Anda di halaman 1dari 22

DISKUSI ORTHODONSIA

Analisis Model Studi &


Cephalometri
Ai Rafikah Nurpratiwi
160112180086
Pembimbing
Dr. drg. Elih, Sp.Ort (K)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS PADJADJARAN | DEPARTEMEN ORTHODONSIA | BANDUNG 2021


Data Pasien
Identitas Pasien Anamnesis
Seorang pasien perempuan usia 31th dating ke RSGM
Unpad dengan keluhan gigi RB berjejal, sulit
Nama : Agustina
dibersihkan dan mengganggu penampilan.
Jenis Kelamin : Perempuan
TTL/ Usia : Medan, 08-08-1990/ 31 Tahun Kesehatan umum : Baik
Pekerjaan : Wiraswasta Riwayat penyakit : Disangkal
Alamat : Jl. Kubang Selatan no.129 Perawatan RS : Disangkal
Agama : Kristen Kelainan kongenital : Disangkal
Status Pernikahan : Belum Menikah Operasi : Disangkal
Penggunaan obat : Disangkal
Trauma dental : Disangkal
Kebiasaan buruk : Disangkal
Keluhan utama : Gangguan estetik
Pemeriksaan Ekstraoral
Profil : Cembung
Bibir : Normal
Relasi bibir : Normal (Kompeten)
TMJ : Normal
Simetris wajah : Asimetris
Indeks wajah : leptoprosop

• Indeks Wajah : Tinggi wajah morfologis (nasion-gnation) X100 =


Lebar bizigomatik
• Indeks Wajah : 11,5x100= 88,4
13
Simetris wajah Profil wajah
(asimetris) (cembung)
Pemeriksaan Intraoral

Kebersihan mulut : Baik


Frenulum labii : Normal
Lidah : Normal
Tonsil : Normal
Midline : Tidak sesuaiRB bergeser ke kanan (1 mm)
Overbite : Normal Ka (0.3mm) Ki (0.3mm)
Overjet : Ka (4mm), Ki (3.5 mm) (Besar)
Crossbite : Posterior 14-44, 15-45, 16-46
Diastema :-
Kurva spee : Dalam (3mm)
Erupsi : Normal
Jumlah gigi : Normal
Penutupan mandibula : Normal
Gigi Malposisi Gigi Malposisi
11 Rotasi mesial out distal in
(Distopalatopersi)
Malposisi gigi 21 Rotasi mesial in distal
out
Distolabioversi
12 Normal
22 Normal
13 Normal
23 Normal
14 Palatoversi
24 Palatoversi
15 Palatoversi 25 Normal
16 Palatoversi 26 Normal
17 Normal 27 Normal

Gigi Malposisi Gigi Malposisi


41 Rotasi mesial in distal out 31 Rotasi mesial out distal in
(Distolabioversi) (Distolinguoversi)
42 Normal 32 Normal
43 Normal 33 Normal
44 Normal
34 Normal
45 Normal
35 Linguoversi
46 Normal
36 Normal
47 Normal
37 Normal
Gigitan Lilin
Analisis Model
Overbite : Normal Ka (0.3mm) Ki (0.3mm)
Overjet : Besar Ka (4mm), Ki (3.5 mm)
Crossbite : Posterior 14-44, 15-45, 16-46
Diastema : -
Relasi Molar
Kanan : Kelas I| Kiri : Kelas I
Relasi Kaninus
Kanan : Kelas I | Kiri : Kelas I
Midline
RA : -
RB : bergeser ke kanan 1 mm
Palatum : Dangkal(33%)
Palatal height index = Palatal height x 100
Posterior arch width
= 15 x100%
44
<42% dangkal
>42% dalam
Pemeriksaan Sagital dan Transversal

SAGITAL RAHANG ATAS TRANSVERSAL RAHANG ATAS

11 lebih ke anterior 0.5 mm dibanding 21 11 lebih mendekati midline 1 mm dibanding 21

12 lebih ke anterior 1 mm dibanding 22 12 lebih mendekati midline 0.5 mm dibanding 22

13lebih ke anterior 1 mm dibanding 23 13 lebih mendekati midline 1 mm dibanding 23

14 sejajar dengan 24 14 lebih mendekati midline 2 mm dibanding 24

15 lebih ke posterior 1 mm dibanding 25 15 lebih mendekati midline 4 mm dibandingi 25

16 lebih ke posterior 1 mm dari 26 16 lebih menjauhi midline 2 mm dibanding 26

Sebagian besar gigi regio 1 Sebagian besar gigi regio 1


lebih ke anterior lebih mendekati midline
dibanding regio 2 dibanding regio 2

9
Pemeriksaan Sagital dan Transversal

SAGITAL RAHANG BAWAH TRANSVERSAL RAHANG BAWAH

31 lebih ke anterior 0,5 mm dibanding 41 31 lebih mendekati midline 3mm dibanding 41

32 lebih ke posterior 1 mm dibanding42 32 lebih mendekati midline 3mm dibanding 42

