjadi tanah milik yang bersifat bebas dan tanah desa untuk keperluan penduduk yang sifatnya tidak bebas Tanah pemerintah adalah tanah yang bukan milik rakyat dapat disewakan untuk perkebunan 16. Undang-Undang yang Melandasi UU Agraria UU Regrering Reglement UU Penghapusan Perbudakkan Comptabiliteitswet - Suikerwet - Agrarischwet - Koeli Ordonantie - 17. Politik Etis Edukasi – Pembukaan sekolah Belanda bagi kaum priyayi Jawa Irigasi – Pengembangan perkebunan tebu Emigrasi – Pemindahan penduduk Jawa ke Sumatra untuk mengisi kekosongan buruh disana 18. Budi Utomo Dr. Sudirohusodo, Dr. Radjiman, dan Dr. Mangunkusumo Tujuan; Nasionalisme Jawa. Jawa, Bali, Madura, Lombok Organisasi modern pertama di Indonesia, kooperatif, masuk ke dalam Volksraad, dan adanya pertentangan antara kaum nasionalis radikal oleh Cipto Mangunkusumo dan nasionalis konvervatif oleh Radjiman 19. Sarekat Islam H. Oemar Said Cokroaminoto, Agus Salim, dan Abdul Muis Tujuan; Memajukan agama Islam, Memajukan ekonomi pribumi Nasionalis – Demokratis – Ekonomis – Agamis Awal terbentuk karena ada persaingan Batik antara Pribumi dan China, pernah masuk ke dalam Volksraad, dan memiliki anggota terbanyak dan terbuka 20. Indische Partij E.F.E Douwes Dekker, Dr. Cipto Mangunkusumo, dan Suwardi Suryaningrat Tujuan; Hindia untuk Hindia dan penghapusan kebijakan diskriminatif Belanda Organisasi non-kooperatif pertama, ‘’Alk is Nederlander Was’’ yang mengkritik perayaan Kemerdekaan Belanda atas Prancis yang ke-100 tahun 21. Perhimpunan Indonesia M. Hatta, A. Subardjo, dan Iwa Kusuma Suryaningrat Tujuan; Kemerdekaan Indonesia Organisasi yang menggunakan istilah Indonesia pertama kali Ikut serta di Liga Anti Kolonialisme di Brussel dan mempunyai majalah ‘Indonesia Merdeka’ 22. Partai Komunis Indonesia Semaoen dan Darsono Tujuan; Menyebarkan Komunisme (1926-1927) Melakukan Pemberontakan terhadap Belanda di Sumatra Timur dan Banten 23. Partai Nasional Indonesia (PNI) Sukarno, Mr. Sartono, M. Hatta, dan Ali Sastroamidjojo Tujuan; Kemerdekaan Azas; Sel-help, non-cooperation, dan radical nasionalism Pemikiran; Marhaenisme (Menentang penindasan manusia atas bangsa-bangsa) Melakukan pembelaan dengan judul ‘Indonesia Menggugat’, setelah Sukarno ditangkap PNI pecah menjadi Partindo dan Pendidikan Nasional Indonesia Baru (PNI Baru) 24. PPPKI Gabungan antara PSI, BU, dan sejumlah organisasi kedaerahan Menyatukan kelompok pergerakan nasional 25. Partindo Sartono Mencapai kemerdekaa Indonesia melalui aksi-aksi massa 26. Pendidikan Nasional Indonesia Baru (PNI Baru) M. Hatta dan Sutan Syahrir Mencapai kemerdekaan Indonesia melalui kaderisasi 27. Partai Indonesia Raya (PARINDRA) Dr. Sutomo dan M.H Thamrin Dasar Organisasi; Nasionalisme Indonesia Raya Tujuan; Indonesia Mulia dan Sempurna Non-Kooperatif Gabungan antara Budi Utomo dengan Persatuan Bangsa Indonesia Mendirikan Rukun Tani dan Rukun Pelayaran Indonesia Menganjurkan Swadesi (pemakaian produk dalam negeri) Mendirikan Bank Nasional 28. Gerindo