Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH JOURNAL READING KONSERVASI GIGI

EVALUASI EFEKTIVITAS OBTURASI SALURAN AKAR BERDASARKAN

BERBAGAI METODE PERAWATAN

Taras V. Furtsev, Anastasya A. Kazanovskaya , Galina M. Zeer , Elena G.

Zelenkova

Journal of International Dental and Medical Research 2020 13(1): 1-7

Disusun untuk Memenuhi Tugas Journal Reading Konservasi Gigi

Seminaris

Ai Rafikah Nurpratiwi

160112180086

Pembimbing

drg. Indra Primathena, M.Kes

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2020
Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah mengevaluasi perbandingan kualitas

pengisian saluran akar dengan endodontic sealer dan gutta-percha menggunakan

metode perawatan standar, perawatan laser dan metode perawatan Laser Activated

Irrigant (LAI). Kami mempelajari 20 gigi yang diekstraksi dengan diagnosis

periodontitis kronis yang dirawat sesuai protokol tradisional, menggunakan laser Er;

Cr; YSGG 2780nm, metode LAI, yang diisi berdasarkan satu protokol menggunakan

epoxy sealer AH+ dan gutta-percha menggunakan metode gelombang kontinu

dengan perangkat Calamus Dual (Dentsplay Maillefer). Efisiensi pengisian saluran

akar gigi berdasarkan pada jenis perawatan dipelajari dengan pemindaian mikroskop

elektron.

Tujuan penelitian - evaluasi perbandingan kualitas pengisian saluran akar

dengan endodontic sealer dan gutta-percha, menggunakan metode pemrosesan

standar, pemrosesan laser, dan metode LAI.

Ditemukan bahwa kepadatan tertinggi dari bahan pengisi ke dinding saluran

diperoleh dengan perawatan menggunakan laser dengan kekuatan 1,5 Watt yang

dibuktikan oleh tidak adanya ruang kosong di antara bahan dan dentin. Tidak

didapatkan kepadatan yang tepat dengan menggunakan protokol tradisional, ukuran

ruang kosong terlihat hingga 13 mikron. Hasil studi percontohan ini adalah dasar

untuk studi lebih lanjut.

Kata kunci: Obturasi saluran akar, Metode pemurnian, Laser, Gutta-percha, Sodium

Hipoklorit.
Artikel eksperimental (J Int Dent Med Res 2020; 13 (1): 1-7)

Pendahuluan

Prevalensi tinggi dari kerusakan gigi yang berat dan masalah yang

berhubungan dengan keadaan yang berulang membuat topik ini menjadi relevan,

disamping keberhasilan endodontik modern. Perawatan endodontic dengan kualitas

tinggi memberikan prognosis positif jangka panjang untuk pertahanan gigi dan

keberhasilan fungsi gigi. Menurut beberapa orang penulis, komplikasi perawatan

endodontik disebabkan karena sealing dan obturasi saluran akar yang buruk.1,2,3,4,5,6,7,8

Saat pembersihan, pembentukan dan desinfeksi saluran akar selesai, sangat penting

untuk menempatkan bahan pengisi yang kedap udara. Bahan pengisi gigi, disesuaikan

dengan geometri internal saluran akar yang telah dipreparasi, berfungsi sebagai

penghalang yang mencegah pertumbuhan bakteri dan metabolitnya yang dapat

mengalir melalui mahkota gigi ke apikal, dan sebaliknya ketika terjadi penetrasi

cairan jaringan dari jaringan periapikal.

Preparasi saluran akar gigi dan metode pengisian mempengaruhi perekatan

bahan pengisi pada susunan anatomi saluran-saluran akar. Saat ini, ada banyak studi

yang didedikasikan untuk protokol tradisional instrumental dan perawatan saluran

akar terapeutik, juga dikenal sebagai "Standar Emas", dimana natrium hipoklorit
1, 5, 9
digunakan untuk perawatan saluran akar, dan efektif terhadap flora patogen.

Natrium hipoklorit mendekomposisi jaringan organik dan nonorganik dan


memusnahkan bakteri tetapi tidak dapat mensterilkan saluran akar. 10,11,12 Dalam hal

ini, laser sangat menarik bagi komunitas dokter gigi.

Pembuangan debris dan smear level / smear layer mengarah pada sealing

saluran akar yang lebih baik. Penelitian menunjukkan bahwa Er:YAG merupakan

pilihan perawatan yang lebih disukai untuk pembuangan debris dentin dan smear

level / smear layer intracanal, dan dalam hal ini bersaing dengan bahan irigan.13,14

Laser erbium menghilangkan smear level / smear layer dengan mengaktifkan air dan

sebagai hasilnya, menghasilkan shockwaves dan gelembung uap. Disamping itu,

paparan laser erbium menyebabkan karbonisasi dentin saluran akar, peleburan parsial

tubulus dentin dan penghalangan orifis saluran akar di daerah yang mencair. 15

Penelitian yang ditujukan terhadap desinfeksi menggunakan laser erbium

menunjukkan bahwa penggunaan laser ini dapat efektif untuk saluran akar dan

bahkan lebih efektif dengan bantuan irigan.16, 17 Akan tetapi, terdapat informasi lain

yang menyebutkan efektivitas yang buruk dari antibakterial preparasi saluran akar
13,18
gigi dengan bantuan irigan yang diaktivasi laser Di sisi lain, secara praktis tidak

ada penelitian yang ditujukan untuk pengisian adhesif saluran akar yang kedap udara

dan hubungannya dengan metode perawatan gigi dengan bantuan laser erbium. Oleh

karena itu, kesuksesan dan peningkatan prediktabilitas perawatan saluran akar,

preparasi saluran akar yang berkualitas tinggi sangat berkaitan dengan pengisian

saluran akar.
Tujuan penelitian ini - evaluasi perbandingan kualitas pengisian saluran

akar dengan sealer endodontik dan gutta-percha, menggunakan metode pemrosesan

standar, pemrosesan laser dan metode LAI.

Metode dan Bahan

Kami meneliti 20 gigi manusia, dengan diagnosis "periodontitis apikal

kronis". Kami menggunakan K-file yang dioperasikan secara manual dan file nickel

titanium Pro Taper Universal (Dentsply Sirona Endodontics) untuk preparasi saluran

akar gigi secara mekanis. Saluran akar dirawat secara minimal dengan ukuran ISO

35.04. Kami menggunakan laser Er, Cr: YSGG dengan panjang gelombang 2780 nm

(Waterlasei Plus, Biolase, AS) dan radial endodontik RFT2 tip (diameter 200 μm,

panjang 25 mm), untuk metode LAI kami menggunakan tip RFT5 (diameter 400μm,

panjang 14 mm).

Gigi dipisahkan menjadi 4 kelompok, masing-masing 5 gigi untuk setiap

kelompok:

1. Kelompok kontrol, di mana setiap saluran gigi dirawat sesuai dengan Protokol

standar dengan penggunaan larutan natrium hipoklorit 3% dan larutan EDTA

17% sebagai irigan serta menggunakan passive ultrasonic activation (volume

total larutan 20 ml untuk setiap saluran akar).

2. Kelompok gigi, hanya menggunakan larutan salin sebagai irigasi, dan

kemudian saluran akar dirawat oleh laser dalam mode berikut: daya - 1 W,
frekuensi - 20 Hz, air / udara - 20/20, jumlah impuls - 20, tip 200 μm. Kami

menempatkan ujung laser ke dalam saluran akar dengan kedalaman 1mm dari

panjang kerja kemudian naik ke arah koronal dengan gerakan memutar secara

perlahan selama 25 detik. Perawatan saluran akar gigi dengan menggunakan

laser diulangi sebanyak 4 kali, kemudian mengirigasi saluran akar pada saat

istirahat.

