Anda di halaman 1dari 5

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Thorax (Dada) merupakan rongga yang berbentuk kerucut, pada
bagian bawah lebih besar dari bagian atas dan pada bagian belakang lebih
panjang dari bagian depan. Thorax adalah bagian tubuh yang tersusun dari
tulang dada (Sternum), 12 ruas tulang belakang (12 Vert. Thoracalis), dan
12 pasang tulang rusuk/iga (10 pasang iga sejati dan 2 pasang iga
melayang). Thorax membentang dari leher hingga diafragma. Didalam
rongga thorax terdapat jantung, paru-paru dan banyak pembuluh darah
yang dilindungi oleh tulang rusuk dan tulang dada.
Rontgen thorax (Dada) merupakan salah satu pemeriksaan sinar-X
yang sering dilakukan oleh setiap orang, yang berfungsi untuk menilai
kesehatan paru dan organ sekitarnya. Pemeriksaan thorax juga salah satu
tindakan untuk melakukan MCU (Medical Check Up). Dengan
menggunakan X-ray, tulang dada, paru-paru, jantung dan organ dada
lainnya tampak jelas terlihat. Kegunaan pemeriksaaan thorax adalah untuk
membantu diagnosis, diantaranya: kelainan jantung bawaan, gagal jantung
dan masalah jantung lainnya, melihat adanya infeksi (Tb paru),
pneumonia, efusi pleura, bronchitis, bronchopneumonia, tumor / kanker
paru-paru, skrining penyakit paru. Serta untuk membantu mendiagnosis
gejala : batuk terus menerus , nyeri dada (Trauma), batuk darah, sesak
nafas. 
Posisi pasien pemeriksaan thorax diantaranya : yang pertama
Postero-Anterior (PA) yaitu dimana tubuh pasien membelakangi tube X-
ray, dan dada pasien menempel pada kaset. Yang kedua Antero-Posterior
(AP) yaitu tubuh pasien menghadap ke tube X-ray dan punggung pasien
menempel pada kaset. Posisi ini biasa digunakan untuk pasien yang tidak
bisa berdiri. Dan yang ketiga adalah posisi Lateral yaitu salah satu sisi
lateral tubuh pasien menempel pada kaset dan tangan difleksikan ke atas
kepala.
2

Efusi pleura adalah suatu kondisi ketika terdapat cairan abnormal


dalam rongga pleura. Pleura merupakan selaput tipis yang melapisi paru-
paru dan dinding dada. Di antara pleura yang melapisi paru-paru dan
dinding dada, terdapat rongga pleura. Normalnya, terdapat sedikit cairan
dalam rongga ini yang berfungsi sebagai pelumas antara kedua pleura saat
pergerakan paru-paru ketika bernapas. Kondisi ini bisa ringan ataupun
serius yang tergantung pada penyebabnya. Infeksi virus, pneumonia, dan
gagal jantung adalah beberapa kondisi yang bisa menyebabkan efusi
pleura. 

Beberapa faktor risiko yang meningkatkan seseorang mengidap


efusi pleura, antara lain Memiliki riwayat tekanan darah tinggi
(hipertensi), merokok, mengonsumsi minuman beralkohol, atau terkena
paparan debu asbes. Menjalani perawatan atau pengobatan untuk penyakit
kanker yang memengaruhi cara tubuh dalam menahan cairan.

Penyebab seseorang mengalami efusi pleura Penyakit atau infeksi


yang menyebabkan peradangan pada paru-paru, seperti pneumonia,
tuberkulosis, kanker paru, atau edema paru. Gagal jantung kongestif.
Protein yang rendah dalam darah bisa menyebabkan cairan mudah keluar
dari pembuluh darah dan terkumpul dalam rongga pleura, misalnya akibat
penyakit sirosis hati atau penyakit ginjal. Penurunan laju penyerapan dari
saluran getah bening, misalnya karena penyumbatan saluran getah bening
akibat adanya keganasan atau trauma. Penyumbatan pada arteri paru-paru
atau yang disebut dengan emboli paru. Penyakit autoimun, contohnya
penyakit lupus atau rheumatoid arthritis. Obat-obatan tertentu, operasi
perut dan terapi radiasi juga dapat menyebabkan efusi pleura. Efusi pleura
dapat terjadi bersamaan dengan penyakit kanker termasuk kanker paru-
paru, kanker payudara, dan limfoma. Dalam beberapa kasus, cairan yang
terbentuk bersifat ganas (kanker) atau hasil dari efek samping kemoterapi.

