Anda di halaman 1dari 18

PEMERIKSAAN BARIUM

ENEMA
KELOMPOK 3
1. NURHAYANI
2. SHARIMA TAHIRA
3. DELLA PRIANANDA
4. LAURA ADINDA PUTRI
5. ATIKA FAHMITA
6. MUHAMMAD HIDAYAT AZHARI
7. PUTRI STEVANNY
8. YULIA PERMATA SARI
9. HARIANI PURNAMA LINA
10. IKHSAN WIRA YUDHA
Pengertian
Pemeriksaan Barium Enema disebut juga pemeriksaan
radiografi saluran cerna bagian bawah.Pemeriksaan ini
merupakan pemeriksaan sinar X dengan menggunakan
media kontras yaitu suspensi barium sulfat (BaSO 4), yang
dimasukkan ke dalam usus besar maka disebut barium
enema.
 Barium dimasukkan dengan menggunakan sebuah
selang enema.Pemeriksaan barium enema dilakukan
pada penderita yang mempunyai riwayat adanya
perubahan kebiasaan buang air besar, nyeri pada perut
bawah, atau adanya darah, lendir atau nanah pada feses1.
Teknik
Teknik pemeriksaan dengan kontras, terdiri atas
pemeriksaan dengan kontras tunggal dan pemeriksaan
dengan kontras ganda.Kontras yang digunakan terdiri
atas kontras positif dan kontras negatif
Kontras positif
Kontras positif yang biasa digunakan dalam pemeriksaan
radiologik alat cerna adalah Barium Sulfat (BaSO4).Bahan
ini adalah suatu garam berwarna putih, berat (karena
empunyai berat atom besar) dan tidak larut dalam
air.Garam tersebut diaduk dalam air dalam perbandingan
tertentu sehingga terjadi suspensi (bukan larutan).
Sinar roentgen tidak dapat menembus barium sulfat
tersebut, sehingga menimbulkan bayangan dalam foto
roentgen.Misalnya bila pasien minum suspensi tersebut
kemudian dipotret esofagusnya, maka tergambarlah
esophagus oleh suspensi itu pada foto roentgen.
Kontras Tunggal
Kontras tunggal hanya menggunakan media kontras
barium sulfat.Teknik ini biasanya disediakan untuk
indikasi berikut : tidak kooperatif, pasien tak
bergerak, obstruksi mekanik akut, pengurangan
intussusepsi, pengecualian dari patologi kotor, dan
evaluasi konfigurasi anatomis dari usus besar. Densitas
rendah (0,1 0,2 g / ml) suspensi barium digunakan
untuk "melihat-melalui" efek. Suspensi dijalankan
dalam perlahan-lahan di bawah bimbingan
fluoroscopic, dan film spot yang diambil dalam
pandangan beberapa radiografi, sering
dikombinasikan dengan kompresi manual usus besar.
Kontras Ganda
Pada kontras ganda pemeriksaan barium enema
dikombinasikan dengan insuflasi udara (atau alternatif karbon
dioksida) untuk lebih baik "tembus" efek daripada teknik
kontras tunggal.Suspensi barium harus hanya lapisan mukosa
di dalam lapisan tipis.Teknik dengan kontras ganda
merupakan teknik yang terbaik untuk mendeteksi tumor yang
kecil (khususnya polip), penyakit keradangan dini, dan
pendarahan kecil yang disebabkan oleh tukak 1.Untuk
mengaktifkan visualisasi detail anatomi halus en wajah, ini
membutuhkan kerapatan yang lebih tinggi dari suspensi
(biasanya 0,6-1,1 g / ml). Sebuah relaksasi otot polos (20 mg
butylbromide hyoscine, Buscopan atau 0,5 1,0 mg glukagon)
sering disuntikkan intravena pada awal prosedur untuk
meringankan kejang kolon mungkin.
Persiapan
Persiapan perlengkapan:
Larutan barium sulfat dengan kepekatan 1 : 8 dan temperature 37 derajat Celsius,
sebanyak 2 liter
Rektal kateter
Irigator set.Dewasa ini sering digunakan disposible bariumenema kits yang terdiri
dari :
Enema bag, biasanya dari bahan translusen dengan kapasitas 3 liter.
Dekat bagian atas kantong enema, terdapat lubang untuk menambah larutan
barium.
Kateter yang panjangnya 1,5 meter serta clip, untuk mengatur laju bahan kontras saat
dilakukan pemeriksaan dalam berbagai posisi.
Rektal kateter.

