Kedokteran gigi modern dan konsep invasif minimal saat ini didukung oleh
perkembangan bahan dan teknik yang semakin canggih. Seperti salah satunya
1
Laser Er: YAG merupakan teknik lain untuk membersihkan atau preparasi
enamel sebelum aplikasi sealant, laser telah banyak digunakan oleh spesialis bidang
kedokteran gigi untuk menggantikan high speed handpiece. Ablasi menggunakan
laser tidak memerlukan anestesi lokal, menghasilkan suara dan getaran lebih sedikit,
rasa sakit lebih rendah dan pasien lebih nyaman dibandingkan dengan bur
konvensional. Preparasi dengan menggunakan laser memberi kenyamanan pada
pasien karena preparasinya tidak berkontak dengan gigi, preparasi dengan bur
konvensional dapat menyebabkan sensasi nyeri karena getaran, tekanan, panas dan
suara.
Laser Er: YAG diindikasikan untuk preparasi kavitas jaringan keras karena
kemampuannya untk membuang enamel, dentin, dan restorasi yang sudah lama
dengan efek samping panas minimal. Panas merupakan masalah utama pada sistem
laser lain seperti Nd:YAG (neodymium-doped yttrium aluminium garnet) dan CO2.
Laser erbium dapat di aplikasikan pada lesi karies primer dan sekunder,
membuang lapisan semen, komposit dan gigi yang telah dilakukan sealant dengan
efisiensi ablasi sama dengan struktur sehat gigi. Kemampuan laser untuk membuang
struktur keras gigi dipengaruhi beberapa faktor seperti air dan kandungan fluoride dari
jaringan yang akan di preparasi, parameter erbium, sehingga memberi kontrol yang
presisi dan kerusakan jaringan sekitarnya minimal.
Pemanfaatan teknologi laser saat ini sudah sangat banyak dan luas di dalam
kehidupan manusia. Laser yang khusus digunakan di bidang kedokteran gigi (dental laser)
telah mulai berkembang sejak 90 tahun yang lalu dan pertama kali digunakan untuk ekstraksi
gigi pada 47 tahun yang lalu. Penggunaan dental laser di indikasikan untuk banyak tindakan
bedah, seperti prosedur bedah endodontik, periodontik, hingga bedah tulang untuk
pemasangan implant. Laser juga dapat digunakan untuk melakukan preparasi, insisi, eksisi,
serta konturing jaringan lunak hingga pemotongan dan penghalusan tulang alveolar.
Dental laser mampu mengisolasi area pembedahan dari bakteri rongga mulut serta
mengontrol perdarahan seminimal mungkin agar lapang pandang jelas. Keunggulan lain dari
dental laser yaitu dapat diaplikasikan tanpa anestesi dan suturing setelah dilakukan eksisi.
Kerusakan jaringan sehat dapat diminimalkan sehingga mempercepat proses penyembuhan,
mengurangi rasa nyeri dan memberikan kenyamanan pada pasien selama perawatan.
(Widiastuti et al., 2017)
Menurut Asosiasi Kedokteran Gigi Amerika Serikat (ADA), Badan Pengawasan Obat dan
Makanan Amerika Serikat (FDA) sudah menyutujui penggunaan sinar laser untuk beberapa
tindakan perawatan gigi di bawah ini:
adalah sebuah tindakan pembedahan gigi untuk mengangkat celah pada gusi atau diantara
gigi yang posisinya terletak sedikit lebih tinggi dari garis gusi. Saat seseorang terjangkit
penyakit pada gusi, celah tersebut dapat menjadi lebih parah dan lebih dalam.
2. Pengurangan Bakteri
perlu dilakukan karena di dalam mulut terdapat bakteri jahat dan bakteri baik. Seiring dengan
waktu, saat gigi tidak dirawat dengan baik, mulut menjadi lebih asam, dan membuat
kemungkinan berkembangnya bakteri jahat pada mulut. Kemudian, perubahan pada gusi
misalnya, dapat membuat situasi menjadi lebih buruk. Sinar laser dapat menghancurkan atau
mengurangi bakteri sebagai bentuk perlindungan gigi. Namun, berbagai hasil penelitian
menunjukkan hasil yang tidak konsisten tentang tindakan ini.
3. Penyembuhan Luka
laser juga dapat digunakan untuk mempercepat proses pemulihan. Saat laser diatur pada
tingkat energi yang rendah, berbagai reaksi biokimia dapat terjadi. Namun, hasil dari
penelitian tentang tindakan ini juga masih beragam.
Perawatan akar gigi adalah salah satu jenis tindakan kedokteran gigi yang menunjukkan hasil
yang positif saat dilakukan dengan laser. Perawatan akar gigi adalah tindakan pembersihan
gigi yang menyeluruh pada akar gigi, terutama pada daerah yang ditemukan adanya lubang
gigi.
5. Diagnosis Karies
karies adalah kerusakan pada gigi. Jenis laser tertentu dapat digunakan sebagai sinar
fluorescence, yang membuat proses mendeteksi masalah pada email gigi menjadi lebih efektif
dan efisien.
laser juga dapat digunakan untuk tindakan pemotongan atau pengangkatan lapisan email gigi
dan bagian dalam pada gigi.
7. Endodontik
Endodontik adalah pengobatan untuk saluran akar yang mengalami pembengkakan atau
infeksi.
8. Laser juga digunakan untuk keperluan kedokteran gigi lainnya, seperti pemutihan gigi
dan penghalusan gigi.
