Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH KEWARGANEGARAAN

KONSEP DAN INTEGRASI NASIONAL

Oleh:

OKTRI SURYANI
19112251
DIII KEPERAWATAN

DOSEN PENGAMPU :
Yulia Fitri,SH,MH

STIKes MERCUBAKTI JAYA PADANG


TAHUN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT  yang telah memberikan
Rahmat dan Hidayah-Nya, sholawat serta salam semoga tercurahkan kepada
Nabi Muhammad SAW. saya bersyukur kepada Ilahi Rabbi yang telah
memberikan Hidayah dan Taufik-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah ini yang berjudul “Konsep dan Integrasi Nasional” terselesaikan dengan
baik.
            Dengan tersusunnya makalah ini, kami berharap dapat lebih memahami
secara mendalam mengenai Konsep dan Integrasi Nasional dalam menjaga
persatuan dan kesatuan NKRI. Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun sangat saya harapkan demi kesempurnaan makalah atau penyusunan
makalah berikutnya menjadi lebih baik.

Padang, desember 2019

                                                 

                                                 Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Judul………………………………………………………………….1
Kata Pengantar………………………………………………………………….2
Daftar Isi………………………………………………………………………..3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah……………………………………………………4
B. Rumusan Masalah………………………………………………………….4
C. Tujuan Penulisan…………………………………………………………...4
BAB II PEMBAHASAN
A. Makna Integrasi Nasional………………………………………………….5
B. Jenis Integrasi Nasional…………………………………………………….6
C. Faktor-faktor Integrasi Nasional……………………………………………7
D. Perkembangan Sejarah Integrasi di Indonesia……………………………..7
E. Pengembangan Integrasi di Indonesia………………………………………9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………………………..11
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………12
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam mengarung kehidupannya, sebuah negara selalu dihadapkan pada upaya
bagaimana menyatukan keanekaragaman orang-orang yang ada di dalamnya agar
memiliki rasa persatuan, kehendak untuk bersatu dan secara bersama bersedia
membangun kesejahteraan untuk bangsa yang bersangkutan. Oleh karena itu
bagaimana mungkin suatu negara bisa membangun, jika orang-orang yang ada dalam
negara tersebut tidak mau bersatu, tidak memiliki perasaan sebagai satu kesatuan, dan
tidak bersedia mengikatkan diri sabagai satu bangsa.
Suatu negara membutuhkan persatuan untuk bangsanya yang dinamakan integrasi
nasional. Dapat dikatakan bahwa suatu negara yang mampu membangun integrasi
nasionalnya akan memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa yang ada di
dalamnya. Integasi nasional merupakan salah satu tolak ukur persatuan dan kesatuan
bangsa.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu integrasi nasional?
2. Apa saja jenis integrasi nasional?
3. Apa saja faktor-faktor integrasi nasional?
4. Bagaimana perkembangan sejarah integrasi di Indonesia?
5. Bagaimana pengembangan integrasi di Indonesia?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa itu integrasi nasional
2. Untuk mengetahui apa saja jenis integrasi nasional
3. Untuk mengetahui apa saja faktor-faktor integrasi nasional
4. Untuk mengetahui perkembangan sejarah integrasi di Indonesia
5. Untuk mengetahui pengembangan integrasi di Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN

A. Makna Integrasi Nasional


1. Pengertian Integrasi Nasional secara Bahasa (Etimologis)
Integrasi nasional secara bahasa terdiri atas dua kata, yakni integrasi, diambil dari
bahasa inggris “integrate” artinya menyatupadukan, mempersatukan atau
menggabungkan serta kata nasional, juga diambil dari bahasa inggris, yakni nation
yang artinya bangsa. Jadi, bisa dikatakan secara bahasa integrasi nasional ialah
penyatuan suatu bangsa sampai menjadi satu kesatuan yang bulat dan juga utuh.

