Anda di halaman 1dari 14

KELAINAN GIGI BERDASARKAN HASIL RONTGEN

Disusun Oleh :

Athaya Khansa Iffatiya


P17125020009
Semester III

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN JAKARTA 1
JURUSAN KESEHATAN GIGI
2021/2022
Pengertian Rontgen Gigi
Rontgen gigi adalah prosedur medis yang digunakan oleh dokter gigi untuk
mengambil gambar gigi Anda dengan sinar X beradiasi rendah.
Rontgen gigi (radiografi) ditujukan untuk menangkap gambar bagian dalam gigi
serta gusi, sehingga dokter dapat lebih mudah mendiagnosis masalah gigi seperti gigi
berlubang, kerusakan gigi, impaksi gigi, pembengkakan gusi, dan struktur gigi lainnya.
Rontgen gigi atau dental X-ray mungkin terdengar kompleks, namun ini menggunakan
prosedur dan alat umum sebagai bagian dari pembersihan gigi, pencegahan, dan
diagnosis yang dilakukan oleh dokter gigi. Terdapat dua jenis rontgen gigi yang paling
utama, yaitu pemeriksaan intraoral dan ekstraoral. Masing-masing jenis tersebut
memiliki bagiannya lagi dengan tujuan diagnosis masalah gigi yang berbeda.

Jenis Rontgen Gigi


Terdapat dua jenis utama yaitu rontgen intraoral dan ekstraoral, berikut penjelasannya:
1. Rontgen Intraoral
Rontgen intraoral adalah jenis pemeriksaan gigi yang paling umum dimana sinar-X
berada di mulut untuk mengambil gambar rahang dan gigi lebih detail. Ini
memungkinkan dokter untuk melihat lebih jelas apabila ada masalah pada akar dan
tulang gigi, serta memeriksa bila ada gigi berlubang dan masalah gigi lainnya. Rontgen
intraoral dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:
 Bitewing X-rays
Bitewing X-rays berguna untuk mendeteksi apabila ada kerusakan di antara gigi,
perubahan kepadatan tulang akibat penyakit gusi, dan mengetahui rata atau tidaknya
gigi atas atau bawah.
 Periapical X-rays
Periapical X-rays digunakan untuk menangkap gambar keseluruhan gigi mulai dari
ujung akar gigi hingga ke rahang gigi. Ini menunjukkan detail dimensi gigi secara
lengkap di rahang atas dan rahang bawah untuk mendeteksi apabila ada kelainan
struktur akar dan tulang yang membangun gigi.
 Occlusal X-rays
Occlusal X-rays digunakan untuk menangkap gambar seluruh lengkung gigi di rahang
atas dan rahang bawah untuk mengamati perkembangan atau penempatan gigi yang
tepat.
2. Rontgen Ekstraoral
Rontgen ekstraoral adalah prosedur dimana sinar-X di tempatkan di luar mulut dengan
fokus utama untuk melihat kondisi rahang dan tengkorak. Dokter akan memantau
pertumbuhan dan perkembangan rahang serta sendi yang mungkin bermasalah karena
efek dari masalah gigi sebelumnya. Rontgen ekstraoral dibagi menjadi 5 jenis, yaitu:

