Anda di halaman 1dari 8

Nama: Yudha Ardiansyah

NIM : 2201089
Kelompok : 1-A
Prodi: D3-Radiologi

1. Jelaskan Teknik radiografi thorax!


Proyeksi-proyeksi yang
digunakan:
1. Proyeksi postero Anterior (PA)
 Posisi Pasien
Pasien berdiri menghadap kaset, dagu sedikit menengadah, dagu diletakan
diatas Pertengahan kaset
 Posisi Objek
a. MSP lurus pertengahan kaset, berat badan bertumpu pada kedua kaki,
kedua lengan fleksi dan shoulder ke depan, aspek dorsal manus
kedua- duanya pada pinggang, batas atas kaset ± 5 cm diatas shoulder.
b. Pasien perempuan 𝖾 mammae besar 𝖾 lateral, gonad shield diletakkan
didaerah pelvis.
 Ekspirasi
full inspirasi (full inspirasi kedua)
 Kaset
35 x 43 cm atau 35 x 35 cm
 FFD
110 cm
 Central Ray
Horizontal/vertikar terhadap kaset/film
 Central Point
Setinggi vertebra thoracal VII (VT 7) atau menyudut 5° caudad
 Struktur yang tampak
tampak gambaran thorax dalam proyeksi PA, tampak udara pada
trachea, kedua paru, diafragma, kontur jantung danarcus aorta.
 Kriteria Evaluasi
a. Tampak gambaran kedua lapangan paru dari bagian apeks sampai sudut
costaophrenikus
b. Tidak ada rotasi : sternal angel berjarak sama dari columna vertebra
c. Trachea terletak di pertengahan columna vertebrae
d. Scapula tidak menutupi lapangan paru
e. Tampak costae posterior sampai dengan costae 10
f. Tampak kontur jantung dan diafragma
2. Proyeksi lateral
(R/L)
 Posisi Pasien
Pasien berdiri atau duduk dalam poaiai true lateral, untuk menampakkan
gambaran jantung dan paru bagian kiri maka gunakan lateral kiri
 Posisi Objek
MSP tubuh parallel dengan kaset , thorax dipetengahan kaset, tangan
keatas, elbow fleksi, tangan memegang elbow. Batas atas kaset ± 5 cm
diatas shoulder
 Ekspirasi
Full inspirasi (full inspirasi kedua)
 Kaset
35 x 43 cm, 30 x 40 cm atau 35 x35 cm
 FFD
150 _ 180 cm
 Central Ray
Horizontal tegak lurus
 Central Point
Pada MSP setinggi vertebrae thoracal 7
 Struktur yang tampak
pada posisi lateral memperlihatkan jantung, aorta, sisi sebelah kiri dan
thorax (sebaliknya)
 Kriteria Evaluasi
a. superposisi antara costae bagian belakang dan cervical v
b. tangan atau soft tissue tidak superposisi dengan tangan bagian atas
c. sumbu Panjang paru dalam posisi vertical
d. sternum dalam posisi lateral dan tidak ada rotasi
e. tampak susut kostophrenikus dan bagian bawah dari apeks
f. gambaran paru-paru dan jantung
g. intervertebra spaces thoracic dan intervertebral foramina
terbuka, kecuali pasien scoliosis
h. outline jantung dan diafragma dan hilum

3. Proyeksi PA
Oblique Posisi RAO
 Posisi Objek
Pasien berdiri menghadap kaset, sisi dada kanan bagian depan menempel kaset,
tubuh dirotasikan ± 45°, aspek dorsal tangan kanan menempel pada pinggang
kanan sedangan tangan kiri diangkat keatas memegangi standar kaset. Batas
atas kaset ±5 cm diatas bahu
 Kaset
35 x 43 cm, 30 x40 cm atau 35 x 35 cm
 FFD
150 – 1800 cm
 Central Ray
Horisontal tegak lurus
 Central Point
Setinggi V.T 7 (pertengahan antara MSP dan MCP/sisi kiri)

Posisi LAO

 Posisi Objek
Pasien menghadap kaset, sisi dada kiri bagian depan menempel kaset, tubuh
dirotasikan ± 45° (rotasi 55°-60° untuk cardiac series), aspek dorsal tangan kiri
menempel pada pinggang kiri sedangkan tangan kanan diangkat keatas
memegangi standar kaset. Batas atas kaset ± 5 cm diatas bahu
 Kaset
35 x 43 cm, 30 x 40 cm ata 35 x 35 cm
 FFD
150 – 180 cm
 Central Ray
Horisontal tegak lurus
 Central Point
Setinggi V.T 7 (pertengahan antara MSP dan MCP/sisi kanan)
 Kriteria Evaluasi
a. Tampak kedua lapangan paru
b. Udara didalam trachea
c. Marker terlihat
d. Struktur dari paru- paru, jantung dalam posisi obliq
e. Terlihat gambaran maks dari paru bagian kanan pada LAO
f. Terlihat gambaran maks dari paru bagian kiri pada RAO