2. Pengertian Integrasi Nasional Menurut KBBI


Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), integrasi nasional
mempunyai arti dari segi politis dan antropologis

Makna Integrasi nasional secara politis


Integrasi nasional merupakan penggabungan dari berbagai kelompok dengan
budaya dan juga sosial yang berbeda dalam kesatuan wilayah yang akan memciptakan
identitas nasional.

Makna Integrasi Nasional Secara Antropologis


Integrasi Nasional adalah penyatuan antar unsur-unsur kebudayaan yang berlaku
sehingga bisa mencapai satu kesatuan fungsi didalam kehidupan masyarakat yang
bersangkutan.

3. Pengertian Integrasi Nasional menurut para ahli


Nazaruddin Sjamsuddin
Dr. Nazaruddin Sjamsuddin mengartikan Integrasi nasional sebagai proses
penyatuan suatu bangsa yang melingkupi semua aspek kehidupan, yakni aspek sosial,
ekonomi, budaya dan politik.

Soedjati Djiwandono
mengartikan kata Integrasi nasional sebagai suatu cara bagaimana kelestarian
persatuan nasional secara arti luas dapat didamaikan dengan hak menentukan nasib
sendiri.

Myron Weiner
Myron Weiner mengartikan Integrasi Nasional sebagai proses penyatuan dari
berbagai kelompok budaya dan juga sosial dalam satu kesatuan wilayah, dalam suatu
rangka pembentukan suatu identitas nasional.

Howard Wriggins
Howard Wriggins definisikan integrasi nasional sebagai penyatuan bagian yang
berbeda-beda dari suatu masyarakat jadi suatu kesatuan yang lebih utuh atau juga
mencocokan masyarakat-masyarakat kecil yang jumlahnya banyak jadi satu kesatuan
bangsa.
4. Pengertian Integrasi Nasional Secara Umum
Dari beberapa pengertian di atas, bisa kita simpulkan bahwa integrasi nasional adalah
suatu usaha atau proses menyatukan perbedaan yang ada di suatu negara sampai
terciptanya keserasian dan juga keselarasan secara nasional.

B. Jenis Integrasi Nasional


1. Berdasarkan hasilnya
Asimilasi
Asimilasi ialah penggabungan dua ataupun lebih kebudayaan yang dimana
hasilnya menghilangkan ciri khas dari kebudayaan asli, maksudnya hasil dari
asimilasi yaitu sebuah kebudayaan baru yang diterima oleh semua kelompok didalam
lingkungan masyarakat yang berkaitan.

Akulturasi
Akulturasi ialah penggabungan dua ataupun lebih kebudayaan tidak
menghilangkan ciri khas dari kebudayaan asli di lingkungan tersebut. Seperti
kebudayaan asing yang masuk akan menerima penolakan terlebih dahulu, namun
kemudian dengan berjalannya waktu kebudayaan ini akan diterima sekaligus
dimanfaatkan dengan tidak menghilangkan ciri khas dari kebudayaan awal/asli.

2. Berdasarkan penyebabnya

Integrasi Normatif
Integrasi normatif merupakan integrasi yang terjadi disebabkan norma-norma
tertentu yang ada didalam masyarakat secara keseluruhan. Norma ini bisa menjadi hal
yang  menyatukan masyarakat hingga integrasi lebih mudah terbentuk.

Integrasi Instrumental
Integrasi instrumental ialah integrasi yang muncul secara visual dikarenakan
adanya keseragaman antar individu didalam suatu lingkungan masyarakat. Contohnya
seperti keseragaman pakaian, keseragaman ciri fisik, keseragaman aktivitas sehari-
hari, dll.

Integrasi ideologis
Integrasi ideologis yaitu integrasi yang tidak muncul secara visual, terbentuk
karena adanya hubungan spiritual ataupun ideologis yang kuat berdasarkan proses
alamiah dan tidak adanya paksaan. Interaksi ideologis menjelaskan adanya persamaan
kepahaman ketika memandang nilai sosial, persepsi, dan tujuan antara anggota
masyarakat di lingkungan masyarakat yang bersangkutan.

