BAB I
PENDAHULUAN
BAB I : PENDAHULUAN
Berisikan uraian latar belakang, batasan masalah, rumusan
masalah, tujuan pemeriksaan, manfaat penulisan, dan isi
penulisan.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
5
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1.2 Anatomi
a. Os Sternum
Orang dewasa terdiri dari 3 bagian besar, yang terdiri dari : manubrium
sterni yang lebar dan terletak di superior, corpus sterni yang sempit dan terletak
longitudinal, dan processus xyphoideus yang di inferior.
2. Corpus sterni
Corpus sterni berbentuk pipih. Pada bagian tepi lateral corpus sterni
memiliki facies articularis untuk cartilage costalis. Tepi inferior corpus sterni
melekat pada processus xyphoideus.
3. Processus xyphoideus
6
a. Costae
Terdapat dua belas pasang costae, masing-masing berakhir
dengan cartilage costalis di sisi anterior. Meskipun semua
costae bersendi dengan columna vertebralis, hanya cartilage
costalis 1-7, yang dikenal sebagai costae sejati, bersendi
langsung dengan sternum. Costae 8-12 merupakan costae
palsu. Di sebelah anterior cartilage castalis 8-10 bersendi
dengan cartilago di bagian atasnya. Costae 11 dan costae 12
tidak memiliki hubungan anterior dengan costae lainnya
ataupun denbgan sternum dan sering disebut sebagai costae
melayang. (Drake, 2014).
b. Os Clavicula
Clavicula adalah tulang berbentuk S, yang secara lateral
berartikulasi dengan processus acromion pada scapula dan
secara medial dengan manubrium pada takik clavicular untuk
membentuk sternoclavicular joint.
c. Os Scapula
Scapula adalah tulang pipih triangular dengan tiga tipe, tepi
vertebrae (medial) yang panjang terletak paralel dengan
columna vertebra, tepi ssuperior yang pendek melandai kea rah
ujung bahu, dan tepi lateral merupakam tepi ketiga pelengkap
segitiga yang mengarah ke lengan. (Sloane, 2004).
d. Vertebrae thoracalis
Vertebrae thoracalis memili dua belas ruas tulang belakang,
terkecuali dari ruas tulang belakang bagian sebldana belas,
setiap tonjolan memiliki cekungan yang melengkung ke dalam
yang berartikulasi dengan costae. (Ballinger, 2003)
7
Ukuran paru kanan lebih besar dan lebih berat dibandingkan dengan paru
kiri, akan tetapi lebih pendek karena letak kubah diafragma kanan letaknya lebih
tinggi (Mashudi, 1997)
a. Paru-paru
2. Paru kiri terdiri dari 2 lobus yaitu lobus yaitu lobs superior dan
lobus inferior, tiap-tiap lobus terdiri dari belahan yang lebih kecil
bernama segmen. (Sloane, 2004)
b. Pleura parietalis
Keterangan gambar:
1. Apex 7. Trachea
2. Lobus superior paru kanan 8. Lobus superior paru kiri
3. Horizontal fissura 9. Cardiac notch
4. Lobus medial paru kanan 10. Oblique fissura
5. Oblique fissura 11. Lobus inferior paru kiri
6. Lobus inferior paru kanan 12. Lingula
a. Mediastinum
Keterangan gambar:
2.1.3 Fisiologi
Fisiologi adalah ilmu yang mempelajari fungsi atau kerja tubuh manusia
dalam keadaan normal. (Pearce, 2008) Pernafasan adalah proses (inhalasi) udara
ke dalam paru-paru dan ekspirasi (ekshalasi) udara dari paru-paru ke lingkungan
luar tubuh. (Sloane, 2004)
Sistem pernafasan terdiri atas saluran dan organ yang berhubungan dengan
pernafasan. Oksigen dari udara diambil dan dimasukkan ke darah kemudian
diangkut oleh jaringan. Produk yang tidak perlu, karbondioksida (CO2), diangkut
oleh darah dari jaringan tubuh ke paru-paru dan dilepaskan ke luar udara.
Adapun fisiologi paru dalam system pertukaran cairan dalam plasma yaitu
berada di bawah tekanan hidrostatik yang lebih besar daripada tekanan interstisiil.