 Panoramic X-rays
Panoramic X-rays digunakan untuk menangkap gambar dari seluruh area mulut
termasuk semua gigi di rahang atas dan bawah. Manfaat dari Panoramic X-rays adalah
untuk mendeteksi posisi gigi bungsu yang baru tumbuh, gigi yang terimpaksi, dan
membantu diagnosis tumor.
 Tomograms
Tomograms digunakan untuk memeriksa struktur gigi yang tidak dapat dilihat secara
jelas dengan pemeriksaan lain. Tomograms akan membantu mendeteksi lapisan
tertentu pada mulut.
 Cephalometric Projections
Cephalometric projections adalah jenis X-ray gigi untuk menunjukan seluruh gambar
sisi kepala. Ini ditujukan untuk memeriksa postur gigi berkaitan dengan struktur rahang
dari bentuk wajah seseorang. Perawatan ortodontis dengan sinar-X cephalometric
projections juga digunakan untuk rencana perawatan gigi jangka panjang, termasuk
implan gigi, pasang gigi palsu, behel, dll.
 Sialography
Sialography adalah prosedur untuk memvisualisasikan kelenjar saliva setelah injeksi
pewarna. Zat pewarna diinjeksikan ke kelenjar ludah sehingga organ dan jaringan lunak
dapat terlihat. Prosedur ini biasa digunakan untuk mendeteksi masalah penyumbatan
atau sindrom Sjögren.
 Computed Tomography (CT Scan)
Computed tomography adalah jenis rontgen untuk menampilkan gambar organ dalam
format tiga dimensi yang biasanya dilakukan di pusat radiologi. Computed tomography
atau CT scan digunakan untuk mengidentifikasi masalah pada tulang wajah termasuk
pemasangan implan gigi dan pencabutan gigi yang sulit.

Prosedur Rontgen Gigi


Rontgen gigi menggunakan sinar-X berupa radiasi cahaya atau gelombang radio yang
divisualisasikan dalam bentuk gambar yang diarahkan pada organ tertentu. Prosedur
dilakukan melalui tahapan mulai dari persiapan, proses, dan setelah rontgen gigi,
sebagai berikut:
1. Sebelum Rontgen
Tidak ada persiapan khusus sebelum melakukan rontgen. Anda cukup menyikat
gigi dengan bersih dan kumur-kumur agar lebih higienis. Anda akan diminta
untuk melepaskan semua perhiasan, kacamata, atau benda logam lainnya yang
dikenakan. Sementara itu, pasien wanita tidak dianjurkan melakukan rontgen gigi
selama kehamilan karena dikhawatirkan akan membahayakan janin dari paparan
radiasi. Apabila sangat diperlukan, dokter gigi akan meminimalisir X-Ray agar
tidak berdampak buruk pada perkembangan janin.
2. Cara Kerja Selama Rontgen
Dalam prosesnya, sinar-X akan memproyeksikan sinar melalui pasien ke film
atau detektor yang berputar berlawanan dengan tabung sinar-X. Prosedur ini
berlangsung dalam 12-20 detik. Hasil gambar dari sinar X-ray disimpan dalam
file digital yang kemudian dicetak untuk kebutuhan diagnosis penyakit atau
masalah gigi.
3. Setelah Rontgen
Ketika hasilnya sudah keluar, dokter akan mulai memeriksa dan mengidentifikasi
apabila ada masalah gigi. Jika menemukan ada kerusakan gigi seperti gigi
berlubang dan lainnya, dokter akan menyarankan perawatan atau tindakan
selanjutnya sesuai dengan diagnosis. Efek Samping Rontgen Gigi Seperti yang
sudah disebutkan, rontgen melibatkan penggunaan sinar-X radiasi yang mungkin
menimbulkan risiko paparan. Apabila dokter gigi menggunakan sinar-X digital,
maka paparan radiasi akan lebih rendah daripada sinar-X film. Radiografer juga
akan memasangkan seperti alas khusus di dada, perut, panggul, dan area vital
untuk mengurangi risiko paparan radiasi. Selain itu, prosedur ini tidak dianjurkan
untuk wanita hamil atau wanita yang sedang merencanakan kehamilan untuk
mengurangi risiko gangguan pada perkembangan dan pertumbuhan janin.

Kelainan-Kelainan Gigi Berdasarkan Rontgen


 Pembusukan gigi/ karies gigi
Karies gigi atau kavitasi merupakan pembusukan gigi yang disebabkan suatu proses
yang secara bertahap melarutkan email dan terus mengembangkan ke bagian dalam
gigi.

