Nama Presptee :
Nama Preseptor :
Ruang/Unit :
Periode :
Minggu Hari Waktu Kegiatan
Minggu Hari Waktu Kegiatan
LAPORAN PENDAHULUAN
KEBUTUHAN DASAR PROFESI
KEBUTUHAN OKSIGENASI
Dosen Pembimbing:
Ns. Rizki Hidayat, M.Kep., WOC(ET)N
Disusun Oleh:
Aprilia Salsabila
224291517068
UNIVERSITAS NASIONAL
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
2023
OUTLINE LAPORAN PENDAHULUAN (LP) KASUS INDIVIDU
Lahan Praktik :
Praktik Minggu ke :
Topik LP :
1. Definisi
Oksigen merupakan salah satu kebutuhan yang diperlukan dalam proses kehidupan
karena oksigen sangat berperan dalam proses metabolisme tubuh. Kebutuhan oksigen
didalam tubuh harus terpenuhi karena apabila berkurang maka akan terjadi kerusakan pada
jaringan otak dan apabila berlangsung lama akan menyebabkan kematian. Proses
pemenuhan kebutuhan oksigen pada manusia dapat dilakukan dengan cara pemberian
oksigen melalui saluran pernafasan, pembebasan jalan nafas dari sumbatan yang
menghalangi masuknya oksigen, memulihkan dan memperbaiki organ pernafasan agar
berfungsi secara normal (Taqwaningtyas, 2013).
Pemberian oksigen berupa pemberian oksigen ke dalam paru-paru melalui saluran
pernapasan menggunakan alat bantu oksigen. Pemberian oksigen kepada klien dapat
melalui tiga acara, yaitu kateter nasal, kanula nasal, dan masker oksigen.
Oksigenasi adalah memberikan aliran gas oksigen (O2) lebih dari 21% pada tekanan
1 atmosfer sehingga konsentrasi oksigen meningkat dalam tubuh (Kristina, 2013).
Oksigenasi adalah proses penambahan oksigen ke dalam system kimia dan fisika. Oksigen
(O2) merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau yang sangat dibutuhkan dalam proses
metabolisme sel, sebagai hasilnya terbentukla karbondioksida, energi, dan air.
Penambahan karbondioksida yang melebihi batas normal pada tubuh akan memberikan
dampak yang cukup bermakna terhadap aktivitas sel (Adityana, 2012).
Sistem pernapasan berperan penting untuk mengatur pertukaran oksigen dan
karbondioksida antara udara dan darah. Oksigen diperlukan oleh semua sel untuk
menghasilkan sumber energi, adenosine triposfat (ATP), karbondioksida dihasilkan oleh
sel-sel yang secara metabolisme aktif dan membentuk asam, yang harus dibuang dari tubuh.
Untuk melakukan pertukaran gas, system kardiovaskuler bertanggungjawab untuk perfusi
darah melalui paru. Sedangkan system pernapasan melakukan dua fungsi terpisah ventilasi
dan respirasi (Maryudianto, 2012).
2. Fisiologi
Nares anterior adalah saluran-saluran di lubang hidung. Saluran-saluran itu bermuara
ke dalam bagian yang dikenal sebagai vestibulum (rongga) hidung. Rongga hidung dilapisi
selaput lendir yang sangat kaya akan pembuluh darah dan bersambung dengan lapisan
faring dan dengan selaput lendir semua sinus yang mempunyai lubang masuk ke dalam
rongga hidung. Faring (tekak) adalah pipa berotot yang berjalan dari dasar tengkorak
sampai persambungan esofagus pada ketinggian tulang rawan terikoid. Maka letaknya di
belakang hidung, di belakang mulut dan di belakang laring. Laring (tengkorak) terletak
di depan bagian terendah faring yang memisahkan dari kolumna vertebra. Laring terdiri
dari lapisan tulang rawan yang diikat bersama oleh ligamen dan membran. Yang terbesar
diantaranya ialah tulang rawan tiroid dan disebelah depannya terdapat benjolan
subkutaneus yang dikenal sebagai jakun, yaitu didepan leher. Trakhea atau batang
tenggorakan kira-kira sembilan sentimeter panjangnya. Trakhea tersusun atas enam belas
sampai dua puluh lingkaran tak lengkap berupa cicin tulang rawan yang diikat bersama
oleh jaringan fibrosa. Trakheadilapisan oleh selaput lendir yang terdiri dari epithelium
bersilia dan sel cangkir. Trakhea servikalis yang berjalan melalui leher, disilang oleh
istmus kelenjar tiroid, yaitu belahan dari kelenjar yang melingkari sisi-sisi trakhea.
