Anda di halaman 1dari 8

LASER SEBAGAI TEKNOLOGI DALAM PENCEGAHAN KARIES DINI

A. Konsep Penggunaan Laser dalam Intervensi Kedokteran Gigi

Laser merupakan singkatan dari Light amplification by stimulated emission of


radiation adalah suatu alat yang mengandung zat padat, cair dan gas yang
memproduksi berkas sinar yang distimulasi oleh sumber energi. Laser pertama kali
diperkenalkan oleh Maiman sejak 1960.  Sinar laser pada dasarnya adalah sinar
cahaya yang terdiri dari foton tereksitasi. Laser merupakan perangkat yang mengubah
energi listrik atau chemical menjadi energi cahaya. Berbeda dengan cahaya biasa yang
dipancarkan secara spontan oleh atom atau molekut tereksitasi. Cahaya yang
dipancarkan oleh sinar laser terjadi ketika sebuah atom atau molekul menyimpan
energi berlebih hingga distimulasi untuk memancarkannya. Radiasi yang dipancarkan
oleh laser termasuk yang cahaya yang terlihat dan tidak terlihat yang lebih umum
disebut radiasi elektromagnetik. (Suwandi et al., 2019)

Kedokteran gigi modern dan konsep invasif minimal saat ini didukung oleh
perkembangan bahan dan teknik yang semakin canggih. Seperti salah satunya
1

penggunaan Laser Er: YAG. laser Erbium yttrium-alumunium-garnet (Er: YAG)


adalah salah satu sistem laser yang saat ini paling dapat diandalkan untuk perawatan
karies anak. Keamanannya lebih tinggi dibandingkan dengan teknik konvensional,
karena tidak menggunakan sistem rotari, daya invasif minimal, efek panas minimal,
dan meningkatkan kenyamanan anak selama perawatan karena tidak membutuhkan
anestesi lokal serta suara dan getaran yang dihasilkan lebih sedikit. Karena pada
rongga mulut anak yang kecil dan tidak dapat diprediksi penggunaan sistem rotari
dapat meningkatkan resiko terjadinya kecelakaan.

Laser Er: YAG merupakan teknik lain untuk membersihkan atau preparasi
enamel sebelum aplikasi sealant, laser telah banyak digunakan oleh spesialis bidang
kedokteran gigi untuk menggantikan high speed handpiece. Ablasi menggunakan
laser tidak memerlukan anestesi lokal, menghasilkan suara dan getaran lebih sedikit,
rasa sakit lebih rendah dan pasien lebih nyaman dibandingkan dengan bur
konvensional. Preparasi dengan menggunakan laser memberi kenyamanan pada
pasien karena preparasinya tidak berkontak dengan gigi, preparasi dengan bur
konvensional dapat menyebabkan sensasi nyeri karena getaran, tekanan, panas dan
suara.

Media laser aktif yang digunakan adalah kristal yttrium-alumunium-garnet


ditambahkan ion erbium, apabila distimulasi akan memancarkan panjang gelombang
2.94µm. gelombang ini sesuai dengan batas penyerapan maksimal air dan radikal
hidroksil yang terdapat pada jaringan gigi.

Laser Er: YAG diindikasikan untuk preparasi kavitas jaringan keras karena
kemampuannya untk membuang enamel, dentin, dan restorasi yang sudah lama
dengan efek samping panas minimal. Panas merupakan masalah utama pada sistem
laser lain seperti Nd:YAG (neodymium-doped yttrium aluminium garnet) dan CO2. 

Laser erbium dapat di aplikasikan pada lesi karies primer dan sekunder,
membuang lapisan semen, komposit dan gigi yang telah dilakukan sealant dengan
efisiensi ablasi sama dengan struktur sehat gigi. Kemampuan laser untuk membuang
struktur keras gigi dipengaruhi beberapa faktor seperti air dan kandungan fluoride dari
jaringan yang akan di preparasi, parameter erbium, sehingga memberi kontrol yang
presisi dan kerusakan jaringan sekitarnya minimal.

Berbagai jenis persiapan permukaan enamel telah digunakan seperti


membersihkan permukaan gigi dengan penyikatan profilaksis dan enameloplasti
melalui pemolesan udara, abrasi udara, bur atau laser. Saat digunakan di jaringan
keras gigi, energi laser erbium memanaskan air yang ada di jaringan keras dan
menyebabkan air berubah menjadi uap, menyebabkan terjadinya ledakan kecil dan
jaringan keras ablasi. Jaringan gigi yang tersisa di bawahnya secara ideal tidak
terpengaruh dengan ablasi laser. 

