Kelompok 5
Tim Penulis
Daftar Isi
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menjelaskan tentang anatomi,
histologi, dan juga fisiologi dari bagian tulang dan otot yang berada di kepala dan
sekitarnya. Serta juga untuk memahami jenis-jenis tulang yang ada di manusia
baik tulang keras maupun kartilago, juga sel-sel penyusun jaringan tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
Tulang Prosesus Styloid ini sangat mudah dikenali. Tulang Prosesus Styloidini
sangat bermanfaat bagi dunia kriminal ketika proses pengidentifikasian mayat
berlangsung. Jika terdapat sesosok mayat yang meninggalkan beberapa tulang
belulang atau secara tidak sengaja anda menemukan beberapa tulang tengkorak
yang masih belum jelas apakah tulang itu merupakan tulang manusia atau hewan.
Maka dilakukan pengamatan lebih lanjut. Jika anda akan melakukan identifikasi
mayat seseorang yang sudah lama mati membusuk, dan menyisakan tulang
belulang dan tidak tahu apakah tulang tersebut merupakan tulang tengkorak
manusia atau bukan, anda hanya perlu mengecek bagian tulang Temporal
Bone (sisi tulang telinga) bagian bawah, jika menemukan ada sebuah tonjolan
runcing pada bagian tersebut, itu merupakan bagian Tulang Prosesus Styloid yang
dimiliki oleh tengkorak manusia. Jika menemukan bagian tulang tengkorak tanpa
atau tidak ada sama sekali Tulang Prosesus Styloid dipastikan bagian tulang
tengkorang tersebut bukan merupakan tulang tengkorak (cranium) manusia,
melainkan tulang tengkorak hewan vertebrata lain.
Tulang cranium terdiri dari delapan tulang yaitu occipital (belakang), dua
parietal (ubun-ubun), frontal (dahi), dua temporal (pelipis), sphenoid (baji), dan
ethmoid (tapis).
Aspek lateral tengkorak terdiri dari tulang-tulang cranium dan tulang wajah.
Fossa temporalis dibatasi keatas dan belakang oleh linea temporalis superior dan
linea temporalis inferior os parietale, ke depan oleh os frontale dan os
zygomaticus.
Gambar 5. Cranium Aspek Lateral
1. Tulang Oksipital
Bagian diatas garis nuchal tertinggi bersifat halus dan ditutupi dengan
oksipital otot occipitofrontalis. Sedangkan bagian dibawah garis nuchal tertinggi
bersifat kasar dan tidak teratur untuk pelekatan beberapa otot.
2. Tulang Parietal
Bentuk tulang parietal adalah sisi dan atap tengkorak. Setiap tulang
bentuknya tidak teratur, memiliki dua permukaan, empat perbatasan, dan
empat sudut. Permukaan eksternal dari tulang parietal adalah cembung, halus,
dan ditandai dekat pusat oleh elevasi sedikit, disebut eminensia parietal.
Permukaan internal dari tulang parietal adalah cekung, menyajikan tayangan
untuk otak, dan banyak kerutan dari pembuluh meningeal tengah; alur ini
berjalan ke atas dan mundur dari sudut inferior anterior, dan dari bagian
tengah dan posterior dari batas inferior.
3. Tulang Frontal
5. Tulang Sfenoid
6. Tulang Etmoid
1. Osteoblas
Merupakan benih dari tulang yang akan berkembang menjadi osteosit.
Berfungsi menyintesis komponen organik matriks tulang, hanya terdapat pada
permukaan tulang, mirip epitel selapis.
2. Osteosit
Perkembangan dari osteoblas yang merupakan komponen utama penyusun
sel tulang yang ada dalam lakuna. Ciri-cirinya berbentuk gepeng seperti
kenari, mempunyai sedikit reticulum endoplasma kasar, dan secara aktif
mempertahankan matriks tulang.
3. Osteoklas
Merupakan sel raksasa berinti banyak yang berperan pada resorbsi dan
pembentukan kembali jaringan tulang. Bagian badan sel yang melebar
mengandung 5 sampai dengan 50 inti.
Matriks tulang kira-kira 50% persen berat keringnya adalah bahan organik.
Bahan yang paling sering dijumpai di matriks tulang adalah kalsium dan fosfor.
Komponen matriks tulang lainnya bikarbonat, sitrat, magnesium, kalium, dan
natrium.
Secara anatomi vertebra servikalis dibagi menjadi dua daerah yaitu daerah
servikal atas (CV1 dan CV2) dan daerah servikal bawah (CV3 sampai CV7).
Diantara ruas-ruas tersebut, ada tiga ruas servikal yang memiliki struktur anatomi
yang unik. Ketiga ruas telah diberi nama khusus, antara lain CV1 disebut atlas,
CV2 disebut axis, dan CV7 disebut prominens vertebra. Sedangkan Vertebra
servikalis 3-6 disebut vertebraservikalis tipikal karena vertebra servikalis ini
memiliki ciri-ciri umum vertebra servikalis
1) Vertebra Servikalis 1 (Tulang Atlas)
Vertebra servikalis pertama dikenal sebagai atlas dimana berperan sebagai
pendukung seluruh tengkorak. Atlas berbeda dengan vertebra servikalis lainnya
karena tidak mempunyai korpus sehingga bentuknya hampir seperti cincin. Atlas
tidak mempunyai prosesus spinosus namun memiliki tuberkulum posterior yang
kecil
yang berguna agar pergerakan kepala atau kranium lebih bebas. Atlas berbentuk
cincin atau lingkaran yang dibagi dua yaitu lengkung depan disebut arkus anterior
dan lengkung belakang disebut arkus posterior. Terlihat massa yang agak lebar
pada pertemuan arkus anterior dan arkus posterior dan disebut massa lateralis.
Tiap massa
lateralis di bagian atas terdapat permukaan berbentuk oval dan konkaf disebut
fovea
artikularis superior dan permukaan ini bersendi dengan tulang kranium. Di bagian
bawah tiap massa terdapat fasies artikularis yang bersendi dengan vertebra
servikalis
(Epistropheus).
Di bagian samping massa lateralis terdapat prosesus transversus dan foramen
transversum.
Tulang rawan memiliki sifat yang bingkas dan lentur, terdiri dari sel-sel
rawan yang dapat menghasilkan matriks berupa kondrin. Komposisi tulang rawan
pada anak dan orang dewasa sedikit berbeda. Pada anak-anak jaringan
penyusunnya lebih banyak mengandung sel. Sedangkan pada orang dewasa lebih
banyak mengandung matriks. Pada orang dewasa tulang rawan hanya terdapat
pada beberapa tempat, seperti cuping hidung, cuping telinga, antara tulang rusuk
dan tulang dada, sendi-sendi, antar ruas tulang belakang, dan pada cakre epifis.
Tulang rawan pada orang dewasa dibentuk oleh selaput tulang rawan
(perikondrium) yang mengandung sel-sel pembentuk tulang rawan kondroblas.
(Pratiwi DA, dkk ,2012)
Tulang rawan memiliki tiga tipe yaitu tulang rawan hialin, elastin, dan
fibrokartilagi yang berbentuk serat.
1. Tulang Rawan Hialin
Fungsi Kartilago hialin kartilago hialin berfungsi untuk memberi
kekuatan, menyokong rangka embrionik, menyokong bagian tertentu
rangka dewasa, dan membantu pergerakan persendian.
Kartilago hyalin segar berwarna putih kebiruan dan translusen. Pada
embrio berfungsi sebagai kerangka sementara hingga secara berangsur-
angsur hilang diganti dengan tulang.
Gambar 14. Penampang kartilago hialin
3. Fibrokartilago
Kartilago fibrosa mengandung serabut kolagen yang padat dan kasar
sehingga matriksnya berwarna gelap dan keruh. Kartilago
fibrosa berfungsi untuk menyokong dan melindungi bagian di dalamnya.
