Anda di halaman 1dari 3

SMK NEGERI 1 DENPASAR

Tahun Pelajaran 2023/2024


KELAS X DPIB 1

MENGENAL TRADISI OMED-OMEDAN

ANGGOTA KELOMPOK:
I PUTU NANDHA PRADNYA PUTRA(21)
I PUTU SASTRAWAN(23)
I WAYAN DEDI ANANTAWIJAYA(25)
IDA AYU PUTU IKA(27)
OMED-OMEDAN
Bali merupakan salah satu kepulauan di Indonesia yang terkenal sebagai daerah yang memiliki seni,
budaya serta adat istiadat dan tradisi yang unik. Keunikan budaya di pulau ini merupakan kekayaan dari
kebudayaan nasional atau nusantara yang memiliki kekhasan atau corak yang berbeda dengan corak kebudayaan
daerah lainnya, sehingga menjadikan bali bisa terkenal di seluruh mancanegara. Selain itu Bali sebagai salah satu
suku bangsa di Indonesia memiliki karakteristik seni dan budaya yang menarik bagi wisatawan mancanegara
untuk berkunjung melihat perpaduan estetika (keindahan) budaya yang berdasarkan atas religiusitas Hinduisme.

Di bali ada sebuah tradisi unik yaitu "omed-omedan" yang budaya nya dilakukan dengan cara ciuman
yang dilakukan oleh pemuda-pemudi atau yang lebih dikenal dengan seka teruna-teruni yang berusia dari 17
tahun-30 tahun tentunya belum menikah.Tradisi ini bertujuan agar terciptanya rasa saling asah,asih,dan asuh agar
hubungan kekerabatan menjadi erat.Tradisi ini terletak di Jl. Raya Sesetan Br.kaja No.54, Sesetan,Denpasar
Selatan, Kota Denpasar, Bali.Omed-omedan dalam bahasa Indonesia berarti tarik-menarik. Acara omed-omedan
biasanya digelar sehari setelah perayaan Hari Raya Nyepi.Omed-omedan merupakan tradisi unik, dimana para
anak muda saling berpelukan dan saling tarik menarik secara bergantian antara dua kelompok,Acara diawali
dengan sembahyang bersama di Pura memohon agar acara berjalan lancar serta terhindar dari mala petaka.

Ada dua kelompok yang terlibat dalam tradisi omed-omedan, yaitu kelompok laki-laki dan kelompok
perempuan. Posisi laki-laki dan perempuan pun dibuat saling berhadapan. Sebelum acara di mulai, musik
gamelan pun dimainkan. Seorang sesepuh desa memberikan aba-aba agar kedua kelompok saling
mendekat.Setelah itu Begitu kedua kelompok ini mendekat, peserta terdepan dari masing-masing kelompok akan
saling gelut (peluk), kemudian diman (cium), lalu siam (disiram air), dan peserta lainnya ngedengin alias saling
tarik menarik. Sementara, para penonton yang menyaksikannya hanya bisa tertawa lepas menyaksikan keseruan
acara ini. Acara adat ini dilakukan secara rutin setiap tahun sebagai bentuk rasa kebersamaan dan kekeluargaan
yang erat.

Asal-usul Sejarah omed-omedan omed-omedan

Tradisi ini konon diperkirakan dari abad ke-17 .Konon, tradisi Omed-omedan berasal dari warga
Kerajaan Puri Oka yang terletak di Denpasar Selatan. Para warga dulunya berinisiatif membuat sebuah permainan
tarik-menarik. Lama-kelamaan permainan ini semakin menarik, sehingga berubah menjadi saling rangkul.Namun
ternyata suasana nya menjadi gaduh sehingga Raja Puri Oka yang sedang sakit keras menjadi marah-
marah,karena merasa terganggu dengan suara berisik tersebut. Namun, begitu Sang Raja keluar dan melihat
permainan omed-omedan ini, dia malah sembuh dari penyakitnya.Sejak saat itu, Sang Raja pun memerintahkan
warga agar omed-omedan diselenggarakan setiap tahun, setiap menyalakan api pertama atau Ngembak Geni
selepas Hari Raya Nyepi.Tradisi omed-omedan sempat berhenti dilakukan oleh masyarakat Desa Sesetan.
Namun,beberapa saat setelah dihentikan tradisi tersebut terjadi sebuah kejadian aneh, yaitu ada dua ekor babi
yang saling berkelahi di depan pelataran Pura.Warga pun menganggap kejadian tersebut merupakan sebuah
pertanda buruk. Sejak saat itulah Omed-omedan kembali dilaksanakan agar menghindari terjadi nya pertanda
buruk.
Makna dan fungsi tradisi omed-omedan

