Anda di halaman 1dari 23

Anatomi Fisiologi “Sistem Rangka”

Disusun oleh :

Kelompok 1

Kelas : 1 DIV-B

Fadhila Khoirunnisa P21335118020

Nabila Salsabila P21335118039

Yeni Lestari P21335118079

Dosen Pembimbing :

Endang Uji Wahyuni, SKM., M.KM.


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Jakarta 2

Blok F3 Jalan Hang Jebat III, 4 No.8, RT.4/RW.8, Gunung, Kby. Baru, Kota
Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12120

Kata Pengantar

Puji syukur kita panjatkan kehaadirat Allah subhanahuwataala yang telah


mencurahkan rahmat dan karunianya kepada kita semua sehingga kami dapat
menulis makalah SISTEM RANGKA ini. Sholawat serta salam kita haturkan
kepada Nabi Muhammad salallahualaihiwasalam yang telah membawa kita dari
keadaan gelap gurita ke alam yang terang benderang. Penulis meminta maaf
apabila dalam makalah ini terdapat kekurangan atau kesalahan. Kritik dan saran
yang membangun sangat membantu penulis.

Jakarta, Februari 2019

Penulis
SISTEM RANGKA

1. Pengertian Rangka

Skelet atau kerangka adalah rangkaian tulang yang mendukung dan melindugi
bebrapa organ lunak, terutama dalam tengkorak dan panggul. Walaupun rangka
terutama tersusun dari tulang, rangka di sebagian tempat dilengkapi dengan
kartilago.

2. Fungsi Sistem Rangka Manusia

1. Menopang dan memberi bentuk tubuh


Tulang memberikan bentuk tubuh seperti bentuk rahang dan tinggi badan.
Tulang juga menopang tubuh agar manusia dapat berdiri tegak atau duduk.

2. Sebagai alat gerak


Tulang bersama-sama dengan otot dan sendi mendukung pergerakan tubuh,
sehingga manusia dapat menjalani aktivitas sehari-hari.

3. Melindungi organ penting


Tulang melindungi organ-organ penting, seperti otak, paru-paru, dan
jantung.

4. Memproduksi sel darah


Sumsum tulang merupakan bagian tulang yang berfungsi menghasilkan sel
darah. Selain menghasilkan sel darah, sumsum tulang juga membantu
menghancurkan sel-sel darah yang sudah tua.

5. Menyimpan mineral
Sistem rangka manusia menyimpan dua mineral penting, yakni kalsium dan
fosfor. Kalsium dan fosfor dibutuhkan sel untuk dapat berfungsi dengan
baik, terutama sel saraf dan otot.

Kerangka terbagi menjadi dua, yaitu:

1. Kerangka Axial (kerangka sumbu) terdiri dari 80 tulang yang membentuk aksis
panjang tubuh yang terdiri atas kepala dan badan, termasuk tulang-tulang
berikut:
1. Tengkorak

 Tulang Kranial

 Tulang Wajah

 Enam Tulang Audiotori

 Tulang Hioid

2. Tulang dada dan iga-iga

3. Tulang Belakang

2. Kerangka Appendikular terdiri dari 126 tulang yanng terdiri atas anggota gerak
dan gelang panggul yang menjadi tempat melekatnya lengan dan tungkai pada
rangka aksial.

1. Anggota gerak atas

2. Anggota gerak bawah

Klarifikasi Tulang

Tulang-tulang kerangka diklarifikasikan sesuai dengan bentuk dan formasinya.


1. Tulang Panjang atau tulang pipa terutama dijumpai dalam anggota gerak.
Setiap tulang panjang terdiri artas bagian batang dan dua bagian ujung.
Tulang pipa bekerja sebagai alat ungkit dari tubuh dan memungkinnya
bergerak.

2. Tulang Pendek. Tulang-tulang ini diselubungi jaringan padat tipis. Karena


kuatnya maka tulang pendek mampu mendukung seperti tampak pada
pergelangan tangan. Contoh tulang-tulang karpalia di tangan tarsalia di
kaki.

3. Tulang Pipih terdiri atas dua lapisan jaringan tulang keras dengan di
tengahnya lapisan tulang seperti spons . Ia dijumpai di mana diperlukan
perlindungan. Contoh : Tulang tengkorak, tulang inominata tulang panggul
atau koxa, iga-iga dan skapula (tulang belikat). Tulang pipih menyediakan
permukaan luas untuk kaitan otot-otot, misalnya skapula.

4. Tulang tak beraturan adalah yang tidak dapat dimasukkan dalam salah
satu dari ketiga kelas tadi. Contoh : Vertebra dan tulang wajah.

5. Tulang Sesamoid termasuk kelompok lain. Ia berkembang dalam tendon


otot-otot dan dijumpai didekat sendi. Contoh : Patela

Kerangka Axial

A. Tengkorak
Tengkorak adalah tulang kerangka dari kepala yang disusun menjadi dua bagian --
kranium (adakalanya disebut kalvaria) terdiri atas delapan tulang kranial, dan
kerangka wajah terdiri atas empat belas tulang.

Rongga tengkorak mempunyai permukaan atas yang dikenal sebagai kubah


tengkorak, licin pada permukaan luar dan pada permukaan dalam di tandai dengan
gili-gili dan lekukan supaya dapat sesuai dengan otak dan pembuluh darah.

Permukaan bawah dari rongga dikenal sebagai dasar tengkorak atau basis
kranii. Ia ditembusi oleh banyak lubang supaya dapat dilalui serabut saraf dan
pembuluh darah.

1) Tulang Kranium :

a) Tulang Oksipital (tulang kepala belakang)

Tulang oksipital berjumlah 1 terletak di belakang dan bawah rongga


kranium. Tulang ini ditembusi foramen magnum
atau lubang kepala belakang, yang dilalui medula
oblongata untuk bertemu dengan medula spinalis.
ProtubernS Oksipital Eksternal adalah suatu
proyeksi yang mencuat di atas foramen magnum.
Sisi foramen magnum berupa massa tulang yang
membentuk kondil-kondil (kondilus) tengkorak,
yang dijadikan permukaan persendian untuk atlas
(tulang penjunjung).

b) Tulang Parietal (tulang ubun-ubun)

Kedua tulang parietal membentuk bersama atap dan sisi tengkorak.


Permukaan luarnya halus, tetapi permukaan dalam ditandai kerutan-
kerutan dalam yang memuat arteri-arteri kranium.
c) Tulang Frontal (tulang dahi)

Tulang frontal terdiri dari 1 buah membentuk dahi dan bagian atas rongga
mata. Tepi Supraorbital ditandai dengan takik di tengah sebelah dalam.
Melalui takik ini Pembuluh Supraorbital dan Saraf Supraorbital lewat.

d) Tulang Temporal (tulang pelipis)

Dua Tulang temporal membentuk bagian bawah sisi kanan dan kiri
tengkorak. Setiap tulang temporal ireguler terdiri dari empat bagian :

1) Bagian Skuamosa, bagian terbesar, merupakan lempeng pipih dan


tipis yang membentuk pelipis serta memungkinkan otot - otot
temporal berkait padanya. Prosesus Zigomatikus (Taju Lengkung
Pipi), bagian skuamosa menjulang ke depan untuk bertemu dengan Os
Zigomatikus (Tulang, Lengkung Pipi).

2) Bagian Mastoid, terletak dibelakang dan di bawah liang telinga


sebagai Prosesus Mastoideus; permukaan luar memungkinkan otot
Sternokleido-Mastoideus berkaitan padanya. Prosesus Mastoideus
mempunyai ruang - ruang yang dikenal sebagai Rongga Udara
Mastoid dan sebuah ruangan khusus yang besar dan terletak sedikit
lebih ke depan, disebut Antrum timpanik (ruang gendang).

3) Bagian Petrosum, terletak di dalam dasar tengkorak dan tidak dapat


dilihat dari samping. Bagian ini berisi struktur telinga tengah dan
telinga dalam.

e) Tulang Etmoid (tulang tapis)

Etmoid adalah tulang yang ringan seperti spons, berbentuk kubus, terletak
pada atap hidung dan terjepit diantara kedua rongga mata. Etmoid terdiri
atas dua massa lateral atau labirin yang terdiri atas rongga etmoid atau
sinus.

f) Tulang Sfenoid (tulang baji)

Sfenoid berbentuk seperti kelelawar dengan sayap terbentang. Tulang ini


terdiri atas badan dan dua sayap yang besar dan dua yang lebih kecil.

 Sutura (Sela) Kranium


Tulang - tulang tengkorak disambung satu sama lain oleh sambungan yang tak
dapat bergerak yang disebut Sutura, kecuali sebuah tulang wajah, yaitu
mandibula atau rahang bawah. Mandibula ini membentuk sendi dengan tulang
temporal, yaitu sendi mandibula. Sutura - sutura yang utama adalah :

a) Sutura Koronalois antara tulang frontal dan kedua tulang parietal.

b) Sutura Sagitalis antara kedua tulang parietal dan berjalang dari depan
ke belakang melalui puncak tengkorak.

c) Sutura Lamboidalis antara tulang oksipital dan kedua tulang parietal.

2) Tulang Wajah

Terdapat 14 tulang wajah. Tulang tersebut disatukan dengan Sutura yang tidak
dapat bergerak, kecuali pada mandibula.

A. Rahang Bawah

2 Tulang Nasal (Tulang Hidung) membentuk


lengkung hidung.
2 Tulang Palatum membentuk atap mulut dan dasar hidung

2 Tulang Lakrimalis (tulang air mata), berukuran kecil dan tipis, membentuk
saluran air mata dan bagian dari tulang rongga mata pada sudut dalam rongga
mata. Melalui celah ini air mata disalurkan ke hidung.

2 Tulang Zigomatikus (tulang lekung pipi) membentuk tonjolan pada lengkung


pipi.

1 Tulang Vomer (tulang pisau luku) membentuk bagian tengah dari langit -
langit keras diantara palatum dan maksila.

2 Tulang Turbinatum inferior (kerang hidung bawah) merupakan pasangan


terbesar dari tiga pasang lipatan (konka hidung) dinding lateral maksila.

2 Maksila membentuk rahang atas dan memuat gigi atas.

a) Prosesus Alveolar, mengandung soket gigi bagian atas.


b) Prosesus Palatinus, membentuk bagian anterior pada langit - langit keras.

Sinus Maksilar, kosong sampai ke rongga nasal, merupakan bagian dari 4 sinus
paranasal.

Mandibula adalah tulang rahang bagian bawah. Selain tulang - tulang kecil
dalam telinga, mandibula merupakan satu - satunya tulang pada tengkorak yang
dapat bergerak. Mandibula terdiri atas bagian badan, yaitu bagian tengah yang
melengkung horizontal, yang membentuk dagu dan berisi gigi bawah dan atas
dua bagian tegak yang disebut Ramus, yaitu sebelah kiri dan sebelah kanan dan
bersatu dengan badan rahang pada sudut rahang.

B. Tulang Hioid

Tulang berbentuk tapal kuda yang unik karena tidak berartikulasi dengan
tulang lain. Tulang hioid ini dipotong oleh ligamen dan otot dari prosesus
stiloideus temporal.
B. Tulang Dada dan Iga – Iga

Rangka dada atau toraks tersusun atas tulang


dan tulang rawan. Sternum atau Tulang
Dada adalah sebuah tulang pipih yang terbagi
atas tiga bagian.

1. Manubrium Sterni adalah sepotong tulang


berbentuk segitiga dan terletak di atas badan Manubrium

sternum. Pada sisi atas dan samping, Sterni

Manubrium Sterni membuat sendi dengan klavikula, melalui


Badan
perantaraan takik klavikuler. Sepasang iga yang pertama Sternum

bersendi pada sisi manubrium dan pasangan kedua pada


sambungan manubrium dengan badan sternum. Sambungan Prosesus
Ensiformis
antara manubrium sterni dan gladiolus atau badan sternum
berupa sebuah simfisis. Sebuah bantalan tulang rawan memisahkan
permukaan persambungan itu. Persambungan ini disebut sudut Ludwig atau
sudut Louis. Kedudukannya sesuai dengan ketinggian iga kedua.

2. Badan Sternum panjang dan sempit serta bertakik pada kedua sisinya di
tempat persambungan dengan tulang rawan iga - iga ketiga, keempat, kelima,
keenam, dan ketujuh.

3. Prosesus Ensiformis atau Tulang Xifoid (Tulang Taju Pedang) adalah


bagian yang paling rendah dari sternum. Pada usia muda, berupa tulang
rawan, tetapi pada usia dewasa menjadi lebih tulang. Diafragma (sekat
rongga badan), linea alba, dan otot rektus abdominis diikat pada tulang
Xifoid.

Terdapat 12 pasang Tulang Iga yang bersambung


pada tulang punggung di belakang, membuat sendi dengan
perantaraan faset yang terdapat pada sisi badan ruas tulang
punggung dan prosesus transversusnya yang sesuai dengan faset
yang serupa pada setiap iga.

1. Tujuh pasang tulang yang pertama ( 1 sampai 7 ) adalah Iga Sejati dan
berartikulasi dengan sternum di sisi anterior.

2. Tiga pasang kemudian ( 8 sampai 10 ) adalah


Iga Semu. Tulang - tulang ini berartikulasi
secara tidak langsung dengan sternum melalui penyatuan
kartilago tulang tersebut dengan iga di atasnya dan kemudian
menyatu dalam suatu persendia kartilago dengan kartilago
kostal ke-7.

3. Tulang iga ke-11 dan ke-12 adalah Iga Melayang yang tidak memiliki
perlekatan di sisi anteriornya.

Tulang Iga digolongkan ke dalam golongan tulang panjang, memiliki dua ujung dan
sebuah batang. Ujung vertebral atau posterior iga mempunyai kepala, leher dan
tuberkel (benjolan). Ujung anterior atau ujung sternal mempunyai lekukan untuk
kaitan tulang rawan iga, batangnya tipis dan pipih, memiliki permukaan luar dan
dalam.
Iga - iga berjalan ke bawah dari belakang ke depan. Ujung Posterior iga lebih kuat
mengait, sedangkan ujung anterior agak dapat bergerak. Karena sifat elastik tulang
rawan kostal itu, gerakan iga pada pernapasan sangat bebas.

 Tulang Rawan Iga adalah deratan tulang rawan hialin yang


menyambungkan iga pada sternum dan karena sifat elastiknya memberi
kelonggaran gerak. Tulang rawan yang bersambungan pada dua iga terakhir
adalah lancip.

 Ruang Interkostal (ruang antariga) antar setiap dua ig berbeda - beda, dan
terisi oleh otot interkostal. Otot - otot ini melebar di antara iga - iga, dan
dengan demikian raung - ruangnya dan turut membentuk rongga toraks.

C. Tulang Belakang

Kolumna Vertebralis atau rangkaian tulang belakang


adalah struktur lentur sejumlah tulang yang disebut
vertebrata atau ruas tulang belakang. Diantara tiap dua ruas
tulang pada tulang belakang orang dewasa dapat mencapai
57 sampai 67 cm. Seluruhnya terdapat 33 ruas tulang, 24
buah diantaranya adalah tulang - tulang terpisah dan 9 ruas
sisanya bergabung membentuk 2 tulang.

1) 7 vertebra servikal atau ruas tulang leher membentuk daerah tengkuk.


Vertebra Servikalis atau ruas tulang leher adalah yang paling kecil. Kecuali
yang pertama dan kedua, yang berbentuk istimewa. Ruas tulang leher pada
umumnya mempunyai ciri sebagai berikut : Badannya kecil dan persegi
panjang, lebih panjang dari samping ke samping daripada dari depan ke
belakang. Lengkungnya besar. Prosesus transversusnya atau taju sayap
berlubang-lubang karena banyak foramina untuk lewatnya arteri vertebralis.

2) 12 vertebra torakalis atau ruas tulang punggung


membentuk bagian belakang toraks atau dada.

Vertebra Servikalis atau ruas tulang punggung lebih


besar daripada yang servikal, dan di sebelah bawah
menjadi lebih besar. Ciri khas vertebra torakalis adalah
sebagai berikut : Badannnya berbentuk lebar - lonjong
(bentuk jantung) dengan faset atau lekukan kecil di setiap
sisi untuk menyambung iga; lengkungnya agak kecil, prosesus spinosus
panjang dan mengarah ke bawah, sedangkan prosesus transversus---yang
memebantu mendukung iga---tebal dan kuat serta memuat faset persendian
untuk iga.

3) 5 vertebra lumbalis atau ruas tulang pinggang membentuk


daerah lumbal atau pinggang.

Vertebra Lumbalis atau ruas tulang pinggang adalah


yang terbesar. Badannya sangat besar dibandingkan
dengan badan vertebra lainnya dan berbentuk seperti
ginjal. Prosesus spinosusnya lebar dan berbentuk seperti
kapak kecil. Prosesus transversusnya panjang dan
langsing. Ruas kelima membentuk sendi dengan sakrum
pada sendi lumbo-sakral.
4) 5 vertebral sarkalis atau ruas tulang kelangkang
membentuk sakrum atau tulang kelangkang.

Sakrum atau tulang kelangkang berbentuk segitiga dan


terletak pada bagian bawah kolumna vertebralis, terjepit
diantara kedua tulang inominata (tulang koksa) dan
membentuk bagian bagian belakang rongga pelvis
(panggul). Dasar Sakrum terletak di atas dan bersendi
dengan vertebra lumbalis kelima dan membentuk sendi
intervertebral yang khas.

5) 4 vertebra koksigeus atau ruas tulang tungging


membentuk tulang koksigeus atau tulang tulang tungging.

Kerangka Apendikular

A. Anggota gerak atas (tungkai depan/extremitas superior)


1) Humerus / tulang lengan atas. Termasuk kelompok
tulang panjang /pipa, ujung atasnya besar, halus, dan
dikelilingi oleh tulang belikat.
Fungsi: pada bagian bawah memiliki dua lekukan
merupakan tempat melekatnya tulang radius dan ulna
2) Radius dan ulna / pengumpil dan hasta. Tulang ulna
berukuran lebih besar dibandingkan radius, dan
melekat dengan kuat di humerus.
Fungsi: memungkinkan pergelangan tangan untuk
memutar.

3) Karpal / pergelangan tangan. tersusun atas 8 buah


tulang yang saling dihubungkan oleh ligamen.
Fungsi: menghubungkan telapak tangan dengan
lengan bawah.
Proximal :
1) tulang bentuk kapal (os navikulare)
2) tulang bulan (os lunatum)
3) tulang segitiga (os triquetrum)
4) tulang kacang (os psiformis)

Distal :

1) tulang besar segi banyak (os multangulum mayus)


2) tulang kecil segi banyak (os trikwetrum)
3) tulang berkepala (os kapitatum)
4) tulang berkait (os hamatum)

4) Metakarpal / telapak tangan. Tersusun atas lima buah tangan. Pada bagian
atas berhubungan dengan tulang pergelangan tangan, sedangkan bagian
bawah berhubungan dengan tulang-tulang jari (palanges).
Fungsi: membentuk knuckles (buku jari, yang dibentuk saat mengepalkan
tangan, selain itu juga sebagai tempat menempelnya otot, contohnya otot
lumbricals.
5) Phalanges (tulang jari-jari). tersusun atas 14 buah tulang. Setiap jari
tersusun atas tiga buah tulang, kecuali ibu jari yang hanya tersusun atas 2
buah tulang.
Fungsi: tulang jari-jari tangan memberikan ketangkasan pada tangan.

B. Anggota gerak bawah (tungkai bawah/extremitas inferior)

1) Femur/tulang paha. Termasuk kelompok tulang panjang, terletak mulai dari


gelang panggul sampai ke lutut.
Fungsi: menghubungkan tulang bagian pinggul dan lutut, untuk menyangga
badan pada saat berjalan.

2) Tibia dan fibula/tulang kering dan tulang betis. Bagian pangkal


berhubungan dengan lutut bagian ujung berhubungan dengan pergelangan
kaki. Ukuran tulang kering lebih besar dinandingkan tulang betis karena
berfungsi untuk menahan beban atau berat tubuh. Tulang betis merupakan
tempat melekatnya beberapa otot.
Fungsi tulang kering : menghasilakn sel-sel darah merah dan menyediakan
mineral, partikel kalsium dan fosfor.
Fungsi tulang betis : penyangga badan agar kuat dan seimbang, serta tempat
melekatnya otot kaki.
3) Patela/tempurung lutut. terletak antara femur dengan tibia, bentuk segitiga.
patela berfungsi melindungi sendi lutut, dan memberikan kekuatan pada
tendon yang membentuk lutut.
Fungsi : melindungi lutut

4) Tarsal/tulang pergelangan kaki. Termasuk tulang pendek, dan tersusun atas


8 tulang dengan salah satunya adalah tulang tumit.

Fungsi : sebagai sendi penahan beban.

5) Metatarsal/tulang telapak kaki. Tersusun atas 5 buah tulang yang tersesun


mendatar.

Fungsi : sebagai pijakan dan penyeimbang saat berjalan.

6) Falang / tulang jari-jari kaki. Tersusunetiap jari tersusun atas 3 tulang


kecuali tulang ibu jari atas 14 tualng.

Fungsi: membantu memberikan kestabilan untuk kaki dan meratakan berat


yang diterima oleh kaki.

 Gelang bahu

Tersusun atas 4 buah tulang yaitu 2 tulang belikat (skapula) dan 2 tulang
selangka ( klavikula)
1) Tulang selangka (klavikula).
Tulang selangka berbentuk
seperti huruf "S", berhubungan
dengan tulang lengan atas
(humerus), ujung yang satu
berhubungan dengan tulang dada sedangkan ujung lainnya berhubungan
dengan tulang belikat.
Fungsi: berfungsi sebagai tempat perlekatan sebagian otot leher, toraks,
punggung, dan lengan.

2) Tulang belikat (skapula)

Berukuran besar, bentuk segitiga dan pipih,


terletak pada bagian belakang dari tulang
rusuk.

Fungsi: sebagai tempat melekatnya sejumlah


otot yang memungkinkan terjadinya gerakan
pada sendi

 Gelang panggul.

Os illium

Os Ichium

Os pelvis

Tulang gelang panggul terdiri atas:


1) Tulang usus (os illium) , Banyaknya 2 buah kiri dan kanan , bentuknya lebar
dan gepeng serta melengkung menghadap keperut. bagian yang melekuk
disebut tbsailiaka ,bagaian tepi disebut Krista iliaka dan bagian yang menonjol
disebut spina iliaka. pada os ollium terdapat sebuah lubang mangkok sendis
tempat letaknya kepala sendi daripada tulang paha disebut asetabulum.

Fungsi:

menyokong berat badan dan postur tubuh, sebagai titik jangkat otot, tendon,
dan ligamen, dan melindungi organ-organ bagian dalam.

2) Tulang pinggul (os pelvis) , merupakan sebuah rongga yang dibentuk oleh
sambungan antara tulang-tulang panggul. ronggga sebelah atas disebut rongga
panggul besar dan sebelah bawah disebut rongga panggul kecil. Antara rongga
panggul besardan rongga panggul kecil dipisahkan oleh sebuah garis lingkaran
yang ditarik kekiri dan keknan dari romontorium menuju kesimfisis pubis. pada
rongga panggul besar terdapat alat-alat kandungan sedangkan pada rongga
panggul kecil terdapat organ vesika urinaria.

Fungsi:

a) Menyangga berat tubuh bagian atas ketika sedang duduk, berdiri dan
beraktivitas.
b) Untuk mengandung (pada wanita) ketika hamil dan melindungi viscera
pelvis dan abdominopelvic viscera (bagian inferior saluran kemih,organ
reproduksi internal).

3) Tulang duduk (os ichium),bentuknya setengah lingkaran menghadap keatas,


mempunyai tonjolan bertumpu pada tempat duduk yang disebut
tuberiskiadikum.

Fungsi: membantu memberikan dukungan untuk tulang punggung bagian


bawah dan membantu gerakan kaki bagian atas.
4) Tulang kemaluan (os pubis), merupakan tulang bercabang dua , yang satu
menuju kesamping atas dan satu lagi menuju kesamping bawah. banyaknya
dua buah kiri dan kanan yang satu sama lain dihubungkan oleh tulang rawan
yang disebut simfisis pubis.
Fungsi :Melindungi alat/organ reproduksi.

 Tulang Telinga
•malleus (m) = 2
•incus (i) = 2
•stapes (s) = 2

Sendi
1. Sinartosis (Synarthrosis) atau Sendi mati adalah hubungan antartulang yang
tidak memungkinkan terjadinya gerakan, Dapat dibedakan menjadi dua:
 Sinartrosis sinfibrosis: sinartrosis yang tulangnya dihubungkan jaringan
ikat fibrosa. Contoh: persendian tulang tengkorak.
 Sinartrosis sinkondrosis: sinartrosis yang dihubungkan oleh tulang
rawan. Contoh: hubungan antarsegmen pada tulang belakang.

2. Amfiartrosis (Amphiarthrosis) atau Sendi kaku adalah hubungan


antartulang yang hanya sedikit memungkinkan terjadinya gerakan.
Contohnya sendi kaku adalah persendian tulang-tulang pergelangan tangan,
persendian tulang pergelangan kaki, dan persendian ruas-ruas tulang
belakang

3. Diartrosis atau Sendi gerak adalah hubungan antartulang yang


memungkinkan terjadinya gerak, baik gerak satu arah, dua arah, maupun ke
segala arah.
 Sendi Peluru
Sendi peluru merupakan persendian yang memungkinkan gerakan ke
seluruh arah, dan biasanya berporos tiga. Sendi peluru terdapat pada
hubungan antara tulang lengan atas dan tulang belikat.. Hubungan antar
tulang panggul dan tulang paha juga merupakan sendi peluru.
 Sendi Putar
Sendi putar memungkinkan terjadinya gerakan memutar. Sendi putar
terdapat pada hubungan antara tulang hasta dan tulang pengumpil, juga
pada hubungan antara tulang pemutar dan tulang atlas.
 Sendi Pelana
Hubungan tulang yang memungkinkan terjadinya gerakan dua arah
adalah sendi pelana.terdapat pada hubungan antara tulang ibu jari
dengan tulang telapak tangan.
 Sendi Gulung
Hubungan antara tulang telapak tangan dengan tulang pengumpil
merupakan sendi gulung.
 Sendi Engsel
Hubungan antara ujung tulang yang menghasilkan gerakan seperti
engsel pada pintu disebut sendi engsel. Hubungan antara tulang paha
dengan tulang kering pada lutut, atau antara tulang lengan dengan
tulang hasta pada sikut serta pada ruas-ruas ibu jari

 Gangguan dan Kelainan Pada Sistem Rangka Manusia

Skoliosis, kifosis, dan lordosis adalah beberapa istilah kelainan tulang yang
paling umum. Beberapa gangguan dan kelainan pada sistem rangka lainnya
yaitu:

1. Fraktur
Merupakan kerusakan tulang bisa berupa retak atau patah.
2. Osteomielitis
Adalah infeksi pada tulang. Infeksi bisa terjadi karena adanya infeksi
pada bagian tubuh lain yang menyerang tulang, atau karena komplikasi
dari operasi.
3. Rakitis
Pertumbuhan abnormal pada anak yang disebabkan kekurangan
vitamin D.
4. Osteoporosis
Kerapuhan pada tulang.
5. Akromegali
terjadi pertumbuhan berlebihan pada tulang, terutama pada wajah,
lengan, dan kaki akibat hormon pertumbuhan.
6. Fibrous dysplasia
jaringan seperti luka tumbuh pada tulang yang normal. Jaringan ini
dapat melemahkan tulang dan mengakibatkan kerusakan jaringan.
7. Osteogenesis imperfecta
seseorang terlahir dengan tulang yang rapuh dan tidak terbentuk dengan
baik. Kelainan langka ini bersifat turunan.
8. Kanker tulang
Umumnya kanker tulang berasal dari kanker pada organ lain, seperti
prostat, paru-paru, ginjal, atau payudara, yang kemudian menyebar ke
tulang.

 Cara Menjaga Kesehatan Tulang

Tulang akan kehilangan kekuatannya seiring dengan pertambahan usia. Oleh


karena itu, kita perlu berupaya untuk menjaga kekuatan tulang dengan melakukan
perlindungan dan menjalani gaya hidup sehat.

1. Mengonsumsi makanan tinggi kalsium


Kalsium tidak hanya didapatkan dari susu, tapi juga dari keju, yoghurt,
ikan sarden, ikan salmon, bayam, brokoli, dan tahu.
2. Memenuhi kebutuhan vitamin D
Vitamin D dibutuhkan untuk menyerap kalsium. Vitamin D terdapat
pada minyak ikan, ikan tuna, susu, dan kuning telur. Vitamin D juga
bisa didapatkan dari sinar matahari pagi.
3. Memakai perlindungan saat berkendara dan berolahraga
4. Rutin berolahraga
5. Hindari rokok dan alcohol.

Daftar Pustaka

C. Pearce, Evelyn, Anatomi Fisiologi Untuk Paramedis, Jakarta: Gramedia,

Sloane, Ethel, Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula

https://www.google.com/amp/s/m.liputan6.com/amp/3696498/mengenal-macam-
macam-sendi-manusia-letak-dan-fungsinya

https://www.perpusku.com/2016/10/rangka-apendikular.html?m=1

https://www.alodokter.com/memahami-sistem-rangka-manusia

kroosita2.staff.ipb.ac.id › files › 2015/02PDF anatomi rangka (skeleton) - IPB

Anda mungkin juga menyukai