(Rongga Abdomen)
Kelompok B / 1B
D III TRR SEMARANG
* 1. M. ANGGORO FARADITO (P1337430119029)
* 2. NADYA OKTORIZA CP (P1337430119053)
* 3. HILWA QORRY RAHMADANI (P1337430119063)
* 4. TITHA INDRIYANA (P1337430119049)
* 5. MEIRINA WIDYA P. (P1337430119068)
* 6. RIO TIRTA AHMADI (P1337430119079)
* 7. ANINDYA ZELVINTARANI (P1337430119064)
* 8. DWI OKTAFIANTI (P1337430119056)
* 9. SARI NUR TRISNANI (P1337430119074)
* 10. BAYO GEPHA ARBI J. (P1337430119032)
* 11. ANNISA ARRUUM NUGRAHANI (P1337430119054)
* 12. WINDA PUTRI Y. (P1337430119076)
* 13. LISA KHOERUNISA (P1337430119071)
*ANATOMI
*Anatomi
* Rongga abdomen merupakan rongga terbesar
pada tubuh.
* Berbentuk lonjong dan membentang dari
bagian superior diaphragma hingga inferior
pelvis.
* Terdapat 2 bagian yaitu bagian atas yang lebih
besar (rongga perut) dan bagian bawah yang
lebih kecil (rongga pelvis)
* Dalam rongga abdomen dan pelvis terdapat organ-organ seperti
: hati, pankreas, ginjal, limpa, usus halus, usus besar dan
kantong empedu.
* Obstruksi Usus
- Penyumbatan usus yang terjadi karena adanya daya
mekanik dan mempengaruhi dinding usus sehingga
mengakibatkan penyempitan atau penyumbatan lumen usus.
* Pneumoperitoneum
- Merupakan adanya udara di dalam rongga peritoneum,
* Editis Ulseratif
- Merupakan penyakit dimana daerah yang luas dari usus besar
meradang dan mengalami ulserasi.
* Volvulus
- Disebut juga torsi merupakan pemutaran usus dengan
mesenterium sehingga poros.
* Tumor / neoplasma
- Kumpulan sel abnormal yang terbentuk oleh sel-sel yang
tumbuh terus menerus secara tidak terbatas, tidak
terkoordinasi dengan jaringan sekitarnya dan tidak berguna
bagi tubuh
* Metastases
adalah penyabaran luka cancer dari satu bagian ke
bagian lain
*PEMERIKSAAN ABDOMEN
(PLAIN AND ACUTE)
Pemeriksaan abdomen diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:
1) Plain Abdomen
- Indikasi pemeriksaan ini salah satunya adalah untuk melihat
ada atau tidaknya udara bebas dalam rongga perut dalam
pemeriksaan lebih lanjut, sehingga memerlukan persiapan seperti
berpuasa
2) Abdomen Akut
* - Akut Abdomen adalah suatu keadaan yang ditandai oleh
adanya nyeri perut dan umumnya memerlukan tindakan
bedah segera. Pemeriksaan lengkapnya ada 3 posisi
pemeriksaan. Ada 2 jenis nyeri pada akut abdomen yaitu :
* Posisi Objek
1. Tempatkan MSP pada pertengahan meja pemeriksaan
2. Tempatkan tangan pasien senyaman mungkin
3. Untuk pasien supine, beri pengganjal pada lutut
* Pengaturan sinar
CR :
supine : vertikal tegak lurus terhadap kaset
berdiri : horizontal tegak lurus terhadap kaset
CP :
Supine : pada MSP setara dengan illiac crest
Berdiri : pada MSP setara dengan 2 inchi (5 cm) diatas illiac crest
*FFD : 100 cm
*Kolimasi
Batas atas : Thoracal 11 (T11)
Batas bawah : simpihisis pubis
*Aba- aba : ekspirasi
*Kriteria evaluasi
1. Area simphisis pubis hingga bagian atas nampak columna
vertebrae, nampak rusuk, pelvis, dan hip.
