Disusun oleh :
Afifah Hanum Rozana (1102015010)
Faras Qodriyyah Sani (1102015074)
Kartilia Nurani Putri (1102015111)
Keviano Bobby Saputro (1102015113)
Yana Dwi Suciati (1102015247)
Pembimbing:
1
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
kontraksi otot berulang-ulang yang sulit dikendalikan terutama pada bagian
ekstremitas superior atau anggota gerak atas.2
Melihat adanya permasalahan klinik berkaitan dengan mekanisme kerja
otot, merupakan hal penting untuk mengetahui peranan serta mekanisme tulang
dan otot dalam pergerakan. Dengan mengetahui kondisi normal pada sistem
muskuloskeletal ekstremitas atas dan memahami mekanisme kerja otot dapat
menjadi awal persiapan dalam menghadapi masalah klinik berkaitan dengan kerja
otot. Maka dari itu, penting untuk mengetahui kelainan muskuloskeletal melalui
gambaran radiologi.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi
Tulang diselimuti di bagian luar oleh membran fibrus padat disebut
periosteum. Periosteum memberikan nutrisi pada tulang dan memungkinkan
tumbuh, selain sebagai tempat perlekatan tendon dan ligament. Periosteum
mengandung saraf, pembuluh darah, dan limfatik. Lapisan yang terdekat
mengandung osteoblast. Dibagian dalamnya terdapat endosteum yaitu membran
vascular tipis yang menutupi rongga sumsum tulang panjang dan rongga dalam
tulang kanselus. Osteoklast terletak dekat endosteum dan dalam lacuna howship
(cekungan pada permukan tulang).2
Sumsum tulang merupakan jaringan vaskular dalam rongga sumsum
(batang) tulang panjang dan tulang pipih. Sumsum tulang merah terutama terletak
di sternum, ilium, vetebra dan rusuk pada orang dewasa, bertanggungjawab dalam
produksi sel darah merah dan putih. Pada orang dewasa tulang panjang terisi oleh
sumsum lemak kuning. Jaringan tulang mempunyai vaskularisasi yang baik.
Tulang kanselus menerima asupan darah melalui pembuluh metafis dan epifis.
Pembuluh periosteum mengangkut darah ke tulang kompak melalui kanal
volkman. Selain itu terdapat arteri nutrient yang menembus periosteum dan
memasuki rongga meduler melalui foramina (lubang-lubang kecil). Arteri nutrient
memasok darah ke sumsum tulang, System vena ada yang keluar sendiri dan ada
yang mengikuti arteri.2
5
b. Osteosit
Osteosit adalah sel-sel tulang dewasa yang bertindak sebagai
pemeliharaan fungsi tulang dan terletak pada osteon (unit matrik tulang).
Osteon yaitu unit fungsional mikroskopik tulang dewasa yang di tengahnya
terdapat kapiler dan disekeliling kapiler tedapat matrik tulang yang disebut
lamella. Di dalam lamella terdapat osteosit, yang memperoleh nutrisi lewat
prosesus yang berlanjut kedalam kanalikuli yang halus (kanal yang
menghubungkan dengan pembuluh darah yang terletak kurang lebih 0,1 mm).
c. Osteoklas
Osteoklas adalah sel-sel besar berinti banyak memungkinkan mineral
dan matriks tulang dapat diabsorpsi, penghancuran dan remodeling tulang.
Tidak seperti osteoblas dan osteosit, osteoklas mengikis tulang. Tulang
merupakan jaringan yang dinamis dalam keadaan peralihan tulang (resorpsi
dan pembentukan tulang). Kalium dalam tubuh orang dewasa diganti 18%
pertahun.
6
Gambar 1. Anatomi Tubuh Manusia4
7
Anatomi Rangka : Rangka Aksial
Rangka aksial terdiri dari tulang-tulang dan bagian kartilago yang
melindungi dan menyangga organ-organ kepala, leher, dan dada. Bagian rangka
aksial meliputi tengkorak, tulang hyoid, osikel auditori, kolumna vertebra,
sternum, dan tulang iga.3
A. Tengkorak tersusun dari 22 tulang : 8 tulang kranial dan 14 tulang fasial
1. Kranium membungkus dan melindungi otak
a. Tulang frontal membentuk dahi, langit-langit rongga nasal, dan
langit-langit orbita (kantong mata).
b. Tulang Parietal membentuk sisi dan langit-langit kranium.
c. Tulang Oksipital membentuk bagian dasar dan bagian belakang
kranium.
d. Tulang Temporal membentuk dasar dan bagian sisi dari kranium.
e. Tulang Etmoid adakah struktur penyangga penting dari rongga nasal
dan berperan dalam pembentukan orbita mata.
f. Tulang Sfenoid berbentuk seperti kelelawar dengan sayap
terbentang. Tulang ini membentuk dasar anterior cranium dan
berartikulasi kea rah lateral dengan tulang temporal dan ke arah
anterior dengan tulang etmoid dan tulang frontal.
g. Osikel auditori tersusun dari maleus, inkus, dan stapes (tapal kuda).
Fungsinya dalam proses pendengaran.
h. Tulang Wormian adalah tulang-tulang kecil yang jumlahnya
bervariasi, dan terletak dalam sutura
8
Gambar 2.2 Sisi Anterior Tulang Tengkorak3
9
B. Vertebra
1. Kolumna vertebra menyangga berat tubuh dan melindungi medulla
spinalis. Kolumna ini terdiri dari vertebra-vertebra yang dipisahkan diskus
fibrokartilago intervertebral.3
a. Ada tujuh tulang vertebra serviks, 12 vertebra toraks, 5 vertebra
lumbal, dan 5 tulang vertebra sacrum yang menyatu menjadi sacrum
dan tiga sampai lima tulang koksigeal yang menyatu menjadi tulang
koksiks.
b. Ke-31 pasang saraf spinal keluar melalui foramina (foramen)
intervertebralis di antara vertebra yang letaknya bersebelahan.
2. Struktur khas vertebra
a. Badan atau sentrum menyangga sebagian besar berat tubuh.
b. Lengkung saraf (vertebra) yang terbentuk dari dua pedikel dan lamina,
membungkus rongga saraf dan menjadi lintasan medulla spinalis.
c. Sebuah prosesus spinosa menonjol dari lamina kea rah posterior dan
inferior untuk tempat perlekatan otot.
d. Prosesus transversa menjorok kearah lateral.