B. MANFAAT LASER DALAM BIDANG KEDOKTERAN GIGI

Pemanfaatan teknologi laser saat ini sudah sangat banyak dan luas di dalam
kehidupan manusia. Laser yang khusus digunakan di bidang kedokteran gigi (dental laser)
telah mulai berkembang sejak 90 tahun yang lalu dan pertama kali digunakan untuk ekstraksi
gigi pada 47 tahun yang lalu. Penggunaan dental laser di indikasikan untuk banyak tindakan
bedah, seperti prosedur bedah endodontik, periodontik, hingga bedah tulang untuk
pemasangan implant. Laser juga dapat digunakan untuk melakukan preparasi, insisi, eksisi,
serta konturing jaringan lunak hingga pemotongan dan penghalusan tulang alveolar.

Dental laser mampu mengisolasi area pembedahan dari bakteri rongga mulut serta
mengontrol perdarahan seminimal mungkin agar lapang pandang jelas. Keunggulan lain dari
dental laser yaitu dapat diaplikasikan tanpa anestesi dan suturing setelah dilakukan eksisi.
Kerusakan jaringan sehat dapat diminimalkan sehingga mempercepat proses penyembuhan,
mengurangi rasa nyeri dan memberikan kenyamanan pada pasien selama perawatan.
(Widiastuti et al., 2017)

Menurut Asosiasi Kedokteran Gigi Amerika Serikat (ADA), Badan Pengawasan Obat dan
Makanan Amerika Serikat (FDA) sudah menyutujui penggunaan sinar laser untuk beberapa
tindakan perawatan gigi di bawah ini:

1. Bedah dengan kuret

adalah sebuah tindakan pembedahan gigi untuk mengangkat celah pada gusi atau diantara
gigi yang posisinya terletak sedikit lebih tinggi dari garis gusi. Saat seseorang terjangkit
penyakit pada gusi, celah tersebut dapat menjadi lebih parah dan lebih dalam.

2. Pengurangan Bakteri 

perlu dilakukan karena di dalam mulut terdapat bakteri jahat dan bakteri baik. Seiring dengan
waktu, saat gigi tidak dirawat dengan baik, mulut menjadi lebih asam, dan membuat
kemungkinan berkembangnya bakteri jahat pada mulut. Kemudian, perubahan pada gusi
misalnya, dapat membuat situasi menjadi lebih buruk. Sinar laser dapat menghancurkan atau
mengurangi bakteri sebagai bentuk perlindungan gigi. Namun, berbagai hasil penelitian
menunjukkan hasil yang tidak konsisten tentang tindakan ini.

3. Penyembuhan Luka 

laser juga dapat digunakan untuk mempercepat proses pemulihan. Saat laser diatur pada
tingkat energi yang rendah, berbagai reaksi biokimia dapat terjadi. Namun, hasil dari
penelitian tentang tindakan ini juga masih beragam.

4. Perawatan Akar Gigi

Perawatan akar gigi adalah salah satu jenis tindakan kedokteran gigi yang menunjukkan hasil
yang positif saat dilakukan dengan laser. Perawatan akar gigi adalah tindakan pembersihan
gigi yang menyeluruh pada akar gigi, terutama pada daerah yang ditemukan adanya lubang
gigi.

5. Diagnosis Karies

karies adalah kerusakan pada gigi. Jenis laser tertentu dapat digunakan sebagai sinar
fluorescence, yang membuat proses mendeteksi masalah pada email gigi menjadi lebih efektif
dan efisien.

6. Ablasi Jaringan yang Keras

laser juga dapat digunakan untuk tindakan pemotongan atau pengangkatan lapisan email gigi
dan bagian dalam pada gigi.

7. Endodontik 

Endodontik adalah pengobatan untuk saluran akar yang mengalami pembengkakan atau
infeksi.

8. Laser juga digunakan untuk keperluan kedokteran gigi lainnya, seperti pemutihan gigi
dan penghalusan gigi.

C. Manfaat Laser Di Kedokteran Gigi

1.    Perawatan  endodontik

              Perangkat laser telah dikembangkan untuk memperbaiki kemampuan


irigasi. Energi laser dapat digunakan untuk mengaktivasi larutan irigasi.
Pemanfaatan energi laser pada tingkat molekular misalnya dengan teknik
photoactivated disinfection. Pemanfaatan energi laser pada tingkat aliran yang
lebih besar misalnya dengan irigasi yang diaktivasi laser. Laser jenis Er:YAG
dengan panjang gelombang 2940 nm memiliki daya serap air besar dan afinitas
yang tinggi terhadap terhadap hidroksiapatit sehingga cocok digunakan untuk
perawatan saluran akar gigi.
              Penelitian pada irigasi yang diaktivasi laser telah menunjukkan
kemampuan yang menjanjikan untuk membersihkan smear layer dan serpihan
dentin dalam waktu yang lebih singkat dibandingkan irigasi ultrasonik pasif.
Penelitian terkait penyinaran laser jenis Ng:YAG telah menjelaskan bahwa
penggunaannya bukan sebagai alternatif, namun sebagai penunjang desinfeksi
saluran akar gigi. {Deviyanti2019} 