2. Tidak ada rotasi pada pasien (true AP) yang ditandai dengan :
- Processus spinosus pada lumbal berada di tengah
- Ishial spine pada pelvis berjarak sama
- Ala dan illium berjarak sama
3. Soft tissue tampak, diafragma tampak
*AP projection (Left Lateral
Decubitus / LLD)
* - untuk menunjukkan udara bebas dan cairan
bebas
* Ukuran kaset : 35 x 43 membujur, grid
* Persiapan pasien :
Persiapan pasien = Pasien tetap posisi miring (LLD)
selama 10 atau 20 menit sebelum dilakukan eksposi untuk
memberikan kesempatan udara bebas agar naik hingga
daerah permukaan atas rongga peritoneum
* Posisi Pasien :
1. Pasien berbaring miring dengan sisi kiri tubuh
menempel pada meja pemeriksaan.
2. kedua lengan ditekuk dengan lutut diletakkan agak
ke depan bidang anterior abdomen.
* Posisi Obyek
1. Sesuaikan ketinggian kaset sehingga bagian
pertengahan kaset pada MSP
2. Posisikan pasien sehinggapertengahan kedua illiac crest
pada pertengahan kaset
3. Posisikan pasien true lateral
* Pengaturan sinar
CR : horizontal tegak lurus terhadap kaset
CP : pada MSP setara dengan 2 inchi diatas illiac crest
FFD : 100 cm
Aba-aba : ekspirasi
* Kriteria Evaluasi
1. Pengaturan kolimasi yang tepat
2. Diafragma tidak kabur
3. Menampilkan sisi abdomen :
-Meninggikan dan menampilkan sisi bagian bawah
ketika terindikasi adanya cairan bebas
- Menampilkan sisi yang terindikasi udara bebas
4. Dinding abdomen, struktur pinggul, dan diafragma
5. Tidak ada rotasi
6. Identifikasi yang tepat terlihat, termasuk sisi pasien
dan marker untuk menunjukan sisi yang di tampilkan
*Lateral Projection
* - untuk menunjukkan ruang prevertebral yang
ditempati oleh aorta abdomen dan setiap
bagian dalam abdomen atau tumor.
* Ukuran kaset : 35 x 43 membujur, grid
* Posisi pasien
- posisikan pasien lateral pada salah satu sisi (left or right)
* Posisi Obyek
- Fleksikan lutut pasien sehingga pasien merasa nyaman
dan pastikan MCP pada pertengahan kaset.
- Berikan ganjalan antara lutut dan ankle.
- Fleksikan siku dan letakkan tangan pasien dibawah
kepala pasien.
-Tempatkan bantalan pada pelvis agar posisi seimbang.
* Pengaturan sinar
CR : horizontal tegak lurus terhadap kaset
CP : pada MSP setara dengan 2 inch (5cm) diatas illiac crest
Aba-aba : ekspirasi
* Kriteria Evaluasi
- Kesesuaian dengan luas kolimasi
- Bagian abdomen terlihat organ organnya termasuk soft
tissue
- Tidak ada rotasi pada pasien
*Lateral Projection (R or L
dorsal decubitus)
* - untuk menunjukkan rongga prevertebral dan
menunjukkan cairan bebas dan udara bebas
pada abdomen
* Ukuran kaset : 35 x 43 m3mbujur, grid
* Posisi pasien :
1. Pasien tidur supine dengan arah sinar dibuat horizontal
2. Tempatkan lengan pasien diatas dada atau tempatkan
tangan pada belakang kepala
3. Fleksikan lutut pasien untuk mengurangi ketegangan pada
bagian belakang
4. Jaga pasien agar pasien tidak jatuh dari meja
* Posisi Obyek
1. Pastikan pertengahan kaset berada pada midcoronal plane
2.Posisikan kaset sehingga berada sekitar 2 inch / 5 cm di
atas iliac crest
3.Pastikan tidak ada rotasi pada pasien
* Pengaturan sinar
CR : horizontal tegak lurus terhadap kaset
CP : pada MSP setara dengan 2 inch / 5 cm di atas iliac crest
Aba-aba : ekspirasi
Kriteria evaluasi :
Menunjukkan diafragma
Menunjukkan seluruh organ-organ pada abdomen
*Posisi setengah duduk
* Posisi Pasien
Pasien duduk di meja pemeriksaan dengan MSP (Mid
Sagital Plane) tubuh sejajar dengan kaset, kedua tangan
lurus disamping tubuh.