Gambar 2.4 Columna vertebrae
10
Gambar 2.5 Radiografi Vertebrae lumbales4
11
C. Tulang Sternum dan Iga
1. Sternum (tulang dada) terbentuk dalam tiga bagian: manubrium atas,
badan (gladiolus), dan prosesus sifoid.3
a. Artikulasi manubrium dengan klavikula (tulang kolar) adalah pada
insisura (takik) jugular (suprasternal), yang merupakan salah satu
tanda khas tulang yang mudah dipalpasi.
b. Badan tulang membentuk bagian utama sternum. Takik kostal lateral
berartikulasi langsung dengan kartilago kostal tulang iga ke-8 sampai
ke-10.
c. Bagian inferior prosesus sifoid adalah jaringan kartilago
2. Tulang iga. Ke-12 pasang tulang iga berartikulasi kearah posterior dengan
faset tulang iga pada prosesus transversa di vertebra toraks.3
a. Tujuh pasang tulang yang pertama (1 sampai 7) adalah iga sejati dan
berartikulasi dengan sternum di sisi anterior
b. Tiga pasang kemudian (8 sampai 10) adalah iga semu. Tulang-tulang
ini berartikulasi secara tidak langsung dengan sternum melalui
penyatuan kartilago tulang tersebut dengan iga di atasnya dan
kemudian menyatu dalam suatu persendian kartilago dengan kartilago
kostal ke-7
c. Tulang iga ke-11 dan ke-12 adalah iga melayang yang tidak memiliki
perlekatan di sisi anteriornya
12
Gambar 2.7 Sisi Anterior Rangka Toraks3
13
Anatomi Rangka: Rangka Apendikular
Rangka apendikular terdiri dari girdel pektoral (bahu), girdel pelvis, dan tulang
lengan serta tungkai.3
A. Setiap girdel pektoral memiliki dua tulang – klavikula dan skapula – dan
berfungsi untuk melekatkan tulang lengan ke rangka aksial.
1. Skapula (tulang belikat) adalah tulang pipih triangular dengan tiga tepi;
tepi vertebra (medial) yang Panjang terletak pararel dengan kolumna
vertebra; tepi superior yang pendek melandai kea rah ujung bahu; dan
tepi lateral (merupakan tepi ketiga pelengkap segitiga) mengarah ke
lengan.
a. Bagian spina pada skapula adalah bubungan tulang yang berawal
dari tepi vertebra dan melebar saat mendekati ujung bahu.
b. Spina berakhir pada prosesus acromion, yang berartikulasi dengan
klavikula; bagian ini menggantung persendian bahu.
c. Prosesus korokoid adalah tonjolan berbentuk kait pada tepi superior
yang berfungsi sebagai tempat perlekatan sebagian otot dinding dada
dan lengan.
d. Rongga glenoid (fosa glenoid) adalah suatu ceruk dangkal yang
ditemukan pada persendian tepi superior dan lateral. Bagian ini
mempertahankan letak kepala humerus (tulang lengan).
2. Klavikula (tulang kolar) adalah tulang berbentuk S, yang secara lateral,
berartikulasi dengan prosesus akromion pada skapula dan secara medial
dengan manubrium pada takik klavikular untuk membentuk sendi
sternoklavikular.
a. Dua pertiga bagian medial dari tulang klavikula berbentuk konveks,
atau melengkung ke depan.
b. Sepertiga bagian lateral tulang klavikula berbentuk konkaf, atau
melengkung ke belakang.
c. Klavikula berfungsi sebagai tempat perlekatan sebagian otot leher,
toraks, punggung dan lengan.
14
B. Lengan atas tersusun dari tulang lengan, tulang lengan bawah, dan tulang
tangan.3
1. Humerus adalah tulang tunggal pada lengan. Humerus terdiri dari bagian
kepala membulat yang masuk dengan pas ke dalam rongga glenoid,
bagian leher anatomis, dan bagian batang yang memanjang kearah distal.
2. Tulang-tulang dari lengan bawah adalah ulna pada sisi medial dan tulang
radius di sisi lateral (sisi ibu jari) yang dihubungkan dengan suatu
jaringan ikat fleksibel, membrane interoseus.
a. Ulna
(1) Ujung proksimal (ujung atas) tulang ulna tampak seperti pilinan
yang terurai. Bagian atas pilinan tersebut adalah prosesus
olekranon, yang masuk dengan pas ke dalam fosa olekranon
humerus saat lengan bawah berekstensi penuh. Bagian bawah
pilinan adalah prosesus koronoid, yang masuk dengan pas ke
dalam fosa koronoid humerus saat lengan bawah berfleksi
penuh. Takik radial, yang terletak di bawah prosesus koronoid,
mengakomodasi bagian kepala dari tulang radius.
(2) Ujung distal (bawah) tulang ulna memiliki perpanjangan pilinan
batang yang disebut kepala. Bagian ini berartikulasi dengan
prosesus ulnar tulang radius. Bagian kepala memanjang ke atas
prosesus stiloid tulang ulna.
b. Radius
(1) Ujung proksimal tulang radius adalah kepala berbentuk diskus
yang berartikulasi dengan kapitulum humerus dan takik radial
tulang ulna.
(2) Tuberositas radial untuk tempat perlekatan otot biseps terletak
pada batang radius tepat di bawah bagian kepala
(3) Ujung distal tulang radius memiliki permukaan karpal konkaf
yang berartikulasi dengan tulang pergelangan tangan, sebuah
takik ulnar pada permukaan medialnya untuk berartikulasi
dengan tulang ulna, dan sebuah prosesus stiloid di sisi lateral.
15
3. Tulang pergelangan tangan (karpus). Pergelangan tangan terbentuk dari
delapan tulang karpal irregular yang terususun dalam dua baris, setiap
baris berisi tempat tulang.
a. Barisan tulang karpal proksimal dari sisi ibu jari dalam posisi
anatomis terdiri dari tulang berikut ini:
(1) Navikular (skafoid), dinamakan demikian karena bentuknya
menyerupai perahu
(2) Lunatum dinamakan demikian karena bentuknya seperti bulan
sabit.
(3) Trikuetral (triangular), dinamakan demikian memiliki tiga sudut.
(4) Pisiform, yang berarti kacang, dinamakan demikian karena
ukuran dan bentuknya menyerupai kacang.
b. Barisan tulang karpal distal terdiri dari:
(1) Trapezium, sebelumnya disebut tulang multangular besar karena
permukaannya yang banyak.
(2) Trapezoid, berukuran lebih kecil, tetapi multi-sisi juga.
(3) Kapitatum, dinamakan demikian karena kepala tulang yang
bulat dan besar.
(4) Hamatum, berarti kait, dinamakan demikian karena ada tonjolan
yang menyerupai kait, yang meluas pada sisi medial
pergelangan tangan.
4. Tangan (metakarpus) tersusun dari lima tulang metacarpal.
a. Semua tulang metacarpal sangat serupa, kecuali untuk ukuran
panjang metacarpal pertama pada ibu jari.
b. Setiap tulang metakarpal memiliki sebuah dasar proksimal yang
berartikulasi dengan barisan distal tulang karpal pergelangan tangan,
sebuah batang, dan sebuah kepala terpilin yang berartikulasi dengan
sebuah tulang falang, atau tulang jari. Kepala tulang metakarpal
membentuk buku jari yang menonjol pada tangan
16
5. Tulang-tulang jari disebut phalanges; tulang tunggalnya lebih sering
disebut tulang falang.
a. Setiap jari memiliki tiga tulang, yaitu falang proksimal, medial, dan
falang distal.
b. Ibu jari hanya memiliki tulang falang proksimal dan medial.