2. Perawatan periondotics

              Laser diode merupakan laser jaringan lunak dengan panjang


gelombang 810 nm8 atau 910-980 nm7 kurang diserap dalam air tetapi sangat
diserap dalam hemoglobin (Hb), melanin, dan pigmen lainnya karena laser diode
pada dasarnya tidak berinteraksi dengan jaringan keras gigi. Laser diode digunakan
sebagai laser bedah jaringan lunak, diindikasikan untuk insisi dan koagulasi
gingiva dan mukosa oral, dan untuk kuretase jaringan lunak atau debridemen
sulkular.

              Laser diode dapat digunakan untuk berbagai prosedur periodontal


seperti hyperplasia gingiva, hiperpigmentasi gingiva, bedah periodontal, prosedur
tepi restoratif, dan perawatan implant dimana memberikan hasil lebih baik
dibandingkan tehnik konvensional. Secara umum penggunaan dental laser
memiliki keuntungan dalam hal keefektifan, kenyamanan, sterilisasi jaringan,
minimal anestesi, sedikit atau tidak ada perdarahan, tidak memerlukan penjahitan,
dan rasa sakit post operatif minimal, minimal pembengkakan dan scar.

              Energi laser beraksi secara primer seperti insisi, eksisi atau ablasi
dengan keuntungan yang sama seperti scalpel (tidak terjadi perdarahan, tidak
membutukan penjahitan, rendahnya infeksi luka).{Suwandi2019}

3. Perawatan bedah tulang

              Laser neodymium-doped yttrium aluminum garnet (Nd: YAG)


Merupakan sistem laser pertama yang dirancang untukaplikasidalam bidang
kedokteran gigi, dengan menggunakan kristalYAGdoped dengan neodymium
sebagai media aktifnya. Laser ini memiliki panjang gelombang 1.064 nm, dengan
serapan pada air dan jaringan dengan pigmen yang lebih tinggi dibanding tipeCO2
dan laser Er:YAG. Nd:YAG menghasilkan efek hemostatis jangka panjang
dikarenakan tebalnya lapisan koagulasi.Selain aplikasi dalam bidang bedah, tipe ini
juga digunakan dalam pengangkatan jaringan lunak dan peneliti telah melakukan
penelusuran terhadap debridement non bedah sulkus. Karena cahaya Laser
neodymium-doped yttrium aluminum garnet  (Nd: YAG) hanya diserap oleh
jaringan keras gigi, sistem ini aman digunakan untuk aplikasi dalam operasi
jaringan lunak yang memiliki kedekatan struktur dengan gigi. {Yolwan2017}

D. Keunggulan Laser Dibandingkan Teknik Konvensional

Laser (Light Amplification by Stimulated Emission of Radiation) mempunyai


keunggulan dibandingkan cahaya konvensional biasa, yaitu: berkasnya kecil dan
sangat terarah, intensitas tinggi, monokromatis, dan koherensi tinggi. 
Lee et al. membandingkan kekuatan ikatan braket ortodontik setelah tiga prosedur
etsa yang berbeda yaitu etsa asam, Er: YAG Laser etsa dan kombinasi dari kedua
metode ini. Berdasarkan hasil mereka,ditunjukkan bahwa Er: YAG laser mungkin
menjadi alternatif yang efektif untuk etsa asam konvensional. Preparasi dengan
menggunakan laser memberi kenyamanan pada pasien karena preparasinya tidak
berkontak dengan gigi, Prosedur tertentu tidak memerlukan anestesi, Meminimalkan
pendarahan karena sinar lampu berenergi tinggi membantu pembekuan (koagulasi)
pembuluh darah yang terpapar, sehingga menghambat kehilangan darah, Kerusakan
jaringan di sekitarnya diminimalkan, dan Luka sembuh lebih cepat dan jaringan bisa
segera diregenerasi. Sedangkan preparasi dengan bur konvensional dapat menyebabkan
sensasi nyeri karena getaran, tekanan, panas dan suara.{Yolwan2017}

E. laser sebagai teknologi dalam pencegahan karies dini

F. KOMPETENSI TERAPIS GIGI DAN MULUT TERHADAP PENGGUNAAN


LASER

Tenaga kesehatan memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan standar profesi medik,
standar pelayanan dan sesuai dengan kewenangannya, apa bila tenaga kesehatan
melaksanakan pekerjaan tidak sesuai dengan kewenangannya maka tenaga kesehatan tersebut
melanggar salah satu standar profesi tenaga kesehatan, karena di dalam standar profesi
terdapat kewenangan masing-masing tenaga kesehatan.