 
Glycerin
Kayu pengaduk barium (bila menggunakan irrigator set)
Receiver (ember)
Kain laken (penutup meja pemeriksaan)
Dua hari sebelum pemeriksaan:
Beritahu pemeriksa apabila pasien mempunyai alergi lateks atau barium dan siapkan
pasien secara fisik dan mental untuk melakukan pemeriksaan ini
Pasien diberitahukan bahwa persiapan ini dibutuhkan kerjasama dari pasien agar
kolon yang akan diperiksa dapat benar-benar bersih.
Mengubah pola makan pasien. Pasien hendaknya memakan makanan dengan
konsistensi lunak dan tidak mengandung lemak selama 1-2 hari sebelum pemeriksaan,
hal ini dimaksudkan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya bongkahan-
bongkahan tinja yang keras.
Minum sebanyak-banyaknya selama 1-2 hari sebelum pemeriksaan sebanyak 2 liter
atau lebih untuk mencegah dehidrasi akibat persiapan. Hal ini disebabkan karena
penyerapan air di saluran cerna terbanyak di usus besar, sehingga pemberian
minuman ini dapat menjaga tinja agar tetap lembek. Untuk menjaga kebutuhan kalori
dan keseimbangan elektrolit dapat diberikan oral entering feeding berupa bubuk yang
dilarutkan di dalam air.
Pasien dengan hipomotilitas kolon lebih sulit untuk diperiksa karena kolon tidak
bersih sempurna. Biasanya terjadi pada orang yang tirah baring lama, diabetes,
skleroderma dan orang yang menggunakan opiat atau obat dengan efek samping
antikolinergik harus diperpanjang masa persiapannya menjadi dua hari atau lebih dan
beberapa regimen, lavage kolon dimungkinkan untuk membersihkan kolon.
Satu hari sebelum pemeriksaan :
Lanjutkan diet yang sama seperti pada hari sebelumnya dan tetap
hindari makanan berlemak
Pada pukul 4 sore, minum satu gelas air putih
Pada pukul 5 sore, minum magnesium citrate laxative dengan dosis pada
dewasa 300 ml, usia 9-12 150 ml, usia 6-8 60 ml, usia 5 tahun kebawah
tidak diberikan. Setelah ini akan terjadi diare selama 3-8 jam.
Pada pukul 7 malam, orang dewasa harus mengkonsumsi 3 tablet
bisacodyl dan tetap mengonsumsi diet cair hingga malam hari.
Pemberian pencahar tidak wajib dilakukan apabila perubahan pola
makan dan minum dilakukan dengan benar. Pada beberapa keadaaan
seperti orang tua, rawat baring yang lama dan sembelit kronis,
pemberian pencahar harus diberikan. Sebaiknya dipilih pencahar yang
mempunyai sifat-sifat yang dapat melembekkan tinja dan meningkatkan
peristaltik usus, mempunyai citra rasa yang enak serta mempunyai
kemasan yang baik.
 