* Posisi Objek
Kaset berada di belakang tubuh pasien, aturlah batas
atas processus xypoid dan batas bawah sympisis pubis,
pelvis dan shoulder tidak mengalami rotasi.
* Pengaturan sinar
CR = Tegak lurus Horizontal
CP = pada MSP setara dengan 2 inch diatas illiac
crest
FFD = 100 cm
* Luas lapangan kolimasi =
Batas atas T11,T12
Batas bawah Sympisis pubis.
* Aba-aba : Ekspirasi
*Kriteria :
Secara khusus memperlihatkan daerah sekitar
diafragma.
*Studi Kasus
* Posisi Objek
1. Tempatkan MSP pada pertengahan meja pemeriksaan
2. Tempatkan tangan pasien senyaman mungkin
3. Untuk pasien supine, beri pengganjal pada lutut
* Pengaturan sinar
CR :
supine : vertikal tegak lurus terhadap kaset
berdiri : horizontal tegak lurus terhadap kaset
CP :
Supine : pada MSP setara dengan illiac crest
Berdiri : pada MSP setara dengan 2 inchi (5 cm) diatas illiac crest
*AP projection (Left Lateral
Decubitus / LLD)
* Ukuran kaset : 35 x 43 membujur, grid
* Persiapan pasien :
Persiapan pasien = Pasien tetap posisi miring (LLD)
selama 10 atau 20 menit sebelum dilakukan eksposi untuk
memberikan kesempatan udara bebas agar naik hingga
daerah permukaan atas rongga peritoneum
* Posisi Pasien :
1. Pasien berbaring miring dengan sisi kiri tubuh
menempel pada meja pemeriksaan.
2. kedua lengan ditekuk dengan lutut diletakkan agak
ke depan bidang anterior abdomen.
* Posisi Obyek
1. Sesuaikan ketinggian kaset sehingga bagian
pertengahan kaset pada MSP
2. Posisikan pasien sehinggapertengahan kedua illiac crest
pada pertengahan kaset
3. Posisikan pasien true lateral
* Pengaturan sinar
CR : horizontal tegak lurus terhadap kaset
CP : pada MSP setara dengan 2 inchi diatas illiac crest
FFD : 100 cm
Aba-aba : ekspirasi
* Kriteria Evaluasi
1. Pengaturan kolimasi yang tepat
2. Diafragma tidak kabur
3. Menampilkan sisi abdomen :
-Meninggikan dan menampilkan sisi bagian bawah
ketika terindikasi adanya cairan bebas
- Menampilkan sisi yang terindikasi udara bebas
4. Dinding abdomen, struktur pinggul, dan diafragma
5. Tidak ada rotasi
6. Identifikasi yang tepat terlihat, termasuk sisi pasien
dan marker untuk menunjukan sisi yang di tampilkan
*Lateral Projection
* Ukuran kaset : 35 x 43 membujur, grid
* Posisi pasien
- posisikan pasien lateral pada salah satu sisi (left or right)
* Posisi Obyek
- Fleksikan lutut pasien sehingga pasien merasa nyaman
dan pastikan MCP pada pertengahan kaset.
- Berikan ganjalan antara lutut dan ankle.
- Fleksikan siku dan letakkan tangan pasien dibawah
kepala pasien.
-Tempatkan bantalan pada pelvis agar posisi seimbang.