Dalam mulut terdapat bakteri yang berfungsi mengubah semua makanan menjadi
asam. Bakteri, asam, sisa makanan dan ludah bergabung membentuk bahan lengket
yang disebut plak, yang menempel pada gigi. Jika tidak dibersihkan maka plak akan
membentuk mineral yang disebut karang gigi (kalkulus, tartar). Bila tidak segera ditangi
oleh dokter gigi maka karies bisa mengakibatkan gigi tanggal. Berdasarkan lokasinya,
pembusukan gigi dibedakan menjadi:
1. Pembusukan permukaan yang licin/rata
Pembusukan jenis ini paling bisa dicegah dan diperbaiki, pertumbuhannya paling
lambat. Biasanya karies diawali dengan munculnya bintik putih saat bakteri
melarutkan kalsium dari email. Kondisi ini biasa terjadi pada usia 20-30 tahun.

2. Pembusukan lubang dan lekukan


Pembusukan ini biasa terjadi pada gigi belakang, yaitu pada lekukan yang
sempit pada permukaan gigi untuk mengunyah dan pada bagian gigi yang
berhadapan dengan pipi. Hal ini disebabkan daerah tersebut sulit dijangkau bulu-
bulu sikat gigi.

3. Pembusukan akar gigi


Pembusukan jenis ini peling sulit dicegah. Biasanya dialai orang yang sudah
berusia lanjut. Pembusukan ini berawal sebagai jaringan yang menyerupai tulang
yang membungkus permukaan akar. Kondisi ini disebabkan seseorang kesulitan
membersihakan daerah akar gigi karena makanan kaya akan gula.

4. Pembusukan dalam email


Pembusukan ini tumbuh secara perlahan di dalam lapisan gigi yang paling luar
dan keras. Setelah menembus ke dalam lapisan kedua (dentin, lebih lunak),
pembusukan akan menyebar lebih cepat dan masuk ke dalam pulpa (lapisan gigi
paling dalam yang mengandung saraf dan pembuluh darah). Perlu diketahui
bahwa untuk menembus email dibutuhkan waktu 2-3 tahun, namun perjalanan
dari dentin ke pulpa hanya membutuhkan waktu 1 tahun. Oleh karena itu,
pembusukan akar yang berasal dari dalam dentin bisa merusak berbagai struktur
gigi dalam waktu yang singkat.

 Kista Gigi
Kista gigi terbentuk di ujung akar gigi, tetapi bisa juga muncul di gusi. Kista gigi dapat
menyebabkan pembengkakan pada gusi dan tidak dapat hilang dengan sendirinya.
Umumnya, hanya satu kista gigi yang terbentuk, tetapi ada beberapa kondisi ketika
kista gigi bisa muncul lebih dari satu.
Ada beberapa penyebab munculnya kista gigi, antara lain:

 Infeksi gigi yang tidak diobati, sehingga jaringan gigi membusuk dan mati
 Kelainan pada pertumbuhan gigi, misalnya posisi gigi tumbuh miring di dalam
gusi
 Gigi tertinggal di dalam gusi atau impaksi gigi
 Faktor genetik, tetapi jarang sekali terjadi

Pengobatan dan Pencegahan Kista Gigi


Berikut ini adalah beberapa langkah penanganan yang dapat dilakukan dokter gigi
untuk mengobati kista gigi:
 Penggunaan obat-obatan
Kista gigi yang berukuran sangat kecil dapat diobati dengan mengonsumsi obat-
obatan, seperti antibiotik dan antinyeri. Antibiotik digunakan untuk kista gigi yang
disertai infeksi, sedangkan antinyeri digunakan untuk mengatasi rasa sakit yang
disebabkan oleh kista gigi.

 Operasi
Jika kista gigi tidak dapat diatasi dengan antibiotik dan antinyeri, dokter akan
melakukan operasi pengangkatan kista. Tak hanya mengangkat kista, operasi ini
juga bertujuan untuk memperbaiki jaringan yang terganggu akibat adanya kista
dan mencegah munculnya kista di area gigi lainnya.

