FISIOTERAPI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2022
1) Anatomi Dasar Sistem Respirasi
A. Tractus respirasi terbagi menjadi 2 : Tractus Respirasi Atas : Tractus Respirasi Bawah
a. Nasal (hidung) a. Trachea
b. Pharynx (faring) b. Bronchus & c. Larynx (laring) cabangnya(bronchioles) c. Alveoli
B. Paru-Paru kanan terbagi menjadi 2 bagian :
Paru-Paru kanan : terdiri dari 3 lobus Lobus pulmo superior dextra Lobus medial dextra Lobus inferior sinistra Paru-Paru kiri : terdiri dari 2 lobus Lobus superior sinistra Lobus inferior sinistra C. Paru-Paru memiliki 10 segment Lobus Segment paru-paru kiri Segment paru-paru kanan Superior 5 5 Medialis - 2 Inferior 5 3 Setiap segmen ini masih terbagi lagi menjadi belahan-belahan yang bernama Lobulus. Diantara lobulus yang satu sengan yang lainnya di batasi oleh jaringan ikat yang berisi pembulu darah bening dan saraf-saraf. Dalam setiap lobulus terdapat sebuah Bronkiolus. Di dalam labulus ini juga terdapat banyak cabang-cabangnya, di mana cabang-cabang tersebut namanya Alveolus. Tiap-tiap duktus (saluran) alveolus berakhir pada alveolus yang diamenternya anta 0.2-0.3 mm. D. Istilah-Istilah Khusus Anatomi di Sistem Respirasi 1. Cavum Nasalis : Rongga hidung 2. Faring : Tenggorokan 3. Laring : Pangkal tenggorokan 4. Brochus : Cabang batang tenggorokan 5. Bronchus : Cabang bronchus. Membentuk cabang, yakni bronchiolus terminalis (tidak mempunyai kelenjar lender dan silia) dan bronchiolus respiratorius (saluran transisional antara jalan napas konduksi dan jalan udara pertukaran gas) 6. Duktus alveolaris : Kelanjutan bronchiolus respiratorius, tempat alveoli bermuara 7. Alveolus : Sel epitel pada paru 8. Pleura : Membran serosa pembungkus paru 9. Pulmo : Paru-Paru
E. Peran Masing2 Organ/Jaringan di Sistem Respirasi
1. Nasal (Hidung) : Saluran untuk mengalirkan udara ke dan dari paru-paru, penyaring kotoran, pembau, melembabkan dan menghangatkan udara yang dihirup ke dalam paru-paru 2. Faring : Penyaring, menyeimbangkan tekanan udara, dan mengatur kelembapan udara yang masuk 3. Laring : Memungkinkan terjadinya vokalisasi, melindungi jalan nafas bawah dari obstruksi benda asing dan memudahkan batuk 4. Trakea : Meneruskan udara menuju paru-paru, mencegah masuknya benda asing dan melancarkan batuk 5. Paru-paru : alat pernapasan, pertukaran oksigen dan karbon dioksida, dan pengendali pH darah a. Bronkus : meneyediakan jalan bagi udara yang masuk dan keluar paru- paru, menjaga kualitas uadara yang dialirkan ke paru-paru, konduktor udara antara lingkungan luar dengan alveoli b. Bronkiolus : Membawa udara kaya oksigen ke alveolus, mengatur jumlah oksigen yang masuk ke dalam paru-paru dan jumlah karbon dioksida yang dikeluarkan c. Alveolus : Tempat pertukaran oksigen dan karbon dioksida d. Pleura : fungsi cairan pleura sebagai pelumas untuk menghidari gesekan pada dinding dada pada saat terjadi pergerakan dan pengembangan paru
F. Mekanisme Bernafas. Perbandingan Tekanan Luar dan Dalam Selama Proses
Bernafas. Hipobarik dan Hiperbarik Hidung → Faring → Laring → Trakea → Bronkus → Bronkiolus → Alveolus Terdapat 2 jenis pernafasan : - Pernafasan dada - Inspirasi : m. intercostalis eksterna berkontraksi sehingga tulang-tulang rusuk terangkat dan menyebabkan rongga dan volume paru membesar - Ekspirasi : m. intercostalis internal berelaksasi sehingga tulang-tulang rusuk turun dan volume rongga dada menurun. - Pernafasan Perut - Inspirasi : Abdomen bergerak kea rah luar sebagai akibat dari kontraksi m. diagfragma yang turun ke bawah secara mendatar sehingga rongga dada membesar dan menurunkan tekanan udara di paru-paru - Ekspirasi : m. diafragma berelaksasi dengan cara mengendur dan melengkung ke atas, sehingga tekanan udara di dalam paru tinggi sebab volume rongga dada maupun paru mengecil. Hipobarik : Kondisi dimana tekanan pada paru rendah, contoh pada saat mendaki gunung. Hiperbarik : kondisi dimana tekanan pada paru tinggi, contoh pada saat menyelam.
G. Otot Yang Terlibat Dalam Sistem Respirasi
Otot-otot Inspirasi : − Otot-otot utama : m. diafragma dan m. intercostalis external − Otot-otot bantu : m. sternocleidomastoid, m. upper trapezius, m. scaleni, m. serratus anterior, dan m. pepctoralis mayor, dan m. pectoralis minor. Otot-otot Ekspirasi : − Otot abdominalis (m. rectus abdominalis internal, m. rectus abdominalis eksternal, dan m. rectus abdominalis transversal) dan m. intercostalis internal.
H. Respiratory Rate, Volume Paru, Kapasitas Paru
Respiratory Rate : Jumlah napas yang dilakukan per menit. Normalnya pada orang dewasa 12-20 kali per menit. Volume Paru − Volume Tidal Volume udara yang di inspirasi atau ekspirasi setiap kali bernapas normal, besarnya kira-kira 500ml pada laki-laki dewasa. − Volume Cadangan Inspirasi Volume udara ekstra yang dapat di inspirasi setelah dan volume tidal normal bila dilakukan insprirasi kuat, biasanya mencapai 3000ml. − Volume Cadangan Ekspirasi Volume udara ekstra maksimal yang dapat di ekspirasi melalui ekspirasi kuat pada akhir ekspirasi tidal normal, jumlah normalnya sekitar 1100ml. − Volume Residu Volume udara masih tetap berada dalam paru setelah ekspirasi paling kuat volume ini besarnya kira-kira 1200ml. Kapasitas Paru. − Kapasitas Inspirasi : volume tidal + volume cadangan inspirasi (±3500ml). − Kapasitas residu fungsional : volume cadangan ekspirasi + volume residu (±2300ml). − Kapasitas vital : volume cadangan inspirasi + volume tidal + volume cadangan ekspirasi (±4600ml). − Kapasitas paru total : kapasitas vital + volume residu. Volume maksimum saat inspirasi kuat (±5800ml). I. Fisiologi Batuk − Merupakan refleks protektif yang disebabkan oleh iritasi percabangan trakeobronchial dengan tujuan untuk menjaga agar jalan napas tetap bersih dan terbuka. − Penyebab : rangsang inflamasi, mekanik, suhu, dan psikogenik. Mekanisme : Rangsangan batuk ditangkap oleh reseptor, otak akan mengirimkan sinyal ke otot-otot dada dan perut melalui saraf tulang belakang. Ketika otot-otot berkontraksi, tekanan di paru meningkat dan akhirnya menimbulkan batuk