* Pengaturan sinar
CR : vertical tegak lurus terhadap kaset
CP : pada MSP setara dengan 2 inch (5cm) diatas illiac crest
Aba-aba : ekspirasi
* Kriteria Evaluasi
- Kesesuaian dengan luas kolimasi
- Bagian abdomen terlihat organ organnya termasuk soft
tissue
- Tidak ada rotasi pada pasien
*Lateral Projection (R or L
dorsal decubitus)
* Ukuran kaset : 35 x 43 m3mbujur, grid
* Posisi pasien :
1. Pasien tidur supine dengan arah sinar dibuat horizontal
2. Tempatkan lengan pasien diatas dada atau tempatkan
tangan pada belakang kepala
3. Fleksikan lutut pasien untuk mengurangi ketegangan pada
bagian belakang
4. Jaga pasien agar pasien tidak jatuh dari meja
* Posisi Obyek
1. Pastikan pertengahan kaset berada pada midcoronal plane
2.Posisikan kaset sehingga berada sekitar 2 inch / 5 cm di
atas iliac crest
3.Pastikan tidak ada rotasi pada pasien
* Pengaturan sinar
CR : horizontal tegak lurus terhadap kaset
CP : pada MSP setara dengan 2 inch / 5 cm di atas iliac crest
Aba-aba : ekspirasi
Kriteria evaluasi :
Menunjukkan diafragma
Menunjukkan seluruh organ-organ pada abdomen
*Posisi setengah duduk
* Kaset : 35 x 43 cm membujur, grid
* Posisi Pasien
Pasien duduk di meja pemeriksaan dengan MSP (Mid
Sagital Plane) tubuh sejajar dengan kaset, kedua tangan
lurus disamping tubuh.
* Posisi Objek
Kaset berada di belakang tubuh pasien, aturlah batas
atas processus xypoid dan batas bawah sympisis pubis,
pelvis dan shoulder tidak mengalami rotasi.
* Pengaturan sinar
CR = Tegak lurus Horizontal
CP = pada MSP setara dengan 2 inch diatas illiac
crest
FFD = 100 cm
* Luas lapangan kolimasi =
Batas atas T11,T12
Batas bawah Sympisis pubis.
* Aba-aba : Ekspirasi
*Kriteria :
Secara khusus memperlihatkan daerah sekitar
diafragma.
*TERIMA KASIH
*Pertanyaan
* Aida Zita (Kel 3)
1. Posisi AP bisa berdiri bisa supine karena ada indikasi apa ?
2. Posisi AP, CP berbeda kenapa?
3. KV dan mAs belum ada
* Bintang (Kel. 1)
Kapan kita menggunakan media kontras?
* Wulan (Kel. 1)
Abdomen 3 posisi, apa saja posisinya?
*Aida
1. Penggunaan posisi berdiri pada proyeksi AP, untuk
melihat keberadaan gas bebas yang berada di
abdomen sehingga dapat naik dan terlihat sampai
pada diafragma.
2. CP pada posisi berdiri dan supine berbeda karena
kebutuhan prioritas bagian yang di lakukan
pemeriksaan sesuai dengan indikasi. Maka pada AP
posisi berdiri/duduk, CP berada lebih tinggi 4-7 cm
dari pada CP pada posisi proyeksi AP supine
3. Penggunaan kV sesuai dengan modul yaitu 70kVP dan
200 mA, dengan s yang disesuaikan dengan pesawat
sinar v yang digunakan. Namun hal ini tidak menjadi
dasar patokan khusus dalam pemeriksaan abdomen.
* Dewi
Pada proyeksi Lateral, posisi CR vertical tegak
lurus dengan kaset pada posisi tubuh recumbent di
MCP tubuh. Sedangkan pada LLD, posisi CR
horizontal tegak lurus dengan kaset dengan posisi
tubuh recumbent lateral pada sisi kiri.
* Bintang
Media kontras adalah senyawa yang digunakan
untuk memindai jaringan lunak. Pemeriksaan CT
scan abdomen dengan kasus traktus digestivus agar
tervisualisasi dengan baik
*Wulan
3 posisi itu AP, setengah duduk, LLD ( Lisa)
*Tujuan : ( Arruum)
*AP memperlihatkan tidak atau adanya penebalan
pada kolon disebabkan karena masa atau gas pada
kolon itu
*Setengah duduk menampakkan darah dibawah
diafragma
*LLD menampakkan air fluid level atau udar abebas
yang mungkin terjadi akhibat perforasi kolon