Integrasi Fungsional
Integrasi fungsional ada dikarenakan adanya fungsi-fungsi tertentu di masing
masing pihak yang berada  di masyarakat.
Integrasi Koersif
Integrasi koersif yaitu integrasi yang terbentuk dikarenakan adanya pengaruh
kekuasaan yang dimiliki penguasa. Integrasi ini bisa bersifat paksaan.

C. Faktor-faktor Integrasi Nasional


1. Faktor-Faktor yang dapat Memicu Munculnya Integrasi Nasional
a. Faktor sejarah penderitaan ataupun kemenangan yang pasti menciptakan rasa
senasib dan  juga seperjuangan diantara sesama.
b. Keinginan untuk bersatu, contohnya sepert bangsa indonesia sebagaimana
dinyatakan didalam Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928.
c. Terdapat rasa rela berkorban demi kepentingan bangsa dan juga negara.
d. Terdapat kesepakatan nasional secara bersama contoh seperti proklamasi
kemerdekaan, undang undang dan juga pancasila.
e. terdapat simbol yang bisa menggambarkan kesatuan secara nasional.

2. Faktor yang dapat Menghambat Munculnya Integrasi Nasional

a. Adanya perbedaan yang beraneka ragam baik dari sudut ras, agama, pola pikir,
bahasa, suku.
b. Sangat luasnya wilayah.
c. Masih banyak terdapat kesenjangan sosial antar anggotanya dalam kehidupan
bermasyarakat.
d. Adanya paham etnosentrisme yaitu menganggap kelompoknya lebih
dibandingkan kelompok lainnya.
e. Lemahnya nilai, norma dan juga ideologi dalam penyatuan bangsa itu sendiri.

D. Perkembangan Sejarah Integrasi di Indonesia


Menurut pendapat Suroyo (2002), ternyata sejarah menjelaskan bangsa kita sudah
mengalami pembangunan integrasi sebelum bernegara Indonesia yang merdeka.
Menurut Suroyo, terdapat tiga model integrasi dalam sejarah perkembangan
integrasi di Indonesia, yakni :
a. Model Integrasi Imperium Majapahit
Model integrasi pertama ini bersifat kemaharajaan (imperium) Majapahit.
Struktur kemaharajaan yang begitu luas ini berstruktur konsentris. Dimulai dengan
konsentris pertama yaitu wilayah inti kerajaan (nagaragung): pulau Jawa dan Madura
yang diperintah langsung oleh raja dan saudarasaudaranya. Konsentris kedua adalah
wilayah di luar Jawa (mancanegara dan pasisiran) yang merupakan kerajaan-kerajaan
otonom.
Konsentris ketiga (tanah sabrang) adalah negara-negara sahabat di mana
Majapahit menjalin hubungan diplomatik dan hubungan dagang, antara lain dengan
Champa, Kamboja, Ayudyapura (Thailand).

b. Model Integrasi Kolonial

Model integrasi kedua atau lebih tepat disebut dengan integrasi atas wilayah
Hindia Belanda baru sepenuhnya dicapai pada awal abad XX dengan wilayah yang
terentang dari Sabang sampai Merauke. Pemerintah kolonial mampu membangun
integrasi wilayah juga dengan menguasai maritim, sedang integrasi vertikal antara
pemerintah pusat dan pemerintah daerah dibina melalui jaringan birokrasi kolonial
yang terdiri dari ambtenaar-ambtenaar (pegawai) Belanda dan pribumi yang tidak
memiliki jaringan dengan massa rakyat.
Dengan kata lain pemerintah tidak memiliki dukungan massa yang berarti.
Integrasi model kolonial ini tidak mampu menyatukan segenap keragaman bangsa
Indonesia tetapi hanya untuk maksud menciptakan kesetiaan tunggal pada penguasa
kolonial.