Gejala Beberapa pengidap efusi pleura tidak memiliki gejala dan


kondisinya terdeteksi pada saat melakukan rontgen dada yang dilakukan
3

karena alasan lain. Pasien akan mengalami gejala yang tidak berhubungan
dengan efusi pleura dan mengalami gejala penyakit yang menyebabkan
efusi. Gejala umumnya mulai muncul ketika ketika efusi pleura bersifat
sedang hingga parah atau jika sudah terjadi peradangan. Efusi pleura
kemudian dapat menyebabkan gejala berikut batuk kering, demam.
kesulitan bernapas terutama saat berbaring, nyeri dada saat menarik dan
membuang napas, sesak napas.

Berdasarkan uraian diatas yang telah penulis tuliskan maka penulis


ingin mengkaji lebih lanjut tentang radiografi thorax dalam bentuk
karya tulis ilmialh dengan judul: “RADIOGRAFI THORAX
DENGAN SANGKAAN EFUSI PLEURA DI RUMAH SAKIT
UMUM HAJI MEDAN”

1.2 Pembatasan Masalah


Untuk memperlihatkan radiografi thorax dengan sangkaan efusi pleura
dengan memanfaatkan sinar-X. Proyeksi yang digunakan antara lain
proyeksi antero posterior axial dan lateral.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah diatas maka penulis
merumuskan masalah yang timbul pada radiografi thorax dengan sangkaan
efusi pleura adalah sebagai berikut:
“Apa upaya yang dilakukan untuk memperoleh gambaran radiografi
thorax dengan sangkaan efusi pleura pada thorax yang optimal?”

1.4 Tujuan Pemeriksaan


1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui bagaimana prosedur pemeriksaan radiografi thorax
dengan sangkaan efusi pleura di Rumah Sakit Umum Haji Medan.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui teknik radiografi dari pemeriksaan radiografi
thorax dengan sangkaan efusi pleura.
b. Untuk mengetahui hasil ekspertise dari thorax apakah terbukti
adanya efusi pleura.
4

1.5 Manfaat Pemeriksaan

Adapun manfaat penulisan karya tulis ilmiah radiografi thorax dengan


sangkaan efusi pleura adalah sebagai berikut:

1.) Bagi Penulis

Untuk memperdalam pengetahuan penulis tentang teknik


pemeriksaan radiografi thorax dengan sangkaan efusi pleura pada
thorax.

2.) Bagi Rumah Sakit

Sebagai pertimbangan untuk melakukan pemeriksaan radiografi


thorax dengan sangkaan efusi pleura pada thorax untuk kasus yang
serupa yang mungkin ditemui kembali.

3.) Bagi Pasien

Dengan hasil yang tepat dan akurat, pasien dapat mengetahui


penyakit yang di deritanya guna pengobatan lebih lanjut.

1.6 Isi Penulis

Untuk memudahkan pembaca menelaah isinya, disini penulis


mengemukakan sistematika penulisan karya tulis:

BAB I : PENDAHULUAN
Berisikan uraian latar belakang, batasan masalah, rumusan
masalah, tujuan pemeriksaan, manfaat penulisan, dan isi
penulisan.

BAB II : TINJAUAN TEORI

Berisikan tentang uraian tentang konsep yang meliputi


pengertian pemeriksaan, Anatomi, Fisiologi, Patologi,
Etiologi, Teknik radiografi, Teknik pesawat rontgen,
Fisika radiodiagnostik, Proteksi radiasi, dan perlengkapan
radiografi.
5

BAB III : METODE PEMERIKSAAN

Berisikan tentang uraian jenis pemeriksaan, waktu dan


tempat pemeriksaan, teknik pengumpulan data, dan
analisa hasil.

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

Menguraikan hasil berupa identifikasi pasien, prosedur


pemeriksaan, persiapan pasien, persiapan alat-alat
pemeriksaan, hasil ekspertise, dan pembahasan.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Merupakan BAB yang terakhir dari penulisan dimana


didalamnya terdapat kesimpulan dan saran.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai