Disusun Oleh :
Panoramic X-rays
Panoramic X-rays digunakan untuk menangkap gambar dari seluruh area mulut
termasuk semua gigi di rahang atas dan bawah. Manfaat dari Panoramic X-rays adalah
untuk mendeteksi posisi gigi bungsu yang baru tumbuh, gigi yang terimpaksi, dan
membantu diagnosis tumor.
Tomograms
Tomograms digunakan untuk memeriksa struktur gigi yang tidak dapat dilihat secara
jelas dengan pemeriksaan lain. Tomograms akan membantu mendeteksi lapisan
tertentu pada mulut.
Cephalometric Projections
Cephalometric projections adalah jenis X-ray gigi untuk menunjukan seluruh gambar
sisi kepala. Ini ditujukan untuk memeriksa postur gigi berkaitan dengan struktur rahang
dari bentuk wajah seseorang. Perawatan ortodontis dengan sinar-X cephalometric
projections juga digunakan untuk rencana perawatan gigi jangka panjang, termasuk
implan gigi, pasang gigi palsu, behel, dll.
Sialography
Sialography adalah prosedur untuk memvisualisasikan kelenjar saliva setelah injeksi
pewarna. Zat pewarna diinjeksikan ke kelenjar ludah sehingga organ dan jaringan lunak
dapat terlihat. Prosedur ini biasa digunakan untuk mendeteksi masalah penyumbatan
atau sindrom Sjögren.
Computed Tomography (CT Scan)
Computed tomography adalah jenis rontgen untuk menampilkan gambar organ dalam
format tiga dimensi yang biasanya dilakukan di pusat radiologi. Computed tomography
atau CT scan digunakan untuk mengidentifikasi masalah pada tulang wajah termasuk
pemasangan implan gigi dan pencabutan gigi yang sulit.
Dalam mulut terdapat bakteri yang berfungsi mengubah semua makanan menjadi
asam. Bakteri, asam, sisa makanan dan ludah bergabung membentuk bahan lengket
yang disebut plak, yang menempel pada gigi. Jika tidak dibersihkan maka plak akan
membentuk mineral yang disebut karang gigi (kalkulus, tartar). Bila tidak segera ditangi
oleh dokter gigi maka karies bisa mengakibatkan gigi tanggal. Berdasarkan lokasinya,
pembusukan gigi dibedakan menjadi:
1. Pembusukan permukaan yang licin/rata
Pembusukan jenis ini paling bisa dicegah dan diperbaiki, pertumbuhannya paling
lambat. Biasanya karies diawali dengan munculnya bintik putih saat bakteri
melarutkan kalsium dari email. Kondisi ini biasa terjadi pada usia 20-30 tahun.
Kista Gigi
Kista gigi terbentuk di ujung akar gigi, tetapi bisa juga muncul di gusi. Kista gigi dapat
menyebabkan pembengkakan pada gusi dan tidak dapat hilang dengan sendirinya.
Umumnya, hanya satu kista gigi yang terbentuk, tetapi ada beberapa kondisi ketika
kista gigi bisa muncul lebih dari satu.
Ada beberapa penyebab munculnya kista gigi, antara lain:
Infeksi gigi yang tidak diobati, sehingga jaringan gigi membusuk dan mati
Kelainan pada pertumbuhan gigi, misalnya posisi gigi tumbuh miring di dalam
gusi
Gigi tertinggal di dalam gusi atau impaksi gigi
Faktor genetik, tetapi jarang sekali terjadi
Operasi
Jika kista gigi tidak dapat diatasi dengan antibiotik dan antinyeri, dokter akan
melakukan operasi pengangkatan kista. Tak hanya mengangkat kista, operasi ini
juga bertujuan untuk memperbaiki jaringan yang terganggu akibat adanya kista
dan mencegah munculnya kista di area gigi lainnya.
Meski dapat diobati, kista gigi sebaiknya dicegah dengan menjaga kebersihan
dan merawat gigi dengan benar. Hal ini termasuk rutin menyikat gigi
dengan pasta gigi setidaknya 2 kali sehari, menggunakan benang gigi setidaknya
1 kali sehari, serta mengurangi konsumsi makanan dan minuman manis yang
dapat merusak gigi.
Selain itu, periksakan kesehatan gigi dan mulut Anda secara rutin ke dokter
gigi setidaknya 6 bulan sekali. Apabila dibiarkan terlalu lama, kista gigi bisa
menyebabkan kerusakan gigi yang lebih parah. Oleh karena itu, semakin cepat
kista gigi terdeteksi, semakin baik pula peluang sembuhnya.
Tumor Gigi
Tumor merupakan sebuah gumpalan yang tidak normal (abnormal) atau kelainan yang
terjadi pada jaringan. Tumor gigi atau yang sering dikenal dengan sebutan odontoma,
merupakan sebuah tumor jinak paling umum, yang berasal dari akar gigi. Tumor gigi
juga merupakan jenis tumor spesifik, yang hanya dapat terjadi di dalam rongga mulut,
dan seringkali ditemukan tanpa gejala (asimptomatik).
