Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Urine terbentuk setelah melalui proses penyaringan darah di ginjal.
Darah masuk ginjal melalui pembuluh nadi ginjal. Ketika berada di dalam
membrane glomenulus, zat-zat yang terdapat dalam darah (air, gula, asam
amino dan urea) merembes keluar dari pembuluh darah kemudian masuk
kedalam simpai/kapsul bowman dan menjadi urine primer. Proses ini disebut
filtrasi.
Urine primer dari kapsul bowman mengalir melalui saluran-saluran
halus (tubulus kontortokus proksimal). Di saluran-saluran ini zat-zat yang
masih berguna, misalnya gula, akan diserap kembali oleh darah melalui
pembuluh darah yang mengelilingi saluran tersebut sehingga terbentuk urine
sekunder. Proses ini disebut reabsorpsi.
Urine sekunder yang terbentuk kemudian masuk tubulus kotortokus
distal dan mengalami penambahan zat sisa metabolism maupun zat yang tidak
mampu disimpan dan akhirnya terbentuklah urnine sesungguhnya yang
dialirkan ke kandung kemih melalui ureter. Proses ini disebut augmentasi.
Apabila kandung kemih telah penuh dengan urne, tekanan urine pada dinding
kandung kamih akan menimbulkan rasa ingin buang air kecil atau kencing.
Urine mengandung zat padat sebesar 4 persen dan 96 perse air. Zat-zat
padat yang ada dalam urine adalah sebagai berikut :
a. Urea, air dan ammonia sebagai sisa perombakan protein
b. Zat warna empedu yang member warna kuning pada urine
c. Zat-zat yang berlebihan dalam darah misalnya vitamin, sisa obatan,
hormone dan zat kimia yang berasal dari makanan.
d. Garam-garaman khususnya garam dapur.

1
Banyaknya urine yang dikeluarkan dari dalam tubuh seseorang yang
normal sekitar 5 liter setiap hari. Factor yang mempengaruhi pengeluaran urine
dari dalam tubuh tergantung dari banyaknya ar yang diminum dan keadaan
suhu apabila suhu udara dingin, pembentukan urine meningkat sedangkan jika
suhu panas, pembentukan urine sedikit.
Pada saat kita minum banyak air, kelebihan air akan dibuang melalui
ginjal. Oleh karena itu jika banyak minum akan banyak mengeluarkan urine.
Warna urine setiap orang berbeda-beda. Warna urine biasanya dipengaruhi
oleh jenis makanan yang dimakan, jenis kegiatan atau dapat pula disebabkan
oleh penyakit. Namun biasanya warna urine normal berkisar dari warna bening
warna kuning pucat.

B. Runusab Masalah
1. Bagaimanakah anatomi sistem urinaria ?
2. Bagaimanakah proses pembentukan urin ?

C. Tujuan
Untuk mengetahui anatomi sistem perkemihan untuk mengetahui proses
pembentukan urine dan kandungan yang terdapat dalam urine.

2
BAB II
Pembahasaan

Anatomi Sistem Urinaria dan


Proses Pembentukan Urine

I. Pengertian
Urinaria adalah suatu sistem dimana terjadinya proses penyaringan
darah sehingga darah bebas dari zat zat yang tidak tidak dipergunakan oleh
tubuh dan menyerap zat zat yang masih dipergunakan oleh tubuh.

II. Susunan system urinaria


Sistem perkemihan terdiri dari :
dua ginjal (ren) yang menghasilkan urin.
dua ureter yang membawa urin dari ginjal ke vesika urinaria (kandung
kemih).
satu vesika urinaria (VU), tempat urin dikumpulkan.
satu urethra, urin dikeluarkan dari vesika urinaria.

A. Ginjal
1. Letak dan tampilan:
Terletak di bagian belakang kavum abdominalis di belakang peritorium
pada kedua sisi vertebra lumbalis III, melekat langsung pada dinding belakang
abdomen. Berbentuk seperti biji kacang,panjangnya 6 sampai 7,5 sentimeter,
dan tebal 1,5 sampai 2,5 sentimeter,beratnya pada orang dewasa kira-kira 140
gram, jumlahnya ada 2 buah kiri dan kanan, ginjal kiri lebih besar dari ginjal
kanan, dan pada umumnya ginjal laki laki lebih panjang dari ginjal wanita.