17
Gambar 2.10 Ossa manus4
Gambar 2.11 Radiografi Articulatio cubiti4
18
Gambar 2.12 Radiografi Articulatio cubiti4
Gambar 2.13 Radiografi Manus4
19
C. Gridel pelvis mentransmisiskan berat trunkus ke bagian tungkai bawah dan
melingdungi organ-organ abdominal dan pelvis. Bagian ini terdiri dari dua
tulang panggul (disebut juga ossa koksa atau tulang pelvis) yang bertemu
pada sisi anterior simfisis pubis dan berartikulasi di sisi posterior dengan
sakrum. Setiap tulang panggul menyerupai bentuk kipas angina listrik dengan
sebuah poros pemegang serta dua baling-baling.3
a. Poros tersebut disebur asetabulum, yang menerima kepala femur atau
tulang paha di persendian panggul.
b. Ileum adalah lempeng tulang lebar, yang menjulang ke atas dan ke luar
asetabulum. Bagian ini naik posisinya sampai mencapai krista iliaka tebal
yang dapat teraba pada posisi tangan di pinggul.
c. Tulang iskium merupakan baling-baling posterior dan inferior dari kipas.
Tepi medialnya turut membentuk takik sklatik besar.
d. Tulang pubis melengkapi baling-baling anterior dan inferior tulang
panggul. Bagian ini terutama terdiri dari dua batang tulang: ramus pubis
superior dan inferior.
D. Tungkai Bawah, secara anatomis, bagian proksimal dari tungkai bawah antara
girdel pelvis dan lutut adalah paha; bagian antara lutut dan pergelangan kaki
adalah tungkai.3
1. Femur, bahasa latin yang berarti paha, adalah tulang terpanjang, terkuat,
dan terberat dari semua tulang pada rangka tubuh.
a. Ujung proksimal femur memiliki kepala yang membulat untuk
berartikulasi dengan asetabulum. Permukaan lembut dari bagian
kepala mengalami depresi, fovea kapitis, untuk tempat perlekatan
ligament yang menyangga kepala tulang agar tetap di tempatnya dan
membawa pembuluh darah ke kepala tersebut.
b. Di bawah bagian kepala yang tirus adalah bagian leher yang tebal,
yang terus memanjang sebagai batang. Garis intertrokanter pada
permukaan anteripr dan krista intertrokanter di permukaan posterior
tulang membatasi bagian leher dan bagian batang.
20
c. Ujung atas batang memiliki dua prosesus yang menonjol, trokanter
besar dan trokanter kecil, sebagai tempat pelekatan otot untuk
menggerakan persendian panggul.
d. Bagian batang permukaannya halus dan memiliki satu tanda saja,
linea aspera, yaitu lekuk kasar untuk perlekatan beberapa otot.
e. Ujung bawah batang melebar ke dalam kondilus medial dan kondilus
lateral. Pada permukaan posterior, dua kondilus tersebut membesar
dengan fosa interkondilar yang terletak diantara keduanya. Area
triangular di atas fosa interkondilar disebut permukaan popliteal.
Pada permukaan anterior, epikondilus medial dan lateral berada di
atas dua kondilus besar. Permukaan articular halus yang terdapat di
antara kedua kondilus adalah permukan patellar, yang berbentuk
konkaf untuk menerima patella (tempurung lutut).
2. Tulang tungkai adalah tulang tibia media dan tulang fibula lateral
a. Tibia adalah tulang medial yang besar, tulang ini membagi berat
tubuh dari femur ke bagian kaki.
1) Bagian kepala tulang tibia melebar ke kondilus medial dan
lateral yang bebentuk konkaf untuk berartikulasi dengan
kondilus femoral.
2) Kartilago pipih berbentuk biji, kartilago semilunar (meniskus)
medial dan lateral (meniscus) berada di pinggir kondilus untuk
memperdalam permukaan articular.
3) Tonjolan interkondilar terletak di antara kedua kondilus.
4) Kondilus lateral menonjol untuk membentuk faset fibular, yang
menerima bagian kepala fibula.
5) Tuberositas tibial, yang berfungsi untuk tempat perlekatan
ligament patella, menonjol pada permukaan anterior yang tajam
dan melengkung ke bawah.
6) Krista tibia (anterior), lebih umum disebut tulang kering, adalah
punggung batang tulang dengan permukaan anterior yang tajam
dan melengkung ke bawah.
21
7) Ujung bawah tibia melebar untuk berartikulasi dengan tulang
talus pergelangan kaki. Maleolus medial adalah tonjolan yang
membentuk benjolan (mata kaki) pada sisi medial pergelangan
kaki.
b. Fibula adalah tulang yang paling ramping dalam tubuh, panjangnya
proporsional, dan tidak turut menopang berat tubuh. Kegunaan
tulang ini adalah untuk menambah area yang tersedia sebagai tempat
pelekatan otot pada tungkai.
1) Bagian kepala fibula berartikulasi dengan faset fibular di bawah
kondilus lateral tulang tibia.
2) Ujung bawah batang berartikulasi secara medial dengan takik
fibular pada tulang tibia, dan memanjang kearah lateral menjadi
maleolus lateral, seperti maleolus tibia lateral, dapat diraba di
pergelangan kaki.
3. Pergelangan kaki dan kaki tersusun dari 26 tulang yang diatur dalam tiga
rangkaian. Tulang tarsal menyerupai tulang karpal pergelangan tangan,
tetapi berukuran lebih besar; Tulang metatarsal juga menyerupai tulang
metacarpal tangan, dan falang pada jari kaki juga menyerupai falang jari
tangan.
Gambar 2.14 Ekstremitas Bawah4
22
Gambar 2.15 Pelvis4
Gambar 2.16 Femur4
23
Gambar 2.17 Tibia
Gambar 2.18 Fibula4
24
Gambar 2.19 Tulang Kaki4
Gambar 2.20 Tulang Kaki4
25
Gambar 2.21 Radiografi Pelvis4
Gambar 2.22 Radiografi Sendi Lutut4
26
Gambar 2.23 Radiografi Sendi Lutut4
2.2 Fisiologi
Sistem muskuloskeletal merupakan penunjang bentuk tubuh dan mengurus
pergerakan. Komponen utama dari sistem muskuloskeletal adalah tulang dan
jaringan ikat yang menyusun kurang lebih 25 % berat badan dan otot menyusun
kurang lebih 50%. Sistem ini terdiri dari tulang, sendi, otot rangka, tendon,
ligament, dan jaringan-jaringan khusus yang menghubungkan struktur-struktur
ini.2
Sistem skeletal dapat dibagi menjadi 2 bagian fungsional :
27
Tulang
Tulang adalah jaringan yang paling keras diantara jaringan ikat lainnya
yang terdiri atas hampir 50 % air dan bagian padat, selebihnya terdiri dari bahan
mineral terutama calsium kurang lebih 67 % dan bahan seluler 33%. Fungsi dari
tulang adalah sebagai berikut :2
• Penopang tubuh dan ronga-rongga vitalnya
• Proteksi struktur-struktur vital
• Dasar mekanis untuk gerakan (pengungkit)
• Simpanan untuk garam (misalnya, kalsium)
• Suplai kalsium sel-sel darah baru (dihasilkan oleh sumsum tulang)
Klasifikasi tulang3
• Tulang panjang berbentuk tubular (misalnya humerus pada lengan)
• Tulang pendek kuboidal dan hanya ditemukan pada pergelangan kaki (tarsus)
dan pergelangan tangan (carpus)
• Tulang pipih biasanya memberikan fungsi perlindungan (misalnya, tulang-
tulang karium yang melindungi otak)
• Tulang irregular (misalnya pada wajah) memiliki berbagai bentuk selain
panjang, pendek, atau pipih
• Tulang sesamoid (misalnya patella atau tempurung lutut) berkembang pada
tendo tertentu dan ditemukan pada di tempat tendo menyilang ujung tulang
panjang pada ekstremitas.