Meski dapat diobati, kista gigi sebaiknya dicegah dengan menjaga kebersihan
dan merawat gigi dengan benar. Hal ini termasuk rutin menyikat gigi
dengan pasta gigi setidaknya 2 kali sehari, menggunakan benang gigi setidaknya
1 kali sehari, serta mengurangi konsumsi makanan dan minuman manis yang
dapat merusak gigi.

Selain itu, periksakan kesehatan gigi dan mulut Anda secara rutin ke dokter
gigi setidaknya 6 bulan sekali. Apabila dibiarkan terlalu lama, kista gigi bisa
menyebabkan kerusakan gigi yang lebih parah. Oleh karena itu, semakin cepat
kista gigi terdeteksi, semakin baik pula peluang sembuhnya.

 Tumor Gigi
Tumor merupakan sebuah gumpalan yang tidak normal (abnormal) atau kelainan yang
terjadi pada jaringan. Tumor gigi atau yang sering dikenal dengan sebutan odontoma,
merupakan sebuah tumor jinak paling umum, yang berasal dari akar gigi. Tumor gigi
juga merupakan jenis tumor spesifik, yang hanya dapat terjadi di dalam rongga mulut,
dan seringkali ditemukan tanpa gejala (asimptomatik).
Tumor gigi dapat terjadi pada semua kalangan usia, baik pria maupun wanita. Akan
tetapi, tumor gigi paling umum terjadi pada dua dekade pertama kehidupan, saat
penderitanya berusia 4 -18 tahun, akibat keterlambatan erupsi dari gigi tetap.
Tumor gigi ini dapat mengenai jaringan keras maupun jaringan lunak pada gigi, seperti
email (enamel), dentin, cementum, serta jaringan saraf gigi (pulpa). Ukuran tumor gigi
biasanya kecil, dan berkisar dari beberapa milimeter sampai dengan  6 cm. Namun
biasanya, tumor gigi yang sering ditemukan adalah tumor gigi dengan ukuran 1-2 cm.
Tanda dan gejala tumor gigi
Meskipun banyak gejala yang berkaitan dengan tumor gigi, penyakit ini seringkali
muncul tanpa menimbulkan  gejala. Odontoma biasanya akan mulai tumbuh dan
berkembang, saat proses pertumbuhan gigi normal mulai berjalan. Berikut ini beberapa
gejala yang sering muncul pada penderita tumor gigi :
 Gigi tetap tidak tumbuh atau absent tooth. Hal tersebut dapat terjadi karena
tumor gigi merusak jalan tumbuhnya gigi pada rongga mulut

 Pertumbuhan gigi tidak simetris

 Pertumbuhan gigi tidak pada posisi sebenarnya atau malposisi

 Kehilangan gigi susu yang terlambat atau persistensi

 Pertumbuhan gigi tetap yang terlambat

 Kesulitan menelan atau disfagia

 Munculnya benjolan pada gusi

 Peningkatan atau pembesaran ukuran tulang yang berada di bawah gigi

 Pembengkakan dan rasa nyeri, apabila tumor gigi dipicu oleh infeksi
Penyebab tumor gigi
Penyebab tumor gigi secara pasti belum diketahui. Akan tetapi, beberapa faktor seperti
keturunan (genetik), trauma atau luka berat pada gigi, serta infeksi, diduga dapat
menjadi pemicu terjadinya tumor gigi. Tumor gigi atau odontoma dikelompokkan ke
dalam dua kategori, yaitu compound odontoma dan complex odontoma.