4. Proyeksi AP
Oblique Posisi RPO
 Posisi Pasien
Pasien berdiri
 Posisi Objek
Pasien berdiri membelakangi kaset, tubuh dirotasikan ± 55°, aspek dorsal
manus menempel pada pinggang kanan, tangan kiri diangkat keatas memegangi
kepala, batas atas kaset 5 cm diatas bahu
 Kaset

 FFD

 Central Ray

 Central Point

 Kriteria evaluasi

2. Jelaskan Teknik radiografi jantung

 Pathologi 𝖾pleural effusions kecil terlihat dengan tingkatan air-fluid pada batas pleura
 Alat dan baham yang digunakan:
 Kaset: 35 x 35 cm + grid
 Marker + anak panah

Teknik pemeriksaan jantung


1. Proyeksi AP (Lateral Decubitus)
 Posisi pasien :
a. Papan cardiac diatas cart/radiolucent pad dan diletakkan dibawah pasien.
b. Pasien diposisikan lateral, dengan bagian tubuh kiri pasien menempel pada
meja pemeriksaan untuk posisi LLD dan sebaliknya untuk posisi RLD.
c. Pasien berbaring dengan kedua lengan diangkat keatas kepala agar daerah
paru- paru dan sekitarnya tampak jelas.
d. Punggung daerah pasien menempel kaset. Tempat tidur sebagai pengaman
untuk mencegah pasien agar tidak bergerak dan mencegah dari kemungkinan
jatuh. Bantal diletakkan dibawah kepala pasien.
e. Knee flexi dan bidang coronal parallel terhadap kaset tanpa adanya rotasi
 Posisi alat:
a. Tekan kaset menuju pertengahan thorax, kemudian sesuaikan dengan
pertengahan kaset
b. Arahkan pasien menuju pertengahan bidang sagittal dan CR pada thoracak 7.
 Central Ray
a. CR horizontal langsung menuju pertengahan kaset, pada thoracal 7,(8-10 cm
dari inferior sampai dengan jugular notch)
b. Kolimasi : arahkan pada daerah paru-paru dan sekitarnya.
 FFD
180 cm
 Kriteria evaluasi
foto radiograf menampakkan seluruh bagian dari paru-paru termasuk apices dan
kedua sinus costaprenikus serta kedua batas samping tulang dada harus tampak
pada gambar.
2. Proyeksi AP (Lordotik)
Patologi 𝖾 Proyeksi ini intinya untuk memperlihatkan masses di bawah klavikula.
 Posisi pasien
a. Pasien berdiri dengan jarak ± 1 kakidari kaset, dan menyondongkan badan ke
belakang dengan bahu, leher dan bagian belakang kepala bersentuhan
dengan kaset
b. Kedua tangan pasien diletakkan diatas pinggang, kedua telapak
tangan menghadap keluar dan bahu ditekuk kedepan.
 Posisi alat
a. Letakkan MSP pada pertengahan kaset
b. CR diarahkan pada pertengahan kaset dengan ujung atas kaset harus
berjarak sekitar 7-8 cm diatas bahu pasien.
 Kaset
35 x 35 cm + grid
 Central Point
CR tegak lurus terhadap kaset, letakkan pada pertengahan sternum (sekitar 9 cm
dibawah jugular notch).
 FFD
180 cm. kolimasi letakkan pada daerah paru-paru yang akan diperiksa. Lakukan
ekspose pada akhir inspirasi penuh kedua.
 Kriteria Evaluasi
Pada gambar radiograf harus tampak seluruh bagian paru-paru dan juga
clavicula.
3. Proyeksi RAO dan LAO (Anterior Obliq)
Patologi 𝖾 Proyeksi ini mencakup daerah paru-paru dan sekitarnya, trakea dan struktur
mediastinal, termasuk juga ukuran dan bentuk dari jantung dan pembuluh darahnya.
 Posisi pasien
a. Berdiri, dirotasikan 45° dengan bahu kiri bagian depan menyentuh Kasen
untuk posisi LAO sedangkan untuk posisi RAO bagian kanan dari bahu depan
menyentuh kaset.
b. Lengan pasien yang berdekatan dengan kaset diflexikan dan diletakkan
pada pinggang dan telapak tangan menghadap keluar.
c. Lengan yang berjauhan dengan kaset diangkat agar daerah paru-paru
terlihat jelas dan diletakkan diatas kepala, untuk kelancaran ekspose angkat
lengan setinggi mungkin.
d. Pandangan pasien lurus kedepan
 Kaset : 35 x 35 cm dan grid
 Posisi Alat
a. Dilihat dari tabung X-ray, letakkan CR pada pertengahan kaset dan pasien
dengan ujung atas kaset terletak 2,5 cm diatas vertebra prominens.
b. Kolimasi : arahkan sinar pada daerah paru-paru. Lakukan ekspose pada akhir
inspirasi penuh kedua.
 Kriteria Radiograf
Terlihat kedua paru-paru, apices dan sinus costaprenicus. Jalan udara pada trachea,
pembuluh darah besar dan garis luar jantung adalah penampakan utama pada posisi LAO
dengan sudut 60° (Proyeksi RAO dengan penyudutan 45° juga dapat menampakan struktur
tersebut).
4. Proyeksi RPO dan LPO (Posterior Obliq)
Patologi 𝖾 proyeksi ini menyangkut paru-paru, trachea, dan stuktur mediastinal, termasuk
juga ukuran dan bentuk dari jantung dan pembuluh darah besarnya.
 Posisi Pasien
a. Erect/berdiri
 Posisi pasien berdiri, dirotasikan 45° dengan bagian belakang bahu
sebelah kanan menyentuh kasetuntuk posisi RPO, dan untuk posisi LPO
bagian
belakang bahu sebelah kiri menyentuh kase.
 Lengan dikepal dan diangkat diletakkan dibelakang kepala, lengan
satunya diletakkan diatas pinggang.
 Pandangan pasien lurus kedepan
b. Tiduran
 Jika pasien tidak bisa berdiri atau duduk, gunakan posisi posterior
obliq diatas meja pemeriksaan.
 Letakkan sand bag atau bantal dibawah kepala pasien serta
dibawah pinggang dan bahu.
 Kaset
35 x 35 cm + grid
 Posisi Alat
Bagian ujung atas kaset berjarak 2 cm diatas vertebrei prominens atau 12 cm diatas
jugular notch (5 cm diatas bahu)
Letakkan CR pada pertengahan Thorax dan kaset.
 Central Ray
Tegak lurus pada Thoracal 7
 FFD
180 cm. kolimasi diarahkan pada daerah paru-paru
Respirasi : ekspose pada akhir inspirasi penuh kedua
 Kriteria Radiograf
Tampak kedua paru-paru, apices sampai dengan sinus costaprenikus juga terlihat. Jalan
usaha pada trachea, pembuluh darah besar merupakan penampakan utama.
3. Jelaskan Tentang Bronkografi
Bronkografi merupakan suatu pemeriksaan foto sinar-X untuk melihat bagian dalam
saluran napas. Struktur saluran napas, seperti trakea, bronkus, dan percabangannya, akan
tampak lebih jelas pada foto sinar-X setelah zat kontras dimasukkan melalui selang khusus
(kateter atau bronchoscope) pada daerah ini.
4. Jelaskan tentang CTR (Cor Thoracic Ratio) dan metode perhitungannya!