28
Sumsum tulang merupakan jaringan vascular dalam rongga sumsum
(batang) tulang panjang dan tulang pipih. Sumsum tulang merah terutama terletak
di sternum, ilium, vetebra dan rusuk pada orang dewasa, bertanggungjawab dalam
produksi sel darah merah dan putih. Pada orang dewasa tulang panjang terisi oleh
sumsum lemak kuning. Jaringan tulang mempunyai vaskularisasi yang baik.
Tulang kanselus menerima asupan darah melalui pembuluh metafis dan epifis.
Pembuluh periosteum mengangkut darah ke tulang kompak melalui kanal
volkman. Selain itu terdapat arteri nutrient yang menembus periosteum dan
memasuki rongga meduler melalui foramina (lubang-lubang kecil). Arteri nutrient
memasok darah ke sumsum tulang, Sistem vena ada yang keluar sendiri dan ada
yang mengikuti arteri.3
29
Osifikasi dimulai dari sel-sel mesenkim memasuki daerah osifikasi, bila
daerah tersebut banyak mengandung pembuluh darah akan membentuk osteoblas,
bila tidak mengandung pembuluh darah akan membentuk kondroblas.
Pembentukan tulang rawan terjadi segera setelah terbentuk tulang rawan
(kartilago). Mulva-mula pembuluh darah menembus perichondrium di bagian
tengah batang tulang rawan, merangsang sel-sel perichondrium berubah menjadi
osteoblas. Osteoblas ini akan membentuk suatu lapisan tulang kompakta,
perichondrium berubah menjadi periosteum. Bersamaan dengan proses ini pada
bagian dalam tulang rawan di daerah diafisis yang disebut juga pusat osifikasi
primer, sel-sel tulang rawan membesar kemudian pecah sehingga terjadi kenaikan
pH (menjadi basa) akibatnya zat kapur didepositkan, dengan demikian
terganggulah nutrisi semua sel-sel tulang rawan dan menyebabkan kematian pada
sel-sel tulang rawan ini.1
Kemudian akan terjadi degenerasi (kemunduran bentuk dan fungsi) dan
pelarutan dari zat-zat interseluler (termasuk zat kapur) bersamaan dengan
masuknya pembuluh darah ke daerah ini, sehingga terbentuklah rongga untuk
sumsum tulang.1
Pada tahap selanjutnya pembuluh darah akan memasuki daerah epiphise
sehingga terjadi pusat osifikasi sekunder, terbentuklah tulang spongiosa. Dengan
demikian masih tersisa tulang rawan dikedua ujung epifise yang berperan penting
dalam pergerakan sendi dan satu tulang rawan di antara epifise dan diafise yang
disebut dengan cakram epifise.1
Selama pertumbuhan, sel-sel tulang rawan pada cakram epifise terus-
menerus membelah kemudian hancur dan tulang rawan diganti dengan tulang di
daerah diafise, dengan demikian tebal cakram epifise tetap sedangkan tulang akan
tumbuh memanjang. Pada pertumbuhan diameter (lebar) tulang, tulang didaerah
rongga sumsum dihancurkan oleh osteoklas sehingga rongga sumsum membesar,
dan pada saat yang bersamaan osteoblas di periosteum membentuk lapisan-lapisan
tulang baru di daerah permukaan.1
30
Cartilago (tulang rawan)
Tulang rawan terdiri dari serat-serat yang dilekatkan pada gelatin kuat,
tetapi fleksible dan tidak bervasculer. Nutrisi melaui proses difusi gel perekat
sampai ke kartilago yang berada pada perichondium (serabut yang membentuk
kartilago melalui cairan sinovial), jumlah serabut collagen yang ada di cartilage
menentukan bentuk fibrous, hyaline, elastisitas, fibrous (fibrocartilago) memili
paling banyak serabut dan memiliki kekuatan meregang. Fibrus cartilage
menyusun discus intervertebralis articular (hyaline) cartilage halus, putih,
mengkilap, dan kenyal membungkus permukaan persendian dari tulang dan
berfungsi sebagai bantalan. Cartilago yang elastis memiliki sedikit serat dan
terdapat pada telinga bagian luar.2
Ligamen (simplay)
Ligamen adalah suatu susunan serabut yang terdiri dari jaringan ikat
keadaannya kenyal dan fleksibel. Ligament mempertemukan kedua ujung tulang
dan mempertahankan stabilitas. Contoh ligamen medial, lateral, collateral dari
lutut yang mempertahankan diolateral dari sendi lutut serta ligament cruciate
anterior dan posterior di dalam kapsul lutut yang mempertahankan posisi
anteriorposterior yang stabil. Ligament pada daerah tertentu melengket pada
jaringna lunak untuk mempertahankan struktur. Contoh ligament ovarium yang
melalui ujung tuba ke peritoneum.1,2
Tendon
Tendon adalah ikatan jaringan fibrous yang padat yang merupakan ujung
dari otot yang menempel pada tulang. Tendon merupakan ujung dari otot dan
menempel kepada tulang. Tendon merupakan ekstensi dari serabut fibrous yang
bersambungan dengan aperiosteum. Selaput tendon berbentuk selubung dari
jaringan ikat yang menyelubungi tendon tertentu terutama pada pergelangan
tangan dan tumit. Selubung ini bersambungn dengan membrane sinovial yang
menjamin pelumasan sehinggga mudah bergerak.2
31
Fascia
Fascia adalah suatu permukan jaringan penyambung longgar yang
didapatkan langsung di bawah kulit, sebagai fascia superficial atau sebagai
pembungkus tebal, jaringan penyambung fibrous yang membungkus otot, saraf
dan pembuluh darah. Yang demikian disebut fascia dalam.1
Bursae
Bursae adalah kantong kecil dari jaringna ikat di suatu tempat dimana
digunakan di atas bagian yang bergerak. Misalnya antara tulang dan kulit, tulang
dan tendon, otot-otot. Bursae dibatasi membrane sinovial dan mengandung
caiaran sinovial. Bursae merupakan bantalan diantara bagian-bagian yang
bergerak seperti olekranon bursae terletak antara prosesus olekranon dan kulit.1
Persendian
Sendi adalah tempat pertemuan dua atau lebih tulang. Tulang-tulang ini
dipadukan dengan berbagai cara misalnya dengan kapsul sendi, pita fibrosa,
ligamen, tendon, fasia atau otot. Dalam membentuk rangka tubuh, tulang yang
satu berhubungan dengan tulang yang lain melalui jaringan penyambung yang
disebut persendian. Pada persendian terdapat cairan pelumas (cairan sinofial).