3
2. Struktur Ginjal :
Ginjal terbungkus oleh kapsula renalis yang terdiri dari jaringan fibrus
berwarna ungu tua, lapisan luar terdapat lapisan korteks, dan lapisan sebelah
dalam bagian medulal berbentuk kerucut yang disebut renal piramid,puncak-
puncaknya langsung mengarah ke hilum dan berakhir di kalises, yang terdiri
dari lubang-lubang kecil disebut papila renalis. Garis-garis yang terlihat pada
piramid disebut tubulus.

Bagian Ginjal :
a. Jaringan Ikat Pembungkus
Fasta Renal (Pembungkus terluar).
Lemak Perirenal (Jaringan adipose yang terbungkus Fasia Ginjal).
Kapsul Fibrosa (Membran halus transparan yang langsung
membungkus Ginjal).
b. Hilus adalah tingkat kecekungan tepi medial Ginjal.
c. Kaliks adalah Organ atau rongga berbentuk mangkok.
d. Papilla renalis adalah Ujung pyramid ginjal yang tumpul.
e. Sinus Ginjal adalah rongga berisi lemak yang membuka pada hilus.
f. Pelvis Ginjal adalah perluasan ujung proksimal ureter.
g. Parenkim Ginjal adalah jaringan ginjal yang menyelubungi struktur sinus
ginjal:
Medula terdiri dari piramida ginjal dan papila.
Korteks tersusun dari tubulus dan pembuluh darah Nefron.
h. Lobus Ginjal terdiri dari satu piramipa ginjal.
i. Ureter adalah fibromuskuler yang mengalirkan urin dari ginjal ke
kandung kemih.

3. Fungsi Ginjal terdiri dari :


a. Ginjal memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksis.
b. Mempertahankan suasana keseimbangan cairan.

4
c. Mempertahankan keseimbangan garam-garam dan zat-zat lain dalam
tubuh.
d. Mengeluarkan sisa-sisa metabolismes hasil akhir dari protein ureum,
krein dan amonik
e. Mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan tubuh
f. Pengaturan kosentrasi ion-ion penting
g. Menghasilkan hormone Eritopoetin yang beredar dalam tubuh.
h. Pengatur produksi Sel Darah Merah
i. Pengatur tekanan darah

B. Struktur Nefron

5
Struktur halus ginjal terdiri atas banyak nefron yang merupakan satuan-
satuan fungsional ginjal. Diperkirakan ada 1.000.000 nefron dalam setiap ginjal
1. Glomerulus gulungan kapiler yang dikelilingi kapsul Epitel berdinding
ganda disebut Kapsul Bowman.
a.Lapisan Viseral
Pedikel (kaki kecil).
Filtration Slits (pori-pori dari celah).
Barier Filtrasi Glomerular terdiri dari : Endotelium Kapiler, Membran
Dasar, Filtration Slits.
b. Lapisan Parietal.
2. Tubulus Kontortus Proksimal terdapat sel-sel epitel kuboit yang kaya akan
mikrovilus.
3. Tubulus Kontroktus Distal membentuk segmen terakhir Nefron.
4. Tubulus dan Duktus Pengumpul Tubulus ini akan mengalir ke sejumlah
Tubulus Kontrortus Distal membentuk Duktus Pengumpul besar yang
lurus.
5. Apparatus jukstaglomerular berdekatan atau dekat dengan glomerulus
ginjal.

Suplai Darah :
Arteri Renalis Percabangan Aorta Abdomen yang mensuplai masing-
masing ginjal dan masuk ke Hilus melalui cabang Anterior dan Posterior.
Cabang Anterior dan Posterior Arteri Renalis membentuk Arteri-
arteriInteriobaris yang mengalir diantara Piramida Ginjal.
Arteri Arkuarta Berasal dari Arteri Interlobaris pada area pertemuan
antara Korteks dan Medula.
Arteri Interlobaris Merupakan percabangan arteri arkuarta di sudut kanan
dan melewati Korteks.
Arteriol Aferen Berasal dari Arteri Interlobaris yang membentuk
Glomerulus.

6
Kapiler Peritubular Yang mengelilingi Tubulus Proksimal dan Distal untuk
memberi Nutrien pada Tubulus.
Kapiler Peritubuler mengalir kedalam Vena Korteks yang kemudian
membentuk Vena Interlobaris.

C. URETER

7
Ureter adalah saluran fibromuskular yang mengalirkan urin dari ginjal
ke kandung kemih. Sebagian terletak dalam rongga abdomen dan sebagian
terletak dalam rongga pelvis. Terdiri dari 2 saluran pipa, masing-masing
bersambung dari ginjal ke kandung kemih (vesika urinaria). Lapisan dinding
ureter terdiri dari :
a. Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)
b. Lapisan tengah lapisan otot polos
c. Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa

D. Vesika Urinaria(Kandung Kemih)

8
Kandung kemih terletak dibelakang simfisis pubis, didalam rongga panggul.
Bentuknya seperti kerucut yang dikelilingi oleh otot yang kuat, berhubungan
dengan ligamentum vesika umbilikalis medius. Dapat mengembang dan
mengempis seperti balon karet.

Bagian vesika urinaria terdiri dari :


a. Fundus, yaitu bagian yang menghadap ke arah belakang dan
bawah.
b. Korpus , yaitu bagian antara verteks dan fundus.
c. Verteks, yaitu bagian yang berhubungan dengan ligamentum vesika
umbilikalis.

Dinding kandung kemih terdiri dari lapisan :


a. Lapisan sebelah luar (peritoneum)
c. Lapisan otot (tunika muskularis)
d. Tunika submukosa
e. Lapisan bagian dalam (lapisan mukosa)

9
Peredaran darah vesika urinaria :
Umbilikalis distal arteri vesikalis superior Vena anyaman Pembuluh
limfe duktus limfatikus (sepanjang arteri umbilikalis).
Persarafan vesika urinaria
Diatur oleh torako lumbal dan cranial dari system persarafan otonom.

E. Uretra
Uretra merupakan saluran membranosa sempit yang berpangkal pada
kandung kemih yang berfungsi menyalurkan air kemih dari kandung kemih
keluar tubuh.

Uretra pada pria

10
Berjalan berkelok-kelok melalui tengah-tengah prostate kemudian menembus
lapisan fibrosa yang menembus tulang pubis ke bagian penis. Digunakan
sebagai tempat pengaliran urine dan system reproduksi

Uretra pada pria terdiri dari :


a. Uretra prostatia
b. Uretra membranosa
c. Uretra kavernosa

Lapisan uretra pria terdiri dari :


a. Lapisan mukosa (lapisan paling dalam)
b. Lapisan submukosa

Uretra pada wanita


Terletak dibelakang simfisis pubis, berjalan miring sedikit kearah atas. Hanya
berfungsi sebagai tempat menyalurkan urine ke bagian luar tubuh.

Lapisan uretra wanita terdiri dari :


a. Tunika muskularis (lapisan sebelah luar)
b. Lapisan spongeosa
c. Lapisan mukosa (lapisan sebelah dalam)

III. Pembentukan dan Ekskresi Kemih

A. Urine (Air Kemih)


Sifat fisik air kemih terdiri dari :
1. Jumlah ekskresi dalam 24 jam 1.500 cc tergantung dari pemasukan
(intake) dan factor lainnya.
2. Warna : Bening kuning muda, tergantung dari kepekatan, diet, obat-obatan
dan sebagainya, dan bila dibiarkan akan menjadi keruh.

