PENDAHULUAN
belakang lebih panjang dari bagian depan. Pemeriksaan radiografi thorax sangat
penting karena penyakit paru belum bisa dilakukan penyembuhan secara pasti
pada paru juga dapat diketahui dalam pemeriksaan radiografi thorax sebelum
gejala klinis muncul. Sehingga pemeriksaan rutin radiografi thorax pada orang
yang sehat sudah menjadi prosedur yang lazim pada pemeriksaan kesehatan secara
masal, contohnya seperti yang dilakukan pada calon pegawai negeri, calon tentara,
mahasiswa, dll.
Tubuh kita terdiri dari beberapa bagian yang dalam setiap kegiatannya
tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Thorax adalah salah satu bagian
tubuh yang sangat penting yang terdiri dari beberapa tulang, paru – paru, jantung,
dan yang lainnya. Oleh karenanya banyak organ penting di rongga thorax, maka
semi erect jika pasien non kooperatif dan proyeksi Lateral, masing – masing
struktur anatomi fisiologi dan patofisiologi dari thorax pada posisi yang
bermacam – macam.
1
Kemudian, biasanya di setiap rumah sakit menggunakan proyeksi
Posterior Anterior (PA) dan Lateral, dan menurut teori Textbook of Radiografic
proyeksi Posterior Anterior (PA) pada kasus Efusi Pleura sehingga membuat
Pada Kasus Efusi Pleura di Instalasi Radiologi RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo
Purwokerto“.
Agar dalam penyusunan tugas ini penulis dapat lebih terarah serta karena
atau AP semi erect telah cukup efektif dalam menegakkan diagnosa pada kasus
Efusi pleura?
2
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui teknik pemeriksaan radiologi thorax pada kasus Efusi
proyeksi PA erect atau AP semi erect telah cukup efektif dalam menegakkan
diagnosa pada kasus Efusi pleura di instalasi radiologi RSUD Prof. Dr.
2. Sebagai bekal bagi penulis dalam penerapan dalam dunia kerja nanti.
BAB I PENDAHULUAN.
Paparan kasus berisi tentang data pasien, riwayat patologi pasien, dan
BAB IV PENUTUP.
3
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
4
BAB II
TINJAUAN TEORI
Rangka dada atau thorax tersusun dari tulang dan tulang rawan. Thorax
berupa sebuah rongga berbentuk kerucut, di bawah lebih besar dari pada di atas
dan di belakang lebih panjang dari pada bagian depan. Dibagian belakang, thorax
dibentuk oleh kedua belas vertebrae thoracalis, di depan dibentuk oleh sternum,
dibagian atas oleh clavicula, dibagian bawah oleh diafragma, dan di samping kiri
dan kanan dibentuk oleh kedua belas pasang iga yang melingkari badan mulai dari
Gambar 2.1
5
2.1.1. Sternum
Sternum atau tulang dada adalah sebuah tulang pipih yang terbagi atas
b. Korpus Sterni. Yaitu bagian yang terbesar dari tulang dada dan
c. Procesus Xypoideus. Yaitu bagian ujung dari tulang dada dan pada
tiga bagian :
6
2.1.3. Columna vertebrae thoracalis
2.1.5. Diafragma
dasar dari rongga thorax dan atap dari rongga abdomen. Pada saat inspirasi
menyebabkan udara ditarik masuk oleh paru – paru dan meluas untuk
mengisi rongga thorax yang membesar. Pada saat ekspirasi otot diafragma
7
seperti bila duduk tegak atau berdiri. Pada diafragma terdapat tiga hiatus,
sebagai berikut :
2.2.1 Laring
terdiri dari kepingan tulang rawan yang diikat oleh ligamen membran.
Yang terbesar diantaranya ialah tulang rawan tiroid dan dibagian depannya
terdapat benjolan yang dikenal sebagai jakun. Laring terdiri dari lima
tulang rawan, antara lain 1 buah kartilago tiroid, 2 buah kartilago aritenoid,
sewaktu orang menelan. Laring dilapisi oleh selaput lendir kecuali pita
2.2.2 Trakea
yang terdiri dari tulang rawan yang membentuk huruf C. Berjalan dari
8
2.2.3 Bronkus kanan dan kiri
kanan dan kiri. Bronkus tersebut berjalan kebawah dan kesamping menuju
ke paru – paru. Bronkus kanan lebih pendek dan lebih lebar dari bronkus
kiri , sedikit lebih tinggi dari arteri pulmonalis dan memiliki 3 cabang.
Bronkus kiri lebih panjang dan lebih langsing dari bronkus kanan dan
Gambar 2.2
diatas dan muncul sedikit lebih tinggi dari clavicula. Sebagian besar paru
terdiri dari alveoli yang terbantuk dari sel endotel dan epitel, dibagian
inilah terjadi pertukaran udara, O2 masuk ke dalam darah dan CO2 keluar
dari darah. Paru dibagi menjadi dua bagian, yaitu paru kanan dan kiri. Paru
kanan dibagi menjadi tiga lobus dan paru kiri menjadi dua lobus. Antara
9
lobus kanan dan kiri dipisahkan oleh suatu fisura. Paru – paru dilapisi oleh
suatu selaput yang disebut pleura, dimana pleura dibagi menjadi 2 bagian :
luar.