Otot yang melekat pada tulang oleh jaringan ikat disebut tendon. Sedangkan,
jaringan yang menghubungkan tulang dengan tulang disebut ligamen.
Secara structural sendi dibagi menjadi: sendi fibrosa, kartilaginosa, sinovial. Dan
berdasarkan fungsionalnya sendi dibagi menjadi: sendi sinartrosis, amfiartrosis,
diarthroses.1.2.3
32
sendi kantong (gigi), dan sindesmosis (permukaan sendi dihubungkan oleh
membran).
33
ditemukan pada tulang rawan sendi sangat hidrofilik, sehingga memungkinkan
rawan tersebut mampu menahan kerusakan sewaktu sendi menerima beban berat.
Perubahan susunan kolagen dan pembentukan proteoglikan dapat terjadi setelah
cedera atau ketika usia bertambah.
Persendian yang bergerak bebas dan banyak ragamnya. Berbagai jenis
sendi sinovial yaitu sendi datar / sendi geser, sendi putar, sendi engsel, sendi
kondiloid, sendi berporos, dan sendi pelana / sendi timbal balik.Gerak pada sendi
ada 3 kelompok utama yaitu gerakan meluncur, gerkan bersudut / anguler, dan
gerakan rotasi.
Adapun pergerakan yang dapat dilakukan oleh sendi-sendi adalah fleksi,
ekstensi, adduksi, abduksi, rotasi, sirkumduksi dan Pergerakan khusus seperti
supinasi, pronasi, inversion, eversio, protaksio.
34
terjadi. Permukaan articular yang berlawanan berbentuk mirip suatu sadel
(yaitu, secara resiprokal konkaf dan konveks). Articulatio carpometacarpalia
pada dasar ibu jari adalah suatu articulation sellaris.
4. Articulatio ellipsoidea memungkinkan fleksi dan ekstensi serta abduksi dan
adduksi; oleh karena itu, articulation ellipsoidea juga biaksial. Namun,
gerakan pada satu bidang (sagittal) biasanya lebih besar (lebih bebas)
daripada gerakan terhadap yang lain. Sirkumduksi, lebih tertahan daripada
artculatio sellaris, juga mungkin terjadi. Contohnya adalah articulation
metacarpophalangealis (sendi buku jari).
5. Articulatio spheroidea memungkinkan gerakan pada banyak aksis dan bidang;
fleksi dan ekstensi, abduksi dan adduksi, rotasi medial dan lateral, dan
sirkumduksil oleh karena itu, articulation spheroidea merupakan sendi
multiaksial. Pada sendi yang sangat mobil ini, permukaan sferoidal satu
tulang bergerak di dalam socket yang lain. Contohnya adalah articulatio
coxae; pada sendi ini caput femoris sferis mengalami rotasi di dalam socket
yang dibentuk oleh acetabulum os coxae.
6. Trochoidea memungkinkan rotasi di sekitar aksis sentral; oleh karena itu,
sendi ini bersifat uniaksial. Pada sendi ini, tonjolan tulang yang bundar
berputar dalam suatu cincin. Contohnya adalah articulation atlantoaxialis
centralis; pada sendi ini, atlas (vertebra C1) berputar di sekitar tonjolan mirip
jari, dens (processus odontoideus) axis (vertebra C2) selama rotasi caput.
35
Gambar 2.25 Persendian3
Jaringan Penyambung
Jaringan yang ditemukan pada sendi dan daerah-daerah yang berdekatan
terutama adalah jaringan penyambung, yang tersusun dari sel-sel dan substansi
36
dasar. Dua macam sel yang ditemukan pada jaringan penyambung sel-sel yang
tidak dibuat dan tetap berada pada jaringan penyambung, seperti sel mast, sel
plasma, limfosit, monosit, leukosit polimorfonuklear. Sel-sel ini memegang
peranan penting pada reaksi-reaksi imunitas dan peradangan yang terlihat pada
penyakit-penyakit reumatik. Jenis sel yang kedua dalam sel penyambung ini
adalah sel yang tetap berada dalam jaringan seperti fibroblast, kondrosit,
osteoblas. Sel-sel ini mensintesis berbagai macam serat dan proteoglikan dari
substansi dasar dan membuat tiap jenis jaringan pemyambung memiliki susunan
sel yang tersendiri. Serat-serat yang didapatkan didalam substansi dasar adalah
kolagen dan elastin. Serat-serat elastin memiliki sifat elastis yang penting. Serat
ini didapat dalam ligament, dinding pembuluh darah besar dan kulit. Elastin
dipecah oleh enzim yang disebut elastase.1,2
Otot
Otot yang melekat pada tulang memungkinkan tubuh bergerak. Kontraksi
otot menghasilkan suatu usaha mekanik untuk gerakan maupun produksi panas
untuk mempertahankan temperature tubuh. Jaringan otot terdiri atas semua
jaringan kontraktil. Menurut fungsi kontraksi dan hasil gerakan dari seluruh
bagian tubuh otot dikelompokkan dalam :3
• Otot rangka (striadted / otot lurik).
Terdapat pada sistem skelet, memberikan pengontrolan pergerakan,
mempertahankan postur tubuh dan menghasilkan panas.
• Otot polos (otot visceral).
Terdapat pada saluran pencernaan, perkemihan, pembuluh darah. Otot ini
mendapat rangsang dari saraf otonom yang berkontraksi di luar kesadaran
• Otot jantung.
Hanya terdapat pada jantung dan berkontraksi di luar pengendalian.