11
3. Bau : Khas air kemih, bila dibiarkan lama akan berbau amoniak.
4. Berat jenis : 1,015-1,020.
5. Reaksi : Asam, bila lama-lama menjadi alkalis juga tergantung dari pada diet.
Komposisi air kemih terdiri dari:
1. Air, kira-kira 95-96%
2. Larutan (4%) :
a. Larutan organic : Protein asam urea, ammonia, kreatin, dan uric acid.
b. Larutan anorganik : Natrium (sodium), klorida, kalium (potasium),
sulfat, magnesium, dan fosfor, elektrolit, kalsium, NH3, bikarbonat.
3. Pigmen (bilirubin, urobilin)
4. Toksin
5. Hormon

B. Proses Pembentukan urine :


Arteri renalis darah (sel darah dan plasma darah) urin ginjal

Ada 3 tahap pembentukan urin :


1. Proses filtrasi di glomerulus
Filtrasi darah terjadi di glomerulus, dimana jaringan kapiler dengan
struktur spesifik dibuat untuk menahan komponen selular dan medium-

12
molekular-protein besar kedalam vascular system, menekan cairan yang identik
dengan plasma di elektrolitnya dan komposisi air. Cairan ini disebut filtrate
glomerular. Tumpukan glomerulus tersusun dari jaringan kapiler. Di mamalia,
arteri renal terkirim dari arteriol afferent dan melanjut sebagai arteriol eferen
yang meninggalkan glomrerulus. Tumpukan glomerulus dibungkus didalam
lapisan sel epithelium yang disebut kapsula bowman. Area antara glomerulus
dan kapsula bowman disebut bowman space dan merupakan bagian yang
mengumpulkan filtrate glomerular, yang menyalurkan ke segmen pertama dari
tubulus proksimal. Struktur kapiler glomerular terdiri atas 3 lapisan yaitu :
endothelium capiler, membrane dasar, epiutelium visceral. Endothelium kapiler
terdiri satu lapisan sel yang perpanjangan sitoplasmik yang ditembus oleh
jendela atau fenestrate (Guyton.1996).
Dinding kapiler glomerular membuat rintangan untuk pergerakan air dan
solute menyebrangi kapiler glomerular. Tekanan hidrostatik darah didalam
kapiler dan tekanan oncotik dari cairan di dalam bowman space merupakan
kekuatn untuk proses filtrasi. Normalnya tekanan oncotik di bowman space
tidak ada karena molekul protein yang medium-besar tidak tersaring.
Rintangan untuk filtrasi ( filtration barrier ) bersifat selektiv permeable.
Normalnya komponen seluler dan protein plasmatetap didalam darah,
sedangkan air dan larutan akan bebas tersaring (Guyton.1996).
Pada umunya molekul dengan raidus 4nm atau lebih tidak tersaring, sebaliknya
molekul 2 nm atau kurang akan tersaring tanpa batasan. Bagaimanapun
karakteristik juga mempengaruhi kemampuan dari komponen darah untuk
menyebrangi filtrasi. Selain itu beban listirk (electric charged ) dari sretiap
molekul juga mempengaruhi filtrasi. Kation ( positive ) lebih mudah tersaring
dari pada anionBahan-bahan kecil yang dapat terlarut dalam plasma, seperti
glukosa, asam amino, natrium, kalium, klorida, bikarbonat, garam lain, dan urea
melewati saringan dan menjadi bagian dari endapan.Hasil penyaringan di
glomerulus berupa filtrat glomerulus (urin primer) yang komposisinya serupa
dengan darah tetapi tidak mengandung protein (Guyton.1996).

2. Proses Reabsorpsi

13
Tubulus proksimal bertanggung jawab terhadap reabsorbsi bagian
terbesar dari filtered solute. Kecepatan dan kemampuan reabsorbsi dan sekresi
dari tubulus renal tidak sama. Pada umumnya pada tubulus proksimal
bertanggung jawab untuk mereabsorbsi ultrafiltrate lebih luas dari tubulus
yang lain. Paling tidak 60% kandungan yang tersaring di reabsorbsi sebelum
cairan meninggalkan tubulus proksimal. Tubulus proksimal tersusun dan
mempunyai hubungan dengan kapiler peritubular yang memfasilitasi
pergherakan dari komponen cairan tubulus melalui 2 jalur : jalur transeluler
dan jalur paraseluler. Jalur transeluler, kandungan ( substance ) dibawa oleh sel
dari cairn tubulus melewati epical membrane plasma dan dilepaskan ke cairan
interstisial dibagian darah dari sel, melewati basolateral membran plasma
(Sherwood, 2001).
Jalur paraseluler, kandungan yang tereabsorbsi melewati jalur paraseluler
bergerak dari cairan tubulus menuju zonula ocludens yang merupakan struktur
permeable yang mendempet sel tubulus proksimal satu dan lainnya.
Paraselluler transport terjadi dari difusi pasif. Di tubulus proksimal terjadi
transport Na melalui Na, K pump. Di kondisi optimal, Na, K, ATPase pump
menekan tiga ion Na kedalam cairan interstisial dan mengeluarkan 2 ion K ke
sel, sehingga konsentrasi Na di sel berkurang dan konsentrasi K di sel
bertambah. Selanjutnya disebelah luar difusi K melalui canal K membuat sel
polar. Jadi interior sel bersifat negative . pergerakan Na melewati sel apical
difasilitasi spesifik transporters yang berada di membrane. Pergerakan Na
melewati transporter ini berpasangan dengan larutan lainnya dalam satu
pimpinan sebagai Na (contransport) atau berlawanan pimpinan
(countertransport) (Sherwood, 2001).
Substansi diangkut dari tubulus proksimal ke sel melalui mekanisme ini
(secondary active transport) termasuk glukosa, asam amino, fosfat, sulfat, dan
organic anion. Pengambilan active substansi ini menambah konsentrasi
intraseluler dan membuat substansi melewati membrane plasma basolateral
dan kedarah melalui pasif atau difusi terfasilitasi. Reabsorbsi dari bikarbonat
oleh tubulus proksimal juga di pengaruhi gradient Na (Sherwood, 2001).

14
3. Proses sekresi
Volume urin manusia hanya 1% dari filtrat glomerulus. Oleh karena itu,
99% filtrat glomerulus akan direabsorbsi secara aktif pada tubulus kontortus
proksimal dan terjadi penambahan zat-zat sisa serta urea pada tubulus
kontortus distal. Substansi yang masih berguna seperti glukosa dan asam amino
dikembalikan ke darah. Sisa sampah kelebihan seperti garam, dan bahan lain
pada filtrate dikeluarkan dalam urin. Tiap hari tabung ginjal mereabsorbsi lebih
dari 178 liter air, 1200 g garam, dan 150 g glukosa. Sebagian besar dari zat-zat
ini direabsorbsi beberapa kali (Sherwood.2001).
Setelah terjadi reabsorbsi maka tubulus akan menghasilkan urin sekunder
yang komposisinya sangat berbeda dengan urin primer. Pada urin sekunder, zat-
zat yang masih diperlukan tidak akan ditemukan lagi. Sebaliknya, konsentrasi
zat-zat sisa metabolisme yang bersifat racun bertambah, misalnya ureum dari
0,03, dalam urin primer dapat mencapai 2% dalam urin sekunder. Meresapnya
zat pada tubulus ini melalui dua cara. Gula dan asam mino meresap melalui
peristiwa difusi, sedangkan air melalui peristiwa osmosis. Reabsorbsi air terjadi
pada tubulus proksimal dan tubulus distal (Sherwood.2001).

4. Augmentasi
Augmentasi adalah proses penambahan zat sisa dan urea yang mulai
terjadi di tubulus kontortus distal. Komposisi urin yang dikeluarkan lewat
ureter adalah 96% air, 1,5% garam, 2,5% urea, dan sisa substansi lain, misalnya
pigmen empedu yang berfungsi memberi warna dan bau pada urin. Zat sisa
metabolisme adalah hasil pembongkaran zat makanan yang bermolekul
kompleks. Zat sisa ini sudah tidak berguna lagi bagi tubuh. Sisa metabolisme
antara lain, CO2, H20, NHS, zat warna empedu, dan asam urat (Cuningham,
2002).
Karbon dioksida dan air merupakan sisa oksidasi atau sisa pembakaran
zat makanan yang berasal dari karbohidrat, lemak dan protein. Kedua senyawa
tersebut tidak berbahaya bila kadarnya tidak berlebihan. Walaupun CO 2 berupa
zat sisa namun sebagian masih dapat dipakai sebagai dapar (penjaga kestabilan

15
PH) dalam darah. Demikian juga H 2O dapat digunakan untuk berbagai
kebutuhan, misalnya sebagai pelarut (Sherwood.2001).
Amonia (NH3), hasil pembongkaran atau pemecahan protein, merupakan
zat yang beracun bagi sel. Oleh karena itu, zat ini harus dikeluarkan dari tubuh.
Namun demikian, jika untuk sementara disimpan dalam tubuh zat tersebut
akan dirombak menjadi zat yang kurang beracun, yaitu dalam bentuk urea. Zat
warna empedu adalah sisa hasil perombakan sel darah merah yang
dilaksanakan oleh hati dan disimpan pada kantong empedu. Zat inilah yang
akan dioksidasi jadi urobilinogen yang berguna memberi warna pada tinja dan
urin.Asam urat merupakan sisa metabolisme yang mengandung nitrogen (sama
dengan amonia) dan mempunyai daya racun lebih rendah dibandingkan
amonia, karena daya larutnya di dalam air rendah (Sherwood.2001).

16
C. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Urine
Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Urine adalah :
1. Hormon
ADH
Hormon ini memiliki peran dalam meningkatkan reabsorpsi air
sehingga dapat mengendalikan keseimbangan air dalam tubuh. Hormon
ini dibentuk oleh hipotalamus yang ada di hipofisis posterior yang
mensekresi ADH dengan meningkatkan osmolaritas dan menurunkan
cairan ekstrasel (Frandson,2003)

17
Aldosteron
Hormon ini berfungsi pada absorbsi natrium yang disekresi oleh
kelenjar adrenal di tubulus ginjal. Proses pengeluaran aldosteron ini
diatur oleh adanya perubahan konsentrasi kalium, natrium, dan sistem
angiotensin rennin (Frandson, 2003)
Prostaglandin
Prostagladin merupakan asam lemak yang ada pada jaringan yang
berlungsi merespons radang, pengendalian tekanan darah, kontraksi
uterus, dan pengaturan pergerakan gastrointestinal. Pada ginjal, asam
lemak ini berperan dalam mengatur sirkulasi ginjal (Frandson, 2003)
Gukokortikoid
Hormon ini berfungsi mengatur peningkatan reabsorpsi natrium dan air
yang menyebabkan volume darah meningkat sehingga terjadi retensi
natrium (Frandson, 2003)
Renin
Selain itu ginjal menghasilkan Renin; yang dihasilkan oleh sel-sel
apparatus jukstaglomerularis pada :
a) Konstriksi arteria renalis (iskhemia ginjal)
b) Terdapat perdarahan (iskhemia ginjal)
c) Uncapsulated ren (ginjal dibungkus dengan karet atau sutra)
d) Innervasi ginjal dihilangkan
e) Transplantasi ginjal (iskhemia ginjal)
Sel aparatus juxtaglomerularis merupakan regangan yang apabila
regangannya turun akan mengeluarkan renin. Renin mengakibatkan hipertensi
ginjal, sebab renin mengakibatkan aktifnya angiotensinogen menjadi
angiotensin I, yang oleh enzim lain diubah menjadi angiotensin II; dan ini
efeknya menaikkan tekanan darah (sherwood, 2001).
Zat-zat diuretic
Banyak terdapat pada kopi, teh, alkohol. Akibatnya jika banyak mengkonsumsi
zat diuretik ini maka akan menghambat proses reabsorpsi, sehingga volume
urin bertambah.

18
Suhu internal atau eksternal
Jika suhu naik di atas normal, maka kecepatan respirasi meningkat dan
mengurangi volume urin.
Konsentrasi darah
Jika kita tidak minum air seharian, maka konsentrasi air dalam darah
rendah.Reabsorpsi air di ginjal mengingkat, volume urin menurun.
Emosi
Emosi tertentu dapat merangsang peningkatan dan penurunan volume urin.