Kompetensi dari seorang perawat gigi sebagai berikut:

a.       Mampu menyuluh dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut.

b.       Mampu melakukan pelatihan kader kesehatan gigi.

c.        Mampu membuat dan menggunakan media komunikasi upaya pencegahan penyakit gigi.

d.       Mampu melakukan pemeriksaan gigi dan mulut.

e.       Mampu menginstruksikan tehnik menyikat gigi yang baik.

f.        Mampu melakukan skalling, melakukan pembersihan plak ekstrinsik staining dan kalkulus
dan mampu melakukan topical aplikasi.

g.       Mampu melakukan fissure sealant dan mampu memelihara kesehatan gigi dan mulut pasien
umum rawat inap.

Perawat gigi dengan kompetensinya hanya berkaitan dengan aspek promotif dan preventif
dalam pelayanan kesehatan gigi dan mulut. Berkaitan dengan penggunaan laser dapat kita
ketahui bahwa penggunaan laser merupakan tindakan kuratif yang hanya dapat dilakukan
oleh dokter gigi. perawat gigi dapat melakukan perawatan kuratif jika dokter gigi
memberikan kewenangan tindakan medik terbatas.
Penerapan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1392 Tentang Registrasi dan Izin
Kerja Perawat Gigi seorang perawat gigi bisa melakukan tindakan asuhan keperawatan gigi
dan mulut serta tindakan medik terbatas dalam bidang kedokteran gigi berdasarkan
pelimpahan dari dokter gigi. Kewenangan mandiri dilakukan oleh perawat gigi tanpa harus
ada pelimpahan dari dokter gigi, karena secara hukum perawat gigi memilki kewenangan
atribusi untuk melakukan tindakan tersebut. Kewenangan mandiri dari perawat gigi adalah
tindakan keperawatan kedokteran gigi dan dalam keadaan tertentu dimana tidak ada dokter
gigi dan tenaga perawat sangat dibutuhkan maka tindakan medik terbatas dalam bidang
kedokteran gigi menjadi wewenang dari perawat gigi.

G.  RESIKO PENGGUNAAN LASER

Laser digunakan dalam berbagai disiplin ilmu kedokteran gigi seperti


kedokteran gigi restoratif, endodontik, periodontik, pedodontik, serta bedah mulut dan
maksilofasial. Meskipun banyak keuntungan dari laser gigi, metode ini mungkin
memiliki beberapa efek samping. Beberapa efek samping laser teridentifikasi seperti
dampak pada pulpa gigi, efek pada permukaan gigi, efek subkutan dan submukosa,
perubahan histopatologi, dan penularan infeksi akibat asap laser Selama prosedur gigi,
nekrosis pulpa, ligamen periodontal dan odontoblas, lisis semental, resorpsi tulang,
hipo / hiperpigmentasi, luka bakar, gatal, dan jaringan parut dapat terjadi. Selain itu,
laser dapat melemahkan dentin dengan menyebabkan retakan permukaan. Prosedur
restoratif dengan laser dapat meningkatkan kebocoran mikro dan menurunkan
kekuatan ikatan geser, serta kekerasan mikro pada dinding gigi. Sementara itu, operasi
laser dapat menyebabkan emfisema setelah insisi dan drainase abses, frenektomi,
pengangkatan flap, dan gingivoplasty.

a.   Efek laser pada pulpa gigi

Energi laser diubah menjadi panas saat diserap oleh jaringan komponen, seperti DNA / RNA,
kromofor, protein, enzim, dan air. Kerusakan jaringan karena efek termal Seringkali laser
sebagian besar disebabkan oleh derajat pemanasan di tempat itu peningkatan suhu
menyebabkan perubahan yang lebih parah; hipertermia dimulai pada 42-45 ° C, yang
mengakibatkan struktural perubahan dan penyusutan kolagen. Pengurangan enzimatis
aktivitas berlangsung pada 50 ° C. Suhu 60 ° C menyebabkan protein denaturasi, koagulasi
kolagen, dan membran permeabilisasi. Pengeringan jaringan dan pembentukan vakuola
terjadi pada 100 ° C. Awal penguapan dan jaringan karbonisasi adalah hasil panas di atas 100
° C. Suhu 300–1000 ° C menyebabkan thermoablation jaringan, fotoablasi, dan gangguan