37
Gambar 2.26 Otot3
2.3 Patofisiologi
Fraktur
Fraktur adalah kondisi medis di mana kontinuitas tulang patah. Jenis-jenis
fraktur adalah trauma berat, trauma spontan/patologik, trauma stress/fatigue. Sifat
fraktur adalah eksternal : tertebarak, jatuh, dan sebagainya, internal : kontraksi
otot yang kuat dan mendadak seperti serangan epilepsi, tetanus, renjatan listrik,
keracunan striknin, trauma ringan namun terus-menerus.5
Fraktur patologis adalah fraktur yang terjadi pada tulang yang
sebelumnya telah mengalami proses patologik, misalnya tumor tulang primer atau
sekunder, myeloma multiple, kista tulang, osteomyelitis, dan sebagainya.5
38
Fraktur stress disebabkan oleh trauma ringan tetapi terus-menerus,
misalnya fraktur march pada metatarsal, fraktur tibia pada penari balet, fraktur
fibula pada pelari jarak jauh, dan sebagainya.5
Pemeriksaan Radiologik
Bila secara klinis ada atau diduga ada fraktur, maka harus dibuat 2 foto
tulang yang bersangkutan. Sebaiknya foto anteroposterior (AP) dan lateral. bila
hanya 1 proyeksi yang dibuat, ada kemungkinan fraktur tidak dapat dilihat.5
39
Gambar 2.27 Tipe-tipe Fraktur5,6
40
Hal-hal yang haru diperhatikan pada pemeriksaan foto rontgen:
- Adakah fraktur, dimana lokasinya?
- Tipe (jenis) fraktur dan kedudukan fragmen
- Bagaimana struktur tulang
o Biasa ?
o Patologik ?
- Bila dekat / pada persendian :
o Adakah dislokasi ?
o Fraktur epifisis?
o Pelebaran sela sendi karena efusi ke dalam rongga sendi?
Komplikasi pada fraktur yang dapat dilihat pada foto roentgent, adalah:5
1. Osteomielitis : terutama pada fraktur terbuka.
2. Nekrosis avascular : hilangnya/terputusnya supply darah pada suatu bagian
tulang sehingga menyebabkan kematian tulang tersebut. Nekrosis avascular
sering terjadi pada kaput femoris yaitu fraktur kolum femoris, pada
navikulare manus, dan talus.
3. Non-union : biasanya karena imobilisasi tidak sempurna. Juga bila ada
interposisi jaringan di antara fragmen-fragmen tulang. Radiologis terlihat
adanya sclerosis pada ujung-ujung fragmen sekitar fraktur dan garis patah
menetap. Pembentukan kalus dapat terjadi sekitar fraktur, tetapi garis patah
menetap.
41
4. Delayed union : umumnya terjadi pada
• Orang-orang tua karena aktivitas osteoblast menurun
• Distraksi fragmen-fragmen tulang karena reposisi kurang baik, misalnya
traksi terlalu kuat atau fiksasi internal kurang baik
• Defisiensi vitamin C dan D
• Fraktur patologis
• Adanya infeksi
5. Mal-union : disebabkna oleh reposisi fraktur yang kurang baik, timbul
deformitas tulang.
6. Atrofi Sudeck : suatu komplikasi yang relatif jarang pada fraktut ekstremitas,
yaitu adanya disuse osteoporosis yang berat pada tulang distal dan fraktur
disertai pembengkakan jaringan lunak dan rasa nyeri.
Pada anak-anak, fraktur lengan bawah, sekitar siku, dan tungkai bawah
lebih banyak terjadi daripada pada orang dewasa. Banyak dari frakur ini tidak
lengkap (incomplete) dan kadang-kadang hanya menunjukkan tekukan pada
korteks yang dikenal sebagai greenstick fracture. Pada anak-anak penyembuhan
fraktur lebih cepat daripada orang dewasa dan pembetukan kalus sudah dapat
dilihat dalam beberapa hari. Remodeling sangat baik, deformitas berat karena
fraktur dapat dikoreksi dan bentuk tulang dapat normal kembali. Remodeling
lebih baik bila fraktur dekat ujung tulang daripada diafisis. Vertebra yang
mengalami fraktur kompresi juga dapat menunjukkan remodeling sempurna.
Tetapi remodeling tidak dapat mengoreksi : sisa deformitas karena rotasi, coxa
vara, fraktur pada tulang wajah.5
42
Jenis fraktur lain pada anak-anak adalah fraktur epifisis dengan separasi
(epiphyseal fracture separation). Pada fraktur ini ada kemungkinan fusi epifisis
tulang terjadi lebih awal (prematur) sehingga tulang tersebut menjadi lebih
pendek. Pada lengan hanya timbul efek ksometik, tetapi bila terjadi pada tungkai
bawah akan menyebabkan pincang. Klasifikasi fraktur epifisis dengan separasi
menurut Salter dan Harris, yaitu : remodeling setelah fraktur, penyembuhan
fraktur.5
43
b. Fraktur Smith : fraktur radius bagian distal dengan angulasi atau
dislokasi fragmen distal ke voler.
44
Gambar 2.30 Fraktur pada tulang scapoid9
Fraktur jenis ini sangat sukar dilihat karena garis fraktur sangat tipis dan
lebih mudah dilihat setelah beberapa hari. Hal ini karena trabekula yang letaknya
dekat garis fraktur diabsorbsi sehingga jarak antara kedua fragmen tulang lebih
lebar. Fraktur melalui pinggang (waist) tulang navikulare dapat menimbulkan
gangguan peredaran darah pada fragmen proksimal dan menimbulkan nekrosis
avascular.5
45
Fraktur metacarpal
Fraktur ini sering terjadi dan fraktur distal metacarpal V seringkali terjadi
setelah meninju.5
46
Gambar 2.32 Fraktur dislokasi siku11
47
• Kombinasi fraktur suprakondiler dan fraktur vertikal antara kedua
kondilus.
48
• Fraktur Galeazzi : fraktur radius bagian distal dengan dislokasi ulna
bagian distal.
49
Gambar 2.37 Fraktur Clavicula15
50
3. Dislokasi sendi bahu:
a. Dislokasi anterior (subkorakoid) :
Terlihat kaput humeri keluar dari fossa glenoidalis dan berada di bawah
prosesus korakoid.
51
Gambar 2.40 Dislokasi posterior (subakromial)18
52
IV. Fraktur Pelvis
- Biasanya karena kecelakaan lalu lintas atau pada pekerjaan industri
- Kelaianan pada jaringan lunak seringkali lebih serius / parah daripada
fraktur itu sendiri. Fraktur pelvis : Stabil dan Tidak stabil
53
Komplikasi fraktur pelvis
• Perdarahan yang bisa massif
• Ruptur buli-buli dan uretra
• Kadang-kadang ruptur rectum atau vagina (jarang).
Fraktur tulang sacrum kadang-kadang suka dilihat, terutama bila banyak udara
atau tinda dalam usus, sebaiknya dilakukan lavemen sebelum dibuat foto.5
54
2. Fraktur dislokasi sendi panggul :
Fraktur asetabulum dibagi menjadi 4 tipe, yaitu :
a) Fraktur rima posterior
b) Fraktur pars ilio-iskal
c) Fraktur transversal
d) Fraktur pars ilio-pubik
55
kollum femur biasanya sedikit. Penentuan konsolidasi terutama didasarkan
adanya kontinuitas trabekula melalui garis fraktur.