Tumor gigi dapat terjadi pada semua kalangan usia, baik pria maupun wanita. Akan
tetapi, tumor gigi paling umum terjadi pada dua dekade pertama kehidupan, saat
penderitanya berusia 4 -18 tahun, akibat keterlambatan erupsi dari gigi tetap.
Tumor gigi ini dapat mengenai jaringan keras maupun jaringan lunak pada gigi, seperti
email (enamel), dentin, cementum, serta jaringan saraf gigi (pulpa). Ukuran tumor gigi
biasanya kecil, dan berkisar dari beberapa milimeter sampai dengan 6 cm. Namun
biasanya, tumor gigi yang sering ditemukan adalah tumor gigi dengan ukuran 1-2 cm.
Tanda dan gejala tumor gigi
Meskipun banyak gejala yang berkaitan dengan tumor gigi, penyakit ini seringkali
muncul tanpa menimbulkan gejala. Odontoma biasanya akan mulai tumbuh dan
berkembang, saat proses pertumbuhan gigi normal mulai berjalan. Berikut ini beberapa
gejala yang sering muncul pada penderita tumor gigi :
Gigi tetap tidak tumbuh atau absent tooth. Hal tersebut dapat terjadi karena
tumor gigi merusak jalan tumbuhnya gigi pada rongga mulut
Pembengkakan dan rasa nyeri, apabila tumor gigi dipicu oleh infeksi
Penyebab tumor gigi
Penyebab tumor gigi secara pasti belum diketahui. Akan tetapi, beberapa faktor seperti
keturunan (genetik), trauma atau luka berat pada gigi, serta infeksi, diduga dapat
menjadi pemicu terjadinya tumor gigi. Tumor gigi atau odontoma dikelompokkan ke
dalam dua kategori, yaitu compound odontoma dan complex odontoma.
Compoundodontoma
Complexodontoma
Memeriksa keadaan rongga mulut Anda secara langsung, dengan bantuan alat-
alat standar kedokteran gigi
Abses Gigi
Abses gigi adalah kantong atau benjolan berisi nanah yang terbentuk di sekitar gigi
akibat infeksi bakteri. Abses bisa mengenai area dalam gigi, gusi, atau tulang belakang
yang menahan gigi. Kondisi ini dapat muncul di bagian gigi mana pun dengan alasan
yang berbeda-beda. Ada tiga jenis abses gigi tergantung dari tempat kemunculannya,
yaitu:
Abses gingival : hanya terjadi pada jaringan gusi dan tidak berdampak pada
gigi atau ligamen gusi.
Abses periodontal : biasanya dimulai dari struktur jaringan tulang penunjang di
sekitar gigi.
Abses periapical : terjadi saat kantong nanah terbentuk di akar gigi.
Dalam kasus yang parah, Anda mungkin akan sulit membuka mulut. Alhasil aktivitas
seperti mengunyah, menelan, berbicara, bahkan bernapas bisa jadi terasa sangat
menyiksa.
Penyebab
Kebanyakan abses gigi terjadi sebagai akibat dari komplikasi infeksi bakteri di gigi dan
mulut. Bakteri jahat yang biasanya tinggal dalam plak akan menginfeksi dan mencari
jalur untuk menyerang gigi. Maka dari itu, terjadilah pembengkakan dan peradangan di
ujung akar. Berikut beberapa penyebab terjadinya abses gigi :
a. Abses periapikal
Bakteri masuk ke gigi melalui lubang-lubang kecil yang disebabkan oleh karies. Lubang
gigi atau karies terbentuk pada enamel gigi (lapisan luar gigi yang keras). Karies
akhirnya memecah jaringan di bawah enamel gigi yang disebut dentin.
Bila hal ini terus terjadi, akhirnya lubang tersebut akan sampai dan mengenai bagian
gigi yang lunak bernama pulpa. Infeksi pulpa disebut dengan pulpitis. Seiring dengan
perkembangan pulpitis, bakteri akan menembus tulang yang menyangga gigi (tulang
alveolar). Alhasil, terbentuklah abses periapikal.
b. Abses gusi
Bakteri yang hidup di plak bisa menginfeksi gusi sehingga menyebabkan penyakit
periodontitis. Kondisi ini menyebabkan gusi meradang, sehingga ligamen gusi (jaringan
yang mengelilingi akar gigi) akan terlepas dari pangkal gigi.
Lepasnya ligamen gusi akan menciptakan lubang kecil yang mudah kotor dan sulit
dibersihkan. Semakin banyak bakteri yang tinggal di lubang tersebut, abses gusi pun
akan terjadi. Selain kondisi mulut yang kotor, abses gusi juga bisa disebabkan karena
efek samping dari operasi atau prosedur medis lainnya pada gigi dan mulut. Dalam
beberapa kasus, kerusakan gusi bisa berujung menjadi abses gusi meskipun tidak
mengalami periodontitis.