Gambar 17. Jaringan tulang rawan fibrosa
2.3
1. M. Occipitofrontalis
(Bersama, M. Occipitofrontalis dan M. temporoparietalis disebut sebagai
M. epicranius)
Saraf : Nervus facialis (VII)
Origo : Venter frontalis : kulit alis mata dan glabella, membentuk sebuah
lapisan otot bersama Mm. Procerus, corrugator supercilii, depressor
supercilii et orbicularis oculi
Venter occipitalis : Linea nuchalis suprema
Insertio: Galea aponeurotica
Fungsi : Menggerakkan kulit kepala, menciptakan kerut miring di dahi
2. M. Temporoparietalis
Saraf : Nervus facialis (VII)
Origo : Kulit temporal, fascia temporalis
Insertio : Galea aponeurotica
Fungsi : Menggerakkan kulit kepala.
3. M. Auricularis anterior
Saraf : Nervus facialis (VII)
Origo : Fascia temporalis
Insertio : Spina helicis
Fungsi : Menggerakkan daun telinga ke depan dan ke atas
4. M. Auricularis Superior
Saraf : Nervus facialis (VII)
Origo : Galea aponeurotica
Insertio : Bagian dorsocranial pangkal auricula
Fungsi : Menggerakkan daun telinga ke belakang dan ke atas
5. M. Auricularis Posterior
Saraf : Nervus facialis (VII)
Origo : Processus mastoideus, tendo M. sternokleimastoideus
Insertio : Bagian dorsocranial pangkal auricula
Fungsi : Menggerakkan daun telinga ke belakang
6. M. Orbicularis Oculi
Saraf : Nervus facialis (VII)
Origo : Pars orbitalis ars nasalis ossis frontalis, Proc. frontalis maxillae,
Lig. Palpebrae mediale
Pars Palpebralis : Lig. Palpebrale mediale, saccus lacrimalis
Pars Lacrimalis : Crista lacrimalis posterior dari Os lacrimale, saccus
lacrimalis.
Insertio : Pars orbitalis :lig. Palpebrale laterale, transisi menjadi suatu otot
melingkar berbentuk cincin di lateral
Pars palpebralis : lig. Palpebrale laterale
Pars lacrimalis : canaliculi lacrimales, tepi-tepi kelopak mata
Fungsi : menutup kelopak mata, menekan saccus lacrimatis,
menggerakkan alis mata
7. M. Depressor Supercilii
Saraf : Nervus facialis (VII)
Origo : Pars nasalis ossis frontalis, punggung hidung.
Insertio : Sepertiga medial kulit alis mata
Fungsi : Menarik turun kulit dahi dan alis, menciptakan kerutan miring
tepat di atas pangkal hidung.
8. M. Corrugator Supercilii
Saraf : Nervus facialis (VII)
Origo : Pars nasalis ossis frontalis
Insertio : Sepertiga medial (lateral) kulit alis mata, galea aponeurotica
Fungsi : Menggerakan kulit dahi dan alis mata ke arah pangkal hidung,
menciptakan kerut vertical tepat di atas pangkal hidung.
9. M. Procerus
Saraf : Nervus facialis (VII)
Origo : Os nasale, Cartilago nasi lateralis
Insertio : Kulit Glabella
Fungsi : Menarik turun kulit dahi dan alis mata
10. M. nasalis
Saraf : Nervus facialis (VII)
Origo : Pars alaris : Jugum alveolare dentis incisivi lateralis
Pars transversa : Jugum alveolare dentis canini
Insertio : Pars alaris : ala nasi, pinggir cuping hidung
Pars transversa : Cartilago nasi lateralis, membran tendo dorsum nasi
Fungsi : Menggerakkan cupping hidung dan hidungnya sendiriPars alaris :
membuka lebar lebar cuping hidung
Pars transversa : Mengecilkan lubang hidung
13. M. Buccinator
Saraf : Nervus facialis (VII)
Origo : Bagian posterior Proc. alveolaris maxillae, Raphe
pterygomandibularis, bagian posterior Proc.alveolaris mandibulae
Insertio : Angulus oris, bibir atas dan bawah
Fungsi : Menegangkan bibir, meningkatkan tekanan intraoral )ketika
meniup dan mengunyah)
16. M. Mentalis
Saraf : Nervus facialis (VII)
Origo : Jugum Alveolare dentis incisivi lateralis bawah
Insertio : kulit dagu
Fungsi : Membentuk lekuk didagu, eversi bibir bawah (bersama dengan
musculus orbicularis oris
18. M. Risorius
Saraf : Nervus facialis (VII)
Origo : Fascia parotidea, Fascia messeterica
Insertio : Bibir atas, sudut mulut
Fungsi : Menarik sudut mulut ke lateral dan atas, membentuk lesung
dipipi.