Oleh karena itu, cairan itu condong untuk keluar dari pembuluh kapiler. Akan
tetapi di dalam plasma ada protein plasma yang akan mengeluarkan tekanan
11
2.1.4 Patologi
2.1.5 Etiologi
Biasanya efusi pleura merupakan akibat kelainan paru yang dapat disebabkan
oleh:
a. Peningkatan produksi
1) Peningkatan tekanan hidrostatik, seperti pada gagal jantung kiri
2) Penurunan tekanan onkotik, seperi pada hipoproteinemia
3) Peningkatan permeabilitas kapiler, seperti pada pneumonia atau reaksi
hipersensitivitas.
b. Penurunan resorbs
1) Penurunan absorbs saluran limfatik baik oleh karena sumbatan (tumor)
atau karena peningkatan tekanan vena yang menurunkan transportasi
cairan melalui duktus thorasikus.
2) Penurunan tekanan di rongga pleura, seperti pada atelectasis akibat
sumbatan bronkus
3) Efusi pleura juga dapat berasal dari perpindahan cairan peritoneum
dari rongga abdomen melalui diagfram atau melalui saluran limfatik
dari proses di subdiafragma. (Soetikno, 2011)
B. Teknik Radiografi
1. Proyeksi Postero-Anterior
Tujuan pemeriksaan : Untuk memperlihatkan gambaran anatomi dan
kelainan pada thorax dari aspek postero-anterior.
Posisi pasien : Berdiri tegak membelakangi sumber sinar dan menghadap
kaset.
Posisi objek : Tempatkan pasien dengan kedua lengan atas di samping
bucky. Tempatkan mid sagittal plane tubuh pasien sejajar dengan arah
datangnya sinar. Dagu dinaikkan keatas dan diletakkan di atas ujung kaset,
kedua siku ditekuk dan kedua punggung tangan diletakkan pada panggul
serta kedua siku digerakkan kearah depan agar os scapula terlempar dari
lapangan paru-paru dan agar tidak superposisi. Instruksikan pasien agar
melakukan full inspirasi saat eksposi berlangsung.
Kriteria gambar:
b. Tampak gambaran lengan atas soft tissue dan tidak overlapping terhadap
lapangan paru dan gambaran lateral stermun.
16
Posisi pasien : Pasien tidur miring dengan bagian tubuh sisi kanan berada di atas
dan bagian tubuh sisi kiri berada dibawah.
Posisi objek : Dagu pasien dan kedua lengan atas melayang di atas kepala dengan
tujuan agar dada bebas overlap dari lengan atas. Tempatkan kaset dibagian
belakang tubuh pasien dengan sejajar pada arah datangnya sinar. Kedua lutut
difleksikan agar terhindar dari pergerakan pasien.
FFD : 180 cm
Keterangan gambar:
1. Paru kanan
2. Aorta descendens
3. Jantung
Kriteria gambaran:
Oli
Expansion
Filamen
Bellows
Focal spot
d. Radiografi kV Selektor
Alat untuk mengendalikan atau mengatur voltase yang digunakan
dalam pembuatan radiografi.
e. RadiografiTombol eksposi (Hand-switch)
Alat untuk menghubungkan atau memutuskan pada pemeriksaan
secara radiografi (ready-exposure).
f. Line Switch Lines
Alat untuk mematikan atau menghidupkan pesawat rontgen.
g. Line Voltage Control
Alat untuk menyesuaikan besarnya tegangan masuk ke pesawat
rontgen dengan tanda line voltage.
a. Kontras
Kontras gambar di definisikan perbedaan nilai densitas (derajat
kehitaman) pada suatu radiograf. Karena itu kontras sangat penting dalam
mengevaluasi kualitas citra radiograf. Kontras merupakan hasil perbedaan
atenuasi sinar-X yang menembus jaringan dengan ketebalan struktur yang
berbeda, kemampuan menembus jaringan ini sangat dipengaruhi oleh kilo
Volt (kV) dan mili Ampere (mA) (Bushong,2013)
Pengukuran kontras dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu :
1) Kontras objektif adalah perbedaan antara bayangan hitam dan
bayangan putih pada film rontgen yang dapat diukur dengan alat
densito meter.
Yang mempengaruhi kontras obyektif :
a) Factor Radiasi (kualitas sinar primer dan sinar hambur)
b) Factor processing (jenis dan susunan bahan pembangkitan,
lemahnya cairan pembangkitan, agitasi film dan reducer)
Keterangan:
C = Kontras
D1= Densitas minimum
D2= Densitas maksimum
23
c. Detail
Detail adalah kemampuan menggambarkan stuktur-struktur kecil.
Detail dipengaruhi oleh :
1) Film
2) Jarak
3) Screen
4) Ukuran focus
5) Pergerakan (Ballinger 1999)
d. Densitas
Densitas dikenal sebagai tingkat kehitaman film. Densitas
penglihatan dari radiografi harus berada di dalam kisaran diagnostik.