Amir Syarifuddin, A.K Ghani, dan M. Yamin Merupakan organisasi anti-fasis 29. Gabungan Politik Indonesia (GAPI) Abikusno Cokrosuyoso dan M.H Thamrin Tujuan; Mewujudkan Indonesia Raya Gabungan antara Parindra, Gerindo, PSII, dan organisasi daerah dan keagamaan Melakukan aksi Indonesia beparlemen 30. Muhammadiyah K.H Ahmad Dahlan Tujuan; Pemurnian ajaran agama Islam Sosial-keagamaan Mendirikan lemaga sosial (Rumah Sakit dan Rumah Sakit Yatim Piatu) Menentang Kristenisasi 31. Nahdatul Ulama K.H Hasyim Asyhari Tujuan; Mengembangkan Islam Mendirikan pesantre-pesantren dan mempertahankan tradisionalitas nilai-nilai Islam 32. Al-Irsyad Ahmad Sukarti Memurnikan ajaran Islam Bergabung kedalam Masyumi 33. Persatuan Islam Ahmad Hasan dan Muhammad Natsir Pemurnian ajaran agama Bergabung ke dalam Jong Islameten Bond 34. Taman Siswa Suwardi Suryaningrat ( K.H Dewantara) Mengembangkan pendidikan dan kebudayaan nasional Karena merasa terancam oleh Taman Siswa, Belanda medirikan Ordonasi Sekolah Liar (Wilden Scholen Ordonantie), tetapi gagal menghapuskan Taman Siswa 35. Kalangan Pemuda Kongres Pemuda I – Pembentukkan Jon Indonesia Kongres Pemuda II – Menghasilkan Sumpah Pemuda dan dinyanyikannya Indonesia Raya pertama kalinya 36. Kalangan Wanita Kongres Wanita I – Pembentukan Perserikatan Perempuan Indonesia Kongres Wanita II – Prakarsa Perserikatan Perhimpunan Istri Indonesia Kongres Wanita III – Agar wanita dapat diberikan hak dalam pemilihan anggota dewan baik hak memilik atau dipilih 37. Perjuangan Pers Medan Prijaji – R.M Tirtoadisurjo Poetri Hindia, Bandung – Laki-laki Soenting Melajoe, Bukittinggi – Rohana Kudus Poetri Mardika, Jakarta De Express yang menjadi corong Indische Partij Pers Tionghoa – Sin Tit Po 38. Petisi Soetarjo Diajukan kepada Ratu Wilhelmina serta Staten Generaal (parlemen). Ditandatangani oleh I.J. Kasimo, G.S.S.J. Ratulangi, Datuk Tumenggung, dan Ko Kwat Kong Isi Adalah permohonan supaya diseleggarakannya suatu musyawarah antara wakil-wakil Indonesia dan negeri Belanda dengan kedudukan dan hak yang sama. Tujuan Menyusun suatu rencana pemberian kepada Indonesia suatu pemerintahan yang berdiri sendiri (otonom) dalam batas Undang-Undang Dasar Kerajaan Belanda. Pelaksanaan Berangsur dijalankan dalam waktu sepuluh tahun untuk menyiapkan kemerdekaan Hindia- Belanda yang akan tetap dalam kesatuan dengan Kerajaan Belanda sebagaimana negeri persemakmuran 39. Petisi Wiwoho Disampaikan di Volksraad setelah petisi Soetarjo gagal dan bersifat ekolutif Isi Petisi Perluasan sistem suatu Negara di Hindia-Belanda Dibentuk dewan rakyat Departemen bertanggung jawab kepada Dewan Nasional Hilangkan diskriminasi Hinda-Belanda 40. Tiga Pemerintahan Jepang Angkatan Darat 25 – Sumatra, pusat Bukittiggi Angkatan Darat 16 – Jawa, pusat Jakarta Armada Laut ke-2 – Indonesia Bagian Timur, Makassar 41. Kegiatan Propaganda Jepang Mendirikan; Gerakan Tiga A, Putera, dan Jawa Hokokai Mendirikan kantor berita DOMEI Slogan; Persemakmuran Asia Raya 42. Jepang Menarik Dukungan Kelompok Nasionalis Islam Berdirinya MIAI lalu digantikan menjadi Masyumi Mengikutsertakan elit Islam di Chuo Sangi In (Dewan Penasehat) Mempertahankan keberadaan NU dan Muhamadiyah Menarik dukungan kalangan ulama di pedesaan 43. Jepang Menghapuskan Pengaruh Barat Melarang penggunaan bahasa Belanda dan mulai digunakannya bahasa Indonesia serta diberi asupan pendidikan bahasa Jepang Menyelaraskan pendidikan tanpa membedakan golongan Penghapusan nama yang berbau Belanda Menghapuskan jabatan Gubernur Jenderal 44. Jepang Menanamkan Militerisme Mendirikan laskar semi-militer dan melatih kemiliteran Menanamkan semangat BUSHIDO Membubarkan seluruh partai politik di Indonesia 45. Penyebaran Budaya Jepang KINROHOSI (Kerja Bakti) dan TAISO (Senam Jepang) KIMIGAYO (Mengibarkan Bendera Jepang), HINOMARU (Menyanyikan lagu kebangsaan Jepang) SEIKEREI (Menyembah Matahari) Mengganti tahun Masehi menjadi tahun Sumera 46. Organisasi Militer, Semi-Militer, dan Non-Militer Jepang Seinendan (Barisan Pemuda) Keibodan (Pembantu Polisi) Fujinkai (Barisan Wania) Gakukotai (Barisan Pelajar) Suisyintai (Barisan Pelopor) Hizbullah dan Sabilillah (Barisan Islam) Jibakutai (Barisan Berani Mati) Fujinkai (Barisan Penghibur oleh Wanita) Tonarigumi (Pengawasan penduduk berupa system Rukun Tetangga) Kumiai (Mengumpulkan panen padi untuk kepentingan perang Jepang) Chuo Sangi In (Dewan Penasehat) 47. Bentukan Ekonomi Perang Jepang Saiban Kigyo Kanrikoda (SKK) Kigyo Saibaien (Persatuan Perusahaan Gula) Kumiai (Organisasi Pembelian Padi) PB Pomer (Pengoeroes Besar Perhimpoenan Ontoek Memadjoekan Ekonomi Perang) 48. Organisasi Pembentukan Jepang Gerakan 3A – Persemakmuran bersama Asia di bawah pimpinan Jepang PUTERA – Merangkul nasionalis sekuler dan nasionalis Islam untuk menggerakkan SDM Jawa Hokokai – Mengerahkan tenaga kerja Heiho – Pembantu prajurit Jepang PETA – Didirikan atas usul Gatot Mangkupraja 49. BPUPKI (Dokurisu Junbi Cosakai) Sidang Pertama – Membahas PANCASILA sebagai dasar Negara Indonesia, 3 tokoh ; Moh. Yamin, Mr. Supomo dan Soekarno, dan Piagam Jakarta oleh Panitia Sembilan Sidang Kedua – Membahas batang tubuh Indonesia, pembagian wilayah Negara, penerimaan secara bulat Piagam Jakarta, kesepakatan bentuk Negara Kesatuan, dan pembuatan batang tubuh UUD 1945. 3 buah panitia ; Perancang UUD (Sukarno), Ekonomi dan Keuangan (Moh. Hatta), dan Pembela Tanah Air (Abikusno Cokrosuyoso) 50. Rapat PPKI Rapat PPKI Pertama 18/08/’45 – Penetapan UUD RI, Presiden dan Wakil Presiden, dan pembentukan Komite Nasional Rapat PPKI Kedua 19/08/’45 – 8 Provinsi, 12 Kementrian, dan Komite Nasional Daerah Rapat PPKI Ketiga 22/08/’45 – Penetapan Komite Nasional Indonesia Pusat, Pembentukan Partai Nasional Indonesia sebagai partai tunggal, Pembentukan BKR (Badan Keamanan Rakyat) 51. Maklumat Maklumat 5 Oktober – BKR menjadi TKR Maklumat 16 Oktober – KNIP sebagai lembaga legislative Maklumat 1 November – Jaminan modal asing yang berada di Indonesia Maklumat Wapres 3 November – Sistem multi-partai Maklumat Wapres 11 dan 14 November – Perubahan system presidensiil ke parlementer dan diangkatnya Perdana Menteri Sutan Syahrir 52. Linggajati Pembentukan Negara Serikat Indonesia (NIS) Belanda mengakui secara de facto atas Jawa, Sumatra, dan Madura Uni-Indonesia Belanda dengan Ratu Belanda sebagai ketua Jatuhnya kabinet Sutan Syahrir Agresi Militer Belanda 1 53. Renville Gencatan senjata antara RI dengan Belanda Pengakuan de facto atas wilayah kekuasaan Belanda Diadakan plebisit di will, yang diduduki Belanda Dibentuk UNI NIS dengan kerajaan Belanda Diakuinya garis demakrasi Van Mook Wilayah RI semakin kecil Jatuhnya kabinet Amir Sjafruddin Agresi Militer Belanda 2 54. Roem-Royen RI menghentikan taktik gerilya RI bekerja sama memulihkan keadaan RI turut serta dalam KMB Belanda mengentikan agresi militer Mengembalikan pemerintahan Indonesia ke Yogyakarta Membebaskan tahanan politik Menyetujui RI sebagai bagian dari NIS Menyelenggarakan KMB Syafrudin Prawiranegara menjatuhkan mandatnya kepada PM Hatta 55. Konferensi Inter-Indonesia RI dan BFO membentuk komite persiapan Kesepakatan tentang Bendera, Lagu Kebangsaan, Bahasa, dan Hari Nasional Pembentukan APRIS dengan TNI sebagai inti Kesepakatan RI dan BFO tentang masalah pokok bangsa 56. Konferensi Meja Bundar Belanda mengakui kedaulatan RIS selambat-lambatnya 30 Desember 1949 RI dan Belanda membentuk Uni yang diketuai Ratu Belanda Pasukan Belanda ditarik mundur, KNIL dibubarkan Bekas KNIL dileburkan kedalam APRIS Status Irian Barat ditunda satu tahun kemudian RIS diakui secara de jure oleh Belanda Indonesia menanggung hutang zaman Hindia Belanda Reorganisasi Tentara Berakhir perang kemerdekaan Indonesia 57. Kebijakan ekonomi pada awal kemerdekaan Indonesia Pinjaman Nasional – Pinjaman kepada masyarakat dengan pengembalian jangka 40 tahun ORI – NICA menerbitkan mata uang dan menggantikan uang Jepang BNI ’46 – Mengatur nilai tukarnya ORI dengan mata uang valuta asing Plan Kasimo – Swasembada Pangan Politik Beras – 500.000 ton beras kepada India Indoff – Menembus blockade Belanda dan usaha perdagangan barter BTC – Usaha swasta yang membantu usaha perdagangan pemerintah Re-Ra – Penyempurnaan; Administrasi, angkatan perang, dan aparat ekonomi 58. Kabinet Natsir Menjadi Anggota PBB Korean Boom (Ekspor tinggi) Jatuh karena Mosi Hadikusumo 59. Kabinet Sukiman Nasionalisasi Javasche Bank Dibentuknya PELNI Penandatanganan MSA (Kebijakan AS) 60. Wilopo Javasche Bank digantikan Bank Indonesia Perstiwa 17 Oktober 1952 Peristiwa Tanjung Morawa (Petani Illegal ditembak) 61. Ali Sastroamidjojo (Ali Wongso) Pemutusan Uni Indonesia-Belanda Penyelenggaraan KAA Sistem Ekonomi Ali Baba Persitiwa 27 Juni 1955 62. Burhanudin Harahap Penyelenggaraan Pemilu 1955; September DPR dan Desember Dewan Konstituante Pasca Pemilu 1955 PNI dan NU tidak sepakat NU menarik dukungan 63. Ali Sastroamidjojo 2 Pembatalan KMB dan hutang Indonesia terhadap Belanda Kegawatan PRRI-Permesta 64. Djuanda (Kabinet Karya) Nasionalisasi perusahaan-perusahaan Indonesia Deklarasi Djuanda Konsepsi Presiden Dikeluarkannya Dekrit Presiden 65. Kebijakan Ekonomi Masa Demokrasi Liberal Gunting Syafruddin – saneering, mengurangi jumlah uang beredar, > 2,5 gulden dibagi 2 Gerakan Benteng – Lisensi Impor dan Ekspor kepada pengusaha pribumi (Konsumtif, terlalu tergantung kpd pemerintah, kalah bersaing dgn asing, penyelewengan memperoleh kredit) Sistem Ali-Baba – Perlindungan kepada perusahaan pribumi (Alat untuk kredit, kurang penglmn) Nasionalisasi Perusahaan Belanda – Memberikan tekanan kpd Belanda masalah Irian Barat 66. Latar Belakang Dekrit Presiden 5 Juli 1959 Gagalnya konstituante membuat UUD baru Terlalu banyak partai politik yang mengganggu stabilias nasional Timbulnya gerakan separatis di daerah-daerah yang mengancam integritas nasional 67. Isi Dekrit Presiden Pembubaran Konstituante Berlakunya kembali UUD 1945 dan tidak berlakunya UUDS 1950 Pembentukan DPAS dan MPRS 68. Kebijakan Bidang Politik Demokrasi Terpimpin Pembentukan MPRS Pembentukan DPAS Pembentukan Kabinet Kerja Melakukan Penataan Organisasi Pertahanan dan Keamanan Penyerdahanaan Partai Politik Pembentukan Front Nasional Trikora – Gagalkan Negara boneka Belanda, Kibarkan Merah Putih di Belanda, Mobilisasi umum Dwikora – Perkuat ketahanan revolusi Indonesia dan Bantu perjuangan revolusioner Malaya 69. Kebijakan Bidang Ekonomi Demokrasi Terpimpin Rp 500 menjadi Rp 50 dan Rp 1.000 menjadi Rp 100 Dewan Perancangan Nasional (Dapernas) Pembangunan Semesta Berencana – Human Centric Development (Pusatnya di Manusia) Meintegrasikan semua bank ke Bank Indonesia (Bank Sentral) Mengadakan Deklarasi Ekonomi (Dekon) Politik Mercusuar – Ampera, Senayan, Monas, Bundaran HI, Gedung DPR/MPR dan P. Dirgantara Pencetakan mata uang rupiah yang mendorong Inflasi 70. Penyimpangan Bidang Politik Dalam Negeri – Demokrasi Terpimpin Kebijakan Nasakomisasi di seluruh bidang kehidupan Pemberian atribut-atribut kebesaran kepada Presiden seperti ‘Pemimpin Besar Revolusi’ dan ‘Penyambung Lidah Rakyat’ Pidato Soekarno dijadikan sebagai GBHN Pembubaran DPR Pengangkatan pimpinan MPRS menjadi Menteri Mekanisme pengangkatan anggota MPRS dan DPRGR melalui penunjukan oleh Presiden Sukarno Penetapan Presiden Soekarno sebagai presiden seumur hidup 71. Penyimpangan Bidang Politik Luar Negeri – Demokrasi Terpimpin NEFO – Komunis dan Progresif OLDEFO – Kapitalis dan Imperialis GANEFO – Menyaingi Olimpiade, karena CONFEO – Menyaingi PBB, karena pengankatan Malaysia sebagai anggota tidak tetap PBB Poros Jakarta-Peking – Menjalin hubungan erat dengan Tiongkok 72. Tritura Bubarkan PKI beserta ormas-ormasnya Turunkan harga kebutuhan pokok Bersihkan kabinet Dwikora dari unsur PKI 73. Penyebab PKI Madiun 1948 Kejatuhan kebinet Amir Syarifuddin yang berpaham sosialis Pembentukan ‘Front Demokrasi Rakyat’ oleh Amir Syarifuddin Adanya Kebijakan ‘Re-Ra = Reorganisasi dan Rasionalisasi’ Kedatangan Muso dari Cekoslovakia (sebab khusus) 74. Peristiwa PKI Madiun 1948 Pembentukan PKI yang merupakan fusi dari organisasi sosialis seperti PKI dan FDR Proklamasi Republik Soviet Indonesia pada 18 September 1948 dan menjadikan Madiun sebagai pusatnya Proklamasi Republik Soviet Indonesia 75. Penumpasan PKI Madiun 1948 Operasi militer Gatot Subroto dan Kolonel Sungkono Dikuasainya kembali kota Madiun pada 19 Desember 1948 Ditembak matinya Muso dan ditangkapnya Amir Syarifudin 76. Darut Islam/Tentara Islam Indonesia DI/TII Jawa Barat Operasi Pagar Betis, Operasi Baratayuda, Operasi Indra, dkk DI/TII Jawa Tengah Benteng Raiders, Gerakan Benteng, dan Operasi Guntur DI/TII Sulawesi Selatan KGGS, Operasi Militer Kahar Muzakkar DI/TII Kalimantan Selatan KRYT, Operasi Militer Ibnu Hajar DI/TII Aceh MKRA – Musyawarah Kerukunan Rakyat Aceh 77. Pemberontakan Federalis APRA, Raymond Westerling Sebab – Dukungan Negara federal, khawatir Negara Pasundan bubar, dan lindungi aset Belanda Peristiwa – Pasukan APRA menyerang TNI di Bandung dan berhasil membunuh Letkol Lembong Penumpasan – APRA hancur dan Negara Pasundan hancur ANDI AZIZ, Andi Aziz Sebab – Masuknya pasukan APRIS dari unsur TNI ke Sulawesi Selatan Peristiwa – Menyerang markas TNI, menguasai Makassar, dan menawan Letkol A.J Mokoginta Penumpasan – Dalam 2x24 jam agar Andi Aziz menyerahkan diri & mengirim Kolonel Kawilarang RMS, Soumokil Sebab – Penolakan pembentukan Negara Kesatuan Peristiwa – Soumokil mendirikan Republik Maluku Selatan Penumpasan – Diplomasi dr.Leimena dan operasi militer Kolonel Kawilarang 78. Latar Belakang PRRI-PERMESTA, Ventje Sumual, Kol. Simbolon, Kol. Barlian, dan Kol. A. Hussein Reuni eks Divisi Banteng Pembentukan Dewan-Dewan Daerah Kebijakan pembangunan yang tidak adil Tuntutan otonomi daerah Mundurnya Hatta sebagai wakil presiden Kedekatan Soekarno kepada PKI 79. Peristiwa PRRI-PERMESTA (20/12/’56) Letkol A. Hussein mengambil alih pemerintahan Sumatra Tengah (02/03/’57) Ventje Sumual memproklamirkan Piagam Perjuangan Rakyat Semesta (PERMESTA) (10/02/’58) Ultimatum Venjte Sumual agar kabinet Djuanda mundur (12/02/’58) A. Hussein memproklamirkan Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) dengan Syafruddin Prawira Negara sebagai Perdana Menteri (18/05/’58) Tertembaknya pesawat milik AS dengan pilotnya Alan L. Pope 80. Upaya Pemberantasan PRRI-Permesta Musyawarah (10-14/09/’57) Dilangsungkannya Musyawarah Nasional (Munas) (25-04/12/’57) Dilangsungkannya Musyawarah Nasional Pembangunan (MUNAP) Militer Operasi 17 Agustus Operasi Sapta Marga Operasi Merdeka 81. Dampak SUPERSEMAR Soeharto naik jabatan ke PANGKOKAMTIB PKI menjadi organisasi terlarang Terjadi operasi penumpasan-penumpasan Terjadi suksesi kekuasaan 82. Peristiwa Pada Masa Orde Baru Malari – PM Jepang, Jakarta, Bandar Udara Halim Perdana-Kusuma Tanjung Priok – Menolak azas tunggal Pancasila, ceramah yang membawa massa Talang Sari – Warsidi, Lampung, Santa Cruz Dili – Penembakan demonstran Timor-Timor di pemakaman Santa Cruz Dili Kudatuli – Pengambilalihan secara paksa kantor PDI oleh PDI-P (Pendukung Megawati) Trisakti – Menuntut Soeharto turun jabatan. Elang, Lesmana, Hafidin, Hendriawan Kerusuhan Mei – Kerusuhan rasial terhadap etnis Tionghoa 83. Program Dwi-Dharma Stabilitas ekonomi Stabilitas Politik 84. Program Catur Karya Memperbaiki kehidupan rakyat Indonesia terutama sandang dan papan Melaksanakan pemilu Politik Luar Negeri Bebas-Aktif Perjuangan anti kolonialisme dan imperialisme 85. Latar Belakang runtuhnya Orde Baru Krisis Ekonomi/Moneter Pemerintahan yang otoriter Pemerintahan yang KKN Gerakan Reformasi Aksi Demonstrasi menentang Orde Baru 86. Ciri-ciri Orde Baru Kekuasaan presiden tak terbatas Landasan konstitusional UUD 1945 Penerapan azas tunggal Pancasila Dwi-Fungsi ABRI dan Pelanggaran HAM Kebebasan berpendapat dibatasi Politik Luar Negeri condong ke barat Azas monoloyalitas kepada rakyat Ekononomi Makro – Konglomerat 87. Agenda Reformasi Adili Soeharto dan krooni-kroni Amandemen UUD 1945 Cabut Dwi-Fungsi ABRI Pemberantasan KKN Otonomi daerah seluas-luasnya Supremasi hukum 88. Program Politik dan Ekonomi Dalam Negeri masa Orde Baru Pemilu; 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997 Partai Persatuan Pembangunan (PBB); NU, PSSI, Perti, dan Parmusi Partai Demokrasi Indonesia (PDI); PNI, IPKI, Partai Murba, Parkindo, dan Partai Katolik Pencanangan Azas Tunggal Pancasila Dikeluarkannya 5 paket undang-undang politik Pencanangan Repelita dan Trilogi Pembangunan Membentuk IGGI lalu berubah menjadi CGI 89. Program Politik dan Ekonomi Luar Negeri masa Orde Baru Normalisasi hubungan dengan Malaysia RI kembali aktif di PBB Pembentukan ASEAN Pembekuan hubungan dengan Cina Terlibat dalam OPEC, APEC, dan OKI Jakarta Informal Meeting – Kamboja vs Vietnam Mengirim Pasukan Garuda Menjadi tuan rumah GNB dan sekaligus GNB tahun 1992 90. Pemerintahan B.J. Habibie Pembentukan Kabinet Reformasi Pembangunan Pembebasan tahanan Orde Baru seperti Xanana Gusmao Mengeluarkan paket Undang-Undang yang baru Memperbolehkannya beridirinya partai politik Terjadi Peristiwa Semanggi I dan Semanggi II Pemilu 1999 diikuti oleh 48 partai Lepasnya Timor-Timor 91. Pemerintahan Abdurahan Wahid Pembentukan Kabinet Persatuan Nasional Rekonsiliasi dengan warga Tionghoa Penghapusan Departemen Penerangan dan Departemen Sosial Usulan membuka hubungan dagang dengan Israel Kasus Bulog Gate dan Brunei Gate Pelaksanaan Sidang Istimewa MPR Juli 2001 yang akhirnya menjatuhkan Abdurrahman Wahid sebagai presiden 92. Pemerintahan Megawati Soekarno Putri Pembentukan Kabinet Gotong Royong Terjadi ledakan Bom Bali 1, Marriot 1, dan Kedutaan Besar Australia Privatisasi beberapa perusahaan Negara Pemilihan umum 2004 untuk memilih presiden dan wakil presiden secara langsung 93. Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu Terjadi bencana Tsunami Aceh 2004 Penandatanganan perjanjian Helsinki antara Indonesia dan GAM Muncul kasus Century Pemilu legislatif tahun 2009 dan 2014