19. M. Levator Anguli Oris
Saraf : Nervus facialis (VII)
Origo : Fossa canina maxillae
Insertio : sudut mulut
Fungsi : Menarik sudut mulut ke arah medial dan atas
1. M. Platysma
Persarafan : ramus cervicalis n. facialis.
Origo : fascia profunda di atas M. pectoralis major dan M. deltoideus.
Insertio : corpus mandibulae dan angulus oris.
Fungsi : depresi mandibula dan sudut mulut.
2. M. Sternocleidomastoideus
Persarafan : pars spinalis n. accessori dan C2 dan C3
Origo : manubrium sterni dan sepertiga medial clavicula.
Insertio : processus mastoideus ossis temporalie dan os occipitale
Fungsi : kedua otot bekerja sama mengekstensiokan kepala dan
memfleksiokan leher. Satu otot memutar ke alah yang berlawanan
3. M. Digastricus Anterior
Persarafan : saraf ke M. Mylohyodeus.
Origo : corpus mandibulae.
Insertio : tendo intermedius yang diikatkan ke os hyoideum dengan kaitan
fascia.
Fungsi : elevasio os hyoideum.
4. M. Digastricus Posterior
Persarafan : n. facialis
Origo : processus mastoideus ossis temporale
Insertio : tendo intermedius yang diikatkan ke os hyoideum dengan kaitan
fascia.
Fungsi : depresio mandibula
5. M. Stylohyoideus
Persarafan : N. fascialis.
Origo : processus stylohyoideus.
Insertio : corpus os hyoideum.
Fungsi : elevasio os hyoideum.
6. M. Mylohyoideus
Persarafan : n. laveolaris inferior.
Origo : linea mylohyoidea corpus mandibulae.
Insertio : corpus os hyoideum dan raphe fibrosa.
Fungsi : elevasio dasar mulut dan os hyoideum atau depresio mandibula.
7. M. Geniohyoideus
Persarafan : N. cervicalis 1
Origo : spina mentalis inferior mandibulae
Insertio : corpus os hyoideum
Fungsi : elevasio dasar mulut dan os hyoideum atau depresio mandibula.
8. M. Sternohyoideus
Persarafan : ansa Cervicalis; C1, 2 dan 3.
Origo : manubrium sterni dan clavicula.
Insertio : corpus os hyoideum.
Fungsi : depresio os hyoideum.
9. M. Sternothyroideus
Persarafan : ansa Cervicalis; C1, 2 dan 3.
Origo : manubrium sterni.
insertio : linea oblique lamina cartilago thyroidea.
Fungsi : depresio larynx
10. M. Thyrohyoideus
Persarafan : n. cervicalis 1
Origo : linea oblique lamina cartilago thyroidea.
insertio : pinggir bawah corpus os hyoidei.
Fungsi : depresio os hyoideum atau elevasio larynx.
Pratiwi, D.A, dkk. 2012. Biologi untuk SMA kelas XI. Jakarta: Erlangga
Rochmah, S. N., Sri Widayati, M. Miah. 2009. Biologi : SMA dan MA Kelas XI
Struktur dan Fungsi Jaringan Tulang Rawan. Jakarta: Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional. halaman 246