Tulang sternum adalah sebuah tulang pipih yang terbagi menjadi 3 bagian,
yaitu manubrium sterni, badan sterni dan prosesus xiphoidus. Manubrium sterni
adalah bagian atas sternum yang memiliki panjang 5 cm. Manubrium berartikulasi
clavicula (tulang selangka), cartilago costa ke-1 dan bagian atas cartilago costa
ke-2. Badan sternum (corpus sterni) merupakan tulang panjang, pipih agak
bergerigi, dan berartikulasi dengan cartilago costa ke-2, cartilago costa ke-3
sampai ke-7. Prosesus xiphoideus memiliki artikulasi atas dengan corpus.
Terdapat 12 pasang tulang iga (costae). Costae ke- 1 sampai 7 disebut
costae sejati memiliki artikulas dengan columna vertebralis di posterior dan
dengan strenum melalui cartilago costalis di anterior. Costae ke- 8 sampai 10
disebut costae palsu memiliki artikulasi dengan cartilago costa diatas (ke-7) dan
dengan columna vertebralis di anterior. Dan costae ke- 11 dan 12 disebut costae
melayang karena tidak memiliki artikulasi di anterior.
Manifestasi klinis yang dialami penderita fraktur iga, yaitu nyeri dada
yang hebat disertai rasa tegang di atas area fraktur saat inspirasi dan palpasi yang
menyebabkan rasa gelisah kesakitan pada klien, pernapasan dangkal untuk
mengurangi gerakan dada, spasme otot disekitar daerah fraktur, kemungkinan
memar di daerah fraktur, takipnea, dispnea, dan sebagainya (Black & Hawks,
2014).
Penyebab fraktur iga disebabkan oleh trauma dan oleh bukan trauma.
Disebabkan trauma
1. Trauma tumpul
Penyebab trauma tumpul yang dapat menyebabkan adanya fraktur iga antara lain
kecelakaan lalu lintas, pukulan pada dada, jatuh, tumbukan pada dada atau
perkelahian
2. Trauma tembus
Trauma tembus yang biasanya menimbulkan frakur iga adalah luka tusuk dan luka
tembus.
Disebabkan bukan trauma
Terutama akibat gerakan putaran rongga dada secara berlebihan atau oleh karena
adanya gerakan berlebihan dan stress fraktur, seperti gerakan olahraga: lempar
martil, softball, tennis. Selain itu juga dapat disebabkan oleh kegiatan mendorong
benda berat, terutama pada penderita osteoporosis.
Beberapa tanda dan gejala yang muncul pada penderita fraktur iga
diantaranya
Nyeri tekan, crepnitus dan deformitas dinding dada
Sianosis dan takipnea
Tampak cemas dan takut (akibat nyeri saat bernapas)
Napas cepat, dangkal dan tersendat
Nyeri pada daerah fraktur saat bernapas dan batuk
Contoh hasil foto thoraks pada klien dengan fraktur tulang rusuk, pneumothorax dan
hemothorax. Sumber: (Radiology Masterclass, 2014)
Pemeriksaan EKG dilakukan untuk mengetahui adanya gangguan pada
jantung akibat benturan. Pada kasus klien yang mengalami cedera dada, perawat
perlu memperhatikan adanya ketidaknormalan pada hasil pola yang ditunjukkan
oleh EKG. Kebanyakan ketidaknormalan pada EKG yang diakibatkan oleh trauma
dada terjadi dalam 48 jam setelah cedera (Lad, Gorman, Watson & Kennedy,
2014).
Black, J., & Hawks, J. (2014). Keperawatan Medikal Bedah: Manajemen Klinis
untuk Hasil yang Diharapkan. Singapore: Elsevier.
Gibson,J. (2002). Fisiologi dan Anatomi Modern untuk Perawat. Jakarta: EGC.