33 sejajar dengan 43 33 lebih mendekati midline 1mm dibanding 43

34 lebih ke posterior 1 mm dibanding 44 34 lebih mendekati midline 2 mm dibanding 44

35 lebih ke posterior 4 mm dibanding 45 35 lebih mendekati midline 3 mm dibanding 45

36 lebih ke posterior 2 mm disbanding 46 36 lebih mendekati midline 3 mm dibanding 46

Sebagian besar gigi Seluruh gigi regio 3 lebih


regio 3 lebih ke mendekatii midline dibanding
posterior dibanding regio 2
regio 2

10
Arch Length Discrepancy (ALD)
Panjang lengkung RA 94 mm
Jumlah ukuran mesiodistal 16-26 96,5 mm
Selisih -2,5 mm
Kesimpulan Pro ekspansi lengkung gigi 2 mm
Arch Length Discrepancy (ALD)
Panjang lengkung RB 88,5 mm
Jumlah ukuran mesiodistal 16-26 90 mm
Selisih -1,5 mm
Kesimpulan Pro ekspansi lengkung gigi 2 mm
Analisis Bolton
Mand “6” x 100 = 39 x 100 = 82,9 (rata-rata 77,2 : SD = 0,22) Hasil :
Maks “6” 47 rasio anterior >77,2%, rasio total >91,3%
RA Benar, RB Salah = Terlalu besar
Mand “12” x 100 = 90 x 100 = 91,6 (rata-rata = 91,3 : SD = 0,26)
Maks “12” 94

PASIEN SEHARUSNYA (TABLE) SELISIH KESIMPULAN


Mand “6” 39 mm 36.3 mm 2.7 mm terdapat selisih 2.7mm. ukuran gigi
RB lebih besar dari seharusnya
Maks “6” 47 mm benar - -
Mand “12” 90 mm - - Dalam Batas Normal
Maks “12” 94 mm - - -

Kesimpulan
Jika perawatan dilakukan pada RA dan RB berdasarkan analisis Bolton maka kemungkinan relasi kaninus kelas 3
(mesiooklusi) & molar kelas 1 disertai overjet yang kecil
Analisis Howes
 1. Indeks Howes
100 x =100 x = 48 % (Normal= 44%)
Aman dilakukan ekspansi
2. Lebar lengkung gigi (puncak bonjol bukal 14-24) = 38.5 mm
Lebar lengkung rahang (basis apikal) = 47 mm
Selisih = -8,5 mm

LLG<LLR = dapat dilakukan ekspansi


Analisis Pont
 1. Lebar mesiodistal 12 11 21 22 = 32 mm
Jarak distal pit 14-24 (pasien) = 34 mm
Jarak sentral fossa 16-26 (pasien) = 44 mm

2. Indeks Pont 14-24 x 100 = x 100 = 40 mm

3. Indeks Pont 16-26 x 100 = x 100 = 50 mm

PENDERITA PONT SELISIH


14 -24 34 mm 40 mm -6 mm Konstriksi

16-26 42 mm 50 mm -6 mm Konstriksi
7 Diagnosis
Klasifikasi Angle:
Klasifikasi kelas I tipe 1,2 dan tipe 4
Diagnosis :
Maloklusi dentoalveolar kelas I disertai profil cembung dengan crowding anterior RB, dan overjet
besar (4 &3.5 mm), crossbite posterior (gigi 14-44, 15-45, 16-46), dan midline rahang bawah
bergeser ke kanan 1mm.

8 Etiologi
ETOLOGI MALOKLUSI:
1. Ketidaksesuaian panjang lengkung rahang dan lengkung gigi
2. Persistensi gigi sulung
3. Premature loss gigi sulung posterior
4. Kebiasaan menggigit ibu jari
Rencana Perawatan Ai Rafikah Nurpratiwi- 160112180086
Tgl Diskusi: 16 Maret 2021
Pembimbing : Dr. drg. Elih, Sp.Ort(K)

Rahang atas
1. Skrup ekspansi ke arah lateral untuk mendapatkan ruangan
2,5 mm dan memperbaiki crossbite posterior
2. Bite plane posterior pada gigi 14, 15, 16 dan 24, 25, 26
untuk memperbaiki crossbite posterior gigi 14, 15, 16
3. Labial bow dengan U-loop pada 14-24 untuk menarik distal
11 dan 21 ke palatal serta mempertahankan lengkung gigi
(0,8 mm)
4. Cangkolan adam pada 16 dan 26 untuk retensi (0,7 mm)
5. Plat landasan akrilik untuk penempatan komponen aktif &
pasif dipasang setinggi 1/3 servikal
Rencana Perawatan Ai Rafikah Nurpratiwi- 160112180086
Tgl Diskusi: 16 Maret 2021
Pembimbing : Dr. drg. Elih, Sp.Ort(K)