Dalam studi lain, Bader dan Krejci menunjukkan bahwa preparasi rongga laser
menyebabkan gigi terlalu panas yang menyebabkan pulpitis. Selain itu, suhu yang
berbeda dicatat sesuai dengan lokasi anatomi preparasi kavitas; Sediaan kelas I
menghasilkan nilai tertinggi, diikuti oleh rongga kelas V pada email. Di sisi lain,
pengangkatan atau preparasi karies di sementum menyebabkan kenaikan suhu
terendah. Buchella dan Attin menunjukkan bahwa aktivasi zat pemutih oleh panas,
cahaya, atau laser dapat meningkatkan suhu intrapulpal melebihi nilai kritis 5,5. ° C.

b.  Efek laser pada permukaan gigi


Permukaan gigi mungkin juga terpengaruh oleh iradiasi laser; sebagai contoh,
penurunan signifikan dalam kekuatan ikatan geser braket ke gigi setelah pemutihan dengan
karbamid peroksida dan laser dioda telah dilaporkan. meskipun iradiasi laser Er-YAG dengan
air dan 35 μ durasi denyut nadi tidak menghasilkan retakan yang terlihat di permukaan, hal
itu menyebabkan 20% pengurangan kekuatan lentur dentin. Laser Er-YAG bila digunakan
tanpa air dengan 0,5 μ Durasi denyut nadi meninggalkan retakan permukaan yang parah yang
berfungsi sebagai tempat awal dari fraktur destruktif, yang mengakibatkan 35% melemahnya
dentin di bawah tekanan tekukan. Sementara itu, laser dioda ND: YAG 1064 nm dan 980 nm
menurunkan kekerasan mikro dentin akar dibandingkan dengan aplikasi etilen diamina tetra
asetat acid (EDTA) dengan agitasi manual.

c.   Efek laser subkutan dan submukosa

Penggunaan laser gigi yang tidak tepat dengan semprotan pendingin udara dapat
menyebabkan subkutan serviks dan emfisema mediastinal (CSE) menurut banyak laporan.
Terlepas dari kenyataan bahwa tekanan udara turbin udara lebih tinggi daripada laser gigi,
waktu penerapan ujung instrumen mungkin menjadi faktor penyebab terjadinya CSE.
Penggunaan bersama laser untuk mengobati abses gingiva, lesi periapikal, dan pembedahan
karsinoma faring dan laring telah dikaitkan dengan peningkatan risiko CSE. telah dibuktikan
bahwa 69,2% dari terapi laser menyebabkan CSE, yang cukup tinggi dibandingkan yang
dirawat dengan operasi gigi rutin (Mortazavi et al., 2016)

DAFTAR PUSTAKA

Widiastuti IGAA. Penggunaan dental laser pada eksisi irritation fibroma. Bali Dent J.
2017;1(1):13–7.

Mortazavi, H., Baharvand, M., Mokhber-Dezfuli, M., Rostami-Fishomi, N., Doost-Hoseini,


M., Alavi-Chafi, O., & Nourshad, S. (2016). Lasers in Dentistry: Is It Really Safe? Dental
Hypotheses, 7(4), 123–127. https://doi.org/10.4103/2155-8213.195967

Dendeng SA, Setiawan AS, Kedokteran D, Anak G, Kedokteran F, Universitas G.


Penggunaan laser pada pit dan fissure sealant di kedokteran gigi anak. 2018;1(1):47-50.

Suwandi, T., Pengajar, S., Periodonti, B., Kedokteran, F., & Universitas, G. (2019). Diode
laser in periodontal treatment. 1(2), 46–51.

Yolwan, T. M. N., & Erwansyah, E. (2017). Aplikasi Laser Dalam Bidang Ortodontik (Laser
Application In Orthodontic). Makassar Dental Journal, 6(1), 18–24.

   Deviyanti S. Antimicrobial potency of photoactivated desinfection toward Enterococcus faecalis


in root canal treatment. Cakradonya Dent J. 2019;11(1):33–7.

Anam K. Tanggungjawab dan Kewenangan Perawat Gigi dalam Melakukan Tindakan Medik
Kedokteran Gigi. Ajudikasi  J Ilmu Huk. 2018;2(1):67.
doi:10.30656/ajudikasi.v2i1.621

Anda mungkin juga menyukai