Pada pemeriksaan radiologi khususnya Thorax, kadang-kadang ditemukan dimana ukuran


bayangan jantung terlihat lebih besar dari biasanya. Meskipun terlihat lebih besar dari biasanya,
kita tidak bisa langsung mengatakan bahwa jantung tersebut mengalami pembesaran atau
biasanya disebut Cardiomegally. Untuk menentukan apakah jantung tersebut
mengalamipembesaran, maka diperlukan sebuah perhitungan yang disebut dengan Cor
Thoracic Ratio
Teknik pemeriksaan CTR
Setelah foto thorax PA sudah jadi, maka untuk membuat perhitungan CTR nya kita harus
membuat garis-garis yang akan membantu dalam perhitungan CTR.
CTR=A+B
Keterangan :

A : Jarak MSP dengan dinding kanan terjauh jantung


B : Jarak MSP dengan dinding kiri terjauh jantung
C : Jarak titik terluar bayangan paru kanan dan kiri
Jika CTR > 0.5 maka dikategorikan sebagai cardiomegaly
Contoh :
Pada sebuah foto thorax, setelah dibuat garis-garis untuk menghitung cardiothoracic ratio,
didapat nilai-nilai sebagai berikut:

Panjang garis A = 6 cm
Panjang garis B = 13
Panjang garis C = 30 cm

Dari nilai-nilai diatas, apakah jantung pada pasien tersebut dapat dikategorikan sebagai
cardiomegaly atau tidak?
Jawab: Sesuai dengan rumus perbandingan yang telah dijelaskan, maka kita masukan nilai-nilai
tersebut diatas.
6+13/30 = 0,63
Karena nilai rationya melebihi 0,5, maka jantung pasien tersebut dapat dikategorikan
Cardiomegaly (terjadi pembesaran jantung)

Anda mungkin juga menyukai