Pada hari pemeriksaan:
Tidak boleh makan atau minum apapun hingga pemeriksaan
selesai, kecuali pemeriksaan dilakukan diatas jam 13.00 maka
boleh minum air putih saja.
Pemberian glukagon intravena dapat digunakan untuk
menghambat peristaltis usus pada saat pemeriksaan dan juga
untuk membedakan spasme kolon dengan lesi massa. Glukagon
secara perlahan disuntikkan dengan dosis 1 mg melalui intravena
dalam 1 menit. Lama kerja dari glukagon sekitar 10-20 menit.
Tujuan dari pemberian ini dapat menurunkan rasa tidak nyaman
saat menjalani pemeriksaan. glukagon tidak diberikan pada
pasien yang insulonoma, ferokromositoma.
Apabila pasien mengalami diabetes, harus dikonsultasikan lebih
dahulu mengenai penurunan pemakaian insulin saat puasa atau
diet lunak.
Sesaat sebelum pemeriksaan :
Petugas radiologi akan menjelaskan prosedur yang
akan dilakukan.
Penderita diminta untuk menggunakan pakaian
khusus yang tidak terdapat besi dan melepas segala
perhiasaan.
Bagi pasien wanita, perlu ditanyakan apakah
penderita sedang dalam keadaan hamil atau ada
kemungkinan sedang hamil.
PascaPemeriksaan
Pasien diberikan laksatif untuk mengeluarkan sisa-sisa
barium dan efek samping dari barium adalah konstipasi.
Pasien akan merasa kram perut ringan-sedang.
Pasien dianjurkan banyak minum karena barium dapat
menyebabkan dehidrasi.
2-3 hari setelah pemeriksaan, tinja pasien akan terlihat
putih atau keabu-abuan Karena masih terdapatnya sisa-
sisa barium di kolon.
Gambaran Normal
Pada radiografi akan terlihat bangunan haustrae
sepanjang kolon. Mulai dari distal kolon desenden
sampai sigmoid, haustrae semakin tampak berkurang.
Dalam keadaan normal garis-garis haustrae ­haruslah
dapat diikuti dengan jelas dan berkesinambungan
 Kaliber kolon berubah secara perlahan, muali dari
sekum (± 8.5 cm) sampai sigmoid (± 2.5 cm).Panjang
kolon sangat bervariasi untuk tiap individu, berkisar
antara 91-125 cm, bahkan lebih.
Mukosa kolon terlihat sebagai garis-garis tipis dan halus
melingkar teratur dengan tekstur yang dinamakan linea
innominata
Gambaran normal
Gambaran Patologis
Kolitis
Dengan istilah colitis dimaksudkan penyakit-penyakit inflamsi pada
kolon.Berbagai jenis penyakit inflamasi kolon menghasilkan
perubahan beraneka ragam pada mukosa dan dindingnya.Tidak ada
satupun tanda radiologic yang khas dan laboratorium sangat penting
untuk menegakkan diagnosis.
Berbagai bentuk perubahan pada kolon dari yang ringan sampai berat
dapat disebutkan sebagai berikut :
Perubahan mukosa. Dapat beruba hilangnya struktur linea innominata,
granuler, atau timbulnya ulsera (halo sign, bulls eye, target lesion)
Perubahan dinding. Dapat berupa hilang/berkurangnya haustrae,
kekakuan dan kerancuan dinding, lumen menyempit, dan pemendekan
kolon.
Yang terpenting adalah membedakan colitis ulseratif dengan kolitis
Crohn karena kedua penyakit ini dalam perjalanannya sangat berbeda
baik dalam komplikasi ataupun prognosisnya.
Karsinoma
Karsinoma kolon dapat memberikan penampilan
seperti penonjolan ke dalam lumen (protruded lesion).
Bentuk klasik tipe ini adalah polip, dimana polip dapat
bertangkai (pedunculated) atau tidak bertangkai
(sessile).Dinding kolon seringkali masih terlihat baik.
Keracunan dinding kolon (colonic wall deformity)
dapat bersifat simetris (napkin ring) atau asimetris
(apple core).Lumen kolon sempit dan ireguler.
Kekakuan dinding kolon (rigidity colonic wall) bersifat
segmental, terkadang mukosa masih baik.Lumen
kolon dapat atau tidak menyempit.Bentuk ini sukar
dibedakan dengan kolitis ulseratif.
Divertikel
Divertikel merupakan kantung-kantung yang menonjol
pada dinding kolon, terdiri atas lapisan mukosa dan
muskularis mukosa.

Polip
Pada radiograf yang terpenting adalah bahwa sessile
polip harus terlihat adanya kubah (dome) dan dasarnya
(base).Sedangkan pada pedunculated harus dapat
terlihat kepala (head) dan tangkainya (stalk).
KESIMPULAN
 Pemeriksaan Barium Enema, disebut juga
pemeriksaan radiografi saluran cerna bagian bawah,
merupakan pemeriksaan sinar X dengan
menggunakan media kontras yaitu suspensi barium
sulfat (BaSO4), yang dimasukkan ke dalam usus besar.
Tujuan dilakukannya pemeriksaan barium enema
adalah untuk mengetahui bentuk dan fungsi dari usus
besar/colon serta mendeteksi adanya kelainan. Barium
akan mengisi colon secara rata dan menunjukkan
kontur, patency ( bebas terbuka ) dan posisi usus yang
normal. Hasil pemeriksaan ditentukan oleh gambaran
dari X-ray dan gambaran fluoroscopy.

Anda mungkin juga menyukai