D. Mekanisme Makturisi
Mekanisme proses Miksi ( Mikturisi atau proses berkemih ) ialah proses
dimana kandung kencing akan mengosongkan dirinya waktu sudah penuh dgn
urine. Mikturisi ialah proses pengeluaran urine sebagai gerak refleks yang
dapat dikendalikan (dirangsang atau dihambat) oleh sistim persarafan dimana
gerakannya dilakukan oleh kontraksi otot perut yang menambah tekanan intra
abdominalis, dan organ organ lain yang menekan kandung kencing sehigga
membantu mengosongkan urine (Virgiawan, 2008).
Pada dasarnya, proses miksi/mikturisi merupakan suatu refleks spinal
yang dikendalikan oleh suatu pusat di otak dan korteks cerebri. Proses
miksturisi dapat digambarkan dalam skema di bawah ini :
Pertambahan vol urine tek intra vesicalis keregangan dinding vesicalis
(m.detrusor) sinyal-sinyal miksi ke pusat saraf lebih tinggi (pusat kencing)
untuk diteruskan kembali ke saraf saraf spinal timbul refleks spinal
melalui n. Pelvicus timbul perasaan tegang pada vesica urinaria sehingga
akibatnya menimbulkan permulaan perasaan ingin berkemih ( Virgiawan,
2008 ).

Faktor yang Mempengaruhi Kebiasaan Berkemih


Diet dan intake
Jumlah dan type makanan merupakan faktor utama yang mempengaruhi
output urine, seperti protein dan sodium mempengaruhi jumlah urine yang

19
keluar, kopi meningkatkan pembentukan urine intake cairan dari
kebutuhan, akibatnya output urine lebih banyak.
Respon keinginan awal untuk berkemih
Beberapa masyarakat mempunyai kebiasaan mengabaikan respon awal
untuk berkemih dan hanya pada akhir keinginan berkemih menjadi lebih
kuat. Akibatnya urine banyak tertahan di kandung kemih. Masyarakat ini
mempunyai kapasitas kandung kemih yang lebih daripada normal.
Gaya hidup
Banyak segi gaya hidup mempengaruhi seseorang dalam hal eliminasi urine.
Tersedianya fasilitas toilet atau kamar mandi dapat mempengaruhi
frekuensi eliminasi. Praktek eliminasi keluarga dapat mempengaruhi
tingkah laku.
Stress psikologi
Meningkatnya stress seseorang dapat mengakibatkan meningkatnya
frekuensi keinginan berkemih, hal ini karena meningkatnya sensitive untuk
keinginan berkemih dan atau meningkatnya jumlah urine yang diproduksi.
Tingkat aktifitas
Aktifitas sangat dibutuhkan untuk mempertahankan tonus otot. Eliminasi
urine membutuhkan tonus otot kandung kemih yang baik untuk tonus
sfingter internal dan eksternal. Hilangnya tonus otot kandung kemih terjadi
pada masyarakat yang menggunakan kateter untuk periode waktu yang
lama. Karena urine secara terus menerus dialirkan keluar kandung kemih,
otot-otot itu tidak pernah merenggang dan dapat menjadi tidak berfungsi.
Aktifitas yang lebih berat akan mempengaruhi jumlah urine yang
diproduksi, hal ini disebabkan karena lebih besar metabolisme tubuh.
Tingkat perkembangan
Tingkat pertumbuhan dan perkembangan juga akan mempengaruhi pola
berkemih. Pada wanita hamil kapasitas kandung kemihnya menurun karena
adanya tekanan dari fetus atau adanya lebih sering berkemih.
Kondisi Patologis

20
Demam dapat menurunkan produksi urine (jumlah & karakter) Obat
diuretiik dapat meningkatkan ourput urine Analgetik dapat terjadi retensi
urine.

BAB III

21
PENUTUP

A. Kesimpulan

Bagian-bagian anatomi sistem urinaria adalah ginjal, nefron, vesika

urinaria, ureter, dan uretra. Bagian-bagian tersebut bekerja untuk membantu

proses pembentukan urin yang terdiri dari filtrasi, reabsorbsi, sekresi dan

augmentasi. Mikturisi (perasaan ingin berkemih) dipengaruhi oleh beberapa

faktor yang bisa dan tidak bisa dikontrol oleh manusia.

22

Anda mungkin juga menyukai