OLEH :
Syakira Dwi Aprilia (72242222167)
Yusi Nahaarika Wulandari (72242222174)
Instruktur:
MARELLA,SST., MKM
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan hidayahNya, kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Makalah ini disusun dengan harapan
harapan dapat dijadikan sebagai bahan ajar untuk Mata Kuliah Anatomi dengan judul materi
anatomi Tulang Tengkorak.
Pada kesempatan ini tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam pembuatan makalah ini. Kami menyadari keterbatasan kami selaku penulis,
oleh karena itu demi pengembangan kreativitas dan penyempurnaan buku ajar ini, kami
mengharapkan saran dan masukan dari pembaca maupun para ahli, baik dari segi isi, istilah serta
pemaparannya. semoga Allah SWT membalas budi baik semua pihak yang telah memberi
kesempatan, dukungan dan bantuan dalam menyelesaikan makalah ini. Akhir kata, semoga
makalah ini dapat memberi manfaat bagi para pembaca, Aamiin.
Kelompok 2
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari pembuatan makalah iniadalah
mengetahui susunan saraf pusat pada manusia.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Tengkorak
Tulang tengkorak menurut, Evelyn C Pearce (2008) merupakan struktur tulang yang
menutupi dan melindungi otak, terdiri dari tulang kranium dan tulang muka. Tulang
kranium terdiri dari 3 lapisan :lapisan luar, etmoid dan lapisan dalam. Lapisan luar dan
dalam merupakan struktur yang kuat sedangkan etmoid merupakan struktur yang
menyerupai busa. Lapisan dalam membentuk rongga/fosa; fosa anterior didalamnya
terdapat lobus frontalis, fosa tengah berisi lobus temporalis, parientalis, oksipitalis, fosa
posterior berisi otak tengah dan sereblum.
Gambar 2. Lapisan cranium
Kerangka atau tulang tengkorak ini melindungi kepala dan organ-organ dalam
kepala.Bagian-bagian tengkorak adalah:
1. Os Frontalis (tulang dahi) berjumlah 1 buah
Tulang ini membentuk atap tengkorak (kalvarium), samping tengkorak serta dahi
dan rongga mata (kavum orbita) bagian atas.
2. Os Parietalis (tulang ubun-ubun) berjumlah 2 buah Tulang ini membentuk
bagian kanan dan kiri atap tengkorak dan samping tengkorak.
3. Os Oksipitalis (tulang belakang kepala) berjumlah 1 buah Tulang ini
membentuk belakang kepala. Pada os oksipitalis terdapat lobang yang disebut
Foramen magnum, tempat masuk masuknya ruas-ruas tulang belakang.
4. Os Temporalis (tulang pelipis) berjumlah 2 buah Tulang ini membentuk bagian
samping tengkorak bersama-sama dengan os Frontalis, os Parietalis dan os
Sfenoidalis.
5. Os Sfenoidalis (tulang tulang baji) berjumlah 1 buah Tulang berbentuk
kelelawar dengan 3 pasang sayap ini menyusun bagian tengah dari dasar
tengkorak (basis kranii) bersama-sama dengan os Etmoidalis, os Frontalis, os
Oksipitalis dan os Temporalis.
6. Os Ethmoidalis (tulang tapis) berjumlah 1 buah Tulang ini terletak pada atap
hidung terjepit di antara kedua kavum orbita dan membentuk bagian depan dari
dasar tengkorak (basis kranii) bersama-sama dengan os Sfenoidalis, os Frontalis,
os Oksipitalis dan os Temporalis
A. Anatomi dasar kepala (Carnium)
a. Tulang kepala (Os karnium)
1) Gubah tengkorak yang terdiri dari tulang-tulang seperti:
a) Os frontal (tulang dahi)
b) Os parietal (tulang ubun-ubun)
c) Os occipital (tulang kepala bagian belakang)
2) Dasar tengkorak yang terdiri dari tulang seperti:
a) Os sefanoidalis (tulang baji) tulang yang terdapat di tengah-tengah dasar
Bagian posterior kedua os parietale bersama sutura saggitalis dapat dilihat dari
atas. Di bawah, os parietale bersendi dengan pars squamosaossis occipitalis pada sutura
lambdoidea, Pada masing-masing sisi, os occipitale bersendi dengan os temporale. Di
garis tengah os occipitale terdapat peninggian permukaan dasar yang disebut
protuberantia occipitalis externa, yang merupakan tempat perlekatan otot dan ligamentum
nuchae. Di kiri kanan protuberantia terdapat linea nuchae superior yang terbentang ke
lateral, ke os temporale
E. Pandangan superior cranium
Di anterior, os frontale bersendi dengan kedua os parietal pada sutura coronalis.Kadang
kadang kedua belahan os frontale gagal berfusi, meninggalkan sutura metatopica
di garis tengah. Di belakang, kedua os parietale bersendi pada sutura saggitalis.
