Anda di halaman 1dari 58

BAB II

PEMBAHASAN

A. SISTEM SKELETAL (TULANG KERANGKA)

Skelet atau kerangka adalah rangkaian tulang yang mendukung dan melindungi
beberapa organ lunak, terutama dalam tengkorak dan panggul. Susunan skelet
(kerangka) merupakan salah satu unsur sistem penegak dan penggerak.

Karakteristik Tulang Kerangka

1. Tulang panjang
Setiap tulang panjang terdiri atas bagian batang dan dua bagian ujung. Pada
bagian tengah tulang panjang terdapat diafise dan ujungnya disebut epifise.
Tulang panjang bekerja sebagai alat ungkit dari tubuh dan
memungkinkannya bergerak.
2. Tulang atap kepala
Tulang atap kepala terdiri atas 2 lapisan, yaitu substansi kompakta tubula
eksterna (lapisan luar) dan substansi kompakta tubula interna (lapisan
dalam).

Gamabar 1.1 tengkorak wajah

2
Rangka Tulang Kepala

Kranium (tulang tengkorak) dibentuk oleh potongan tulang yang saling bertautan
membentuk kerangka kepala. Tulang-tulang yang membentuk kranium adalah
sebagai berikut :

1. Kerangka Otak (neuro kranium)

Terdiri atas sejumlah tulang yang menyatu pada sendi tak bergerak disebut
sutura. Tulang tengkorak dapat dibedakan menjadi kranium dan wajah, yang
terdiri atas lamina eksterna dan lamina interna dipisahkan oleh lapisan
spongeosa.

Gubah tengkorak (Klavilaria)

Pada permukaan dalam klavaria terdapat sutura (koronalis, sagitalis dan


lamboidea) sedangkan pada garis tengah terdapat alur sagital dangkal yang
menampung sinus sagitalis superior.

Os Frontale

Melengkung ke bawah membentuk margo superior orbita. Pada tulang ini


dapat dilihat adanya arkus supersiliaris dan insisura foramen supra orbita,
dibedakan atas 3 bagian :

a. Squama frontalis (bagian atas)


- Fasies eksterna menghadap ke luar
- Fasies interna frontalis menghadap ke dalam.
b. Pars nasalis
c. Pars ortalis

3
gambar 1.2 kerangka kepala depan dan belakang

Gambar 1.2 kerangka kepala depan dan belakang

4
Os Parientale

Dibentuk oleh tulang pipih segi empat di atas kranium terdapat :

a. Fasies eksterna : permukaan luar os parietal yang menonjol tuber parietal, pada
bagian lateral terdapat dua garis lengkung yang berjalan sejajar yaitu linea
temporalis superior dan linea tempo ralis inferior
b. Fasies interna : permukaan dalam menghadap ke otak terdapat sulkus yang
terbentuknya sesuai dengan tonjolan permukaan meningen.

Os Oksipitale

Os oksipitalis dibagi atas 3 bagian :

a. Pars basilaris : bagian depan foramen magnum berbentuk tonjolan memanjang


berhubungan dengan os spenoidalis
b. Pars lateralis : bagian samping kiri dan kanan magnum.
c. Pars squamosa ossis oksipitalis : tulang pipih berbentuk trapesium, pinggir
tulang disebut margo lumboidea sebelah atas, margo mastoid sebelah bawah,
batas antara keduanya terdapat sulkus transversus yang terletak pada fasies
interna.

Os Temporale

Os temporale terdapat ruang / saluran antara lain :

a. Kavum timpani : rongga os temporalis berhubungan keluar melalui meatus


akustikus eksternus.
b. Kanalis karotikus : menghubungkan foramen karotikum eksternumdan
foramen karotikum internum.
c. Kanalis fasialis : mulai dari pars akustikus internus os temporale dilanjutkan ke
meatus akustikus internus.
d. Kanalis nervus fasialis : mulai dari fundus meatus akustikus internus sebelah
atas menuju ke arah lateral di atas alat pendengar sampai batas kavum timpani
membelok ke belakang menuju ke bawah dan berakhir pada foramen stilo
mastoideus.