3. Cabut gigi
Pasien dengan abses gigi dan infeksi yang sering terjadi mungkin harus menjalani
operasi untuk mengangkat jaringan yang rusak. Biasanya prosedur ini dilakukan oleh
dokter gigi bedah mulut. Kalau abses gigi masih terjadi setelah operasi, opsi untuk
melakukan cabut gigi mungkin bisa dipertimbangkan.
4. Obat antibiotik
Dokter dapat meresepkan antibiotik untuk mencegah infeksi menyebar ke gusi, rahang,
atau bagian lainnya. Antibiotik efektif melawan dan membunuh bakteri penyebab
infeksi.
Obat ini hanya tersedia dengan resep dokter. Pastikan Anda minum obat antibiotik
sesuai anjuran. Penggunaan antibiotik yang tidak tepat dapat meningkatkan risiko
resistensi antibiotik. Biasanya dokter juga meresepkan obat antibiotik untuk orang
dengan sistem imun yang lemah.
Obat-obatan yang boleh dikonsumsi antara lain aspirin, ibuprofen, atau paracetamol
(acetaminophen). Namun, beberapa obat tidak direkomendasikan bagi pasien dengan
kondisi tertentu.
Ibuprofen tidak dianjurkan bagi orang dengan asma dan tukak lambung.
Aspirin tidak boleh diberikan untuk anak berusia di bawah 16 tahun, ibu hamil,
atau wanita yang sedang menyusui.
Gigi Patah
Lapisan enamel adalah lapisan gigi yang paling luar. Lapisan enamel adalah salah satu
struktur terkuat di tubuh Anda. Walaupun lapisan enamel gigi adalah struktur terkuat
pada tubuh manusia, Kekuatan lapisan enamel tetap ada batasnya. Trauma pada gigi
atau gigi yang aus dapat merusak lapisan enamel gigi dan menyebabkan gigi patah.
Jika gigi Anda patah, Anda mungkin tidak akan merasakan nyeri, kecuali terjadi
kerusakan pada lapisan enamel yang cukup besar yang dapat mengekspos saraf di
bagian dalam gigi. Jika saraf gigi Anda terekspos, Anda mungkin akan mengalami
peningkatan sensitivitas dan merasa sakit gigi saat mengunyah atau ketika gigi yang
patah terkena makanan dan minuman yang sangat panas atau sangat dingin.
Gigi dapat patah karena sejumlah alasan. Penyebab umum yang dapat menyebabkan
gigi patah meliputi:
Gigi patah lebih sering terjadi pada gigi yang lemah daripada gigi yang kuat. Beberapa
hal yang dapat mengurangi kekuatan gigi antara lain:
Jika patahan gigi hanya berukuran kecil dan tidak berada di bagian depan rongga mulut
Anda, Anda mungkin tidak akan menyadarinya. Namun, gigi yang patah dapat
menimbulkan beberapa gejala seperti:
merasa permukaan sangat kasar dan tajam saat Anda menjulurkan lidah ke gigi
Anda.
iritasi gusi di sekitar gigi yang patah.
iritasi lidah Anda karena terkena tepi gigi yang tidak rata dan kasar.
rasa sakit akibat tekanan pada gigi saat menggigit, yang bisa menjadi sangat
kuat jika patahan berada disekitar saraf gigi.
Diagnosa
Tidak ada pemeriksaan khusus yang diperlukan untuk menegakan diagnosa gigi patah.
Dokter gigi Anda dapat membuat diagnosa gigi patah melalui pemeriksaan mulut Anda
secara langsung. Mereka juga akan mempertimbangkan gejala Anda dan bertanya
mengenai kejadian yang mungkin dapat menyebabkan gigi patah.
Gigi patah berukuran Kecil: Jika patahan pada gigi Anda sangat kecil, dokter gigi
Anda mungkin hanya akan menghaluskan dan memoles gigi yang patah, dan
tidak memerlukan perawatan tambahan.
Gigi patah berukuran Sedang: Jika gigi patah Anda menyebabkan kerusakan
kecil pada enamel gigi, dokter gigi Anda mungkin akan menambal dan
memperbaiki mahkota gigi, untuk mengembalikan penampilan dan fungsi normal
gigi Anda dan untuk melindungi lapisan dalam gigi dari iritasi. dan infeksi.
Gigi patah berukuran Besar: Jika gigi Anda yang patah cukup besar untuk
mengekspos saraf gigi, Anda mungkin membutuhkan perawatan saluran
akar untuk mengangkat saraf yang rusak, kemudian memperbaiki mahkota gigi
Anda.
Jika gigi Anda patah, ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan sebelum pergi ke
dokter gigi, diantaranya: