Husada
Bahasan umum dalam anatomi, natomi position, body orientation, Gambaran sistem organ,
Klasifikasi dan struktur tulang, Struktur anatomi axial skeleton, Struktur anatomi appendicular
skeleton, Articaltion dan body movement, Struktur otot tubuh, Struktur otot ekstremitas
Klasifikasi dan struktur tulang Struktur anatomi axial skeleton Struktur anatomi
appendicular skeleton Articaltion dan body Struktur otot tubuh Struktur otot
ekstremitas
PENGERTIAN
SKELETAL (TULANG)
Rangka manusia tersusun dari tulang tulang (206 tulang) yang membentuk suatu rangka
tubuh. Selain tersusun dari tulang rangka tubuh di sebagian tempat juga dilengkapi dengan
kartilago (tulang rawan).
Fungsi:
1. Menyokong struktur tubuh
2. Menjadi tempat melekatnya serat otot
3. Membentuk sel darah
4. Menyimpan ion anorganik(yaitu, kalsium dan fosfor)
5. Melindungi organ dalam dari trauma.
2. Bagian petrous terletak di dalam dasar tengkorak dan tidak dapat dilihat dari samping. Bagian
ini berisi stuktur telinga tengah dan telinga dalam.
3. Bagian mastoid terletak di belakang dan di bawah liang telinga. Prosesus mastoid adalah
tonjolan membulat yang mudah teraba di belakang telinga
a. Pada orang dewasa prosesus mastoideus mengandung ruang-ruang udara, yang disebut sel-sel
udara mastoid mastoid (sinus), dan dipisahkan dari otak oleh sekat tulang yang tipis.
b. Inflamasi pada sel udaara mastoid (mastoiditis) dapat terjadi akibat infeksi telinga tengah yang
tidak diobati.
4. Bagian timpani terletak disisi inferiorbagian squamosa dan sisi anterior dari bagian mastoid.
Timpani berisi saluran telinga (meatus auditori eksternal dan memiliki prosesus stiloid yang
ramping untuk melekat pada ligamen stiloid.
e. Tulang etmoid adalah struktur penyangga penting dari rongga nasal dan berperan dalam
pembentukan orbita mata.
Tulang ini terdiri dari empat bagian.
1. Lempeng plate kribriform membentuk sebagian langit-langit rongga nasal dan terperforasikan
untuk jalur saraf olfaktori. Bagian kristal galli (disebut demikian karena kemiripannya dengan
jengger ayam jantan) adalah prosesus halus triangular yang menonjol ke dalam rongga kranial di
atas lempeng kribriformis dan berfungsi sebagai tempat pelekatan pelapis otak.
2. Lempeng perpendikular menonjol ke arah bawah di sudut kanan lempeng kribriform dan
membentuk bagian septum nasal yang memisahkan dua rongga nasal.
3. Massa lateral mengandung sel-sel udara atau sinus etmoid tempat mensekresi mukus.
4. Konka nasal superior dan tengah atau turbinatum, menonjol secara medial dan berfungsi untuk
memperluas area permukaan rongga nasal. (Konka nasal inferior merupakan tulang tersendiri)
f. Tulang sfenoid berbentuk seperti kelelawar dengan sayap terbentang. Tulang ini membentuk
dasar anterior kranium dan berartikulasi ke arah lateral dengan tulang temporal dan ke arah
anterior dengan tulang etmoid dan tulang frontal
(1) Badan sfenoid memiliki suatu lekukan lekukan, sela turkisa atau pelana Turki yang menjadi
tempat kelenjar hiposilis.
(2) Sayap besar dan sayap kecil menonjol kearah lateral dan badan tulang.
(3) prosesus pterigoid menonjol kearah inferior dari badan tulang dan membentuk dinding rongga
masal.
G. osikel auditori tersusun dari maleus, inkus, dan stepes (tapal kuda).
H. tulang wormian adalah tulang kecil, yang jumblahnya bervariabel, dan terletak dalam sutura.
2. tulang tulang wajah tidak bersentuhan dengan otak. Tulang tersebut di satukan sutura yang
tidak dapat bergerak kecuali pada mandibula atau rahang bawah.
a. tulang tulang nasal membentuk penyangga hidung dan berarti kulasi dengan septum
nasal.
b. tulang tulang palatum membentuk bagian bagian posterior langit langit mulut ( langit
langit keras), bagian tulang orbital, dan bagian rongga masal.
c. tulang tulang zigomatik ( malar) membentuk tonjolan pada tulang pipi. Setiap prosesus
temporal berartikulasi dengan prosesus nigomatikus pada tulang temporal.
d. tulang tulang maksilar membentuk rahang atas
(1) prosesus alveolar mengandung sogot gigi bagian atas
(2) prosesus zigomatikus memanjang ke luar untuk bersatu dengan tepi infraorbital pada orbita.
foremen intr aorbital menperforasi maksila di setiap sisi untuk mentransmisi saraf dan pembulu
darah ke wajah.
(3) prosesus platinus membentuk bagian anterior pada langit langit keras
(4) sinus maksilar yang kosong sampai ke rongga masal, merupakan bagian dari empat sinus
paranasal.
e. tulang lakrimal berukuran kecil dan tipis, serta terletak di antara tulang etmoid dan maksila
pada orbita. Tulang lakrima berisi suatu celah untuk lintasan duktus lakrima, yang mengalirkan
air mata ke rongga nasal.
f. tulang vomer membentuk bagian tengah dari langit langit keras di antara pelatum dan
maksila, serta turut membentuk septum nasal.
g. konka nasal inferior ( turbinatum)
h. mandibula adalah tulang rahang bagian bawah
(1) bagian alveolar berisi soket gigi bawah
(2) rumus mandibular yang terletak di ke dua sisi rahang memiliki dua prosesus
(a) prosesus kondiloid berfungsi untuk artikulasi dengan tulang temporal pada fosa mandibular
(b) prosesus koronoid berfungsi sebagai tempat perlekatan otot temporal
3. tulang hyoid adalah tulang berbentuk tapal kuda yang unik karena tida berartikulasi dengan
tulang lain. Tulang hiloid ini di topang oleh ligament dan otot dari prosesus stiloideus temporal.
4. sinus paranasal ( frontal, etmoidal, sfenoidal, dan maksilar) terdiri dari ruang ruang udara
dalam tulang tengkorak yang berhubungan dengan rongga nasai. Sinus tersebut berfungsi sebagai
berikut :
a. untuk memperingan tulang tulang kepala
b. untuk memberikan resonansi pada suara dan membantu dalam proses berbicara.
c. untuk memproduksi mukus yang mengalir ke rongga nasal dan membantu menghangatkan serta
melembabkan udara yang masuk.
B. vertebra
1. kolumna vertebra menyangga berat tubuh dan melindungi medulla spenalis. Kolumna ini terdiri
dari vertebra vertebra yang di pisahkan diskus fibrokartilago intervertebral.
a. ada tujuh tulang vertebra serviks, 12 vertebra toraks. 5 vertebra lumbal dan 5 tulang
vertebra saktum yang menyatu menjadi saktum dan tiga sampai lima tulang koksigeal yang
menyatu menjadi tulang koksiks.
b. ke 13 pasang saraf spinal keluar melalui foraminal ( foramen) intervertebralis di antara vertebra
yang letaknya bersebelahan.
2. struktur khas vertebra
a. badan atau lengkung menyangga sebagian berat tubuh.
b. lengkung saraf ( vertebra) yang berbentuk dari dua pedikel dan lamina membungkus rongga
sataf dan menjadi lintasa medulla spinalis.
c. sebuah prosesus spinosa menonjol dari lamina kearah posterior dan inferior untuk tempat
perlekatan otot.
d. prosesus transversa menjorok ke arah lateral.
e. prosesus pengartikulasi inferior dan prosesus pengartikulasi superior menyangga faset untuk
berartikulasi dengan vertebraatas dan vertebra bawah.
3. variasi regional pada karaktristik vertebra
a. semua vertebra serviks memiliki foramina tranversal untuk lintasan arteri vertebra. Vertebra
serviks pertama dan kedua dimodifikasi untuk menyangga dan menggerakkan kepala.
(1) atlas adalah vertebra serviks pertama dan tidak memiliki badan .
(2) aksis adalah vertebra serviks kedua. Vertebra ini memiliki prosesus odontoid yang menonjol ke
atas dan bersandar pada tulang atlas.
(3) vertebrata serviks ketujuh memiliki prosesus spinosa yang panjang sehingga dapat teraba dan
terlihat pada pangkal leher. Oleh karena itu, vertebra ini
sering disebut sebagai vertebrata prominen
b .vertebrata toraks memiliki prosesus spinosa panjang, yang mengarah ke bawah, dan memiliki
faset artikular pada prosesus transversus, yang digunakan umtuk artikulasi tulang iga.
c. vertebra lumbal merupakan vertebra terpanjang dan terkuat. Prosesus spinosanya pendek dan
tebal, serta menonjol hampir searah garis horisontal.
d. sakrum adalah tulang triangular. Bagian dasar tulang ini berartikulasi dengan vertebra lumbal
kelima.
1) Di arah lateral, banyak terdapat foramen (lubang) pada sakrum untuk lintasan arteri dan saraf
2) Tepi anterior bagian atas sakrum adalah promontorium sakrum, suatu tanda obstetrik yang
dipakai sebagai petunjuk untuk menentukan ukuran pelvis.
e. koksiks (tulang ekor) menyatu dan berartikulasi dengan ujung sakrum, yang kemudian
membentuk sendi dengan sedikit pergerakan. Pergerakan ini penting selama melahirkan untuk
membentuk jalur keluar kepala janin.
4. lengkung pada kolumna vertebra
a. Lengkung primer yaitu konkaf/cembung (berbentuk C) terbentuk pada area toraks dan pelvis
selama pertumbuhan janin.
b. Loengkung sekunder yaitu konveks/cekung terebntuk pada spina serviks setelah kelahiran saat
bayi mulai mengangkat kepalanya, dan pada spina lumbal saat bayi mulai berdiri dan berjalan.
c. Lengkung abnormal
1) Skoliosis, yang dapat muncul selam masa pertumbuhan yang cepat (masa remaja), yaitu
lengkungan lateral spina dengan rotasi pada vertebra.
2) Kifosis, yang merupakan kasus kongenital (bawaan lahir) atau akibat penyakit, merupakan
lengkung posterior yang berlebihan pada bidang toraks: biasanya disebut punggung bungkuk
3) Lordosis (swayback) adalah lengkung anterior yang beerlebihan pada area lumbal.
5. gangguan pada vertebra
a. Diskus terherniasi (keluar)
1) Diskus intervertebral terletak diantara dua badan tulang vertebra yang berdekatan dan bertindak
sebagai peredam stress diantara kedua tulang tresebut
2) Setiap diktus mengandung suatu massa sentral, nukleus pulposus, yang tersusun dari jaringan
kartilago dan elastik yang diselimuti oleh oleh lapisan fibrokartilago bagian luar, anulus
fibrosus. Anulus ini terdiri dari einein fibrosa konsentris yang menahan nukleus pulposustetap
ditempatnya.
3) Sejalan dengan pertambahan usia, atau akibat cedera, anulus fibrosus kehilangan daya
elastisitasnya sehingga nukleus pulposus dapat keluar dari tempatnya dan menekan medulla
spinalis atau akar saraf, serta menimbulkan nyeri.
b. Spina bifida adalah suatu defek kongenital yang didalamnya dua lamina pada lengkungan
vertebra gagal menyatu di garis tengah, sehingga menyebabkan jaringan pada medulla spinalis
menonjol. Defek ini paling sering terjadi di area lumbal.
C. Tulang sternum dan iga
1. Sternum (tulang dada) terbentuk dalan 3 bagian: manubrinum atas, badan (gladiolus) dan
prosesus sifoid.
a. Artikulasi manubrium dengan klavikula (tulang kolar) adalah pada insisura (takik) jugular
(suprasternal), yang merupakan salah satu tanda khas tulang yang mudah dipalpasi. Dua takik
kostal berartikulasi dengan kartilago kostal dari tulang iga 1 dan 2 ke arah lateral.
b. Badan tulang membentuk bagian utama sternum. Takik kostal lateral berartikulasi langsung
dengan kartilago kostal tulang iga ke-6 sampai ke-10.
c. bagian inferior prosesus sifoid adalah jaringan kartilago.
2. Tulag iga. Ke-12 pasang tulang iga berartikulasi ke arah poseterior dengan faset tulang iga pada
prosesusu transversa di vertebra toraks.
a. Tujuh pasang tulang yang pertama (1 sampai 7) adalah iga sejati dan berartikulasi dengan
sternum di sisi anterior.
b. Tiga pasang kemudian (8 sampai 10) adalah iga semu. Tulang-tulang ini berartikulasi secara
tidak langsung dengan sternum melalui penyatuan kartilago tulang tersebut dengan iga di atasnya
dan kemudian menyatu dalam suatu persendian kartilago dengan kartilago kostal ke-7.
c. Tulang iga ke-11 dan ke-12adalah iga melayang yang tidak memiliki perlekatan di sisi
anteriornya
d. Walaupun sebagian tulang iga memiliki karakteristik tersendiri. Semua tulang memiliki
beberapa ciri umum yang sama.
1) Bagian kepala dan tumberkel berartikulasi dengan faset dan prosesus transversus dari vertebra
2) Bagian leher memiliki permukaan kasar yang berfungsi untuk perlekatan ligamen.
3) Bagian batang atau badan, dari tulang iga memiliki permukaan eksternal berbentuk konveks
untuk perlekatan otot dan suatu lintasan kostal untuk mengakomodasi saraf dan pembuluh darah
pada permukaan internal
4) Tulang iga mengandung sumsum tulang merah, demikian pula dengan sternum.
RANGKA APENDIKULAR
Rangka apendikular terdiri dari girdel pektoral (bahu), girdel pelvis, dan tulang lengan
serta tungkai.
A. Setiap girdel pektoral memiliki dua tulang-klavikula dan skapula-dan berfungsi untuk
melekatkan tulang lengan ke rangka aksial.
1. Skapula (tulang belikat) adalah tulang pipih triangular dengan tiga tepi: tepivertebra
(medial)yang panjang terletak pararel dengan kolumna vertebrata: tepi superior yang pendek
melandai keujung bahu: tepi lateral (merupakan tepi ketiga pelengkap segitiga) mengarah ke
lengan.
a. Bagian spina pada skapula adalah bubungan tulang yang berawal dari tepi vertebra dan melebar
saat mendekati ujung bahu
b. Spina berakhir pada prosesus akromion, yang berartikulasi dengan klavikula: bagian ini
menggantung persendian bahu.
c. Prosesus koroid adalah tonjolan berbentuk kait pada tepi superior yang berfungsi sebagai
tempat perlekatan sebagian otot dinding dada dengan lengan.
d. Rongga glenoid (fosa glenoid) adalah suatu ceruk dangkal yang ditemukan pada persendian tepi
superior dan lateral. Bagian ini mempertahankan letak kepala humerus (tulang lengan)
2. Klavikula (tulang kolar) adalah tulang berbentuk S, yang secara lateral berartikulasi dengan
prosesus akromion pada skapula dan secara medial dengan manubrium pada takik klavikular
untuk membentuk sendi sternoklavikular
a. Dua pertiga bagian medial dari tulang klavikula berbentuk konveks, atau melengkung ke depan
b. Sepertiga bagian lateral tulang klavikula berbentuk konkaf, atau melengkung ke belakang
c. Klavikula berfungsi sebagai tempat pendekatan sebagian otot leher, toraks, punggung dan
lengan.
B. Lengan atas tersusun dari tulang lengan, tulang lengan bawah dan tulang tangan.
1. Humerus adalah tulang tunggal pada lengan. Humerus terdiri dari bagian kepala membulat yang
masuk dengan pas ke dalam rongga glenoid, bagian leher anatomis, dan bagian batang yang
memanjang ke arah distal.
a. Dua elevasi, tuberkel besar dan tuberkel kecil, terletak di ujung atas batang tulang dan
memberikan tempat untuk pelekatan otot.
b. batang tulang di bawah tuberkel menyempit menuju suatu bidang yang di sebut leher surgikal
karena kecenderungan humerus untuk mengalami fraktur di area ini.
c. bagian tengah batang tulang ke bawah adalah tuberositas deltoid kasar yang berfungsi untuk
tempat perlengkapan otot deltoid.
d. bagian ujung bawah dari tulang humerus melebar dan masuk ke dalam tonjolan epikondilus
medial dan lateral tempat asal otot otot lengan atas dan tangan. Saraf ulnar memenjang di
belakang epikondilus medial dan responsive terhadap tiupan atau tekanan, sehingga
mengakibatkan sensasi kesemutan pada tulang.
e. permukaan artikuler tersusun dari kapitulum lateral (kepala kecil), yang menerima tulang
radius lengan bawah, dan troklea(pullet), tempat tulang ulna lengan bawah bergerak.
f. prosesus koronoid terletak di atas troklea pada permukaan anterior, sedang prosesus olekranom
juga terletak di atas troklea, tetapi di permukaan posterior. Indentasi ini berfungsi untuk
menerima bagian bagian dari tulang lengan bawah saat tulang-tulang tersebut bergerak.
2. tulang tulang ari lengan bawah adalah ulna sisi medial dan tulang radius disisi lateral ( sisi ibu
jari) yang di hubungkan denagn suatu jaringan ikat fleksibel, membrane interoseus.
a. ulna
(1) ujung proksimal ( ujung atas ) tulang ulna tampak seperti pilinan yang terurai. Bagian atas
pilinan tersebut adalah prosesus elekranon, yang masuk dengan pas ke dalam fosa elekranon
humerus saat lengan bawah berekstensi penuh. Bagian bawah pilinan adalah prosesus
kolonoid,yang masuk dengan pas kedalam fosa koronoid humerus saat lengan bawah berfleksi
penuh.Takik radial,yang terletak dibawah prosesus koronoid,mengakomudasi bagian kepala
dari tulang radius.
(2) Ujuang distal (Bawah) tulang ulna memiliki perpanjangan pilinan batang yang di sebut kepala.
Bagian ini beratikulasi dengan prosesus ulnar tulang radius.Bagian kepala memanjang keatas
prosesus stiloid tulang ulna.
b. radius
(1) Ujung proksimal tulang radius adalah kepala berbentuk diskus yang berarti kulasi dengan
kapitulum humerus dan takik radial tulang ulna.
(2) Tuberositas radial untuk tempat perlekatan otot biseps terletak pada batang radius tepat
dibawah bagian kepala
(3) Ujung distal tulang radius memiliki permukaan karpal konkaf yang berarti kulasi dengan
tulang pergelangan tangan,sebuah takik ulnar pada permukaan medialnya untuk berartikulasi
dengan tulang ulna, dan sebuah prosesus stiloid disisi lateral.
3. Tulang pergelangan tangan (karpus). Pergelangan tangan terbentuk dari delapan tulang karpal
ireguler yang tersusun dalam dua baris,setiap baris berisi empat tulang.
a. Barisan tulang karpal proksimal dari sisi ibu jari dalam posisi anatomis terdiri dari tulang berikut
ini :
(1) Navikular (skafoid), dinamakan demikian karena bentuknya menyerupai perahu
(2) Lunatum dinamakan demikian karena bentuknya seperti bulan sabit
(3) Trikuetral (triangular), dinamakan demikian memiliki tiga sudut
(4) Pisiform, yang berarti kacang, dinamakan demikian karena ukuran dan bentuknya menyerupai
kacang.
b. Brisan tulang karpal distal terdiri dari :
(1) Trapesium, sebelumnya disebut tulang multangular besar karena permukaannya yang banyak
(2) Trapezoid, berukuran lebih kecil, tetapi multi-sisi juga
(3) Kapitatum, dinamakan demikian karena kepala tulang yang bulat dan besar
(4) Hamatum, berarti kait, dinamakan demikian karena ada tonjolan menyerupai kait, yang meluas
pada sisi medial pergelangan tangan.
4. Tangan (metacarpus) tersusun dari lima tulang metacarpal.
a. Semua tulang metakarpal sangat serupa, kecuali untuk ukuran panjang metacarpal pertama pada
ibu jari.
b. Setiap tulang metacarpal memiliki sebuah dasar proksimal yang berartikulasi dengan barisan
distal tulang karpal pergelangan tangan. Sebuah batang, dan sebuah kepala terpilin yang
berartikualsi dengan sebuah tulang falang, atau tulang jari, kepala tulang metacarpal membentuk
buku jari yang menonjol pada tangan.
5. Tulang-tulang jari disebut phalanges, tulang tunggalnya lebih sering disebut tulang falang.
a. Setiap jari memiliki tiga tulang, yaitu tulang falang proksimal, medial, dan falang distal.
b. Ibu jari hanya memiliki tulang falang proksimal, dan medial
C. Girdel pelvis mentransmisikan berat trunkus ke bagian tungkai bawah dan melindungi organ-
organ abdominal dan pelvis. Bagian ini terdiri dari dua tulang panggul (disebut juga oksa kaksa,
tulang tanpa nama, atau tulang pelvis) yang bertemu pada sisi anterior simfisis pubis dan
berartikulasi di sisi posterior dengan sacrum.
1) Setiap tulang panggul menyerupai bentuk kipas angin listrik dengan sebuah poros pemegang
serta dua baling-baling.
a. Poros tersebut adalah suatu kantong seperti cangkir, disebut asetabulum, yang menerima kepala
femur, atau tulang paha, di persendian panggul.
b. Ilium adalah lempeng tulang lebar, yang menjulang ke atas dan keluar asetabulum. Bagian ini
naik posisinya sampai mencapai Kristal iliaka tebal yang dapat teraba pada posisi tangan di
panggul.
1. Ujung anterior Krista adalah pada spina iliaka anterior superior dan ujung posteriornya pada
spina iliaka posterior superior. Spina ini menjadi tempat pelekatan otot dan ligament.
2. Spina iliaka anterior inferior adalah suatu tonjolan besar di bawah spina iliaka anterior
superior. Sedangkan yang tepat berada di bawah spina iliaka posterior superior adalah spina
iliaka posterior inferior.
3. Dibawah spina iliaka posterior inferior, tepi posterior tulang ilium membentuk lekukan yang
dalam disebut takik skiatik besar.
c. Tulang iskium merupakan baling-baling posterior dan inferior dari kipas. Tepi medialnya turut
membentuk takik skiatik besar.
1. Pada sisi inferior takik skiatik besar adalah bagian spina iskial yang menonjol, yang menjadi
tempat melekatnya ligamen dari sacrum.
2. Bagian inferior dari spina iskial adalah takik skiatik kecil.
3. Tuberositas iskial adalah tonjolan besar tulang iskium yang menyongkong tubuh dalam posisi
duduk. Tulang ini berfungsi sebagai tempat perlekatan otot paha posterior.
4. Dibagian anterior tuberositas iskial, terdapat ramus iskial ramping yang memanjang kea rah
depandan ke atas untuk menyatu dengan ramus pubis inferior, yang memanjang ke bawah dari
tulang pubis.
d. Tulang pubis melengkapi baling-baling anterior dan inferior tulang panggul. Bagian ini
terutama terdiri dari dua batang tulang ramus pubis superior dan inferor.
1. Ramus pubis superior dan ramus pubis inferior menyatu dengan pasangannya dari sisi lain di
garis tengah simfisis pubis.
2. Lengkung pubis adalah sudut yang terbentuk pada persambungan tulang pubis dibawah
simfisis.
3. Foramen obturator adalah pembukaan besar yang dibatasi ramus isikal, ramus pubis inferior,
dan ramus pubis superior. Foramen ini merupakan foramen terbesar pada rangka dan selama
hidup dilapisi dengan membrane obturator.
2. Perbedaan pelvis menurut jenis kelamin
a. Berdasarkan pengukuran dimensi rata-rata pelvis laki-laki dan perempuan, maka sekitar 50%
perempuan memiliki ginekoid, atau pelvis sejati perempuan, yang diameternya lebih lebar dan
lebih lapang dibandingkan pelvis laki-laki, yang memiliki android, pelvis sejati laki-laki.
b. Pengukuran pelvis menunjukkan berbagai variasi; sebenarnya, ada banyak variasi bentuk dan
ukuran pelvis di antara sesame perempuan, dan juga antara perempuan dan laki-laki.
3. Hubungan anatomis pelvis
a. Pelvis semu (besar) terikat dengan bagian atas yang menjulang dari kedua ilia dan
konkavitasnya, serta dengan dua sayap pada dasarsakrum.
b. Pelvis sejati (kecil) terbentuk dari sacrum dan koksiks, serta ilium, pubis, dan iskium pada
kedua sisinya.
(1) Pembatas pada pembukaan pelvis sejati, atau inlet pelvis, disebut brim pelvis. Dimeter rongga
pelvis berkaitan erat dengan proses melahirkan.
(2) Diameter dari outlet pelvis, yang dibatasi tuberositas iskial, rim bawah simfisis pubis, dan ujung
koksiks, secara obsterik juga penting.
(3) Saat lahir, ilium, iskium,dan pubis yang tersusun terutama dari jaringan kartilago, terurat dan
mulai terpisah, iskiumdan pubis mulai mengeras menjadi jaringan tulang yang menyatu pada
usia 7 sampai 8 tahun; osifikasi total dari semua jaringan kartilago belum selesai sampai
mencapai usia antara 17 dan 25 tahun.
D. Tangkai bawah, Secara anatomis, bagian proksimal dari tungkai bawah antara girdel pelvis dan
lutut adalah paha; bagian antara lutut dan pergelangan kaki adalah tungkai.
1. Femur, bahasa latin yang berarti paha, adalah tulang terpanjang, terkuat dan terberat dari
semua tulang pada rangka tubuh (Gambar 7-14)
a. Ujung proksimal femur memiliki kepala yang membulat untuk artikulasi dengan asetabulum.
Permukaan lembut dari bagian kepala mengalami depresi, fovea kapitis, untuk tempat
perlekatan ligamen yang menyangga kepala tulang agar tetap di tempatnya dan membawah
pembuluh darah ke kepala tersebut.
(1) Femur tidak berada pada garis vetrikel tubuh. Kepala femur masuk dengan pas ke asetabulum
untuk membentuk sudut sekitar 125 derajat dari bagian femur, dengan demikian, batang tulang
paha dapat bergerak bebas tanpa terhalang pelvis saat bergerak.
(2) Sudut femoral pada wanita biasanya lebih miring (kurang dari 125 derajat) karena pelvis lebih
lebar dan femur lebih pendek.
b. Di bawah bagian kepala yang terus adalah bagian leher yang tebal yang terus memanjang
sebagai batang. Garis intertrokanter pada permukaan posterior tulang membatasi bagian leher
dan bagian batang.
c. Ujung atas batang memliki dua prosesus yang menonjol trokanter besar dan trokanter kecil,
sebagai tempat perlekatan otot untuk menggerakkan persendian panggul.
d. Bagian batang permukaannya halus dan memiliki satu tanda saja linea aspera yaitu lekuk kasar
untuk perlekatan beberapa otot.
e. Ujung bawah batang melebar ke dalam kondilus medial dan kondilus lateral
1. Pada permukaan posterior, dua kondilus tersebut membesar dengan fosa Interkondilar yang
terletak diantara keduanya. Area triangular di atas fosa interkondilar disebut permukaan
popliteal.
2. Pada permukaan anterior, epikondilus medial dan lateral berada di atas dua kondilus besar.
Permukaan artikular halus yang terdapat diantara kledua kondilus adalah permukaan patelar,
yang berbentuk konkaf untuk menerima patela (tempurung lutut)
2. Tulang Tungkai adalah tulang tibia medial dan tulang fibula lateral
a. tibia adalah tulang medial yang besar : tulang ini membagi berat tubuh dari femur ke bagian
kaki.
1. Bagian kepala tulang tibia melebar ke kondilus medial dan lateral,
yang berbentuk konkaf untuk berartikulasi dengan kondilus femoral.
2. Kartilago pipih berbentuk baji, kartilago semilunar (meniskus) medial
dan lateral (meniskus), barada di pinggir kondilus untuk memperdalam permukaan artikular.
3. Tonjolan interkondilar terletak diantara dua kondilus.
4. Kondilus lateral menonjol untuk membentuk faset fibula, yang
menerima bagian kepala fibula.
5. Tuberositas tibial, yang berfungsi untuk tempat perlekatan ligamen
patela, menonjol pada permukaan anterior diantara dua kondilus.
6. Krista Tibial (anterior), lebih umum disebut tulang kering, adalah
punggung batang tulang dengan permukaan anterior yang tajam dan melengkung ke bawah.
7. Ujung bawah tibia melebar untuk berartikulasi dengan tulang talus
pergelangan kaki. Maleolus medial adalah tonjolan yang membentuk benjolan (mata kaki) pada
sisi medial pergelangan kaki.
b. Fibula adalah tulang yang paling ramping dalam tubuh. Panjangnya proporsional, dan tidak
turut menopang berat tubuh. Kegunaan tulang ini adalah untuk menambah area yang tersedia
sebagai tempat perlekatan otot pada tungkai.
1. Bagian kepala fibula berartikulasi dengan faset fibular di bawah kondilus lateral tulang tibia.
2. Ujung bawah batang berartikulasi secara medial dengan takik fibular pada tulang tibia, dan
memanjang ke arah leteral menjadi maleolus lateral, yang seperti maleolus tibia lateral, dapat di
raba di pergelangan kaki.
3. Pergelangan kaki dan kaki tersusun dari 26 tulang yang diatur dalam tiga rangkaian. Tulang
Tarsal menyerupai tulang karpal pergelangan tangan, tetapi berukuran lebih besar : tulang
metatarsal juga menyerupai tulang metakarpal tangan, dan falang pada jari kaki juga menyerupai
falang jari tangan.
a. Ada tujuh tulang tarsal
1. Tulang Talus berartikulasi dengan maleolus medial tibia dan dengan maleolus lateral fibula
untuk membentuk persendian pergelangan kaki. Oleh karena itu, bagian ini menopang seluruh
berat tungkai, yang tersebar setengah kebawah ke arah tumit dan setengah lagi kedepan pada
tulang tulang pembentuk lengkung kaki.
2. Tulang kalkaneus terletak di bawah talus dan menonjol di belakang talus menjadi tulang tumit.
Tulang ini menopang talus dan meredam goncangan saat tumit menginjak tanah.
3. Tulang navikular memiliki permukaan posterior berbentuk konkaf untuk berartikulasi dengan
talus dan permukaan arterior berbentuk konveks untuk berartikulasi dengan tiga tulang tarsal.
4. Ketriga tulang kuneiform yang berbentuk baji, diberi nomor dari sisi medial ke sisi lateral,
sebagai kuneiform pertama, kedua, dan ketiga. Masing masing tulang berartikulasi dengan
tulang tarsal bernomor sama: tulang kunieform ketiga juga berartikulasi denga tulang tarsal
ketujuh, yaitu tulang kuboid. Tulang kuneiform ini berbentuk arkus transversa yang terdapat di
bawah permukaan kaki.
5. Tulang kuboid berartikulasi di sisi anterior dengan tulang metatarsal keempat dan kelima: di
sisi posterior, tulang ini berartikulasi dengan kalkaneus.
b. Telapak kaki dan arkus longitudinal terbentuk dari lima tulang metatarsal yang ramping.
Setiap metatarsal memiliki bagian dasar batang, dan bagian kepala.
1. Tulang tulang metatarsal dikenali dengan urutan nomor danri satu sampai lima, mulai dari sisi
medial ibu jari kaki.
2. Bagian dasar metatarsal berartikulasi dengan tarsal. Bagian kepalanya berartikulasi degan
falang.
3. Bagian kepala dari dua metatarsal pertama membentuk tumit kaki.
4. Bagian kepala metatarsal pertama memiliki dua tulang sesamoid yang melekat pada permukaan
platarnya.
c. Ke-14 falang pada jari jari kaki, seperti halnya falang jari tangan, tersusun dalam barisan
proksimal, medial, dan distal. Ibu jari kaki hanya memiliki falang proksimal dan distal.
PERSENDIAN
A. Klasifikasi umum persendian. Suatu artikulasi atau persendian, terjadi saat permukaan dari
dua tulang bertemu, adanya pergerakan atau tidak bergantung pada sambungannya. Persendian
dapat diklasifikasi menurut struktur (berdasarkan ada tidaknya rongga persendian diantara
tulang tulang yang berartikulasi dan jenis jaringan yang berhubungan dengan persendian
tersebut): dan menurut fungsi persendian (berdasarkan jumlah gerakan yang mungkin dilakukan
pada persendian).
B. Klasifikasi struktural persendian
1. Persendian Fibrosa tidak memiliki rongga sendi dan diperkokoh dengan jaringan ikat fibrosa.
2. Persendian kartilago tidak memiliki rongga sendi dan diperkokoh dengan jaringan kartilago.
3. Persendian sinovial memiliki rongga sendi dan diperkokoh dengan kapsul dan ligamen artikular
yang membungkusnya.
C. Klasifikasi fungsional persendian
1. Sendi sinartrosis atau sendi mati. Secara struktural, persendian ini di bungkus dengan jaringan
ikat fibrosa atau kartilago.
a. Sutura adalah sendi yang dihubungkan dengan jaringan jaringan ikat fibrosa rapat dan hanya
ditemukan pada tulang tengkorak. Contoh sutura adalah sutura sagital dan sutura parietal.
b. Sinkondrosis adalah sendi yang tulang tulangnya dihubungkan dengan kartilago hialin. Salah
satu contohnya adalah lempeng epifisis sementara antara epifisis dan diafisis pada tulang panjang
seorang anak. Saat sinkondrosis sementara berosifikasi, maka bagian tersebut dimanakan
sinostosis.
2. Amfiartosis adalah sendi dengan pergerakan terbatas yang memungkinkan terjadinya sedikit
gerakan sebagai respons terhadap torsi dan kompresi.
a. Simfisis adalah sendi yang kedua tulangnya dihubungkan dengan diskus kartilago. Yang
menjadi bantalan sendi yang memungkinkan terjadinya sedikit gerakan. Contoh simfisis adalah
simfisis pubis antara tulang tulang pubis dan diskus intervebralis antar badan vertebra yang
berdekatan.
b. Sindesmosis terbentuk saat tulang tulang yang berdekatan dihubungkan dengan serat serat
jaringan ikat kolagen. Contoh sindesmosis dapat ditemukan pada tulang yang terletak bersisian
dan dihubungkan dengan membran interoseus, seperti pada tulang radius dan ulna, serta tibia dan
fibula.
c. Gomposis adalah sendi dimana tulang berbentuk kerucut masuk dengan pas dalam kantong
tulang. Seperti pada gigi yang tertanam pada alveoli (kantong) tulang rahang. Pada contoh
tersebut, jaringan ikat fibrosa yang terlihat adalah ligamen peridontal.
3. Diartrosis adalah sendi yang dapat bergerak bebas , disebut juga sendi sinovial (berasal dari
kata yunani yang berarti dengan telur). Sendi ini memiliki rongga sendi yang berisi cairan
sinovia, suatu kapsul sendi (artikular) yang menyambung kedua tulang, dan ujung tulang pada
sendi sinovial dilapisi kartilago artikular.
a. Lapisan terluar kapsul sendi terbentuk dari jaringan ikat fibrosa rapat berwarna putih yang
memanjang sampai bagian periosteum tulang yang menyatu pada sendi.
1. Ligamen adalah penebalan kapsul yang berfungsi untuk menopang kapsul sendi dan
memberikan stabilitas.
2. Ligamen dapat menyatu dalam kapsul atau terpisah dari kapsul melalui envaginasi kapsul.
b. Lapisan terdalam kapsula sendi adalah membran sinovial yang melapisi keseluruhan sendi,
kecuali pada kartilago artikular.
1. Membran synovial mensekresi cairan sinovial, materi kental yang jernih seperti putih telur.
Materi ini terdiri dari 95% air dengan Ph 7,4 dan merupakan campuran polisakarida (sebagian
besar asam hialuronat), protein, dan lemak.
2. Cairan Sinovial berfungsi untuk melumasi dan memberikan nutrisi pada kartilago artikular.
Cairan ini juga mengandung sel fagosit untuk mengeluarkan fragmen jaringan mati (debris) dari
rongga sendi yang cidera atau terinfeksi.
3. Pada beberapa sendi synovial, seperti persendian lutut, terdapat diskus artikular (meniskus)
fibrokartilago.
a. Diskus artikular memodifikasi bentuk permukaan tulang yang berartikulasi untuk mempermudah
gerakan, memperbesar stabilitas atau untuk meredam goncangan
b. Cedera pada diskus artikular lutut biasanya disebut robekan kartilago
4. Bursa adalah kantong tertutup yang dilapisi membran synovial, dan ditemukan diluar rongga
sendi. Kantong ini terletak dibawah tendon atau otot dan mungkin juga dapat ditemukan di area
percabangan tendon atau otot diatas tulang yang menonjol atau secara subkutan jika kulit
terpapar pada friksi, seperti pada siku atau tempurung lutut.
D. Klasifikasi persendian synovial didasarkan pada bentuk permukaan yang berartikulasi.
1. Sendi sferoidal terdiri dari sebuah tulang dengan kepala berbentuk bulat yang masuk dengan pas
kedalam rongga berbentuk cangkir pada tulang lain. Sendi ini yang dikenal sebagaisendi traksial
atau multiaksial, memungkinkan rentang gerak yang lebih besar, menuju ketiga arah. Contoh
sendi sferoidal adalah sendi panggul serta sendi bahu.
2. Sendi engsel, permukaan konveks sebuah tulang masuk dengan pas pada permukaan konkaf
tulang kedua. Sendi ini memungkinkan gerakan ke satu arah saja dan dikenal sebagai sendi
uniaksial. Contohnya adalah persendian pada lutut dan siku.
3. Sendi kisar (pifot joint) adalah tulang berbentuk kerucut yang masuk dengan pas ke dalam
cekungan tulang kedua, dan dapat berputar ke semua arah. Sendi ini merupakan sendi uniaksial
yang memungkinkan terjadinya berotasi di sekitaar prosesus odontoid aksis, dan persendian
antara bagian kepala proksimal tulang radius dan ulna.
4. Persendian Kondiloid terdiri dari sebuah kondilus oval suatu tulang yang masuk dengan pas
kedalam rongga berbentuk elips di tulang kedua. Sendi ini merupakan sendi blaksial, yang
memungkinkan gerakan kedua arah disudut kanan setiap tulang. Contohnya adalah sendi antara
tulang radius dan tulang karpal serta sendi antara kondilus oksipital tengkorak dan atlas.
5. Sendi pelana, permukaan tulang yang berartikulasi berbentuk konkaf disatu sisi dan konveks
pada sisi lainnya: sehingga tulang tersebut akan masuk dengan pas kedalam permukaan tulang
kedua yang berbentuk konveks dan konkafnya berada pada sisi berlawanan, seperti dua pelana
yang saling menyatu. Persendian ini adalah sendi kondiloid yang termodifikasi sehingga
memungkinkan gerakan yang sama. Satu-satunya sendi pelana sejati yang ada dalam tubuh
adalah persendian antara tulang karpal dan metacarpal pada ibu jari.
6. Sendi Peluru adalah salah satu sendi yang permukaan kedua tulang yang berartikulasi berbentuk
datar, sehingga memungkinkan gerakan meluncur antara satu tulang terhadap tulang lainnya.
Sedikit gerakan ke segala arah mungkin terjadi dalam batas prosesus atau ligamen yang
membungkus persendian. Persendian semacam ini disebut sendi nonaksial: misalnya, persendian
intervertebra, dan persendian antar tulang-tulang karpal dan tulang-tulang tarsal.
E. Pergerakan pada sendi sinovial merupakan hasil kerja otot rangka yang melekat pada tulang-
tulang yang membentuk artikulasi. Otot tersebut memberikan tenaga, tulang berfungsi sebagai
pengungkit, dan sendi berfungsi sebagai penumpu.
1. Fleksi adalah gerakan yang memperkecil sedut antara dua tulang atau duan bagian tubuh, seperti
saat menekuk siku (menggerakkan lengan kea rah depan), menekuk lutut (menggerakkan tungkai
kearah belakang), atau juga menekuk torso kea rah samping.
a. Dorsofleksi adalah gerakan menekuk telapak kaki dipergelangan kea rah depan (meninggikan
bagian dorsal kaki)
b. Plantar fleksi adalah gerakan meluruskan telapak kaki pada pergelangan kaki
2. Ekstensi adalah gerakan yang memperbesar sudut antara dua tulang atau dua bagian tubuh.
a. Ekstensi bagian tubuh kembali ke posisi anatomis, seperti gerak meluruskan persendian pada
siku dan lutut setelah fleksi.
b. Hiperekstensi mengacu pada gerakan yang memperbesar sudut pada bagian-bagian tubuh
melebihi 180%, seperti gerakan menekuk torso atau kepala kea rah belakang.
3. Abduksi adalah gerakan bagian tubuh menjauhi garis tengah tubuh, seperti saat lengan
berabduksi, atau menjauhi aksis longitudinal tungkai. Seperti gerakan abduksi jari tangan dan jari
kaki.
4. Aduksi kebalikan dari abduksi, adalah gerakan bagian tubuh saat kembali ke aksis utama tubuh
atau aksis longitudinal tungkai.
5. Rotasi adalah gerakan tulang yang berputar disekitar aksis pusat tulang itu sendiri tanpa
mengalami dislokasi lateral, seperti saat menggelengkan kepala untuk menyatakan tidak.
a. Pronasi adalah rotasi medial lengan bawah dalam posisi anatomis, yang mengakibatkan telapak
tangan menghadap kebelakang.
b. Supinasi adalah rotasi lateral lengan bawah, yang mengakibatkan telapak tangan menghadap ke
depan.
6. Sirkumduksi adalah kombinasi dari semua gerakan angular dan berputar untuk membuat ruang
berbentuk kerucut, seperti saat mengayunkan lengan membentuk putaran. Gerakan seperti ini
dapat berlangsung pada persendiaan panggul, bahu, trunkus, pergelangan tangan, dan persendian
lutut.
7. Inversi adalah gerakan sendi pergelangan kaki yang memungkinkan telapak kai menghadap ke
dalam atau kea rah medial.
8. Eversi adalah gerakan sendi pergelangan kaki yang memungkinkan telapak kaki menghadap kea
rah luar. Gerakan inversi dan eversi pada kaki sangat berguna untuk berjalan diatas daerah yang
rusak dan berbatu-batu.
9. Protaksi adalah memajukan bagian tubuh, seperti saat menonjolkan rahang bawah ke depan,
atau memfleksi girdel pektoral ke arah depan.
10. Retraksi adalah gerakan menarik bagian tubuh kea rah belakang, seperti saat meretraksi girdle
pektoral untuk membusungkan dada.
11. Elevasi adalah pergerakan struktur kea rah superior, seperti saat mengatupkan mulut
(mengelevasi mandibula) atau mengangkat bahu (mengelevasi skapula).
12. Depresi adalah menggerakkan suatu struktur ke arah inferior, seperti saat membuka mulut.
F. Gangguan pada persendian
1. Terkilir. Terkilir adalah cedera sendi yang dapat meregangkan atau mungkin melukai ligamen
atau tendon yang membungkus sendi. Hal ini biasanya terjadi akibat berputar dengan tiba-tiba
atau tubrukan pada sendi. Terkilit jarang terjadi pada lutut, pergelangan tangan, atau pergelangan
kaki. Terkilir adalah cedera ringan yang tidak menyebabkan rupture jaringan.
2. Dislokasi. Dislokasi, juga disebut luksasi, mengacu pada keadaan dimana terjadi kesalahan letak
permukaan artikulasi suatu persendiaan. Persendiaan lutut dan bahu merupakan sendi rawan
terhadap terjadinya dislokasi.
3. Bursitis, peradangan pada bursa yang menyatu dengan sendi, terjadi akibat eksersi sendi yang
berlebihan atau karena infeksi. Peristiwa ini paling sering terjadi pada bursa subakromial di bahu
dan mengakibatkan nyeri dan pergerakan sendi bahu yang terbatas atau pada bursa antara
Prosesus olekranon dan kulit (tennis elbow). Bursitis prepatelar (biasa disebut housemaids
knee) mungkin terjadi akibat sering berlutut.
4. Artritis adalah sebutan umum untuk semua jenis penyakit persendian, semua penyakit
persendian ditandai dengan nyeri, pembengkakan, dan peradangan, serta semuanya
mengakibatkan derajat kepincangan yang berfariasi.
a. Artritis reumatoid adalah suatu penyakit sistematik yang menyerang jaringan ikat dengan
inflamasi persendian sebagai manifestasi utama.
1. Penyakit ini mengakibatkan penebalan membrane sinovial dengan kerusakan lanjut pada
kartilago artikular.
2. Walaupun masa remisi sudah berlangsung, penyakit ini cenderung menjadi kronik dan progresif.
b. Osteoartritis adalah suatu penyakit persendian degeneratif yang kelihatannya berkaitan dengan
proses penuaan, obesitas, atau trauma persendian.
1. Gejala penyakit ini jarang muncul pada usia 40 tahun, dan pada akhirnya setiap orang akan
mengalami osteoartritis sampai derajat keparahan tertentu.
2. Kartilago hialin artikular hancur dan pertumbuhan tulang yang berlebihan pada tepi-tepi
artikular ditambah dengan hilangnya ruang sendi mengakibatkan nyeri, terutama setelah
beraktivitas. Penyakit ini bukanlah penyakit yang menyababkan kepincangan, kecuali jika
persendian panggul terserang.
c. Artritis Gouti, yang menyerang sebagian besar laki-laki dewasa adalah akibat kelainan
metabolisme asam nukleat, yang menyebabkan penumpukan asam urat dalm persendian tertentu.
d. Artritis infeksius terjadi saat bakteri atau produk bakteri tersebut berdiam dalam persendian dan
mengakibatkan peradangan.
1. Artritis Gonokokus menyebabkan nyeri akut dan terjadi akibat invasi organisme penyebab
gonore ke dalam sendi.
2. Infeksi Stafilokokus juga dapat menyebakan gejala artritis.
STRUKTUR TULANG
Merupakan jaringan ikat khusus, yang tersusun atas sel yang tertanam di dalam matriks
serat organik dan ion anorganik.
Sel
a. Osteoblas adalah sel yang aktif mensintesis matriks tulang. Sel ini distimulasi oleh
hormon pertumbuhan.
b. Osteosit adalah osteoblas dorman yang dikelilingi oleh matriks. Osteosit dapat diaktifkan
kembali ketika tulang cedera.
c. Osteoklas adalah sel berinti banyak yang membentuk kembali tulang dan melepaskan ion
anorganik (yaitu, kalsium, fosfat) dan komponen organik. Osteoklas dirangsang oleh
hormon paratiroid.
Matriks
GAMBAR 2-1. Organisasi otot. A. Otot terbentuk rilbuan sel (serabut) otot yang dlbungkus
dengan lapisan jaringan ikat dan disatukan dalam kelompok-kelompok yang disebut fasikulus. B,
setiap serabut otot, di bagian yang pola pitanya dapat terlihat. rnengandung miofibril. C, Setiap
miofibril tarsusun dari miofilamen muosin tebal dan miofilamen aktin.
2. Lapisan sebelah luar sekali dibentuk otot miring luar (muskulus obliqus eksternus abdominis).
Berpangkal pada kosta V sampai kosta yang bawah sekali. Serabut ototnya yang sebelah
belakang menuju ke tepi tulang panggul (Krista iliaka). Serabut yang depan menuju linea alba.
Serabut yang tengah membentuk ikat yang terbentang dari spina iliaka anterior superior ke
simfisis.
3. Lapisan ke dua di bawah otot di bentuk oleh otot perut dalam (muskulus obliqus internus
abdominis). Serabut miring menuju ke atas dank e tengah. Apeneurosis terbagi 2 dan ikut
membentuk kandung otot perut lurus sebelah depan dan belakang muskulus rektus abdominis,
otot perut lurus mulai dari pedang rawan kosta III di bawah dan menuju ke simfisis. Otot ini
mempunyai 4 buah urat melintang.
4. Muskulus transverses abdominis, merupakan xifoid menuju artikule ke kosta III terus ke
simfisis. Otot ini membentuk 4 buah otot yang bentuknya melintang dibungkus oleh muskulus
abdominis dan otot vagina.
Otot yang masuk ke dalam formasi bagian bawah dinding perut atau dindig abdominal posterior
:
a. Muskulus psoas, terletak di belakang diafragma bagian bawah mediastinum, berhubungan
dengan quadratus lumborum di dalamnya terdapat arteri, vena dan kelenjar limfe
b. Muskulus iliakus terdapat pada sisi tulang ilium, sebelah belakang berfungsi menopang sekum,
dan sebelah depan menyentuh kolon desendens.
E. OTOT PUNGGUNG
Otot punggung (bagian belakang tubuh), otot ini di bagi menjadi 3 bagian :
a. Otot yang ikut menggerakkan lengan
1. Trapezius (otot kerudung). Terdapat di semua ruas-ruas tulang vertebra. Berpangkal di tulang
oksipital. Fungsinya mengangkat dan menarik sendi bahu. Bagian atas menarik scapula ke
bagian medial dan yang bawah menarik ke bawah lateral.
2. Muskulus latisimus dorsi (otot punggung lebar), berpangkal pada ruas tulang vertebra yang
kelima dari bawah fasia lumboid, tepi tulang vertebra dan kosta III di bawah, gunanya menutupi
ketiak bagian belakang, menengahkan dan memutar tulang pangkal lengan ke dalam.
3. Muskulus lumboid (otot belah ketupat), berpangkal dari ujung prosesus sifoid, dari tulang
leher V, ruas tulang vertebra V, di sini menuju ke pinggir tengah tulang belikat. Gunanya
menggerakkan tulang belikat ke atas dan ke tengah.
b. Otot antara ruas vertebra dan kosta
Otot yang bekerja menggerakkan kosta atau otot bantu pernapasan, terdiri dari dua otot yaitu :
1. Muskulus seratus inferior superior (otot gergaji belakang bawah). Terletak di bawah otot
punggung lebar, berpangkal di fasia lumbodorsalis dan menuju ke kosta V dari bawah. Gunanya
menarik tulang kosta ke bawah pada waktu bernapas.
2. Muskulus seratus posterior superior, terletak dibawah otot belah ketupat dan berpangkal di
ruas tulang leher keenam dan ke tujuh dari ruas os vertebra yang kedua. Gunanya menarik os
kosta ke atas waktu inspirasi.
c. Otot punggung sejati
1. Muskulus interspinalis transversi dan Muskulus semispinalis, terdapat di antara kiri kanan
prosesus transversus dan prosesus spina. Fungsinya untuk sikap dan pergelangan vertebra.
2. Muskulus sakrospinalis (muskulus erector spina), terletak disamping ruas tulang belakang kiri
dan kanan. Fungsinya memelihara dan menjaga kedudukan kolumna vertebra dan pergerakan
dari ruas os vertebra.
3. Muskulus quadratus lumborum, terletak antara krista iliaka dan os kosta, terdiri dari dua
lapisan : fleksi dari vertebra lumbalis dan di samping itu juga merupakan dinding bagian
belakang rongga perut.
F. OTOT PANGKAL LENGAN ATAS
a. Otot otot ketul (fleksor):
1. Muskulus biseps braki (otot lengan berkepala 2). Otot ini meliputi dua buah sendi dan
mempunyai dua buah kepala (kaput). Kepala yang panjang melekat di dalam sendi bahu, kepala
yang pendek melekatnya disebelah luar dan yang kedua disebelah dalam. Otot itu ke bawah
menuju ke tulang pengumpil. Di bawah uratnya terdapat kandung lender. Fungsinya
membengkokkan lengan bawah siku, meratakan hasta dan mengangkat lengan.
2. Muskulus brakialis (otot lengan dalam). Otot ini berpangkal dibawah otot segitiga di tulang
pangkal lengan dean menuju prosesus sifoid di pangkal tulang radius. Fungsinya
membengkokkan lengan bawah siku.
3. Muskulus korakobrakialis. Otot ini berpangkal di prosesus korakoid dan menuju ke tulang
pangkal lengan. Fungsinya mengangkat lengan.
2. Otot-otot ketul yang mengedangkan sikudan tangan serta ibu jari dan meratakan radius. Otot-
otot ini berkumpul sebagai berikut :
a. Otot-otot di sebelah metacarpal. Otot-otot ini ada 4 lapis. Lapis yang pertama ke 2 di sebelah
luar berpangkal di tulang pangkal lengan. Didalam lapis yang pertama terdapat otot-otot yang
meliputi sendi siku, sendi antara radius dan tulang pengumpil sendi pergelangan. Fungsinya
dapat membengkokkan falang. Lapis yang ke 4 ialah otot-otot untuk sendi antara tulang radius
dan tulang pengumpil. Di antara otot-otot ini di sebut :
Muskulus pronator teres. Fungsinya dapat mengerjakan silang radius dan
membengkokkanlengan bawah siku
Muskulus Palmaris ulnaris, berfungsi mengetulkan lengan,muskulus Palmaris longus, muskulus
fleksor karpi radialis, muskulus fleksor digitor sublimis,
Fungsinya fleksi jari kedua dan kelingking.: muskulus fleksor digitorumprofundus, fungsinya
fleksi jari 1, 2, 3, 4: muskulus fleksor policis ingus, fungsinya fleksi ibu jari.
Otot yang bekerja memutar radialis (pronator dan supinator) terdiri dari : muskulus pronator
teres equadratus, fungsinya pronasi tangan : muskulus spinator brevis, fungsinya supunasi
tangan.
b. Otot otot di sebelah tulang ulna, berfungsi membengkokkan lengan di siku, membengkokkan
tangan ke arah tulang ulna atau tulang radius.
c. Kedang Otot otot di sebelah punggung atas, disebut otot kedang jari bersama yang
meluruskan jari tangan. Otot yang lain meluruskan ibu jari (telunjuk). Otot otot lengan bawah
mempunyai otot yang panjang di bagian bawah di dekat pergelangan dan di tangan. Otot otot
tersebut menpunyai kandung otot.
H. OTOT OTOT TANGAN
Di tangan terdapat otot otot tangan pendek terdapat di antara tulang tulang telapak tangan
atau membantu ibu jari tangan (thenar) dan anak jantung tangan (hipothenar).
2.7 STRUKTUR OTOT EKSTREMITAS MANUSIA
Terdiri atas :
A. OTOT OTOT SEKITAR ILIUM
Otot ini berasal dari tulang ilium atau kolumna vertebralismenuju ke pangkal paha.
1. Sebelah anferior bagian dalam dari ilium terdapat:
a. Muskulus psoas mayor, terbentang dari prosesus transversi lumbalis menuju trokanter minor
dan iliakus
b. Muskulus iliakus, berasal dari fosa iliaka menuju trokanter minor.
c. Muskulius psoas minor, yang terletak di muka psoas mayor. Ketiga otot ini disebut juga otot
iliopsoas, fungsinya mengangkat dan memutar kalkaneus ke bagian luar.
2. Sebelah posterior bagian luar terdapat :
a. Muskulus gluteus maksimus merupakan otot yang terbesar yang terdapat di sebelah luar ilium
membentuk perineum. Fungsinya, antagonis dari iliopsoas yaitu rotasi fleksi dan endorotasi
femur.
b. Muskulus gluteus medius dan minimus, terdapat di bagian belakang dari sendiilium di bawah
gluteus maksimus.gfungsinya, abduksi dan endorotasi dari femur dan bagian medius eksorotasi
femur.
3.Produksi panas
Kontraksi otot secara metabolis menghasilkan panas untuk mempertahankan suhu normal
tubuh.
1. OTOT RANGKA
A. Organisasi
1. Otot rangka terdiri dari serabut-serabut yang tersusun dalam berkas yang disebut fasikel.
Semakin besar otot, semakin banyak jumlah serabutnya.
a. Otot biseps lengan pada lengan atas adalah otot yang besar dan tersusun dari 260.000 serabut.
b. Otot kecil. Seperti stapedius dalam telinga tengah. Hanya terdiri dari 1.500 serabut.
2. Lapisan jaringan ikat fibrosa membungkus setiap otot dan masuk ke bagian dalam untuk
melapisi fasikel dan serabut individual. Jaringan ini menyalurkan implus saraf dan pembuluh
darah ke dalam otot dan secara mekanis mentransmisikan daya kontraksi dari satu ujung otot
ke ujung lainnya.
a. Epimisium adalah jaringan ikat rapat yang melapisi keseluruhan otot dan terus berlanjut
sampai ke fasta dalam.
b. Perimisium mengacu pada ekstensi epimisium yang menembus ke dalam otot untuk melapisi
berkas fasikel.
c. Endomisisum adalah jaringan ikat halus yang melapisi setiap serabut otot individual.
E. Sumber energi untuk kontraksi. Karena ATP yang tersimpan dalam otot biasanya akan habis
setelah sepuluh kali kontraksi, maka ATP harus dibentuk kembali untuk kelangsungan aktivitas
otot melalui sumber lain.
1. Kreatin fosfat (CP), senyawa berenergi tinggi lainnya, merupakan sumber energi yang
langsung tersedia untuk memperbarui ATP dari ADP
(CP + ADP ATP + kreatin)
a. CP memungkinkan kontraksi otot tetap berlangsung saat ATP tambahan dibentuk melalui
metabolisme glukosa secara anaerob dan aerob.
b. CP menyediakan energi untuk sekitar 100 kontraksi dan harus disintesis ulang dengan
cara memproduksi lebih banyak ATP (ATP + Kreatin ADP + CP).
c. ATP tambahan terbentuk dari metabolisme glukosa dan asam lemak melalui reaksi aerob dan
anaerob.
4. Oxygen dept. Saat terjadi aktivitas berat yang singkat, penguraian ATP berlangsung dengan
cepat sehingga simpanan energi anaerob menjadi cepat habis. Sistem respiratorik dan
pembuluh darah tida dapat menghantar cukup oksigen ke otot untuk membentuk ATP melalui
reaksi aerob.
a. Asam laktat berakumulasi, mengubah pH, dan menyebabkan keletiahan serta nyeri otot.
b. Oksigen ekstra yang harus dihirup setelah aktivitas berat disebut oxygen dept.
c. Volume yang dihirup tetap berada di volume normal sampai semua asam laktat dikeluarkan,
baik dioksidasi ulang menjadi asam piruvat dalam otot disintesis ulang menjadi glukosa dalam
hati.
Gambar 2-2. Inervasi otot rangka. A, Satu akson tunggal pada sebuah neuron motorik
bercabang ke dalam sejumlah serabut otot. B, setiap percabangan akson membentuk sambungan
mioneural dengan sebuahserabut C, Membran serabut otot membentuk satu tempeng ujung
motorik yang menyelubungi percabangan terminal sebuah akson. Akson dipisahkan dari
sarkolema oleh celah sinaptik tempat zat transmitter asetilkolin mengalir.
c. Retikulum sarkoplasma kemudian melepas cadangan fon kalsium ke sekitar filamen tebal dan
tipis yang bertumpang tindih. Hal ini mengakibatkan interdigitasi aktin dan myosin serta
pemendekan sarkomer.
d. Rangkaian kegiatan ini disebut rangkaian eksitasi-kontraksi
6. Jika impuls saraf terhenti maka depolarisasi membrane selesai, ion kalsium di
tangkap kembali oleh retikulum sartoplasma, dan proses kontraksi berhenti.
7. Ach berhubungan dengan sarkolema hanya selama beberapa milidetik. Zat ini
hampir secara langsung di pecah oleh enzim kolinesterase yang dilepas dari lipatan sarkolema.
Pemecahan ACH seperti ini penting untuk membatasi durasi kontraksi dan memungkinkan
terjadinya kontraksi berulang.
8. Otot rangka juga mengandung banyak ujung saraf sensorik.
G. Karakteristik kontraksi otot rangka. Banyak informasi mengenai kontraksi otot didapat dari
preparat saraf-otot di laboratorium, biasanya berasal dari otot gastrocnemius seekor katak dengan
saraf motoriknya yang masih melekat. Salah satu ujung saraf tersebut kaku dan ujung lainnya
dapat digerakkan, serta melekat pada alat perekam (miogram) yang meraba dan memberikan
gambaran mengenai perubahan panjang otot. Diektoda langsung diinsersi kedalam otot dan
stimulus diberikan untuk memperlihatkan karakteristik dasar dari kontraksi.
1. Stimulus ambang adalah voltase listrik minimum yang menyebabkan kontraksi serabut otot
tunggal.
a. Respons all-or-none serabut otot. Jika stimulus ambang telah tercapai, maka serabut otot akan
merespons secara maksimal atau tidak sama sekali selama kondisi lingkungan serabut tidak
berubah.
b. Dengan meningkatkan intensitas stimulus melebihi ambang batasnya tidak akan memperbesar
respons serabut otot tunggal.
2. Kedutaan otot
a. Jika preparat otot distimulasi, maka setiap serabut otot dalam otot akan mematuhi semua hokum
all-or-none, tetapi serabut yang berbeda memiliki ambang yang berbeda pula.
b. Jika stimulus meningkat derajat voltasenya, maka serabut tambahan turut merespons.
c. kedutan otot (kontraksi maksimum keseluruhan otot ) akan terjadi saat Intensitas stimulus cukup
untuk seluruh serabut.
(1) Periode laten adalah waktu antara stimulus atau peristiwa kejutan dan peristiwa mekanis
kontraksi. Selama periode ini, serabut otot mengalami depolarisasi, ion kalsium dilepas, dan
reaksi kimia mulai berlangsung.
(2) Periode kontraksi adalah waktu yang diperlukan otot untuk memendek.
(3) Periode relaksasi adalah waktu yang diperlukan otot untuk kembali ke panjang semula. Periode
relaksasi berlangsung lebih lama dibandingkan periode kontraksi.
(4) Magnitudo respons adalah tinggi gelombang.
(5) Periode refratoris adalah waktu yang sangat singkat setelah stimulus pertama, yaitu saat otot
tidak responsif terhadap stimulus kedua.
(6) Kedua otot diinduksi dalam kondisi laboratorium dan biasanya tidak terjadi dalam tubuh.
Kontraksi otot ocular (kedipan mata) dengan waktu kontraksi 10 milidetik adalah contoh yang
paling mendekati respons kedutan.
3. Respons otot tergradasi. Kedutan otot merupakan praktik kecil dalam gerakan tubuh, yang
memerlukan pengendalian kontraksi otot denagn kekuatan bervariasi, bergabung pada
kebutuhan. Keseluruhan otot merespons dalam gaya yang bergradasi terhadap frekuensi dan
intensitas implus saraf ke unit motorik.
a. Sumasi gelombang. Adalah gabungan kedutan akibat stimulasi berulang. Jika stimulasi
diberikan secara berturut-turut dengan cepat sehingga kontraksi kedua pada otot dimulai sebelum
kontraksi pertama selesai, maka kedua kontraksi dipadukan untuk menghasilkan kontraksi yang
lebih besar dan lebih lama.
(1) Kontraksi tetanik. Jika frekuensi stimulus meningkat melebihi batas reaksi otot, maka kontraksi
akan bergabung menjadi kontraksi yang panjang dan kuat. Kontraksi tetanik penting dan sering
terjadi dalam gerakan otot yang biasa.
(2) Di laboratorium, stimulus berlanjut yang diberikan pada otot dalam keadaan tetani akan
mengakibatkan keletihan otot dan ketidak mampuan untuk mempertahankan kontraksi.
(3) Keletihan otot yang sebenarnya . Kalaupun ada jarang terjadi dalam aktivitas otot sehari - hari.
b. Sumasi unit motorik ganda terjadi jika unit unit motorik yang berbeda dalam suatu otot,
dimana setiap unit merespons pada stimulus ambang yang berbeda, telah reaktivasi. Semakin
banyak unit motorik yang merespons, semakin besar kekuatan total kontraksi.
c. Aktivitas otot dalam tubuh bergradasi. Akibat pemberian frekuensi yang berbeda pada unit unit
saraf motorik dan penggunaan kedua jenis sumasi tersebut.
4. Tonus. Otot rangka dalam tubuh selalu dalam keadaan berkontraksi sebagian yang disebut tonus
otot. Implus saraf dari medulla spinalis menjalar ke serabut otot untuk mempertahankan keadaan
kontraksi tetanik pada sekitar 10% serabut otot dengan dasar yang tetap berotasi.
a. Derajat tonus otot bergantung pada informasi yang didapat dari reseptor otot yang disebut spindel
jumlah kekuatan kontraksi dsan menghantarkan informasi ke medulla spinalis.
b. Tonus otot sangat penting pada otot postural (penopang tubuh). Tonus juga menghasilkan panas
tubuh.
5. Treppe. Jika otot yang beristirahat diberikan stimulus tingkat menengah, maka kekuatan awal
kontraksi akan jauh lebih lemah dibandingkan kontraksi yangf terus menerus dan hasil
miogram akan tampak seperti tangga.
a. Penyebab treppe tidak diketahui, tetapi mungkin berkaitan dengan peningkatan konsentrasi, atau
mungkin keefektifan, dari ion ion kalsium di sekitar miofibril.
b. Fenomena treppe iinilah yang menyebabkan semua aktifitas otot harus didahului dengan masa
pemanasan, yaitu menggerakkan otot yang terlibat.
6. Kontraksi isometrik dan isotonik
a. Kontraksi isometrik adalah kontraksi yang terjadi saat otot membentuk daya atau tegangan
tanpa harus memendek untuk memindahkan suatu beban.
(1) Aktivasi crossbridge berlangsung. Tetapi miofilamen tidak bergeser saat kontraksi isometrik
berlangsung.
(2) Tegangan yang terbentuk daalm otot otot postural berfungsi untuk mempertahankan kepala
tetap bergerak dan tubuh tetap berdiri merupakan contoh kontraksi isometrik.
b. kontraksi isotonik adalah kontraksi yang terjadi saat otot memendek untuk mengangkat atau
memindahkan suatu beban (melakukan pekerjaan).
c. Otot otot dalam tubuh dapat berkontraksi secara isometrik atau secara isotonik. Sebagian besar
kontraksi merupakan kombinasi kedua jenis kontraksi tersebut. Berjalan atau berlari, misalnya,
memakai keduanya.
7. Produksi panas oleh otot. Karena otot rangka mencapai setengah dari seluruh berat tubuh, maka
panas yang dihasilkan dari reaksi kimia pada kontraksi merupakan sumber utama panas tubuh
dan untuk mempertahankan suhu tubuh.
8. Hubungan panjang tegangan dalam otot. Setiap otot dalam tubuh memiliki panjang
optimum sehingga daya kontraksi maksimal dapat dilakukan. Kontraksi otot paling efisien
berlangsung saat tubuh dalam keadaan relaks.
a. Mekanisme sliding filamen pada kontraksi otot menggambarkan hubungan panjang tegangan
dalam otot. Tegangan maksimum dapat terbuntuk saat filamen aktin tipis mulai bertumpang
tindih dengan filamen miosin tebal, sehingga penggeseran dapat terjadi di sepanjang filamen
aktin.
b. Jika otot meregang melebihi panjang optimumnya, maka filamen tipis tidak dapat bertumpang
tindih dengan filamen tebal. Sehingga hanya ada sedikit miofilamen untuk interdigitasi aktin
miosin.
c. Jika sebuah sel otot ternyata lebih pendek dibandingkan panjang optimumnya sebelum kontraksi,
maka tegangan yang terbentuk akan berkurang. Filamen aktin kemudian bertumpang tindih
secara maksimal. Sehingga ruang yang tertinggal untuk berinteraksi sedikit. Filamen miosin
tertekan ke garis z.
H. Jenis serabut otot. Otot rangka manusia memiliki tiga jenis serabut yang berbeda dalam
kecepatan berkontraksi, resistensinya terhadap keletihan, dan kemampuan untuk menghasilkan
ATP.
1. Serabut merah kedut lambat. Mengandung konsentrasi pigmen merah pernapasan yang sangat
banyak, mioglobin, yang mengikat molekul oksigen untuk memfasilitasi pernapasan aerob.
a. Serabut ini berdiameter kecil, dikelilingi banyak kapiler yang menyediakan oksigen dan nutrisi,
kontraksinya lambat, dan resisten terhadap keletihan.
b. Otot postural di area punggung, beradaptasi untuk melakukan aktivitas konstan dan sebagian
besar tersusun dari serabut merah yang lambat.
2. Serabut putih kedut cepat tidak memiliki mioglobin, mitokondria dan kapilarnya juga lebih
sedikit tetapi simpanan glikogen dan enzimnya lebih banyak. Simpanan ini meningkatkan
kapasitasnya untuk melakukan glikolisis anaerob.
a. Serabut lebih tebal, mampu menghasilkan ATP dengan kecepatan tinggi, tetapi cepat letih jika
simpanan glikogennya menipis.
b. Serabut putih yang cepat ini sesuai untuk melakukan aktivitas muskular yang melonjak, seperti
berlari.
3. Serabut pertengahan berwarna merah. Serabut ini mengandumg mioglobin dan memiliki sifat
serta resistensi keletihan tingkat menengah dibandingkan kedua jenis serabut sebelumnya.
4. Sebagian besar otot tersusun dari ketiga jenis serabut itu. Rasio serabut kedut cepat ke lambat
yang mungkin ditentukan secara genetik bertanggung jawab terhadap variasi kemampuan atletik
seseorang.
I. Hipertrofi dan atrofi
1. Hipertrofi otot, atau pembesaran otot, merupakan ahasil aktifitas muskular yang kuat dan
berulang, bukan hasil aktifitas ringan. Jumlah serabut tidak bertambah, tetapi ada peningkatan
diameter dan panjang serabut yang juga berkaitan dengan peningkatan unsur unsur filamen.
2. Atrofi otot adalah kebalikan dari hipertrofi. Jika suatu otot tidak dipakai, maka otot tersebut akan
mengecil. Pada akhirnya, serabut otot akan diinfiltrasi dan digantikan dengan jaringan fibrosa
dan lemak.
B. Perbedaan kontraksi
1. Walaupun aktin dan miosin berikatan di crossbridge sel otot polos, kontraksi sel sel otot polos
bergantung pada fosforilasi miosin : yaitu , saat gugus fosfat berikatan fdengan miosin.
2. Pada otot polos terdapat peningkatan konsentrasi ion kalsium yang berikatan dengan
kalmodulin. Protein yang strukturnya mirip dengan troponia Ca++ / kompleks kalmodulin
mengaktivasi miosin kinase, protein interseluler lain yang memfosforilasi miosin.
3. Sebagian ion kalsium dilepas dari retikulum sarkoplasma, tetapi sebagian besar kalsium masuk
melalui saluran ion kalsium yang terbuka pada membran plasma.
4. Saat ion kalsium ditranspor baik menuju retikulumsarkoplasma dan keluar menyebrangi
membran plasma, miosin terdefosforilasi dan otot menjadi relaks.
C. Jenis otot polos. Ada dua kategori utama otot polos berdasarkan cara serabut otot
distimulusi untuk berkontraksi.
1. Otot polos unit ganda ditemukan pada dinding pembuluh darah besar, pada jalan udara besar
traktus respiratorik, pada otot mata yang memfokuskan lensa dan menyesuaikan ukuran pupil,
dan pada otot erektorpili rambut.
a. Seperti otot rangka, otot polos ganda juga neurogenik, otot ini membutuhkan stimulus saraf
untuk memicu konraksi.
b. Tidak seperti otot rangka, otot ini tidak memiliki sambungan neuromuscular. Cairan
neurotransmitter hanya dialirkan ke dalam cairan ekstraselular yang mengelilingi sel-sel otot
polos.
c. Kontraksi otot polos ganda juga dapat dipengaruhi oleh hormon dan obat-obatan tertentu.
2. Otot polos unit tunggal (viseral) ditemukan tersusun dalam lapisan dinding organ berongga
atau visceral. Semua serabut dalam lapisan mampu berkontraksi sebagai unit tunggal.
a. Otot polos viseral adalah otot yang dapat bereksitasi sendiri atau miogenik dan tidak
memerlukan stimulasi saraf eksternal untuk berkontraksi. Pembentukan potensial aksi mandiri
tersebut merupakan hasil dari aktivitas listrik spontan.
b. Akibat daya listrik, sel-sel otot polos dalam lapisan disatukan melalui sambungan celah (gap
junction) komunikasi, yang dengan cepat menyebarkan potensial aksi ke seluruh sel yang saling
tehubung.
1) Sistem saraf otonom berakhir pada viseral, otot polos memodifikasi frekuensi dan kekuatan
kontraksi. Sel-sel otot polos dapat dipengaruhi oleh lebih dari satu jenis neurotransmitter.
2) Faktor lain yang mempengaruhi kontraksi otot polos viseral adalah hormone-hormon tertentu,
metabolic local tingkat menengah yang diproduksi disekitar otot, peregangan mekanis, dan
beberapa jenis obat.
D. Otot-otot yang menggerakkan suatu bagian tubuh biasanya tidak berada di atas bagian
tersebut, tetapi terletak proksimal terhadap bagian yang bergerak. Misalnya, otot-otot yang
menggerakkan lengan bawah terletak pada lengan atas, otot-otot yang menggerakkan tangan
dan pergelangan berada pada lengan bawah.
E. Otot bekerja dalam kelompok, tidak sendirian. Jaringan otot yang bekerja sendirian. Beberapa
otot dalam kelompok berkontraksi sementara yang lainnya relaks.
1. Penggerak utama atau agonis, adalah otot yang melakukan sebagian besar kerja untuk
membentuk gerakan.
2. Sinergis atau fiksator, adalah otot yang membantu penggerak utama dengan berkontraksi pada
waktu yang sama untuk membantu gerakan atau menstabilkan (fiksasi) suatu bagian, sehingga
gerakan lebih efektif.
3. Antagonis, adalah otot yang berealaksasi saat penggerak utama dan sinergis berkontraksi. Otot
antagonis memliki aksi yang berlawanan dan terletak di sisi yang berlawanan pada tulang.
4. Otot yang sama dapat berfungsi sebagai penggerak utama, sinergis, atau antagonis,
bergantung pada gerakan. Misalnya, ketika biseps lengan, otot yang memfleksi lengan bawah,
berkontraksi, maka triseps lengan atas, otot yang mengekstensi lengan bawah, berelaksasi. Jika
triseps lengan atas berkontraksi, maka otot biseps lengan berelaksasi.
5. Jika penggerak utama dan sinergis distimulasi oleh system saraf untuk berkontraksi, maka otot
antagonis secara refleks akan terlambat.
F. Nama otot pada dasarnya menggambarkan satu cirinya atau lebih. Otot tersebut dapat
dinamakan sesuai dengan lokasi, aksi, origo, dan insersi, arah serabut, jumlah divisi, bentuk,
titik perlekatan, atau ukuran, seperti contoh berikut :
a. Aksi : Fleksor jari kaki, aduktor longus, levator sudut mulut.
b. Lokasi : tibialis anterior, rektus tungkai.
c. Arah serabut :rektus tungkai, otot abdominal transverses.
d. Bentuk : deltoid, trapesius.
e. Jumlah divisi pada again kepala (origo): biseps lengan, kuadriseps.
f. Titik perlekatan : sternokleidomastoideus.
g. Ukuran : maksimum, minimum, bervis, longus.
KERJA OTOT
Bila suatu otot berkontraksi, salah satu ujungnya biasanya diam sedangkan ujung yang
lain bergerak ke arah ujung yang diam tersebut (Gambar 13.1 dan 13.2). ujung yang diam disebut
origo, sedangkan yang bergerak disebut insersi. Namun, kadang kadang otot bisa digerakkan
sedemikian rupa sehingga insersinya diam dan origo bergerak kea rah insersi. Misalnya otot
gluteus maksimus. Origo otot ini terletak pada sacrum dan insersinya pada femur. Bila insersi
bergerak ke origo, maka paha ang fleksi menjadi ekstensi. Apabila seseorang mengubah posisi
dari membungkuk ke depan pada sendi pinggul menjadi berdiri tegak, maka origo bergerak
kearah insersi. Susunan ini menghemat jumlah otot yang diperlukan dan penghematan lebih
lanjut dilakukan dengan menempatkan otot
Gambar 13.1 Diagram yang memperlihat gerakan tulang saat otot berkontraksi.
sedemikian rupa sehingga bisa melakukan lebih dari satu kerja. Otot otot harus melintasi sendi
yang digerakkannya. Beberapa otot melintasi dua sendi dan bekerja menggerakkan keduanya,
misalnya otot bisep melintasi siku dan bahu dan menghasilkan fleksi pada kedua sendi tersebut.
Otot hanya bekerja melalui kegiatan kontraksi dan kegiatan menarik. Otot tidak bisa
mendorong, meskipun bisa berkontraksi tanpa memendek sehingga mempertahankan sendi diam
pada posisi tertentu. Bila kontraksi hilang, otot menjadi lunak, tetapi tidak memanjang sampai ia
teregang oleh kontraksi otot yang berlawanan kerjanya (otot antagonis).
Otot tidak pernah bekerja sendiri. Bahkan gerakan paling sederhana sekalipun
memerlukan kerja banyak otot. Mengambil pensil memerlukan gerakan jari dan ibu jari,
pergelangan tangan, dan siku, bahkan mungkin bahu dan batang tubuh ketika badan
membungkuk ke depan. Setiap otot harus berkontraksi dan setiap otot antagonis harus rileks
untuk memungkinkan gerakan yang halus tanpa sentakan. Kerja harmonis otot otot ini disebut
koordinasi otot. Setiap kerja baru yang melibatkan koordinasi memerlukan waktu dan latihan
sampai kombinasi baru gerakan otot tersebut dikuasi dan setelah itu, gerakan tersebut bisa
dilakukan tanpa kerja mental dan konsentrasi yang besar.
Gambar 13.2 Otot volunter yang khas rnemperlihatkan kontraksi.
Saraf sensori member rasa otot, meskipun bukan sensasi yang sangat akut, tetapi cukup
untuk menginformasikan adanya kontraksi dan relaksasi pada otot. Sensasi ini tidak kentara
sampai dilakukan usaha sadar untuk merelaksasi atau mengontraksi otot, yakni pada saat derajat
kontraksi sebelumnya menjadi jelas. Kenormalan otot berada dalam kondisi kontraksi parsial
yang dikenal sebagai tonus otot. Tonus otot inilah yang mempertahankan posisi dalam waktu
lama tanpa menimbulkan kelelahan. Hal ini dimungkinkan oleh suatu mekanisme. Pada
mekanismeini berbagai kelompok serabut otot melakukan kontraksi dan relaksasi secara
bergantian, sehingga setiap otot mempunyai kesempatan untuk beristirahat dan bekerja. Otot
yang mempunyai derajat tonisitas paling tinggi pada manusia adalah otot leher dan otot
punggung.
Kontraksi Otot
Komposisi otot
75 % air
20 % protein
5 % garam mineral, glikogen, dan lemak
Komposisi otot bisa dilihat pada kotak di atas. Kontraksi otot terjadi akibat impuls saraf. Impils
saraf, yang bersifat elektrik, dihantar ke sel sel otot secara kimiawi dan hal ini dilakukan oleh
sambungan otot saraf (neuromusculus junction). Impils saraf sampai ke sambungan otot
saraf yang mengandung gelembung gelembung kecil asetilkolin. Asetilkolin dilepas ke dalam
ruang antara saraf dan otot (celah sinaps) dan ketika asetilkolin menempel pada sel otot, ia akan
menyebabkan terjadinya depolarisasi dan aktivitas listrik akan menyebar ke seluruh sel otot,
sehingga timbul kontraksi. Untuk bisa berkontraksi, serabut otot memerlukan energy yang
didapat dari oksidasi makanan, terutama karbohidrat. Pada proses pencernaan karbohidrat akan
dipecah menjadi gula sederhana yang disebut glukosa. Glukosa yang tidak diperlukan dengan
segera oleh tubuh akan dikonversi menjadi glikogen dan disimpan di hati dan di otot. Glikogen
otot merupakan sumber panas energy bagi aktivitas otot. Selama oksidasi glikogen menjadi
karbonhidroksida dan air, terbentuk suatu senyawa yang kaya energi. Senyawa ini disebut
adenosine trifosfat (ATP). Apabila otot harus melakukan kontraksi, energi ATP akan dilepas
seiring dengan perubahannya menjadi adenosine disfosfat (ADP). Selama oksidasi glikogen,
akan terbentuk asam piruvat. Bila terdapat banyak oksigen, seperti yang terjadi pada gerakan
umum, asam piruvat dipecah menjadi karbondioksida dan air. Pada proses ini juga dilepas energi
yang akan dipakai untuk membuat lebih banyak ATP. Apabila oksigen tidak mencukupi, asam
piruvat di ubah menjadi asam laktat, yang bila menumpuk akan menyebabkan kelelahan otot.
Energi
ADP lebih banyak ATP
Energi ADP
ATP Energi,
karbondioksida, air
Bersama oksigen
Otot rangka juga dikenal sebagai otot lurik karena penampilannya lurik bila dilihat
dengan mikroskop. Gambaran lurik disebabkan oleh struktur protein yang membentuk otot.
Protein ini disebut aktin dan miosin. Apabila otot berkontraksi, gambaran lurik akan menyempit
dan ini diperkirakan karena gerakan relative satu protein terhadap protein lain. Hal ini
dideskripsikan sebagai teori pergeseran filament (sliding filamen). Myosin mempunyai tonjolan,
yang dengan menggunakan energy, dapat berjalan sepanjang protein yang lain (aktin) dan
dengan demikian menghasilkan kontraksi, ketika otot dirangsang oleh impuls listrik.
Selama latihan latihan yang berat banyak oksigen dibawa ke dalam otot, tetapi oksigen
yang mencapai sel otot tidak mencukupi, terutama pada awal latihan. Asam laktat akan
menumpuk dan berdifusi ke dalam cairan jaringan dan darah. Keberadaan asam laktat di dalam
darah akan merangsang pusat pernafasan sehingga frekuensi da kedalaman mafas pun
meningkat. Hal ini berlangsung terus, bahkan setelah latihan itu selesai, sampai jumlah oksigen
cukup untuk
c. Abduksi
Abduksi merupakan gerak tungkai yang arahnya menjauhi garis tengah. Otot yang berperan
menimbulkan gerak abduksi disebut otot abduktor.
d. Adduksi
Adduksi merupakan gerak tungkai yang arahnya mendekati garis tengah. Otot yang berperan
menimbulkan gerak adduksi disebut otot adduktor.
e. Pronasi
Pronasi merupakan gerak memutar lengan sehingga metakarpal ke posterior (gerakan
menelungkup). Otot yang berperan menimbulkan gerak pronasi disebut otot pronator.
f. Supinasi
Supinasi merupakan gerak memutar lengan sehingga metakarpal menengadah menghadap ke
superior. Otot yang berperan menimbulkan gerak supinasi disebut otot supinator.
g. Inversi
Inversi merupakan gerak memiringkan metatarsal ke arah dalam.
h. Eversi
Eversi merupakan gerak memiringkan metatarsal ke arah luar.
i. Elevasi
Elevasi merupakangerak mengangkat suatu bagian tubuh. Misalnya, gerak membuka mulut.
j. Depresi
Depresi merupakangerak menurunkan suatu bagian tubuh. Misalnya, gerak mengatup pada
mulut.
DAFTAR PUSTAKA
Slonae, Ethel. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula, Jakarta : EGC
Amk.H.syaifuddin, 2006, anatomi dan fisiologi untuk mahasiswa keperawatan, Jakarta: buku
kedokteran EGC
Watson Roger, 2002, anatomi dan fisiologi untuk perawat edisi 10, Jakarta: buku kedokteran
ECG
Poskan Komentar
Laman
Beranda
Struktur anatomi appendicular skeleton
Klasifikasi dan struktur tulang
Struktur anatomi axial skeleton
Articaltion dan body movement
Struktur otot tubuh 1
Struktur otot tubuh 2
Struktur otot ekstremitas
Pengikut
Arsip Blog
2011 (2)
o Juni (1)
ANATOMI DAN FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL
o Mei (1)
Mengenai Saya
m.alhuda
Lihat profil lengkapku
Template PT Keren Sekali. Diberdayakan oleh Blogger.