F. Pandangan inferior cranium
Tingkat keparahan kerusakan tulang tengkorak berbeda-beda, tergantung pada kekuatan benturan
dan jenis benda yang menyebabkan cedera, serta lokasi terjadinya cedera kepala.
A. Berikut adalah beberapa jenis patah tulang (fraktur) tengkorak yang bisa terjadi:
Fraktur tertutup
Fraktur tertutup dapat terjadi ketika tulang tengkorak mengalami keretakan, tetapi kulit yang
melapisi tulang masih utuh, tidak terjadi lecet maupun luka terbuka.
Fraktur terbuka
Berbeda dengan fraktur tertutup, patah tulang tengkorak terbuka diikuti oleh kerusakan kulit di
tempat terjadinya retakan. Bahkan, kadang tulang yang patah terlihat atau muncul dari robekan
kulit.
Fraktur dasar tengkorak atau basis carnii
Kerusakan jenis ini terjadi di dasar tulang tengkorak atau pada bagian tulang di sekitar mata,
telinga, hidung, atau bagian belakang tengkorak yang dekat dengan tulang belakang. Cedera ini
sering diikuti robekan selaput otak dan merupakan salah satu jenis cedera tulang tengkorak yang
paling fatal.
C. Beberapa gejala yang dapat muncul saat terjadi patah tulang tengkorak adalah:
Operasi
Prosedur operasi mungkin dilakukan untuk memperbaiki susunan tulang tengkorak. Pada prosedur
operasi, dokter dapat menggunakan pin, pelat, atau sekrup untuk menahan tulang tengkorak agar
tetap stabil.
Selain untuk tulang tengkorak, operasi juga dapat dilakukan untuk mengatasi cedera pada otak,
saraf, atau pembuluh darah.
Patah tulang tengkorak dapat dicegah dengan mengenakan pelindung kepala saat berkendara atau
berolahraga, seperti bersepeda atau panjat tebing, maupun menggunakan alat pelindung saat
bekerja. Tak hanya itu, Anda juga perlu menggunakan sabuk pengaman saat mengendarai mobil.
Jika Anda mengalami benturan di kepala yang disertai dengan gejala patah tulang tengkorak,
seperti sakit kepala hebat, sesas napas, dan batuk berdarah, datang ke pusat kesehatan atau IGD
terdekat. Dokter akan melakukan pemeriksaan dan penanganan sesuai dengan kondisi Anda
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan maka dapat disimpulkan, Tengkorak atau cranium tersusun atas
beberapa tulang yang saling bersendi yang tidak bergerak yang disebut sutura. Calvaria adalah
bagian atas dari cranium, dan basis crania adalah bagian paling bawah dari cranium. Pada bagian
calvaria terdapat berbagai macam tulang yaitu os frontale, os parieal, os occipital, os temporal, os
sphenoidale dan os ethmoidale.
Sedangkan tulang-tulang wajah terdiri atas os zygomaticum, maxilla, os nasale, os
lacrimale, vomer, os palatinum, dan concha nasalis inferior. Cranium memiliki sutura-sutura,
diantaranya adalah sutura saggitalis, sutura occipitalis, sutura lambdoidea, sutura
occipitomastoidea, sutura parietomastoidea dan sutura coronalis. Foramen yang terdapat dalam
cranium yaitu foramen jugulare,, foramen magnum, foramen stylomastoideum, foramen
spinosum, foramen lacerum, foramen ovale, foramen palatine majus dan minus, foramen
caecum, foramen rotundum, dan foramen mastoideum.
DAFTAR PUSTAKA
Snell S. Richard. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran Edisi 6. Jakarta: EGC. 2006
Aisyah, Santi Nursamsiyah. 2013. Sistem saraf pada manusia. Sekolah Tinggi Farmasi Bandung
Heryati, Euis dan Nur Faizah. 2008. “Psikologi Faal”, Diktat Kuliah. Fakultas Ilmu Pendidikan
UPI.
Price, Sylvia Anderson dan Lorraine McCarty Wilson. 2005. Patofisiologi: Konsep Klinis
Proses-Proses Penyakit; alih bahasa, Brahm U. Pendit, dkk; editor edisis bahasa Indonesia,
Huriawan Hertanto, dkk. Volume 2. Edisi 6. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Sloane, Ethel. 2012. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula; alih bahasa, James Veldman, editor
edisi bahasa Indonesia, Palupi Widyastuti. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.