Kearifan lokal yang terefleksikan dalam suatu upacara omed-omedan merupakan wujud dari abstraksi
pikiran warga setempat sebagai suatu hal yang dianggap bermakna dan memiliki fungsi baik dari perspektif
sekala dan niskala dikarenakan hubungan antara sekala dan niskala sangat erat dalam kehidupan ini. makna dan
fungsi dari tradisi Omed-omedan yaitu terbagi atas beberapa aspek yaitu :

1. Religi

Kearifan lokal yang tertuang dalam upacara tradisi omed-omedan ini pada hakikatnya merupakan salah satu
perwujudan aktivitas hari keagamaan dan emosi keagamaan yang dibangkitkan dengan adanya sesuhunan Ida
Bhatara Petapakan yaitu Ida Ratu Ayu Mas Calonarang dan Ratu Gede Bangkal Putih di Pura Parerepan Banjar
Kaja, Kelurahan Sesetan. Pura itu diyakini merupakan bangunan suci yang sakral bagi pemeluk Hindu di Banjar
Kaja, Kelurahan Sesetan. Dalam konsep agama Hindu, berdoa atau sembahyang di tempat sakral seperti itu akan
mendapatkan anugrah Ida Sang Hyang Widhi.

2. Solidaritas

Solidaritas dapat dilihat dari gotong royong yang dijunjung tinggi dalam aspek kebersamaan saat keadaan suka-
duka. Hampir semua tugas kemasyarakatan diselesaikan secara bersama-sama.Demikian juga dalam upacara
Tradisi Omed-omedan semua warga banjar kaja bergotong royong bekerja sama menyiapkan segala sesuatu
dengan pemahaman yang sama, bahwa upacara itu demi kebaikan seluruh warga banjar kaje. Dengan itu maka
timbul rasa kebersamaan dalam kegiatan upacara tersebut untuk selalu memupuk kerukunan,gotong-royong dan
mewujudkan integrasi sosial secara nyata.

3.Budaya

Tradisi Omed-omedan sangat erat dengan konsep “Tri Hita Karana” karena dalam menjalakan budaya ini
tentunya kita tidak bisa lepas dari faktanya bahwa semua yang ada di dunia ini saling berhubungan dan berkaitan
demi keharmonisan,Dengan adanya budaya ini terciptanya rasa saling Asah,Asih,Dan Asuh.

Kesimpulan

Di bali ada banyak sekali tradisi dan budaya namun ada salah satu tradisi yang unik yaitu di banjar kaja
desa sesetan yang merupakan budaya lokal yang telah di wariskan turun-temurun dari generasi ke generasi yaitu
tradisi”omed-omedan”yang dimana pelaksanaan nya masi terjaga sampai saat ini.Tradisi ini biasanya
dilaksanakan setelah hari raya nyepi,Tradisi ini dilaksanakan untuk meningkatkan rasa saling asah,asih dan asuh
serta agar hubungan kekerabatan terjalin dengan erat secara harmonis seperti konsep “Tri Hita Karana”.Dalam
tradisi omed-omedan ini terdapat berbagai aspek fungsi serta makna nya yaitu dari aspek religi,solidaritas,dan
budaya serta aspek kesejahteraan di lingkungan banjar kaja sesetan,Denpasar selatan.

Anda mungkin juga menyukai