5
gambar 1.3 tulang tengkorak pandangan samping

6
Dasar Tengkorak (Basis Kranii)
Os Spenoidale

Terdiri atas korpus ossis spenoidale di tengah tengah kedua pasang sayap kiri
dan kanan, sebelah depan atas sayap kecil dan sebelah belakang bawah sayap
besar. Sayap kecil mempunyai taju menuju ke bawah disebut prosesus
pterigoideus. Bagian tengah mempunyai lekuk yang disebut sella tursika (pelana
turki) yaitu tempat kelenjar hipofisis.

Os Ethmoidale

Os ethmoidale terdiri atas :

a. Lamina kribosa : membentuk dasar tengkorak, terdapat lubang halus tempat


saraf pembau (nervus olfaktorius), pada permukaan atas terdapat balung
(kristagali) untuk pegangan selaput otak.
b. Lamina perpendikularis : sebuah tulang tapis tegak lurus pada lamina kribrosa
menuju ke bawah membentuk sekat rongga hidung
c. Lamina papyrase : membentuk dinding orbita (lekuk mata) bagian medial
labirinthus ethmoidalis membentuk beberapa bagian yang menonjol dalam
rongga hidung.

7
Gambar 1.4 dasar tengkorak pandangan inferior

8
Gambar 1.5 dasar tengkorak pandangan superior

9
Tengkorak Wajah (spankno kranium)
Bagian Hidung :

Os lakrimale

Berbentuk segiempat membentuk dinding medialis orbita dan bagian lain


membentuk rongga hidung. Bagian depan terdapat prosesus frontalis maksilaris
dan bagian belakang lamina papyrasea ossis etmoidalis, melekat pada os frontale
dan di bawah korpus maksilaris.

Os Nasale

Terdiri atas dua keping tulang kecil berbentuk trapesium dan mempunyai empat
sisi yang merupakan tulang batang hidung.

a. Margo superior : tulang pendek yang berhubungan dengan os frontale


b. Margo inferior : menghubungkan rawan hidung dengan kartilago
c. Margo lateralis eksterna : berhubungan dengan prosesus nasalis lateralis
d. Margo medialis interna : terdapat krista longtudinalis sepanjang pinggir bagian
dalam berhubungan dengan lamina pendikularis ossis etmoidalis membentuk
septum hidung.

Os Konka nasale

Menyerupai karang melengkung ke arah medialis, tepi atas melekat pada krista
konka nasalis ossis maksilaris dan ossis palatina. Bagian tengah terdapat pintu
sinus maksilaris disantrum higmori membentuk kanalis lakrimalis.

Bagian Rahang :

Os maksilaris

Merupakan dua buah tulang menjadi satu yang terdiri atas 5 bagian :

a. Korpus maksilaris : berbentuk kubus, terdapat rongga udara yang disebut sinus
maksilaris berhubungan dengan udara luar melalui pintu yang disebut hiatus
maksilaris.
b. Prosesus frontalis : tonjolan pada sudut media anterior korpus maksilaris
berhubungan dengan os frontalis ke atas dan os ke bawah medial.
c. Prosesus zigomatikus : berhubungan dengan os zigomatikum membentuk pipi.
d. Prosesus alviolaris : membentuk lengkung dan mempunyai lubang di ujungnya
untuk perlengketan dengan gigi.
e. Prosesus palatinum : tonjolan bagian medial bawah korpus maksilaris
membentuk sutura palatina. Pada pinggir atas sutura palatina terdapat krista
nasalis anterior.

10
Os zigomatikum

Merupakan tulang pipi yang terdiri atas dua buah tulang kiri dan kanan, bagian-
bagiannya adalah :

a. Fasies orbitalis : mempunyai lubang kecil yaitu foramen orbita dan terdapat
permukaan saluran kecil menuju lateral kemudian bercabang menjadi foramen
zigomatikum fasialis dan foramen zigomatiko temporalis
b. Fasies temporalis : dataran yang berhubungan dengan bagian samping
tengkorak
c. Fasies maksilaris : dataran yang berhubungan dengan tulang rahang atas.