Bronkus mempunyai struktur serupa dengan trakhea dan dilapisi oleh jenis sel yang sama.
Brinkus kanan lebih pendek dan lebih lebar dari pada yang kiri, sedikit lebih tinggi dari
arteri pulmonalis dan mengeluarkan sebuah cabang yang disebut brinchus lobus atas
cabang kedua timbul setelah cabang utama lewat dibawah arteri disebutbronchus lobus
bawah (Pearce, 2002).
Paru-paru merupakan salah satu alat tubuh yang sebagian besar terdiri dari
gelembung-gelembung (alveoli). Alveoli terdiri dari sel-sel epitel dan endotel. Jika
dibentang luas permukaan < 90m2, pada lapisan inilah terjadi pertukaran udara, O2 masuk
kedalam darah dan CO2 dikeluarkan dari dalam darah. Banyaknya gelembung paru-paru
ini < 700.000.000 buah (paru-paru kiri dan kanan). Paru-paru ini dibagi menjadi 2 yaitu
paru-paru kananyang terdiri dari 3 lobus dan paru-paru kiri mempunyai 2 lobus. Letak
paru-paru adalah pada rongga dada tepatnya pada cavum mediastinum. Paru-paru
dibungkus oleh dua selaput halus yang disebut pleura visceral, sedangkan selaput yang
berhubungan langsung dengan rongga dada sebelah dalam adalah selaput fleur parietal.
Diantara pleura ini terdapat sedikit cairan, berfungsi untuk melicinkan permukaan selaput
fleura agar dapat bergerak akibat inspirasi dan ekspirasi, paru-paru akan terlindungi
dinding dada.
Kapasitas paru-paru dapat dibedakan menjadi 2 kapasitas yaitu kapasitas total yang
mengandung arti jumlah udara dapat mengisi paru-paru pada inspirasi sedalam-dalamnya.
Sedangkan kapasitas vital adalah jumlah udara dapat dikeluarkan setelah ekspirasi
maksimal. Dalam keadaan normal kedua paru-paru dapat menampung udara sebanyak
kurang lebih 5 liter. Waktu ekspirasi di dalam paru-paru dapat masih tertinggal < 3 liter
udara. Pada waktu kita bernafas biasa udara yang masuk ke dalam paru-paru 2.600 cm3
atau 2 ½ M jumlah pernafasan. Dalam keadaan normal orang dewasa 16-18 x/menit anak-
anak 24 x/menit dan bayi 30 x/menit. Dalam keadaan tertentu keadaan tersebut akan
berubah, misalnya akibat dari suatu penyakit pernafasan bisa bertambah cepat atau
sebaliknya (Syaifuddin,1996).
3. Manifestasi Klinis
a) Suara napas tidak normal
b) Perubahan jumlah pernapasan
c) Batuk disertai dahak
d) Penggunaan otot tambahan pernapasan
e) Dispnea
f) Penurunan haluaran urin
g) Penurunan ekspansi paru
h) Takipnea
4. Fokus Pengkajian
2. Sakit Dada
Pengkajian terhadap sakit dada dilakukan untuk mengetahui bagian
yang sakit, luas, intensitas, faktor yang menyebabkan rasa sakit, perubahan
nyeri dada apabila posisi pasien berubah, serta ada atau tidaknya hubungan
antara waktu inspirasi dan ekspirasi dengan rasa sakit.
3. Pengkajian Fisik
1) Inspeksi, pengkajian ini meliputi:
a. Pertama, penentuan tipe jalan napas, seperti menilai apakah napas
spotan melalui hidung, mulut, oral, nasal, atau menggunakan selang
endotrakeal atau trachcostomi, kemudian menentukan status kondisi
seperti kebersihan, ada atau tidaknya sekret, pendarahan, bengkak, atau
obstruksi mekanik;
b. Kedua, perhitungan frekuensi pernapasan dalam waktu satu menit
( umumnya wanita bernapas lebih cepat) yaitu 20 kali permenit orang
dewasa, kurang dari 30 kali permenit pada anak-anak, pada bayi
pernapasan kurang dari 50 kali per menit.
c. Ketiga, pemeriksaan sifat pernapasan, yaitu torakal, abdominal dan
kombinasi dari keduanya.
d. Keempat, pengkajian irama pernapasan, yaitu menelaah masa inspirasi
dan ekspirasi. Pada keadaan normal ekspirasi lebih lama dari inspirasi
yaitu 2:1 pada orang sesak napas ekspirasi lebih cepat. Dalam keadaan
normal perbandingan frekuensi pernapasan dan prekuensi nadi adalah
1:1 sedangkan pada orang yang keracunan barbiturat perbandinganya
adalah 1:6. Kaji ritme/irama pernapasan yang secara normal adalah
reguler atau irregular.
a) cheyne stokes yaitu pernapasan yang cepat kemudian menjadi lambat
dan kadang diselingi apnea.
b) kusmaul yaitu pernapasan yang cepat dan dalam, atau pernapasan biot
yaitu pernapasan yang ritme maupun amplitodunya tidak teratur dan
diselingi periode apnea.
e. Kelima, pengkajian terhadap dalam/ dangkalnya pernapasan. Pada
pernapasan dangkal dinding toraks hampir kelihatan tidak bergerak ini
biasanya dijumpai pada pasien penderita emfisema.
2) Palpasi
Pemeriksaan ini berguna untuk mendeteksi kelainan seperti nyeri
tekan yang dapat timbul akibat luka, peradangan setempat, metastasis
tumor ganas, pleuritis, atau pembengkakan dan benjolan pada dada.
Melalui palpasi dapat diteliti gerakan dinding toraks pada saat ekspirasi
dan inspirasi terjadi. Kelainan pada paru, seperti getaran suara atau
fremitus vokal, dapat dideteksi bila terdapat getaran sewaktu pemeriksa
meletakkan tangannya sewaktu pasien berbicara. Getaran yang terasa oleh
tangan pemeriksa dapat juga ditimbulkan oleh dahak dalam bronkus yang
bergetar pada waktu inspirasi dan ekspirasi atau oleh pergeseran antara
membran pleura pada pleuritis.
3) Perkusi
Pengkajian ini dilakukan untuk mengkaji suara normalnya suara
perkusi paru. Perawat melakukan perkusi untuk mengkaji resonansi
pulmoner, organ yang ada di sekitarnya, dan pengembangan (ekskursi)
diafragma. Jenis suara perkusi ada dua jenis yaitu:
a. Suara perkusi normal
• Resonan (sonor): dihasilkan pada jaringan paru-paru
dannormalnya bergaung dan bersuara rendah.
• Dullness: dihasilkan di atas bagian jantung atau paru-paru
• Tympany: dihasilkan di atas perut yang berisi udara umumnya
bersifat musical.
b. Suara perkusi abnormal
• Hiperresonan: bergaung lebih rendah dibandingkan dengan resonan
dan timbul pada bagian paru-paru yang abnormal berisi udara.
• Flatness: nadanya lebih tinggi dari dullness dan dapat didengar pada
perkusi daerah paha, dimana seluruh areanya berisi jaringan.
4) Auskultasi
Auskultasi merupakan pengkajian yang sangat bermakna
mencangkup mendengar suara napas normal dan suara tambahan
(abnormal).Suara napas normal dihasilkan dari getaran udara ketika
melalui jalan napas dari laring ke alveoli dan bersifat bersih.
Jenis suara napas normal adalah:
a. Bronchial
Sering juga disebut tubular sound karena suara ini dihasilkan oleh
udara yang melalui suatu tube (pipa), suaranya terdngar keras,
nyaring, dengan hembusan yang lembut. Fase ekspirasinya lebih
panjang daripada inspirasi dan tidak ada jeda di antara kedua fase
tersebut (E > I). Normal terdengar di atas trachea atau daerah lekuk
suprasternal.
b. Bronkovesikular
Merupakan gabungan dari suara napas bronkhial dan vesikular.
Suaranya terdengar nyaring dengan intensitas sedang. Inspirasi sama
panjang dengan ekspirasi (E = I). Suara ini terdengar di daerah dada
dimana bronkus tertutupoleh dinding dada.
c. Vesikular
Merdengar lembut, halus, seperti angin sepoi-sepoi. Inspirasi lebih
panjang dari ekspirasi, ekspirasi terdengar seperti tiupan (E < I).