1. Perawatan endodontik
2. Perawatan periondotics
Energi laser beraksi secara primer seperti insisi, eksisi atau ablasi
dengan keuntungan yang sama seperti scalpel (tidak terjadi perdarahan, tidak
membutukan penjahitan, rendahnya infeksi luka).{Suwandi2019}
Tenaga kesehatan memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan standar profesi medik,
standar pelayanan dan sesuai dengan kewenangannya, apa bila tenaga kesehatan
melaksanakan pekerjaan tidak sesuai dengan kewenangannya maka tenaga kesehatan tersebut
melanggar salah satu standar profesi tenaga kesehatan, karena di dalam standar profesi
terdapat kewenangan masing-masing tenaga kesehatan.
a. Mampu menyuluh dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut.
c. Mampu membuat dan menggunakan media komunikasi upaya pencegahan penyakit gigi.
f. Mampu melakukan skalling, melakukan pembersihan plak ekstrinsik staining dan kalkulus
dan mampu melakukan topical aplikasi.
g. Mampu melakukan fissure sealant dan mampu memelihara kesehatan gigi dan mulut pasien
umum rawat inap.
Perawat gigi dengan kompetensinya hanya berkaitan dengan aspek promotif dan preventif
dalam pelayanan kesehatan gigi dan mulut. Berkaitan dengan penggunaan laser dapat kita
ketahui bahwa penggunaan laser merupakan tindakan kuratif yang hanya dapat dilakukan
oleh dokter gigi. perawat gigi dapat melakukan perawatan kuratif jika dokter gigi
memberikan kewenangan tindakan medik terbatas.
Penerapan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1392 Tentang Registrasi dan Izin
Kerja Perawat Gigi seorang perawat gigi bisa melakukan tindakan asuhan keperawatan gigi
dan mulut serta tindakan medik terbatas dalam bidang kedokteran gigi berdasarkan
pelimpahan dari dokter gigi. Kewenangan mandiri dilakukan oleh perawat gigi tanpa harus
ada pelimpahan dari dokter gigi, karena secara hukum perawat gigi memilki kewenangan
atribusi untuk melakukan tindakan tersebut. Kewenangan mandiri dari perawat gigi adalah
tindakan keperawatan kedokteran gigi dan dalam keadaan tertentu dimana tidak ada dokter
gigi dan tenaga perawat sangat dibutuhkan maka tindakan medik terbatas dalam bidang
kedokteran gigi menjadi wewenang dari perawat gigi.
Energi laser diubah menjadi panas saat diserap oleh jaringan komponen, seperti DNA / RNA,
kromofor, protein, enzim, dan air. Kerusakan jaringan karena efek termal Seringkali laser
sebagian besar disebabkan oleh derajat pemanasan di tempat itu peningkatan suhu
menyebabkan perubahan yang lebih parah; hipertermia dimulai pada 42-45 ° C, yang
mengakibatkan struktural perubahan dan penyusutan kolagen. Pengurangan enzimatis
aktivitas berlangsung pada 50 ° C. Suhu 60 ° C menyebabkan protein denaturasi, koagulasi
kolagen, dan membran permeabilisasi. Pengeringan jaringan dan pembentukan vakuola
terjadi pada 100 ° C. Awal penguapan dan jaringan karbonisasi adalah hasil panas di atas 100
° C. Suhu 300–1000 ° C menyebabkan thermoablation jaringan, fotoablasi, dan gangguan
Dalam studi lain, Bader dan Krejci menunjukkan bahwa preparasi rongga laser
menyebabkan gigi terlalu panas yang menyebabkan pulpitis. Selain itu, suhu yang
berbeda dicatat sesuai dengan lokasi anatomi preparasi kavitas; Sediaan kelas I
menghasilkan nilai tertinggi, diikuti oleh rongga kelas V pada email. Di sisi lain,
pengangkatan atau preparasi karies di sementum menyebabkan kenaikan suhu
terendah. Buchella dan Attin menunjukkan bahwa aktivasi zat pemutih oleh panas,
cahaya, atau laser dapat meningkatkan suhu intrapulpal melebihi nilai kritis 5,5. ° C.
Penggunaan laser gigi yang tidak tepat dengan semprotan pendingin udara dapat
menyebabkan subkutan serviks dan emfisema mediastinal (CSE) menurut banyak laporan.
Terlepas dari kenyataan bahwa tekanan udara turbin udara lebih tinggi daripada laser gigi,
waktu penerapan ujung instrumen mungkin menjadi faktor penyebab terjadinya CSE.
Penggunaan bersama laser untuk mengobati abses gingiva, lesi periapikal, dan pembedahan
karsinoma faring dan laring telah dikaitkan dengan peningkatan risiko CSE. telah dibuktikan
bahwa 69,2% dari terapi laser menyebabkan CSE, yang cukup tinggi dibandingkan yang
dirawat dengan operasi gigi rutin (Mortazavi et al., 2016)
DAFTAR PUSTAKA
Widiastuti IGAA. Penggunaan dental laser pada eksisi irritation fibroma. Bali Dent J.
2017;1(1):13–7.
Suwandi, T., Pengajar, S., Periodonti, B., Kedokteran, F., & Universitas, G. (2019). Diode
laser in periodontal treatment. 1(2), 46–51.
Yolwan, T. M. N., & Erwansyah, E. (2017). Aplikasi Laser Dalam Bidang Ortodontik (Laser
Application In Orthodontic). Makassar Dental Journal, 6(1), 18–24.
Anam K. Tanggungjawab dan Kewenangan Perawat Gigi dalam Melakukan Tindakan Medik
Kedokteran Gigi. Ajudikasi J Ilmu Huk. 2018;2(1):67.
doi:10.30656/ajudikasi.v2i1.621