Os Palatum

Os palatum merupakan bagian horizontal dan bagian vertikal lamina


perpendikulus :

a. Lamina horizontal ossa palatina kiri dan kanan : melekat dalam sutura palatina
membentuk palatum durum, sedangkan bagian depan melekat pada tepi
belakang prosesus palatinus maksilae dan membentuk sutura palatina
transversa.
b. Perpendikularis : melekat pada bagian belakang korpus maksilaris (fasies
maksilaris).
c. Lamina horizontalis ossis palatinus : merupakan lanjutan sutura palatina
membentuk palatum durum bagian belakang.
d. Lamina perpendikularis ossis palatinus : mempunyai sulkus pterigo palatinus,
bagian yang agak menonjol disebut prosesus maksilaris.

Os Mandibularis

Os mandibular berbentuk huruf L dan merupakan garis horizontal. Tulang ini


terdiri atas korpus mandibular dan ramus mandibular.

11
Gambar 1.6 tulang tengkorak posisi anterior

12
Ekstremitas Superior
Gelang bahu : persendian yang menghubungkan lengan dengan badan.

Tulang tulang Ekstremitas Superior

Os Skapula (Tulang Belikat)

Os skapula terletak sebelah posterior gelang bahu, merupakan tulang berbentuk


segitiga, pipih, dan mempunyai 2 permukaan (fasies), 3 sudut (angulus), dan 3
pinggir tulang (margo).

a. Margo vertebralis : pinggir tengah sejajar dengan tulang belakang.


b. Margo superior : pinggir atas hampir mendatar.
c. Margo aksilaris : merupakan sisi sebelah luar.

Os Klavikula (Tulang Selangka)

Os klavikula bentuknya menyerupai huruf S. Lengkung medialis lebih besar


menuju ke depan sedangkan lengkung lateralis lebih kecil mengarah ke
belakang. Bagian ujung medial berhubungan dengan sternum disebut
ekstremitas sternalis dan terdapat tonjolan kecil dinamakan tuberositas kostalis
untuk mengikat ligamentum kosta klavikular. Bagian lateral berhubungan
dengan akromion (ekstremitas akrominalis) dan terdapat tuberositas kostalis
dan sulkus subklavikula.

13
Gambar 1.7 tulang skapula dan klavikula

14
Os Humerus (Tulang Lengan Atas)

Os humerus memiliki bongkol sendi yang berhubungan dengan kaput humeri


pada skapula. Pada bagian inferior terdapat kolumna humeri yang dibawahnya
terdapat tuberkulum mayor dan di bagian lateral terdapat tuberkulum minor, di
antara keduanya terdapat sulkus intertuberkularis.

Gambar 1.8 tulang humerus

15
Os Ulma (Tulang Hasta)

Tulang panjang berbentuk prisma terletak sebelah medial lengan bawah sejajar
dengan radius dan mempunyai 2 ekstremitas.

a. Ekstremitas proksimal ulnaris : mempunyai insisura semilinaris persendian


dengan trokhlea humeri, di bagian belakang ujung terdapat benjolan disebut
olekranon sedangkan pada tepi distal dari insisura semilunaris ulna terdapat
prosesus koronoideus.
b. Ekstremitas distalis ulna : kapitulum ulna mempunyai prosesus stiloideus
ulna.

Os Radius (Tulang Pengumpil)

Os radius terletak di sebelah lateralis dari ulna dan mempunyai dua ujung
(ekstremitas).

a. Ekstremitas proksilis : lebih kecil terdapat pada kaput radii yang terletak
melintang, bagian sebelah atas mempunyai persendian dengan humeri.
b. Ekstremitas distalis radii : lebih lebar dan agak rata daripada bagian dorsalis
dan dapat ditemui alur (sulkus) M. Ekstensor karpi radialis.

Gambar 1.9 tulang radius dan ulna

16
Os Karpalia

Os karpalia terdiri atas 8 tulang yang dibagi dalam 2 deretan.

a. Deretan proksimal dari radialis ke arah ulnaris


- Os Navikulare (tulang berbentuk kapal)
- Os Lunatum (tulang berbentuk bulan)
- Os Triquitrum (tulang bersudut tiga)
- Os Fisiformis (tulang berbentuk kacang)

b. Deretan distalis dari radialis ke arah ulnaris


- Os Multangulum mayus (tulang bersudut besar)
- Os Multangulum minus (tulang bersudut)
- Os Kapitatum (tulang berkepala)
- Os Hamatum (tulang berkait)

Ossa Metakarpalia (Tulang Telapak Tangan)

Ossa metakarpalia terdiri atas lima tulang metakarpalia dan setiap tulang
mempunyai basis dan diafise korpus pada bagian tengah. Kelima tulang
tersebut adalah os metakarpal I V, pada dasarnya mempunyai permukaan
sendi berpelana.

Falangus (Tulang Jari Tengah)

Falangus terdiri atas tulang pipa pendek dan banyaknya 14 buah dibentuk
dalam 5 bagian tulang yang saling berhubungan dengan metakarpalia
perantaraan persendian. Setiap jari mempunyai 3 ruas kecuaili ibu jari hanya
mempunyai 2 ruas. Bagian ekstremitas proksimal agak rata, korpus distalis
agak lengkung ke arah folaris, dan ujung-ujung distalis mempunyai bongkol
sendi seperti tabung melintang. Ruas jari terakhir mempunyi tuberositas yang
ditutupi oleh kuku.

17
Gambar 1.10 tulang telapak tangan dan jari

18
Tulang Kerangka Dada

Tulang kerangka dada terdiri atas:

Kolumna Vertebralis (ruas tulang belakang)

Dibentuk oleh 33 buah os vertebra yang tersusun dari atas ke bawah mulai dari
leher sampai ke tulang ekor.

a. Vertebra servikalis (tulang leher) 7 ruas.


b. Vertebra torakalis (tulang punggung) 12 ruas.
c. Vertebra lumbalis (tulang pinggang) 5 ruas.
d. Vertebra sakralis (tulang kelangkang) 5 ruas.
e. Vertebra koksigialis (tulang ekor) 4 ruas.

Satu ruas tulang belakang terdiri atas:

1. Badan ruas
2. Lengkung ruas
a. Prosesus spinosus (taju duri)
b. Prosesus transversus (taju sayap)
c. Prosesus artikularius (taju penyendi)
3. Artikus vertebra
4. Foramina intervertebralis

Gambar 1.11 tulang atlas dan aksis

19
Gambar 1.12 bagian ruas tulang belakang

20
Bagian-bagian dari Ruas Tulang Belakang

Vertebra Servikalis (Tulang Leher)

1. Atlas: merupakan vertebra servikalis I, tidak mempunyai korpus dan


prosesus spinosus.
2. Aksia (prosesus odontoid): merupakan vertebra servikalis ke II terdapat
diatas korpus atas yang menyatu dengan aksis yang memungkinkan kepala
bisa berputar ke kiri dan ke kanan.
3. Prosesus prominan: prosesus yang paling panjang, mempunyai transversus
besar, sedangkan foramen prosesusnya kecil.

Vertebra Torakalis

Ukurannya agak besar dan korpusnya (badan ruas) berbentuk jantung. Foramen
vertebra relatif kecil dan bulat, prosesus spinosus panjang dan melengkung ke
bawah. Prosesus transversus bersendi dengan tuberkulum kosta dan prosesus
artikularis superior.

Vertebra Lumbalis

Badan ruas tiap vertebra lumbalis berbentuk ginjal, foramen vertebra lumbalis
berbentuk segitiga, prosesus transversus panjangdan langsing, prosesus
spinosus berbebtuk segiempat, pendek, dan rata mengarah lurus ke belakang.
Fasies prosesus artikularis superior menghadap ke medial dan fasies artikularis
inferior menghadap ke lateral.

21
gambar 1.13 ruas tulang belakang

22
Vertebra Sakralis

Merupakan 5 ruas tulang yang bergabung menjadi satu membentuk sebuah


tulang. Batas anterior bersendi dengan lumbal ke V, batas inferior agak sempit
bersendi dengan os koksigis, dan bagian lateral sakrum bersendi dengan os
koksa membentuk artikulasio sakro iliaka. Tepi anterior dan superior sakrum I
menonjol ke depan sebagai margo posterior, apartura pelvis superior sebagai
promontorium sakralis, dan foramen vertebralis membentuk kanalis sakralis
lamina sakral IV dan V.

Vertebra Koksigialis

Vertebra koksigialis terdiri atas empat ruas yang membentuk segitiga kecil
yang bersendi dengan ujung bawah sakrum tetapi kecuali vertebra koksigis
pertama.