 Compoundodontoma

Compound odontoma merupakan tumor gigi pada jaringan gigi normal yang


tersusun dalam pola teratur, dan terlihat seperti kumpulan gigi-gigi kecil dalam
jumlah banyak. Kondisi ini sering disebut dengan odontoid atau denticles, yang
terjadi akibat pertumbuhan dental lamina berlebihan atau pembentukan email
(enamel) kecil pada rongga mulut. Tumor gigi ini sering ditemukan pada gigi
depan rahang atas, serta seringkali berkaitan dengan gigi taring yang tidak
tumbuh.

 Complexodontoma

Complex odontoma merupakan tumor gigi yang disebabkan oleh jaringan gigi


yang tersusun secara tidak beraturan, sehingga tidak menyerupai bentuk gigi
normal. Kebanyakan kasus complex odontoma ditemukan di area gigi belakang,
pada rahang bawah.

Diagnosis tumor gigi


Untuk memastikan diagnosis mengenai tumor gigi, dokter gigi dapat melakukan
beberapa metode berikut ini.

 Memeriksa keadaan rongga mulut Anda secara langsung, dengan bantuan alat-
alat standar kedokteran gigi

 Melakukan pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan radiografi atau CT-


Scan. Kedua metode tersebut dapat dilakukan untuk melihat lokasi dan
penyebaran tumor gigi dalam rongga mulut. Pada pemeriksaan radiografi, tumor
gigi awalnya akan terlihat seperti bayangan kehitaman. Akan tetapi, lama-
kelamaan tumor gigi akan berkembang dan terlihat seperti gumpalan putih, atau
yang disebut lesi kalsifikasi.

 Pemeriksaan histopatologi melalui pengambilan jaringan atau biopsi, kemudian


melihat jaringan tumor di bawah mikroskop laboratorium, untuk memastikan
diagnosis tumor gigi.

Cara mengobati tumor gigi


Dalam melakukan pengobatan tumor gigi, berkonsultasilah terlebih dahulu dengan
dokter gigi yang berpengalaman dengan kondisi yang sedang Anda alami. Ada
beberapa cara untuk menangani tumor gigi, antara lain melalui kemoterapi, radioterapi,
pencabutan (ekstraksi) pada gigi yang terkena tumor, serta pembedahan. Akan tetapi,
penanganan tumor gigi yang paling tepat adalah melalui pengambilan tumor dengan
jalan pembedahan oleh dokter.Pembedahan tumor gigi yang berukuran kecil pada
umumnya tidak menyebabkan tumor tersebut terbentuk kembali di kemudian hari. Akan
tetapi, pembedahan pada tumor gigi yang berukuran cukup besar harus dilakukan
dengan lebih berhati-hati. Sebab, selain melibatkan jaringan gigi, pembedahan juga
akan melibatkan jaringan tulang di sekitar gigi tersebut.
Selain itu, pengobatan pada tumor gigi harus dilakukan dengan cermat. Sebab, apabila
di sekitar area yang terkena tumor gigi tersebut masih terdapat gigi-geligi yang sehat,
maka ada kemungkinan gigi-geligi tersebut juga akan ikut terkena tumor gigi, dan juga
membutuhkan pengobatan.
Cara mencegah tumor gigi
Berdasarkan gejala-gejala dan faktor pemicu tumor gigi, tidak terdapat metode
pencegahan yang spesifik untuk kondisi tersebut. Akan tetapi, pemeriksaan rutin ke
dokter gigi sangat penting untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut, maupun
mendeteksi sejak dini apabila timbul masalah atau kelainan dalam rongga mulut Anda.

 Abses Gigi
Abses gigi adalah kantong atau benjolan berisi nanah yang terbentuk di sekitar gigi
akibat infeksi bakteri. Abses bisa mengenai area dalam gigi, gusi, atau tulang belakang
yang menahan gigi. Kondisi ini dapat muncul di bagian gigi mana pun dengan alasan
yang berbeda-beda. Ada tiga jenis abses gigi tergantung dari tempat kemunculannya,
yaitu:
 Abses gingival : hanya terjadi pada jaringan gusi dan tidak berdampak pada
gigi atau ligamen gusi.
 Abses periodontal : biasanya dimulai dari struktur jaringan tulang penunjang di
sekitar gigi.
 Abses periapical : terjadi saat kantong nanah terbentuk di akar gigi.

Tanda dan Gejala


Gejala utama abses gigi adalah timbulnya rasa nyeri berdenyut di mulut yang mungkin
sangat menyakitkan. Rasa sakitnya bisa muncul tiba-tiba, lalu menjadi lebih intens
selama beberapa jam dan dapat bertambah parah di malam hari. Nyeri pun bisa
menjalar hingga telinga, tulang rahang, dan leher. Berikut tanda dan gejala khas abses
gigi lain yang perlu Anda perhatikan:
 Nyeri di area yang ditumbuhi abses, terutama saat menggigit atau disentuh
 Gigi jadi sensitif terhadap makanan serta minuman yang panas dan dingin
 Gusi bengkak, kemerahan, dan terasa lunak
 Rasa anyir di mulut
 Bau mulut yang tidak sedap
 Tidak enak badan
 Susah menelan (disfagia)
 Bengkak di wajah, pipi, atau leher
Ketika infeksi mulai menjalar ke bagian tubuh lainnya, Anda mungkin akan mengalami
demam dan merasa tidak enak badan.

Dalam kasus yang parah, Anda mungkin akan sulit membuka mulut. Alhasil aktivitas
seperti mengunyah, menelan, berbicara, bahkan bernapas bisa jadi terasa sangat
menyiksa.
Penyebab
Kebanyakan abses gigi terjadi sebagai akibat dari komplikasi infeksi bakteri di gigi dan
mulut. Bakteri jahat yang biasanya tinggal dalam plak akan menginfeksi dan mencari
jalur untuk menyerang gigi. Maka dari itu, terjadilah pembengkakan dan peradangan di
ujung akar. Berikut beberapa penyebab terjadinya abses gigi :

a. Abses periapikal
Bakteri masuk ke gigi melalui lubang-lubang kecil yang disebabkan oleh karies. Lubang
gigi atau karies terbentuk pada enamel gigi (lapisan luar gigi yang keras). Karies
akhirnya memecah jaringan di bawah enamel gigi yang disebut dentin.

Bila hal ini terus terjadi, akhirnya lubang tersebut akan sampai dan mengenai bagian
gigi yang lunak bernama pulpa. Infeksi pulpa disebut dengan pulpitis. Seiring dengan
perkembangan pulpitis, bakteri akan menembus tulang yang menyangga gigi (tulang
alveolar). Alhasil, terbentuklah abses periapikal.

b. Abses gusi
Bakteri yang hidup di plak bisa menginfeksi gusi sehingga menyebabkan penyakit
periodontitis. Kondisi ini menyebabkan gusi meradang, sehingga ligamen gusi (jaringan
yang mengelilingi akar gigi) akan terlepas dari pangkal gigi.

Lepasnya ligamen gusi akan menciptakan lubang kecil yang mudah kotor dan sulit
dibersihkan. Semakin banyak bakteri yang tinggal di lubang tersebut, abses gusi pun
akan terjadi. Selain kondisi mulut yang kotor, abses gusi juga bisa disebabkan karena
efek samping dari operasi atau prosedur medis lainnya pada gigi dan mulut. Dalam
beberapa kasus, kerusakan gusi bisa berujung menjadi abses gusi meskipun tidak
mengalami periodontitis.

Cara Mengobati Abses Gigi


Hanya dokter gigi yang bisa menangani abses gigi. Pengobatan abses gigi mungkin
meliputi prosedur-prosedur medis seperti di bawah ini :
1. Insisi drainase abses
Abses yang muncul harus disayat supaya terbuka sehingga nanah yang mengandung
bakteri bisa keluar dan mengering. Anda mungkin diberikan bius lokal supaya tidak
merasa sakit selama proses tersebut berlangsung.

2. Perawatan saluran akar (root canal)


Perawatan akar kanal gigi juga bisa dilakukan untuk menghilangkan kantong nanah di
gigi. Gigi yang bermasalah akan dilubangi agar nanahnya bisa keluar. Jaringan yang
rusak akan disingkirkan dari pulpa gigi. Kemudian untuk mencegah infeksi, bagian yang
berlubang akan ditambal.
Abses pun akan mengering dan lubang dibersihkan. Permukaan akar gigi akan
dihaluskan dengan scaling di bawah tepi gusi. Hal ini akan membantu gigi cepat
sembuh sekaligus mencegah infeksi.

3. Cabut gigi
Pasien dengan abses gigi dan infeksi yang sering terjadi mungkin harus menjalani
operasi untuk mengangkat jaringan yang rusak. Biasanya prosedur ini dilakukan oleh
dokter gigi bedah mulut. Kalau abses gigi masih terjadi setelah operasi, opsi untuk
melakukan cabut gigi mungkin bisa dipertimbangkan.

4. Obat antibiotik
Dokter dapat meresepkan antibiotik untuk mencegah infeksi menyebar ke gusi, rahang,
atau bagian lainnya. Antibiotik efektif melawan dan membunuh bakteri penyebab
infeksi.

Obat ini hanya tersedia dengan resep dokter. Pastikan Anda minum obat antibiotik
sesuai anjuran. Penggunaan antibiotik yang tidak tepat dapat meningkatkan risiko
resistensi antibiotik. Biasanya dokter juga meresepkan obat antibiotik untuk orang
dengan sistem imun yang lemah.

5. Obat pereda nyeri


Obat pereda nyeri yang dijual bebas bisa membantu mengurangi nyeri. Namun, baca
informasi yang tertera pada kemasan obat. Ingat, obat pereda nyeri hanya bisa
membantu mengendalikan rasa sakit, bukan mengobati penyakit. Anda tetap harus
pergi ke dokter gigi.

Obat-obatan yang boleh dikonsumsi antara lain aspirin, ibuprofen, atau paracetamol
(acetaminophen). Namun, beberapa obat tidak direkomendasikan bagi pasien dengan
kondisi tertentu.
 Ibuprofen tidak dianjurkan bagi orang dengan asma dan tukak lambung.
 Aspirin tidak boleh diberikan untuk anak berusia di bawah 16 tahun, ibu hamil,
atau wanita yang sedang menyusui.

 Gigi Patah

Lapisan enamel adalah lapisan gigi yang paling luar. Lapisan enamel adalah salah satu
struktur terkuat di tubuh Anda. Walaupun lapisan enamel gigi adalah struktur terkuat
pada tubuh manusia, Kekuatan lapisan enamel tetap ada batasnya. Trauma pada gigi
atau gigi yang aus dapat merusak lapisan enamel gigi dan menyebabkan gigi patah.
Jika gigi Anda patah, Anda mungkin tidak akan merasakan nyeri, kecuali terjadi
kerusakan pada lapisan enamel yang cukup besar yang dapat mengekspos saraf di
bagian dalam gigi. Jika saraf gigi Anda terekspos, Anda mungkin akan mengalami
peningkatan sensitivitas dan merasa sakit gigi saat mengunyah atau ketika gigi yang
patah terkena makanan dan minuman yang sangat panas atau sangat dingin.

Penyebab Gigi Patah

Gigi dapat patah karena sejumlah alasan. Penyebab umum yang dapat menyebabkan
gigi patah meliputi:

 menggigit benda-benda keras, seperti es atau permen yang keras.


 jatuh atau mengalami kecelakaan.
 melakukan olahraga kontak tanpa menggunakan pelindung mulut.
 kebiasaan gigi gemeretak saat Anda tidur.