56
Gambar 2.46 Fraktur patella23
57
3. Fraktur tibia proksimal
− Fraktur kondilus medial atau lateral tibia (tibial plateu fracture)
− Fraktur avulsi dari eminensia interkondiloidea, biasanya dengan ruptur
ligament krusiatum anterior
58
Berat kelainan pada sendi dinyatakan dalam derajat I, II, dan III, sesuai
fraktur pada malleolus, termasuk bagian posterior tibia yang dianggap sebagai
malleolus posterior. Pada derajat I hanya terdapat fraktur pada satu malleolus,
derajat II terjadi fraktur pada kedua malleolus, dan seterusnya.5
Pemeriksaan radiologi yang dapat dilakukan pada trauma tulang beakang adalah :5
59
- CT Scan : melengkapi pemeriksaan konvensional untuk evaluasi yang lebih
detail atau melihat kelainan yang tidak dapat diihat pada pemeriksaan
konvensional
- MRI : melengkapi pemeriksaan konvensional untuk evaluasi yang lebih detail
atau melihat kelainan yang tidak dapat diihat pada pemeriksaan konvensional,
misalnya kelainan pada medulla spinalis.
Foto terpenting adalah foto lateral dengan pasien berbaring dan sinar
horizontal. Biasanya segmen bawah tulang leher (CVI-CVII) tertutup oleh bahu.
Untuk mengatasi hal ini bahu direndahkan dengan cara menarik kedua lengan
penderita ke bawah. Proyeksi oblik dapat menambah informasi tentang keadaan
pedikel, foramina intervertebral dan sendi apofiseal. Bila keadaan pasien lebih
baik, sebaiknya dibuat :5
− Foto AP, termasuk dengan mulut terbuka untuk melihat CI dan CII
− Foto lateral
− Foto oblik kanan dan kiri
60
3) Flexion tear drop fracture dislocation
Tenaga fleksi murni ditambah komponen kompresi menyebabkan
robekan pada ligament longitudinal anterior disertai fraktur avulsi
pada bagian antero-inferior korpus vertebra. Lesih tidak stabil.
Tampak tulang servikal dalam fleksi :
- Fragmen tulang berbentuk segitiga pada bagian antero-inferior
korpus vertebra.
- Pembengkakan jaringan lunak pravertebral
4) Wedge fracture
Vertebra terjepit sehingga berbentuk baji. Ligament longitudinal
anterior dan kumpulan ligame posterior utuh sehingga lesi ini
bersifat stabil
5) Clay shoveler’s fracture
Fleksi tulang leher di mana terdapat kontraksi ligament posterior
tulang leher mengakibatkan terjadinya fraktur oblik pada prosesus
spinosus, biasanya terjadi pada CVI – CVII stsu TH1.
o Fleksi-rotasi
Terjadi dislokasi interfacetal pada satu sisi. Lesi stabil walaupun
terjadi kerusakan pada ligament posterior termasuk kapsul sendi
apofiseal yang bersangkutan. Tampak dislokasi anterior korpus
vertebra. Vertebra yang bersangkutan dan vertebra
proksimalnya dalam posisi oblik, sedangkan vertebra distalnya
tetap dalam posisi lateral.
o Hiperekstensi
1. Fraktur dislokasi hiperekstensi
Dapat terjadi fraktur pedikel, prosesus artikularis, lamina
dan prosesus spinosus. Frakur avulsi korpus vertebra bagian
postero-inferior. Lesi tidak stabil karena terdapat kerusakan
pada elemen posterior tulang leher dan ligament yang
bersangkutan.
61
2. Hangman’s fracture
Terjadi fraktur arkus bilateral dan dislokasi anterior CII
terhadap CIII
o Ekstensi-rotasi
Terjadi fraktur pada prosesus artikularis satu sisi
o Kompresi vertikal
Fraktur ini terjadi akibat dierukannya tenaga trauma melalui
kepala, kondilus oksipitalis, ke tulang leher.
1. Bursting fracture dari atlas (Jefferson’s fracture)
2. Bursting fracture vertebra servikal tengah dan bawah
Pemeriksaan radiologi rutin untuk trauma tulang belakang torakal dan lumbal
adalah proyeksi AP dan lateral. fraktur vertebra torakal bagian atas dan tengah
jarang terjadi, kecuali bila trauma berat atau ada osteoporosis. Karena kanalis
spinal di daerah ini sempit, Maka sering disertai kelainan neurologik. Mekanisme
trauma biasanya bersifat kompresi atau trauma langsung. Pada kompresi terjadi
fraktur kompresi vertebra, sedangkan pada trauma langsung dapat timbul fraktur
elemen posterior vertebra, korpus vertebra dan iga didekatnya. Pada fraktur
kompresi tampak korpus vertebra berbentuk baji pada foto lateral.5
62
torakolumbal dan lumbal, mekanisme trauma dapat bersifat fleksi, ekstensi, rotasi,
atau kompresi vertikal. Trauma fleksi adalah trauma yang paling sering dan
menimbulkan fraktur kompresi.5
Trauma rotasi paling sering terjadi pada vertebra torakolumbal (TX-L1) dan
dapat menimbulkan fraktur dislokasi disebabkan karena kerusakan pada elemen
posterior vertebra. Pengendara mobil yang memakai sabuk pengaman dapat
mengalami seat-belt injury (Chance fracture) di daerah lumbal bila kendaraan
yang melaju cepat mendadak direm. Trauma vertebra terjadi karena fleksi tulang
belakang dan menyebabkan kerusakan pada elemen posterior vertebra.5
63
IX. Trauma tengkorak
Trauma pada tengkorak dapat berupa :5
1) Fraktur impresi (depressed fracture)
Biasanya disertai kerusakan jaringan otak dan pada foto terlihat
sebagai garis atau 2 garis sejajar dengan densitas tinggi pada tulang
tengkorak. Penting untuk membuat foto tangensial untuk konfirmasi dan
untuk menentukan dalamnya impresi.
2) Fraktur linier
Fraktur ini harus dibedakan dengan sutura dan pembuluh darah.
Pada foto, fraktur ini terlihat sebagai garis radiolusen, paling sering di
daerah parietal. Garis fraktur biasanya lebih radiolusen daripada
pembuluh darah dan arahnya tidak beraturan.
64
Gambar 2.52 Fraktur linier27
Osteoartritis (OA)
Osteoarthritis merupakan gangguan pada sendi yang ditandai
dengan perubahan patologis pada struktur sendi tersebut yaitu berupa
degenerasi tulang rawan/kartilago hialin. Hal tersebut disertai dengan
peningkatan ketebalan dan sklerosis dari subchondral yang bisa
disebabkan oleh pertumbuhan osteofit pada tepian sendi, peregangan kapsul
artikular, synovitis ringan pada persendian, dan lemahnya otot-otot yang
menghubungkan persendian. 28
65
Etiologi osteoarthritis belum diketahui secara pasti, namun faktor
biomekanik dan biokimia sepertinya merupakan faktor terpenting dalam
proses terjadinya osteoarthritis. Faktor biomekanik yaitu kegagalan
mekanisme protektif, antara lain kapsul sendi, ligamen, otot-otot
persendian, serabut aferen, dan tulang-tulang. Kerusakan sendi terjadi
multifaktorial, yaitu akibat terganggunya faktor-faktor protektif tersebut.
Osteoarthritis juga bisa terjadi akibat komplikasi dari penyakit lain seperti gout,
rheumatoid arthritis, dan sebagainya.28
66
Perubahan arsitekstur sendi dan stress inflamasi memberikan pengaruh pada
permukaan articular menjadikan kondisi gangguan yang progresif.
Gambaran Radiologi
• 0 - Tidak ada
• 1 - Diragukan
• 2 - Minimal
• 3 - Sedang
• 4 – Parah
67
A. Grade 1 : meragukan, dengan gambaran sendi normal, tampak osteofit
minimal
Gambar 2.54 Derajat OA32
Gout Arthritis
Gout disebabkan oleh adanya kristal monosodium urat monohidrat di
ruang sendi dan jaringan lunak yang dapat mengakibatkan nyeri sendi yang
ditandai dengan episode nyeri berulang dan peradangan sendi. Semua pasien
dengan gout memiliki hiperurisemia, tetapi serangan gout tidak disebabkan oleh
kadar asam urat tetapi oleh perubahan akut pada kadar asam urat. Gout primer
berhubungan dengan ekskresi asam urat yang kurang atau kelebihan produksi
asam urat, yang sering dikaitkan dengan kelebihan makanan atau terlalu sering
mengonsumsi alkohol dan sindrom metabolik. Gout sekunder berkaitan dengan
obat atau kondisi yang menyebabkan hiperurisemia, seperti penyakit
68
mieloproliferatif dan pengobatannya, gangguan kulit hiperproliferatif, defek
enzimatik, dan gagal ginjal.
Pemeriksaan laboratorium
Pada gambaran roentgent akan terlihat gambaran opak, Punch out lesion.
69
Ciri radiografi rheumatoid arthritis adalah:
- Pembengkakan jaringan lunak
o Fusiform dan periarticular; merupakan kombinasi efusi sendi, edema dan
tenosinovitis
o Ini bisa menjadi temuan radiografi awal
- Osteoporosis: awalnya juxta-artikular, dan kemudian digeneralisasi
- Penyempitan ruang sendi: simetris atau konsentris
- Erosi marginal
Osteomielitis
Osteomielitis adalah infeksi pada tulang. Tulang yang sering terkena
adalah femur bagian distal, tibia bagian proksimal, humerus, radius, dan ulna
bagian proksimal dan distal, serta vertebra. Penyebab paling sering adalah
staphylococcus, penyebab lain adalah streptococcus, pneumococcus, salmonella,
70
jamur, dan virus. Infeksi dapat terjadi secara hematogen (dari fokus yang jauh
seperti kulit, tenggorok), kontaminasi dari luar (fraktur terbuka, tindakan operasi
pada tulang), perluasan infeksi jaringan ke tulang di dekatnya.5
71
BAB III
KESIMPULAN
72
DAFTAR PUSTAKA
1. Guyton AC, Hall JE. 2011. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi ke-12.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
2. Sherwood L. 2015. Fisiologi manusia: dari sel ke sistem. Edisi ke-9.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
3. Sloane E. 2003. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: EGC.
4. Pulsen, Friedrich; Waschke, Jens. 2013. "Sobotta : Atlas of Human
Anatomy, Internal Organs". Sobotta Atlas of Human Anatomy, Vol. 2,
15th ed., English/Latin. London : Urban & Fischer.
5. Rasad, S. 2005. Radiologi Diagnostik. Edisi ke-2. Jakarta: Badan Penerbit
FK UI.
6. Aotrauma. 2018. AO/OTA Fracture and Dislocation Classificaton
Compendium. Switzerland : AO Foundation.
7. Seymour, T. 2017. Colles Fracture: What You Need to Know.
Medicalnewstoday.com.
8. Chang, et al. 2013. Early Clinical Experience with Resorbable poly-
5D/95L-lactide (PLA95) Plate System for Treating Distal Radius
Fracture.
9. Scaphoid Fracture. Revolvy.com
10. Faust. K., Leversedge. F.J. 2018. Hand Fractures. Orthoinfo.aaos.org.
11. Irianto, Hidayatullah. 2017. Medial Condyle Fracture pada Anak-anak.
Jurnal Kesehatan Andalas
12. Tomori. Y. et al. 2017. Intercondylar Fracture of the Distal Humerus in a
7-year-old Child. Semanticscholar.org.
13. Alaydrus, M. M. 2017. Fraktur Monteggia : Tantangan Klinisi dalam
Menghadapi Fraktur Dislokasi yang Sering Misdiagnosis. Jurnal
Kedokteran Unram.
14. Luijkx, et al. 2019. Galeazzi Fracture-Dislocation. Radiopedia.org
15. Muniraj, S. 2019. Communicated Clavicular Fracture. Radiopedia.org
16. Thurston, M. et al. 2019. Acromioclavicular Injury. Radiopedia.org
73
17. Shah, V. et al. 2019. Anterior Shoulder Dislocation. Radiopedia.org
18. Murph, A. et al. 2019. Posterior Shoulder Dislocation. Radiopedia.org
19. Bell, D. J. et al. Proximal Humeral Fracture. Radiopaedia.org
20. Hip Dislocation. Orthoinfo.aaos.org
21. LeBLANC, et al. 2014. Hip Fracture: Diagnosis, Treatment, and
Secondary Prevention. American Family Physician.
22. Thurston M, et al. 2019. Femoral neck fracture. Radiopaedia.org
23. Ahnl. 2019. Patella Fracture. Orthobullets.com
24. Daym. 2018. Distal Femur Fracture. Orthobullets.com
25. Singh, A.P. Proximal Tibia Fractures or Fractures of Upper Third of
Tibia. Boneandspine.com
26. Sorrentiono S. 2019. Impression Fracture of the Skull. Radiopaedia.org
27. Ciurea, A. V. et al. 2011. Traumatic Brain Injury in Infants and Toddlers
0-3 years old. Researchgate.net
28. Felson, David T. 2012. Osteoarthritis : Harrison’s Principles Of
Internal Medicine. Ed 18. The McGraw-Hill Companies.
29. Soeroso J, Isbagio H, et al. 2014. Osteoarthritis : Buku Ajar Ilmu Penyakit
dalam. Ed 6. Jakarta : Interna Publishing.
30. Arden N, Blanco F J, Bruyere O, et al. 2018. Atlas of Osteoarthritis. Ed 2.
London : Springer Helathcare.
31. Arthritis of the Knee. Orthoinfo.aaos.org.
32. Campbell. 2019. Osteoarthritis. teachmesurgery.com
33. Smelser, C. D. et al. 2017. Gout Imaging. emedicine.medscape.com
34. Hacking, C. et al. 2019. Rheumatoid Arthritis (Musculoskeletal
Manifestations). Radiopedia.org
35. Jin, T. Y. et al. 2019. Osteomyelitis. Radiopedia.org
74