Gambar 1.14 tulang sakrum dan kokgis

23
Os Kosta (Tulang Iga)

Os kosta terdiri atas 12 pasang tulang yang dibagi dalam 3 bagian.

a. Kosta Vera (Iga Sejati 1-7)

Memounyai perlengketan tulang dada dengan perantaraan sendi jumlahnya


7 pasang. Iga ke 1 dapat diraba tetapi bagian rawan iga dan bagian lain
ditutupi oleh klavikila, iga ke 2 bagian depan melekat pada angulus sterni,
dan iga ke 7 melekat pada persambungan korpus sterni dengan prosesus
sipoideus.

b. Kosta Spuria (Igaa Tidak Sejati 8-10)

Melekat pada sternum dengan perantaraan rawan iga yang terdapat di


atasnya disebut kosta spuria affiksa, berhubungan dengan tulang dada
dengan perantaraan tulang rawan dari tulang iga sejati ke 7.

c. Kosta Fluitantes (Iga Melayang 11-12)

Tulang iga pendek tidak menempel pada garis tengah atau tidak mempunyai
hubungan dengan tulang dada. Pada orang tua, rawan iga berubah menjadi
tulang keras. Tiap iga terdiri atas kapitulum kullum (kaput kostae) dan
korpus kostae. Kapitulum mempunyai fasies artikularis untuk berhubungan
dengan korpus vertebra.

Os Sternum (Tulang Dada)

Mempunyai bentuk seperti keris, terdiri atas:

a. Manubrium Sterni : pada tepi atas di tengahnya mempunyai insisura


jugularis, bagian lateral terdapat lekuk sendi yang berhubungan dengan
klavikula disebut insisura klavikularia, di bawah lekuk manubrium sterni
terdapat rawan kosta I disebut insisura kostalis.
b. Korpus Sterni : merupakan bagian yang terbesar dari tulang dada,
membentuk persendian dengan tulang tulang iga.
c. Prosesus Sipoideus : bagian ujung dari tulang dada pada bayi masih terbuat
dari tulang rawan yang memiliki bentuk agak tipis dan runcing.

24
Gambar 1.15 tulang kerangka dada

25
Ekstremitas Inferior

Os Koksa (Tulang Panggul)

Tulang panggul terdiri atas dua kiri dan kanan, melekat satu sama lain digaris
medianus persambungan tulang rawan yang disebut simpisis oseum pibis
sehingga terbentuk gelang panggul yang disebut singulum ekstremitas inferior.

Os Sakrum dibentuk oleh tulang-tulang sebagai berikut.

a. Os ileum (tulang usus)


Linea akuarta terletak pada permukaan dalam os ileum, selain itu juga
terdapat lekuk besar yang disebut fossa iliaka.

Gambar 1.16 tulang kerangka panggul

26
b. Os Ischii (Tulang Duduk)

Os ischii terdiri atas korpus ossis ischii menuju ke bawah membuat sudut
dengan ramus inferior ossis ischii. Dibelakang asetabulum korpus ossis ischii
mempunyi taju yang tajam disebut spina iskiadika. Pada spina iskiadika
terdapat insisura iskiadika mayor dan di bawahnya terdapat spina iskiadika
minor.

c. Os Pubis (Tulang Kemaluan)

Antara pubis kiri dan pubis kanan terdapat tulang rawan yang disebut simpisis
pubis. Diantara os pubis dan os iskii terdapat lubang yang besar disebut
foramen obturatum. Tepi atasnya mempunyai lekuk sulkus obturatorius.

27
Os Femur (Tulang Paha)

Pada ujung proksimal terdapat kaput femoris yang bulat sesuai dengan mngkok
sendi (asetabulum).

Os Patela (Tulang Tempurung Lutut)

Os sesamoideum yang besar didalam artikulatio genu. Bentuk tulang ini berupa
segitiga yang sudutnya bulat dan berbentuk seperti tulang pipih.

Gambar 1.17 tulang femoris anterior posterior

28
Tibia (Tulang Kering)

Ujung proksimal os tibia mempunyai dua bongkol yaitu kondilus medialis dan
kondilus lateralis. Pada bagian depan eminentia terdapat lekuk fosa
interkondiloid posterior, selain itu juga terdapat tonjolan disebut tuberositas
tibia.