Gigi patah lebih sering terjadi pada gigi yang lemah daripada gigi yang kuat. Beberapa
hal yang dapat mengurangi kekuatan gigi antara lain:

 Kerusakan gigi dan gigi berlubang dapat menggerogoti lapisan enamel gigi.


Tambalan gigi dengan ukuran yang besar juga cenderung membuat gigi lemah.
 Mengkonsumsi banyak makanan asam, seperti jus buah, kopi, dan makanan
pedas dapat merusak enamel dan membuat permukaan gigi terbuka.
 Pada kondisi sistem pencernaan yang disebut GERD, asam lambung dapat naik
ke rongga mulut, dan dapat merusak enamel gigi.
 Gangguan makan atau penggunaan alkohol yang berlebihan dapat
menyebabkan sering muntah, yang kemudian dapat menyebabkan enamel
terekspos oleh asam lambung.
 Gula menyebabkan pertumbuhan bakteri. Pertumbuhan bakteri di rongga mulut,
dapat merusak lapisan enamel gigi.
 Enamel gigi akan menipis seiring waktu, jadi jika Anda berusia 50 tahun atau
lebih, resiko Anda mengalami penipisan enamel akan meningkat. Dalam satu
penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Endodontics, hampir dua pertiga
orang yang mengalami gigi patah, berusia lebih dari 50.
Gejala Gigi Patah

Jika patahan gigi hanya berukuran kecil dan tidak berada di bagian depan rongga mulut
Anda, Anda mungkin tidak akan menyadarinya. Namun, gigi yang patah dapat
menimbulkan beberapa gejala seperti:

 merasa permukaan sangat kasar dan tajam saat Anda menjulurkan lidah ke gigi
Anda.
 iritasi gusi di sekitar gigi yang patah.
 iritasi lidah Anda karena terkena tepi gigi yang tidak rata dan kasar.
 rasa sakit akibat tekanan pada gigi saat menggigit, yang bisa menjadi sangat
kuat jika patahan berada disekitar saraf gigi.

Cara Mengatasi Gigi Patah

Diagnosa

Tidak ada pemeriksaan khusus yang diperlukan untuk menegakan diagnosa gigi patah.
Dokter gigi Anda dapat membuat diagnosa gigi patah melalui pemeriksaan mulut Anda
secara langsung. Mereka juga akan mempertimbangkan gejala Anda dan bertanya
mengenai kejadian yang mungkin dapat menyebabkan gigi patah.

Perawatan gigi patah

 Gigi patah berukuran Kecil: Jika patahan pada gigi Anda sangat kecil, dokter gigi
Anda mungkin hanya akan menghaluskan dan memoles gigi yang patah, dan
tidak memerlukan perawatan tambahan.
 Gigi patah berukuran Sedang: Jika gigi patah Anda menyebabkan kerusakan
kecil pada enamel gigi, dokter gigi Anda mungkin akan menambal dan
memperbaiki mahkota gigi, untuk mengembalikan penampilan dan fungsi normal
gigi Anda dan untuk melindungi lapisan dalam gigi dari iritasi. dan infeksi.
 Gigi patah berukuran Besar: Jika gigi Anda yang patah cukup besar untuk
mengekspos saraf gigi, Anda mungkin membutuhkan perawatan saluran
akar untuk mengangkat saraf yang rusak, kemudian memperbaiki mahkota gigi
Anda.
Jika gigi Anda patah, ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan sebelum pergi ke
dokter gigi, diantaranya:

 Bilas: Bilas mulut Anda dengan air hangat.


 Tekan: Jika ada pendarahan di mulut Anda akibat gigi yang patah, gunakan
sepotong kain kasa untuk memberikan tekanan pada area tersebut..
 Setelah perawatan gigi yang patah, penting untuk melakukan rutinitas perawatan
mulut secara teratur. Untuk menjaga kebersihan rongga mulut Anda, Anda dapat
melakukan rutinitas menyikat gigi dua kali sehari dan flossing setiap hari.

Anda mungkin juga menyukai