3. Gigi dirawat dengan cara yang sama, hanya kekuatan laser meningkat menjadi

1,5 W.

4. Kelompok empat, di mana setiap gigi dirawat sesuai dengan cara standar,

dengan penggunaan 3% NaOCl dan 17% larutan EDTA sebagai irigan dan

menggunakan Laser Activation of Irrigants (LAI). Aktifasi larutan

menggunakan laser dilakukan dengan bantuan tip RFPT5, lapisan eksternal

dihilangkan secara kimia karena adanya peningkatan energi difusi tambahan.

Tip dimasukkan ke saluran akar selama 5 detik dengan energi 75 mJ,

frekuensi 20 Hz, daya 1,5 W, jarak 5 mm dari apeks, mengirigasi saluran akar

dengan irigan segar saat istirahat dan diulang sebanyak 4 kali.

Satu gigi dari setiap kelompok digunakan sebagai subjek pembelahan

lateral untuk mengevaluasi permukaan dentin saluran akar menggunakan Scanning

Electron Microscopy (SEM) setelah dilakukan metode preparasi saluran akar gigi

yang berbeda.
Kami menggunakan metode yang sama untuk pengisian gigi dengan

penggunaan epoxy sealer AH+ dan gutta-percha sesuai dengan metode gelombang

kontinu menggunakan CalamusDual (Dentsplay Maillefer). Untuk mengevaluasi

kualitas pengisian adhesive, kami melakukan pemotongan gigi secara melintang pada

pertengahan saluran akar dan 1/3 apikal dengan cara memotong dan memoles saluran

akar gigi menggunakan kertas abrasive dengan silikon karbida butir abrasif dengan

granularitas 1200 dan 2400. Investigasi SEM dilakukan di laboratorium mikroskop

elektron SFU pada SEM JEOL JSM 7001-F (Jepang), dilengkapi dengan EDS

(Energy Dispersive X - Ray Spectroscopy). Morfologi permukaan diteliti dengan

elektron sekunder dengan perbesaran x70, x500, x2000. Analisis elemen kualitas dan

kuantitas sampel permukaan saluran akar dilakukan dengan metode EDS.

Sampel kecil dari kriteria (format studi percontohan) tidak memungkinkan

untuk analisis data statistik secara penuh.

Hasil

Gambar SEM dari pemotongan akar lateral yang dirawat sesuai dengan

protokol standar menunjukkan tubulus dentin yang terpapar, debris, dan smear level /

smear layer (Gbr.1 a, b).


a. b.

Gambar 1. Gambar SEM permukaan saluran dirawat sesuai dengan protokol standar:

a. potongan lateral akar gigi; b saluran akar.

Perawatan saluran akar gigi menggunakan laser dengan kekuatan daya 1W

mengarah ke penghapusan smear level / smear layer dan penutupan tubulus dentin

hampir pada setengah permukaan (Gbr.2 a, b).

a. b.

Gambar 2. Gambar SEM permukaan saluran yang dirawat menggunakan laser dengan

kekuatan 1 W: a. potongan lateral akar gigi; b. saluran akar.


Perawatan saluran akar gigi menggunakan laser dengan kekuatan 1,5 W

menyebabkan penutupan dari hampir semua tubulus dentin, dengan kedalaman

signifikan 10-15 mikron (Gbr.3 a, b).

a. b.

Gambar 3. Gambar SEM permukaan saluran yang dirawat menggunakan laser dengan

kekuatan 1,5 W: a. potongan lateral akar gigi; b. saluran akar.

Perawatan saluran akar menggunakan LAI juga mengarah pada penutupan

parsial tubulus dentinal, namun gambar menunjukkan penutupan tubulus dentin yang

tidak lengkap dan hampir setengah tubulus terbuka (Gbr.4a, b).

a. b.
Gambar 4. Gambar SEM permukaan saluran yang dirawat menggunakan metode LAI

dengan : a. potongan lateral akar gigi; b. saluran akar.

Gambar SEM yang khas dari irisan melintang penampang saluran akar

gigi, yang dirawat dengan cara standar digambarkan pada (Gbr.5a). Komposisi unsur,

ditentukan menurut metode EDS, menunjukkan batas-batas yang tepat antara bahan

dan dentin, yang membantu menentukan kepadatan sealer dan gutta-percha untuk

dentin (Gbr. 5b, Tabel 1).

No Elemen Kimia, % atom


C O Na Al Si P S K Ca Ti Zn Ba W
Spek-

trum
Gutta-percha
1 68.15 18.02 0.61 12.67 0.56
Dentin
2 32.02 35.49 0.68 12.47 19.35
Sealer
3 39.76 9.41 28.58 22.25
4 36.94 17.09 7.73 8.86 2.46 11.21 7.58 8.13

Tabel 1. Komposisi unsur bahan pada irisan melintang penampang saluran akar gigi

setelah pengisian
a. b.

Gambar 5. a. Gambar SEM dari irisan penampang saluran akar gigi; b. struktur

dentin, sealer dan gutta-percha dengan penanda spektrum

Komposisi unsur : gutta-percha disajikan dengan data dari spektrum 1,

dentin - spektrum 2, sealer - spektrum 3, 4.

Penelitian tentang potongan akar gigi, berdasarkan protokol standar

menunjukan ruang kosong antara bahan pengisi dan dinding saluran akar, lebarnya

bervariasi dari 10 µm sampai 12,7 µm, dan juga mengekspos tubulus dentin, juga

terdapat ruang kosong antara dentin dan gutta-percha (Gbr.6a)

Penelitian tentang potongan akar gigi, yang dirawat dengan laser

berkekuatan 1W menunjukan adherensi sealer dan gutta-percha yang kuat pada

dentin hampir pada seluruh permukaan, masih terdapat beberapa ruang kosong yang

tidak signifikan dengan kelebaran maksimal 3,61 µm (Gbr.6a). Kemungkinan hal itu

dikarenakan fakta bahwa sebagian besar tubulus dentin tertutup oleh proses laser

yang spesifik sehingga sealer tidak bisa mengalir kepadanya.


a. b.

Gambar 6. Gambar SEM dari potongan akar gigi yang dirawat: a. sesuai dengan

protokol standar; b. oleh laser dengan kekuatan 1 W.

Hasil dari potongan melintang akar gigi yang dirawat menggunakan laser

dengan kekuatan 1,5 W menunjukan adherensi yang kuat antara sealer dinding

saluran akar dan guta percha (Gbr.7a). Terlebih, tidak sama dengan proses metode

sebelumnya, tidak ada ruang kosong yang terlihat, hal ini dikarenakan peningkatan

kekuatan laser yang menyebabkan permukaan tersusun kembali dan tubulus dentin

sebagian besar tertutup.

Penelitian tentang permukaan akar yang dipotong melintang menunjukan

ikatan erat antara sealer, dinding saluran akar dan gutta-percha setelah menggunakan

metode LAI. Sedikit ruang berukuran hingga 2.99 µm ditemukan (Gbr.7b). Metode

perawatan saluran akar ini juga dapat menutup tubulus dentin, yang akan mencegah

infeksi ulang dinding saluran akar. Namun, bebeda dengan metode sebelumnya yang

hanya menggunakan kekuatan laser, densitas obturasi sedikit lebih buruk karena

adanya pembentukan ruang kosong yang lebih banyak.


a. b.

Gambar 7. Gambar SEM potongan akar gigi yang dirawat: a. dengan laser

berkekuatan 1,5 W; b. dengan metode LAI

Diskusi

Analisis hasil pemeriksaan mikroskop elektron pada saluran akar yang

dipotong melintang yang dirawat berdasarkan protokol standar, laser dan metode LAI

,dan ditutup berdasarkan protokol yang sama, memberikan kesimpulan sebagai

berikut.