c. Model Integrasi Nasional Indonesia

Model integrasi ketiga ini merupakan proses berintegrasinya bangsa Indonesia


sejak bernegara merdeka tahun 1945. Meskipun sebelumnya ada integrasi kolonial,
namun integrasi model ketiga ini berbeda dengan model kedua.
Integrasi model kedua lebih dimaksudkan agar rakyat jajahan (Hindia Belanda)
mendukung pemerintahan kolonial melalui penguatan birokrasi kolonial dan
penguasaan wilayah.
Integrasi model ketiga dimaksudkan untuk membentuk kesatuan yang baru yakni
bangsa Indonesia yang merdeka, memiliki semangat kebangsaan (nasionalisme) yang
baru atau kesadaran kebangsaan yang baru.
Model integrasi nasional ini diawali dengan tumbuhnya kesadaran berbangsa
khususnya pada diri orang-orang Indonesia yang mengalami proses pendidikan
sebagai dampak dari politik etis pemerintah kolonial Belanda. Mereka mendirikan
organisasi-organisasi pergerakan baik yang bersifat keagamaan, kepemudaan,
kedaerahan, politik, ekonomi perdagangan dan kelompok perempuan.
Para kaum terpelajar ini mulai menyadari bahwa bangsa mereka adalah bangsa
jajahan yang harus berjuang meraih kemerdekaan jika ingin menjadi bangsa merdeka
dan sederajat dengan bangsa-bangsa lain. 
Mereka berasal dari berbagai daerah dan suku bangsa yang merasa sebagai satu
nasib dan penderitaan sehingga bersatu menggalang kekuatan bersama. Misalnya,
Sukarno berasal dari Jawa, Mohammad Hatta berasal dari Sumatera, AA Maramis
dari Sulawesi, Tengku Mohammad Hasan dari Aceh. 

E. Pengembangan Integrasi di Indonesia


1. Adanya ancaman dari luar
Adanya ancaman dari luar dapat menciptakan integrasi masyarakat. Masyarakat
akan bersatu, meskipun berbeda suku, agama dan ras ketika menghadapi musuh
bersama. Contoh, ketika penjajah Belanda ingin kembali ke Indonesia, masyarakat
Indonesia bersatu padu melawannya. 
Suatu bangsa yang sebelumnya berseteru dengan saudara sendiri, suatu saat dapat
berintegrasi ketika ada musuh negara yang datang atau ancaman bersama yang berasal
dari luar negeri. Adanya anggapan musuh dari luar mengancam bangsa juga mampu
mengintegrasikan masyarakat bangsa itu.

2. Gaya politik kepemimpinan


Gaya politik para pemimpin bangsa dapat menyatukan atau mengintegrasikan
masyarakat bangsa tersebut. Pemimpin yang karismatik, dicintai rakyatnya dan
memiliki jasa-jasa besar umumnya mampu menyatukan bangsanya yang sebelumya
tercerai berai. Misal Nelson Mandela dari Afrika Selatan. Gaya politik sebuah
kepemimpinan bisa dipakai untuk mengembangkan integrasi bangsanya.

3. Kekuatan lembaga–lembaga politik


Lembaga politik, misalnya birokrasi, juga dapat menjadi sarana pemersatu
masyarakat bangsa. Birokrasi yang satu dan padu dapat menciptakan sistem
pelayanan yang sama, baik, dan diterima oleh masyarakat yang beragam. Pada
akhirnya masyarakat bersatu dalam satu sistem pelayanan.

4. Ideologi Nasional
Ideologi merupakan seperangkat nilai-nilai yang diterima dan disepakati. Ideologi
juga memberikan visi dan beberapa panduan bagaimana cara menuju visi atau tujuan
itu. Jika suatu masyarakat meskipun berbeda-beda tetapi menerima satu ideologi yang
sama maka memungkinkan masyarakat tersebut bersatu. 
Bagi bangsa Indonesia, nilai bersama yang bisa mempersatukan masyarakat
Indonesia adalah Pancasila. Pancasila merupakan nilai sosial bersama yang bisa
diterima oleh seluruh masyarakat Indonesia.
Nilai-nilai bersama tidak harus berlaku secara nasional. Di beberapa daerah di
Indonesia terdapat nilai-nilai bersama. Dengan nilai itu kelompok kelompok
masyarakat di daerah itu bersedia bersatu. Misal “Pela Gadong” sebagai nilai
bersama yang dijunjung oleh masyarakat Maluku.

