Disusun Oleh:
Kelompok 2
Kelas 2A
1. Devitasari P1337430118003
2. M Agung Triyadi P1337430118005
3. Annisa Naba’atul F P1337430118009
4. Fitriani Nurjanah P1337430118017
5. Uswatun Nufus K.N P1337430118025
6. Bayu Aji Setiyo N P1337430118027
7. M. Farhan Harzihan P1337430118032
8. Ervita Umumatul H P1337430118040
9. Evi Dian A.R P1337430118050
1. Persiapan Pasien
Tidak ada persiapan khusus yang harus dilakukan tetapi untuk mendapatkan gambaran
yang baik maka sebelum dilakukan proyeksi bayi di letakkan dengan posisikepala berada
di bawah dan kaki berada di atas selama lebih kurang 5 menit dengan tetap menjaga
kenyamanan pasien.
Pesawat sinar-x
IR ukuran 18x24
Grid
yakni :
a) atresia ani letak tinggi : bagian distal rectum berakhir di atas muskulus
b) Atresia ani letak rendah: distal rectum melewati musculus levator ani
pubococcygeal.
b) Atresia ani letak rendah: bila bagian distal rectum terletak di bawah garis
pubococcygeal.
c) Imperforatus anus dengan kantong rectum berakhir agak tinggi dari kulit
peritoneum.
d) Atresia rectum, rectum berakhir buntu dan terpisah dari bagian anal oleh
suatu membrane atau jaringan, disini lubang anus ada sehingga dari luar
4. Posisioning
A. Proyeksi Wangesteen Rice
1) Posisi AP
Untuk melihat ada tidaknya atresia ani dan untuk melihat beratnya distensi
FFD: 90cm
bawah, kaki di atas) dengan salah satu sisi tubuh bagian kiri atau
arah perut agar bayangan udara pada radiograf tidak tertutup oleh
gambaran paha. MSP (mid sagital plane) tubuh sejajar terhadap garis
pertengahan film, MCP (mid coronal plane) tubuh diatur tegak lurus
terhadap film.
FFD: 90cm
bayangan udara di dalam colon mencapai batas maksimal tinggi/ naik di daerah
Posisi Objek : kedua paha ditekuk (hip fleksi), angkat bagian punggung bayi
sehingga letak pelvis lebih tinggi dan kepala/wajah lebih rendah. Kaset pada
salah satu sisi lateral dengan trokhanter mayor pada pertengahan kaset.
FFD: 90 cm
Udara pada rectum tampak naik dan lebih tinggi sehingga posisi ini lebih baik.