Metode tradisional perawatan saluran akar menggunakan sodium hipoklorit

menunjukan sejumlah besar ruang kosong antara sealer dan dinding saluran akar

mencapai lebar 12.7 µm. Selain itu, ditemukan juga tubulus dentin yang tidak tertutup

yang mengarah pada ruangan kosong. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya infeksi

ulang pada saluran akar.


Perawatan saluran akar dengan laser berkekuatan 1 W menunjukkan ikatan

yang tepat antara bahan pengisi ke dinding saluran, terlihat sejumlah kecil ruang

kosong, dengan lebar yang tidak lebih dari 3,6 µm. Selain itu, karena perawatan laser

yang spesifik pada saluran akar, sebagian besar tubulus dentin tertutup.

Perawatan saluran akar dengan laser berkekuatan 1,5 W menunjukkan hasil

terbaik, terlihat kepadatan yang tepat dari sealer ke dinding saluran akar, tidak ada

ruang kosong di antara sealer dan dinding saluran akar. Perawatan saluran akar yang

spesifikasi pada permukaan saluran akar menggunakan laser dengan kekuatan sebesar

ini memungkinkan kita untuk menutup hampir semua tubulus dentin yang terbuka ke

lumen saluran akar, memungkinkan sealer untuk membuat lapisan yang cukup untuk

menghilangkan kebocoran ke tubulus dentin.

Perawatan saluran akar dengan Teknik LAI menunjukkan obturasi yang

padat, tetapi teridentifikasi adanya ruang kosong yang mencapai 3 µm. Terdapat

tubulus dentin yang tidak tertutup sempurna, tampaknya, akibat dari fakta bahwa

radiasi laser pada metode ini bekerja secara tidak langsung dan tidak cukup untuk

menyusun kembali permukaan dan menutup tubulus-tubulus.

Analisis dari hasil ini menunjukkan bahwa metode tradisional dengan

menggunakan sodium hipoklorit kurang efektif jika dibandingkan dengan perawatan

menggunakan metode laser. Ukuran ruang kosong (kurang dari 12 µm)dan tubulus

dentin yang terbuka ke arah ruang kosong ini membuktikan efektivitas dari metode

ini. Yang paling efektif dari Teknik laser adalah perawatan laser dengan kekuatan

1.5W. Tidak adanya ruang kosong, tubulus dentin yang tertutup sempurna, faktor-
faktor ini tidak menimbulkan infeksi ulang pada saluran akar yang mengakibatkan

komplikasi perawatan endodontik.

Simpulan

Pada akhirnya, perawatan saluran akar dengan laser berkekuatan 1,5 W

dapat direkomendasikan untuk studi klinis lebih lanjut sebagai alternatif protokol

tradisional, hasil dari studi percontohan ini sebagian telah dikonfirmasi oleh beberapa

literatur dan bisa dijadikan dasar untuk penelitian lebih lanjut.

Deklarasi Kepentingan

Penulis melaporkan tidak ada konflik kepentingan dan artikel tersebut tidak

didanai atau didukung oleh siapa pun.


Daftar Pustaka
1
Swimberghe, RCD, Coenye, T, DeMoor, RJG, Meire, MA. Biofilm model systems for root canal
disinfection: a literature review: Int Endod J 2019; 52: 604–8.
2
Bago, I, Plečko, V, Gabrić Pandurić, D, Schauperl, Z, Baraba, A, Anić, I Antimicrobial efficacy of
a high‐power diode laser, photo‐activated disinfection, conventional and sonic activated irrigation
during root canal treatment. Int Endod J 2013; 46: 339–7.
3
Romeo, U., Palaia, G., Nardo, A., Tenore, G., Telesca, V., Kornblit, R., Del Vecchio, A., Frioni,
A., Valenti, P. and Berlutti, F., Antimicrobial Activity of KTP Laser in Endodontics. Aust Endod J
2015; 41: 17-23.
4
Bezgin, T., Ozgul, B.M., Arikan, V., Sari, S. MTA vs Gutta‐percha/AH‐Plus (Global corrections).
Aust. Endod J 2016; 42: 73-81.
5
Gomes, B.P., Pinheiro, E.T. Extraradicular Endodontic Infections. In Endodontic Microbiology:
Chapter 6: A. F. Fouad (Ed.) 2017; 129-148.
6
Balto, H.A. Obturation Techniques Allow Microbial Leakage Unless Protected. J of
Prosthodontics, 2016, 25: 224-228.
7
Soo, WKM, Thong, YL, Gutmann, JL. A comparison of four gutta‐percha filling techniques in
simulated C‐shaped canals. Int Endod J 2015; 48: 736– 746.
8
Irawati Siregar, Riza Permitasari, Kamizar, Anggraini Margono. Comparison of the Potential
Genotoxicities of Resin-, Silicone-, and Bioceramic-based Root Canal Sealers
9
Caffesse, RG, Echeverría, JJ. Treatment trends in periodontics. / Periodontol 2000 2019; 79: 7– 14.
10
Makeeva I.M., Franco A., Semenov A.M., Byakov of Page F., Novozhilova N. E., Dezhurko-Korol
of VA. The research in vitro of efficiency of antiseptic substances for superficial disinfection of
teeth, the inokulirovannykh of Escherichia coli. Stomatology. 2018; 97(4):8-10.

11
Flach, N., Böttcher, D.E., Parolo, C. C., Firmino, L.B., Malt, M., Lammers, M.L., Grecca, F.S.
Confocal microscopy evaluation of the effect of irrigants on Enterococcus faecalis biofilm: An in
vitro study. Scanning, 2016; 38: 57-62.
12
Mohmmed, SA, Vianna, ME, Penny, MR, Hilton, ST, Mordan, NJ, Knowles, JC. Investigations
into in situ Enterococcus faecalis biofilm removal by passive and active sodium hypochlorite
irrigation delivered into the lateral canal of a simulated root canal model. Int Endod J 2018; 51:
649– 662
13
Christo, JE, Zilm, PS, Sullivan, T, Cathro, PR. Efficacy of low concentrations of sodium
hypochlorite and low‐powered Er,Cr:YSGG laser activated irrigation against an Enterococcus
faecalis biofilm. Int Endod J 2016; 49: 279–286.
14
Race, J., Zilm, P., Ratnayake, J., Fitzsimmons, T., Marchant, C. and Cathro, P. Efficacy of laser
and ultrasonic‐activated irrigation on eradicating a mixed‐species biofilm in human mesial roots.
Aus. Endod J 2019; 8.
15
Behnam Bolhari, DDS, MS, Sara Ehsani, DDS, Ardavan Etemadi, DDS, MS, Mohammad Shafaq,
DDS and Ali Nosrat, DDS. Efficacy of Er,Cr:YSGG Laser in Removing Smear Layer and Debris
with Two Different Output Powers. Photomed Laser Surg. 2014; Oct 1; 32(10): 527–532.
16
Dumani A, Tanrisever D, Sihay D, Kuzu SB, Yilmaz S, Guvenmez HK. Efficacy of calcium
hypoclorite with and without Er,Cr: Yttrium, scandium, gallium, garnet laser activation on
Enterococcus faecalis in experimentally infected root canals. Niger J Clin Pract 2019; Feb; 22(2):
215-220.
17
Akcay M, Arslan H, Mese M, Durmus N, Capar ID. Effect of photon-initiated photoacoustic
streaming, passive ultrasonic and sonic irrigation techniques on dentinal tubule penetration of
irrigation solution: a confocal microscopic study. Clin Oral Investig. 2017; Sep; 21(7):2205-2212.
18
Dunia Alhadi, Farah M. Jaber, Manaf Taher Agha, Musab Hamed Saeed. The Effect of Diode
Laser Irradiation on Root Canal Dentin. Journal of International Dental and Medical Research:
2019; 12 (1): 49-53.

Anda mungkin juga menyukai