5. Kesempatan Pembangunan Ekonomi


Jika pembangunan ekonomi berhasil dan menciptakan keadilan, maka masyarakat
bangsa tersebut bisa menerima sebagai satu kesatuan. Namun jika ekonomi
menghasilkan ketidakadilan maka muncul kesenjangan atau ketimpangan. Orang–
orang yang dirugikan dan miskin sulit untuk mau bersatu atau merasa satu bangsa
dengan mereka yang diuntungkan serta yang mendapatkan kekayaan secara tidak
adil. 
Banyak kasus karena ketidakadilan, maka sebuah masyarakat ingin memisahkan
diri dari bangsa yang bersangkutan. Dengan pembangunan ekonomi yang merata
maka hubungan dan integrasi antar masyarakat akan semakin mudah dicapai.

Sunyoto Usman (1998) menyatakan bahwa suatu kelompok masyarakat dapat


terintegrasi, apabila: 
1. Masyarakat dapat menemukan dan menyepakati nilai-nilai fundamental yang
dapat dijadikan rujukan bersama. Jika masyarakat memiliki nilai bersama yang
disepakati maka mereka dapat bersatu, namun jika sudah tidak lagi memiliki
nilai bersama maka mudah untuk berseteru. 
2. Masyarakat terhimpun dalam unit sosial sekaligus, memiliki “cross cutting
affiliation”  sehingga menghasilkan “cross cutting loyality”. Jika masyarakat
yang berbeda-beda latar belakangnya menjadi anggota organisasi yang sama,
maka mereka dapat bersatu dan menciptakan loyalitas pada organisasi tersebut,
bukan lagi pada latar belakangnya. 
3. Masyarakat berada di atas memiliki sifat saling ketergantungan di antara unit-
unit sosial yang terhimpun di dalamnya dalam memenuhi kebutuhan ekonomi.
Apabila masyarakat saling memiliki ketergantungan, saling membutuhkan,
saling kerjasama dalam bidang ekonomi, maka mereka akan bersatu. Namun
jika ada yang menguasai suatu usaha atau kepemilikan maka yang lain akan
merasa dirugikan dan dapat menimbulkan perseteruan. 
Pendapat lain menyebutkan, integrasi bangsa dapat dilakukan dengan dua strategi
kebijakan yaitu “policy assimilasionis”  dan “policy bhinneka tunggal
ika” (Sjamsudin, 1989). Strategi pertama dengan cara penghapusan sifatsifat kultural
utama dari komunitas kecil yang berbeda menjadi semacam kebudayaan nasional.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Integrasi nasional merupakan proses menyatukan bagian-bagian, unsur atau
elemen yang terpisah dari masyarakat menjadi kesatuan yang bulat sehingga menjadi
satu kesatuan.
Model integrasi yang berlangsung di Indonesia adalah model integrasi imperium
majapahit, model integrasi kolonial, dan model integrasi nasional Indonesia.
Integrasi berkebalikan dengan disintegrasi. Jika integrasi menyiratkan adanya
keterpaduan, kesatuan, dan kesepakatan maka disintegrasi menyiratkan adanya
perpecahan, pertentangan, dan konflik
Integrasi bangsa diperlukan guna membangkitkan kesadaran akan identitas
bersama, menguatkan identitas nasional, dan membangun persatuan bangsa

DAFTAR PUSTAKA
https://duniapendidikan.co.id/makna-integrasi-nasional-pengertian-faktor/
https://irvanhermawanto.blogspot.com/2018/03/perkembangan-sejarah-integrasi-
indonesia.html
https://irvanhermawanto.blogspot.com/2018/03/pengembangan-integrasi-di-
indonesia.html
https://www.academia.edu/37537913/URGENSI_INTEGRASI_NASIONAL_SE
BAGAI_SALAH_SATU_PARAMETER_PERSATUAN_DAN_KESATUAN

Anda mungkin juga menyukai