Antara kedua pleura ini terdapat sebuah rongga yang disebut cavum
pleura. Cavum pleura ini hampa udara dan terdapat sedikit cairan yang
Gambar 2.3
10
2.3. Fisiologi Pernafasan
b. Arus darah melalui paru mengandung O2, masuk ke seluruh tubuh dan
c. Distribusi arus udara dan arus darah sedemikian rupa dengan jumlah
11
ke dalam jaringan , mengambil karbondioksida untuk dibawa ke paru-paru
keadaan yang dapat berasal dari dalam paru sendiri, misalnya infeksi, baik oleh
bakteri maupun virus atau jamur, tumor paru, tumor mediastinum, metastasis, atau
ginjal, hati, dan kegagalan jantung. Tidak jarang disebabkan juga oleh trauma
1. Cairan Transudat, terdiri atas cairan yang bening, biasanya ditemukan dalam
2. Cairan eksudat, berisi cairan yang keruh, paling sering ditemukan pada infeksi
3. Cairan darah, dapat disebabkan trauma terbuka atau tertutup, infark paru, dan
karsinoma paru.
4. Cairan getah bening; meskipun jarang terjadi, tetapi dapat diakibatkan oleh
sumbatan aliran getah bening thoraks, misalnya pada filiariasis atau metastasis
12
2.5. Gambaran Radiologi (Rosad,1992)
Pada pemeriksaan foto thorax rutin tegak, cairan pleura tampak berupa
perselubungan homogen yang menutupi struktur paru bawah yang biasanya relatif
radiopak dengan permukaan atas cekung, berjalan dari lateral atas ke medial
bawah. Karena cairan mengisi ruangan hemithorax sehingga jaringan paru akan
kearah kontralateral.
Jumlah cairan yang dapat terlihat pada foto thorax tegak adalah 250-300 ml.
Bila cairan kurang dari 250 ml. (100-200 ml.), dapat ditemukan pengisian cairan
di sinus costophrenicus posterior pada foto thorax tegak. Cairan yang kurang dari
100 ml. (50-100 ml.), dapat diperlihatkan dengan posisi decubitus dan arah
tambahan keterangan-keterangan klinis atau kelainan lain yang ikut serta terlihat
pleura.
13
baju, peniti, dll. Selain itu, komunikasi dengan pasien merupakan hal
thorax adalah :
- Pesawat sinar-x
- Marker R atau L
- Plester
- Baju pasien
Pleura.
14
menempel kaset agar scapula tidak menutupi lapangan paru.
kaset. Pastikan tidak ada rotasi pada thorax. Batas atas kaset 4 – 5
cm diatas pundak.
( thorax ).
Gambar 2.4
15
B. Proyeksi Lateral
lurus atau tepat ditengah kaset dan Mid Sagital Plane ( MSP )
Gambar 2.5
16
C. Proyeksi Right Lateral Decubitus (RLD) (AP Projection)
pasien, kemudian atur Mid Sagital Plane (MSP) pasien tegak lurus
kaset.
costophrenicus
Gambar 2.6
17
2.7 Proteksi Radiasi
18
BAB III
dengan kasus Efusi Pleura di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto
Nama : Tn. MU
Umur : 24 Tahun
Alamat : Cilongok
Gambaran TB Pulmo
19
3.3. Tata Laksana Pemeriksaan
c) CR (Computer Radiografi)
Pada pemeriksaan foto thorax tidak ada persiapan khusus pada pasien,
seperti kalung , ikat rambut pada wanita , kancing baju yang dapat
20
B. Posisi Obyek : Atur Mid Sagital Plane ( MSP ) pasien tepat
mengembang sempurna.
F. Kriteria Radiograf :
Tampak jantung,
Tampak diafragma
21
Tampak tulang thorax, yaitu clavicula, vertebrae
vertebrae thoracal.
G. Gambaran Radiograf
Gambar 2.6
Gambaran hasil
pemeriksaan
Radiologi Tn.
MU.
22
Gambar 2.7
sebagi berikut :
- Trachea di tengah
lateral
Gambaran TB Pulmo
3.5. Pembahasan
23
Pada pemeriksaan Radiologi thorak dengan kasus Efusi pleura di RSUD
proyeksi yang biasa digunakan ialah Postero Anterior ( PA ) erect jika pasien
kooperatif atau Antero Posterior ( AP ) semi erect jika pasien non kooperatif dan
akan menyebar pada paru,sehingga sulit untuk dilakukan diagnosa. Namun pada
kasus yang penulis angkat di atas, hanya digunakan proyeksi Postero Anterior
( PA ) erect saja. Hal ini dilakukan untuk memastikan apakah memang benar
kedua angulus inferior scapula dengan arah sinar horizontal. Batas – batas
cervical ke 7 ), pada bagian bawah sepanjang batas bawah kaset, dan batas
kanan dan kiri pada bagian kanan dan kiri sisi lateral tubuh. Dengan batas –
batas seperti diatas maka apex paru akan tampak pada radiograf dan
kedua dan tahan nafas dengan maksud agar lapangan paru tampak mengembang
sempurna, karena diafragma menjadi turun serta kapasitas udara yang masuk
lebih banyak. Proteksi radiasi yang diberikan kepada pasien dapat dilakukan
dengan cara mengatur luas lapangan penyinaran seluas objek thorax saja, serta
24
hal ini, foto lateral tidak dilakukan proyeksi tambahan, karena dengan proyeksi
25
BAB IV
4.1. Kesimpulan
1. Pada pemeriksaan Radiologi thorax dengan kasus Efusi pleura di RSUD Prof.
( AP ) semi erect jika pasien non kooperatif dan jika memang mengalami Efusi
erect atau AP semi erect saja sudah cukup efektif untuk menegakkan diagnosa
4.2. Saran
di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto pada kasus Efusi pleura,yaitu
Pemeriksaan Radiologi thorax pada kasus Efusi pleura yang dilakukan dengan
DAFTAR PUSTAKA
26
Ballinger, P.W., 1995, Atlas of Radiographic Positioning and Radiologic
Snell, R., 1975, Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran, alih bahasa Drs.
LAMPIRAN
27
Lampiran 1 : Lembar Permintaan Foto
28