Jika hasil gambaran radiograf terlalu terang atau gelap maka diagnosa
yang akurat menjadi sulit.
Faktor pengendali densitas yang menjadi bahan pertimbangan
yaitu: (Ballinger, 1999)
1) miliAmpere (mA)
2) waktu eksposi
3) miliAmpere-second (mAs).
1) Imaging Plate
Image plate merupakan lembaran yang dapat menangkap dan
menyimpan sinar-X, pada Computer Radiografi yang terbuat dari
bahan photostimulable phosphor tinggi.Imaging plate berbentuk
fleksibel dan tebal kurang dari 1 mm. Dengan menggunakan
Imaging plate memungkinkan processor gambar untuk memodifikasi
kontras. Imaging plate berada dalam kaset Imaging.
Fungsi dari imaging plate adalah sebagai penangkap gambar dari
objek yang sudah di sinar (ekspose). Prosesnya adalah pada saat
terjadinya penyinaran, imaging plateakan menangkap energi dan
disimpan oleh bahan phosphor yang akan diubah menjadi sinyal
elektrik dengan laser scenner dalam image reader.
Struktur dari imaging plate adalah :
a) Protective layer : Merupakan lapisan tipis dan transparan
berfungsi untuk melindungi Imaging Plate
(IP).
b) Phosphor layer : Merupakan lapisan yang mengandung
barium fluorohalidedalam bahan
pengikatnya.
30
2) Image Reader
Image reader berfungsi sebagai pembaca dan mengolah gambar
yang diperoleh dari image plate. Semakin besar kapasitas
memorinya maka semakin cepat waktu yang diperlukan untuk proses
pembacaan image plate, dan mempunyai daya simpan yang besar.
Waktu tercepat yang diperlukan untuk membaca imaging plate pada
image reader yaitu selama 64 detik.
Selain tempat dalam proses pembacaan, imaging reader
mempunyai peranan yang sangat penting juga dalam proses
1. Monitor
processing
kaset
2. Tempat pemasukan
danpengeluaran kaset
4) Imager (printer)
Imager mempunyai fungsi sebagai proses akhir dari suatu
pemeriksaan yaitu media pencetakan hasil gambaran yang sudah
33
1) Pengumpulan gambar
Pada radiografi konvensional pengumpulan gambar dengan
menangkap sinar radiasi yang telah melewati pasien dengan menggunakan
film (blue atau green sensitive).
Computer Radiografi menggunakan imaging plate (IP) terbuat dari
phosphor sebagai media pengumpul gambar pengganti X-ray film,
diletakan dalam imaging plate cassette (IP cassette).
2) Pengolahan gambar
Film x-ray dalam sistem konvensional selanjutnya diproses
dengan menggunakan developer dan fixer (proses manual atau
otomatic) sehingga menghasilkan gambar.
Pada Computed Radiografi, image plate yang telah dieksposi
selanjutnya dimasukan dalam reader unit, dengan laser scanner hasil
eksposi pada image plate dibaca dan diubah menjadi signal digital
yang selanjutnya ditampilkan pada monitor komputer.
3) Penampilan gambar
Konvensional radiografi gambar dihasilkan oleh X-ray film yang
telah melalui beberapa proses yang berkesinambungan, sehingga
apabila tejadi kesalahan pada salah satu atau beberapa bagian dari
proses tersebut maka akan berpengaruh langsung dengan tampilan
35
4) Penyimpanan gambar
Berbeda dengan konvensional radiografi yang menyimpan gambar
hanya dalam bentuk X-ray film, computer radiografi gambar dapat
disimpan dalam bentuk hasil cetak seperti halnya x-ray film, juga
memungkinkan untuk disimpan dalam hard disk, compact disk, floppy
disk atau media penyimpanan digital lainnya.
2.5.2 Marker
37
d. Identitas institusi
Sistem Computed Radiografi menggunakan Marker pada
Computed Radiografi (CR) diatur ketika pemrosesan di image console
sehingga kita tidak perlu menggunakan marker manual. Akan tetapi
ketika ada pemotretan corpus alienum yang diakibatkan karena adanya
penekanan (punction) maka marker manual akan dibutuhkan untuk
menandai masuknya benda asing dan melihat sejauh mana benda asing
tersebut masuk kedalam tubuh pasien.
Computed Radiografi menggunakan komputer diruang
radiografi.Radiographer memasukkan identifikasi pasien dan data
lainnya secara langsung pada setiap radiografer melalui komputer.
Sehingga Computed Radiografi sangat efektif dilakukan untuk
pemeriksaan apapun dan pemeriksaan dalam jumlah yang banyak.
38
BAB III
METODE PENELITIAN