Fibula (Tulang Betis)

Fibul terdiri atas kapitulum fibula yang melekat pada bagian belakang atas
tibia, ujung distal yang menonjol dinamakan maleolus lateralis, puncak
kapitulum fibula dinamakan apeks kapitula fibula.

Gambar 1.18 tulang tibia dan fibula

29
Os Tarsalia (Pangkal Kaki)

Os tarsalia dihubungkan dengan tungkai bawah oleh sendi pergelangan kaki,


terdiri atas :

a. Talus : berhubungan dengan tibia dan fibula terdiri atas kaput talus,
kolumna talus, dan korpus talus.
b. Kalkaneus : terletak di bawah talus, permukaan atas bagian medial terdapat
tonjolan yang dinamakan sustentakulum tali, di bawahnya terdapat sulkus
muskular flexor halusis longis.
c. Navikulare : pada bagian medial terdapat tonjolan yang dinamakan
tuberositas ossis navikulare pedis, permukaan sendi belakang berhubungan
dengan os kunaiformi I, II, dan III.
d. Os kuboideum : permukaan proksimal mempunyai fasies artikularis untuk
kalkaneus, permukaan distal mempunyai 2 permukaan untuk metatarsal IV
dan V.
e. Os kunaiformi, terdiri atas :
- Kunaiformi lateralis
- Kunaiformi intermedialis
- Kunaiformi medialis

Os Metatarsalia

Os metatarsalia mempunyai 5 buah tulng metatarsal I, II, III, IV, dan V. Bentuk
kelima tulang ini hampir sama yaitu bulat panjang. Bagian proksimal dari
masing-masing tulang agak lebar disebut basis ossis matatarsale.

30
Gambar 1.19 tulang pergelangan kaki

31
Os Falang Pedis

Os falang pedis merupakan tulang-tulang pendek. Falang I terdiri atas 2 ruas


yang lebih besar daripada yang lainnya. Falang II, III, IV, dan V mempunyai 3
ruas lebih kecil dan lebih pendek dibandingkan falang I.

Pada kaki terdapat 4 buah lengkungan :

a. Lengkung medial : dari belakang ke depan kalkaneus


b. Lengkung lateralis : dibentuk oleh kalkeneus kuboidea dengan dua tulang
metatarsalia
c. Lengkung longitudinal : lengkung melintang metatarsal dibentuk oleh tulang
tarsal
d. Lengkung tranversal anterior : dibentuk oleh kepala tulang metatarsal
pertama dan kelima.

Gambar 1.20 lengkung telapak kaki

32
B. SISTEM PERSENDIAN
Sendi (artikulasi) adalah pertemuan dua buah tulang atau beberapa tulang
kerangka.

Klasifikasi Sendi

a. Sendi pelana : permukaan sendi ini hampir datar. Misalnya persendian


yang terdapat pada bahu yaitu sendi pelana art. Sternovklavikular dan
art.akromio klavikular.
b. Sendi engsel : permukan bundar pada sendi ini berhubungan dengan
tulang yang lain sehingga gerakan hanya dalam satu bidang dan dua arah
misalnya sendi siku dan sendi lutut.
c. Sendi kondiloid : permukaan sendi berbentuk konveks seperti sendi
engsel tapi bergerak dengan dua bidang dan empat arah (fleksi, ekstensi,
abduksi, dan adduksi)
d. Sendi elipsoid : permukaan sendi berbentuk konveks elips sehingga
pergerakan dpat dilakukan, tetapi rotasi tidak bisa dilakukan, misalnya
sendi ibu jari.
e. Sendi peluru : sendi gerakan yang dapat diberikan ke seluruh arah dengan
pergerakan sangat bebas, misalnya sendi bahu dan sendi panggul.
f. Sendi Pasak : pada sendi ini terdapat pasak yang dikelilingi cincin
ligamentum bertulang sehingga hanya satu gerakan yang dapat dilakukan
yaitu rotasi misalnya tulang atlas.

33
Sendi Berdasarkan Tipenya

a. Sendi fibrus (sinartrosis) : sendi yang tidak bergerak sama sekali, seperti
- Sutura
- Syndesmosis

Gambar 1.21 sutura syndesmosis

34
- Komposis

Gambar 1.22 komposis

- Schindrosis

Gambar 1.23 schindrosis

35
b. Amfiartosis : sendi yang pergerakannya sedikit karena komponen sendi
tidak cukup.
c. Diartrosis (sendi sinovial) : sendi dengan pergerakan bebas. Permukaan
sendi diliputi oleh lapisan tipis rawan hialin dipisahkan rongga sendi.
Rongga sendi dibatasi oleh membran sinovial yang terletak dari pinggir
permukaan sendi ke permukaan sendi yang lain.

Gambar 1.24 sendi sinovial

36
Sendi Anggota Gerak Atas

Gambar 1.25 struktur sendi anggota gerak atas

37
Sendi Pergelangan Bahu

Gambar 1.26 Sendi Pergelangan Bahu

38
Sendi Siku (Artikulatio Kubiti)

Gambar 1.27 Sendi Siku

39
Sendi Lengan Bawah dan Tangan

Gambar 1.28 Lengan Bawah dan Tangan

40
Persendian Tungkai Atas dan Lutut (Artikulatio Genu)

Menghubungkan permukaan ujung tulang distal os femur dengan permukaan


ujung proksimal tibia yaitu antara kondilus medialis dan lateralis ossis femur
dengan fasies artikularis superior ossis tibia, di depan sendi ini juga terdapat
patela.

Gambar 1.29 Persendi Tungkai Atas dan Lutut

41
Sendi Anggota Gerak Bawah

Gambar 1.30 Struktur Sendi Anggota Gerak Bawah

42
C. OTOT KERANGKA
Otot rangka adalah otot lurik yang terikat pada tulang atau fasia yang
membentuk daging dari anggota badan dan dinding tubuh.

Otot Kepala

1. Otot kulit kepala


2. Otot hidung
3. Otot celah mata
4. Otot telinga sebelah luar
5. Otot lidah
6. Otot langit
7. Otot tenggorokan
8. Otot faring

Otot Leher

1. Otot leher bagian depan


2. Otot leher bagian belakang (M. Suboksipitalis)

Gambar 1.31 Otot Kepala dan Leher

43
Otot Bahu

1. M. Deltoideus
2. M. Supraspinatus
3. M. Infraspinatus
4. M. Teres minor
5. M. Teres mayor
6. M. Subskapularis

Gambar 1.32 Otot Bahu

44
Otot otot Ekstremitas Atas
1. Otot dorsal lengan atas
a. M. Trisep brakii
b. M. Ankoneus

2. Otot ventral lengan atas


a. M. Bisep brakii
b. M. Korakobrakialis
c. M. Brakialis

3. Otot radial lengan bawah


a. M. Brakioradialis
b. M. Ekstensor karpi radialis longus
c. Ekstensor karpi radialis brevis

4. Otot dorsal lengan bawah kelompok superfisial


a. M. Ekstensor digitorum
b. M. Ekstensor digiti minimi
c. M. Ekstensor karpi ulnaris

5. Otot dorsal lengan bawah kelompok dalam ulnaris


a. M. Ekstensor polisis longus
b. M. Ekstensor indisis

6. Otot dorsal lengan bawah kelompok dalam radial


a. M. Abduktor polisis longus
b. M. Ekstensor polisis brevis
c. M. Palmaris brevis

7. Otot otot jari


a. M. Abduktor digiti minimi
b. M. Fleksor digiti minimi
c. M. Abduktor polisis brevis
d. M. Fleksor polisis brevis
e. M. Abduktor polisis
f. Interossei dorsalis
g. M. Interosei palmaris

45
Gambar 1.33 Otot Lengan Atas

46
Gambar 1.34 Otot Lengan Bawah dan Jari

47
Otot otot Punggung
1. Otot punggung luar
a. M. Trapezius
b. M. Latisimus dorsi
c. M. Rumboideus
d. M. Levator skapula

2. Otot spino kostale


a. M. Serratus posterior superior
b. M. Serratus posterior inferior

3. Permukaan traktus lateralis otot punggung


a. M. Iliokostalis
b. M. Longisimus
c. M. Spinalis

4. Lapisan profundus (traktus medialis) M. Transvero spinalis


a. M. Semispinalis
b. M. Rotatores
c. M. Intertransversarii
d. M. Levatores kostarum (brevis dan lungus)

5. Permukaan servikal otot puggung


a. M. Splenius kapitis
b. M. Splenius servisis

Gambar 1.35 Otot Punggung

48
Gambar 1.36 Punggung Bagian Dalam

49
Otot otot Dada
1. M. Pektoralis mayor
2. M. Pektoralis minor
3. M. Subklavius
4. M. Serratus anterior
5. M. Interkostalis eksterni
6. M. Interkostalis interni
7. M. Sub kostalis
8. M. Transversus torasikus

Gambar 1.37 Otot Dada dan Punggung

50
Dinding Rongga Perut
1. M. Rektus abdominis
2. M. Piramidalis
3. M. Obligus eksternus abdominis
4. M. Obligus internus abdominis
5. M. Transversus abdominis
6. M. Kremaster
7. M. Diaphragmatikus
8. M. Quadratus lumborum

Gambar 1.38 Otot Perut dan Pinggang

51
Otot otot Pelvis
1. M. Piriformis
2. M. Obturatorius
3. M. Levator ani
4. Spingter ani eksternus
5. M. Koksigeus
6. M. Pubo rektalis (Pars levator ani)
7. Otot urogenital pria
8. Otot urogenital wanita

Gambar 1.39 Otot Panggul dan Paha Belakang

52
Otot-otot Ekstremitas Bawah
1. Otot koksa dorsal
a. M. Gluteus Maksimus
b. M. Gluteus Medius
c. Gluteus minimus
d. M. Tensor fasialatae
e. M. Piriformif
f. M. Aduktor internus
g. M. Gemelus superior dan inferior
h. M. Quadratus femoris

2. Otot permukaan ventral pangkal femur


a. M. Ilio psoas
- M. Iliakus
- M. Psoas mayor
- M. Psoas minor
- M. Sartorius

b. Otot permukaan venter femur


- M. Rektus femoris
- M. Vastus
- M. Artikularis genu

3. Adduktor femur
a. M. Pektineus
b. M. Adduktor longus
c. M. Adduktor brevis
d. M. Adduktor magnus
e. M. Adduktor minus
f. M. Grasilis
g. M. Obtorator eksternus

4. Otot-otot fleksor femur


a. M. biseps femoris
b. M. semi tendinosus
c. M. semi membranosus

53
5. Otot-otot ventral kruris
a. M. tibialis anterior
b. M. ekstensor halusis longus
c. M. ekstensor digitorum longus
d. M. peroneus fibularis tertius

6. Otot-otot kruris lateralis


a. M. peroneus fibularis longus
b. M. peroneus fibularis brivis

Gambar 1.40 Otot Tungkai Belakang Dalam

54
7. Otot-otot supervisial kruris dorsal
a. M. triseps surae
b. M. plantaris
c. M. popliteus

8. Otot-otot kruris profunda lateralis


a. M. tibialis posterior
b. M. fleksor digitorum longus
c. M. fleksor lalusis longus

9. Otot-otot dorsalis pedis


a. Ekstensor digitorum brevis
b. M. ekstensor halusis brevis
c. M. interosei dorsalis I-IV
d. M. interosei plantaris I-III
e. Otot-otot ibu jari kaki
f. Otot kelingking kaki

55
Gambar 1.41 Otot Tungkai Bagian Bawah

56
Gambar 1.42 Otot Posisi Depan

57
Gambar 1.43 Otot Posisi Belakang

58
DAFTAR PUSTAKA

Dynamic Human Anatomy 2.0

Hamill J, Knutzen KN. 2009. Biomechanical Basis of Human Movement. 3rd ed.
Lippincott Williams & Wilkins.

Hamilton N, Weimar W & Luttgens K.2008. Kinesiology. Scientific Basis of


Human Movement. 11th ed. McGraw-Hill Companies.

Marieb EN, Mallat J. 2001. Human Anatomy. 3rd ed. Benjamin Cummings.

Tortora, JG & Derricson BH.2009. Priciples of Anatomy and Physiology.

Syaifuddin. 2009. Anatomi Tubuh Manusia. Jakarta : Salemba Medika

59

Anda mungkin juga menyukai