Rahang bawah
1. Slicing 6 gigi anterior RB untuk mendapatkan ruangan
1.5mm
2. Z spring terbuka pada gigi 33, 31,43 untuk mendorong
bagian distal gigi 33, 31, 43 ke labial. Z spring terbuka di gigi
41, untuk mendorong bagian mesial gigi 41 ke labial
( kawat 0,6 mm)
3. Labial bow dengan U-loop pada 34-44 untuk
mempertahankan lengkung gigi ( kawat0,8 mm)
4. Cangkolan adam pada 36 dan 46 untuk retensi (kawat 0,7
mm)
5. Plat landasan akrilik untuk penempatan komponen aktif &
pasif dipasang setinggi selapis lilin
Sefalometri
a. Sella (S) : Terletak di tengah dari outline fossa pituitary
(sella turcica)
b. Nasion (N) : Terletak di bagian paling inferior dan paling
anterior dari tulang frontal, berdekatan dengan sutura
N frontonasalis.
S c. Orbitale (Or) : Terletak pada titik paling inferior dari outline
tulang orbital.
d. Porion (Po) : Titik paling superior dari meatus akustikus
eksternus
Po Or
e. Titik A (A) : Terletak pada bagian paling posterior dari
ANS bagian depan tulang maksila. Biasanya dekat dengan apeks
PNS
akar gigi insisif sentral atas.
A f. Titik B (B) : Terletak pada titik paling posterior dari batas
Go anterior mandibula, biasanya dekat dengan apeks akar gigi
insisif sentral bawah. F
g. Pogonion (Pog) : Terletak pada bagian paling anterior dari
B
dagu.
Pg h. Gnathion (Gn) : Terletak pada outline dagu di pertengahan
Me antara titik pogonion dan menton.
Gn
i. Menton (Me) : Terletak bagian paling inferior dari dagu.
j. Gonion (Go) : Terletak pada pertengahan dari sudut
mandibula.
Sefalometri Stainer Skeletal
SNA 90˚
Normal
82± ,2 Prognati
Kesimpulan

SNB 84˚ 80± 2 Prognati


ANB 6˚ 0-4 Maloklusi skeletal kelas II
Bid. Oklusal 20˚ 14˚ Lebih besar
N SN Pola pertumbuhan
Bid. Mandibula (Gn- mandibula lebih
40˚ 32˚
S Go) cenderung ke arah
vertikal

S-Line Dental
FHP I – NA 7˚ ; 3mm 22˚ ; 4 mm
Gigi insisif RA retrusi,
Or retroposisi
Po
Gigi insisif RB protusi,
I – NB 27˚ ; 5 mm 25˚ ; 4 mm
PNS ANS proposisi
Bidang Inklinasi gigi-gigi insisif
A Maksila Interincisal 138˚ 130˚ - 150˚ normal terhadap basis
geligi

Go
Bidang Bidang
Oklusal
Mandibula B
ANALISIS JARINGAN LUNAK
Pg
Garis : bibir atas dan bibir bawah harus menyentuh garis yang
Me
Gn membentang dari kontur jaringan lunak dagu ke tengah batas
bawah hidung.
Bibir dalam posisi ideal kompeten
SNA : Hubungan maksila terhadap basis cranial dilihat dari Sudut I-NA : Sudut inklinasi insisiv RA dilihat dari
besarnya sudut antara perpotongan garis S-N dengan garis yang sudut inklinasi aksialnya terhadap garis N-A. Rata-
ditarik dari N-A, normal 82º± 2 rat Normal = 22°; <15 retrusi; > 32 protrusi
Jarak I-NA : jarak insisiv RA terhadap garis N-A .
SNB : Hubungan mandibula terhadap basis cranial dilihat dari Rata-rata normal = 4mm; < 2 retroposisi; >6
besarnya sudut antara perpotongan garis S-N dan garis yang proposisi
ditarik dari titik N ke B. Sudut normal rata-rata SNB yaitu 80º ±
2 Sudut I-NB : Sudut inklinasi insisiv RB terhadap
garis N-B. Rata-rata normalnya sebesar 25°; <15
Sudut Bidang Oklusal : dibentuk dari perpotongan garis oklusal retrusi; > 32 protrusi
dengan garis S-N menggambarkan pola pertumbuhan wajah
pada arah vertical (tinggi vertical wajah). Sudut normal rata- Jarak I-NB : Jarak insisiv ke garis N-B rata-rata
rata sebesar 14°. > peningkatan tinggi wajah pertumbuhan ka normal =4 mm; < 2 retroposisi; >6 proposisi
arah vertikal, < pola pertumbuhan ke arah horizontal yang
besar
Sudut Interincisal :Sudut ini didapatkan dari
Sudut Bidang Mandibula : dibentuk dari perpotongan antara perpotongan garis imajiner yang ditarik sejajar
garis Go-Gn ke garis S-N. Sudut normal rata-rata yaitu 32°. > sumbu aksial gigi insisiv maksila dan mandibula.
peningkatan tinggi wajah pertumbuhan ka arah vertikal, < pola Rata-rata nilai besar sudut interinsisal 135,4º
pertumbuhan ke arah horizontal yang besar dengan rentang rata-rata antara 130º-150º.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai