Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR

OKSIGENASI / RESPIRASI

DI SUSUN OLEH KELOMPOK 1:


07. Ni Ketut Novita Dewi (233213589)
08. Putu Ayu Widia Kurnia Dewi (233213590)
25. Terida Delila Yoku (233213607)
29. Dewa Gede Raditya Prayana Putra (233213611)
38. Ni Putu Ayuk Dewi Jayani (233213620)
41. Noela Wakerkwa (233213624)

Dosen Pengempu Ns. I Putu Pasuana Putra, S.Kep.,MM


PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA
STIKES WIRA MEDIKA BALI
2023
LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN
DASAR OKSIGENASI/ RESPIRASI

1.Pengkajian/ pengertian
Oksigen merupakan salah satu kebutuhan yang diperlukan dalam proses kehidupan
karena oksigen sangat berperan dalam proses metabolisme tubuh. Kebutuhan oksigen
didalam tubuh harus terpenuhi karena apabila berkurang maka akan terjadi kerusakan pada
jaringan otak dan apabila berlangsung lama akan menyebabkan kematian Proses pemenuhan
kebutuhan oksigen pada manusia dapat dilakukan dengan cara pemberian oksigen melalui
saluran pernafasan, pembebasan jalan nafas dari sumbatan yang menghalangi masuknya
oksigen, memulihkan dan memperbaiki organ pernafasan agar berfungsi secara normal
(Taqwaningtyas, Ficka (2013) dalam Hidayat dan Uliyah, 2005).
Oksigenasi adalah memberikan aliran gas oksigen (O2) lebih dari 21% pada tekanan 1
atmosfer sehingga konsentrasi oksigen meningkat dalam tubuh. (Kristina (2013) dalam
Saryono dan Widianti, 2010. Oksigenasi adalah proses penambahan oksigen kedalam system
kimia dan fisika. Oksigen (O2) merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau yang sangat
dibutuhkan dalam proses metabolisme sel, sebagai hasilnya terbentuklah
karbondioksida ,energy dan air. Penambahan karbondioksida yang melebihi batas normal
pada tubuh akan memberikan dampak yang cukup bermakna terhadap aktivitas sel (Adityana,
Rosi (2012) dalam Mubarak dan Chayatin, 2007).
Sistem pernapasan berperan penting untuk mengatur pertukaran oksigen dan
karbondioksida antara udara dan darah. Oksigen diperlukan oleh semua sel untuk
menghasilkan sumber energy, adenosine triposfat (ATP), karbondioksida dihasilkan oleh sel-
sel yang secara metabolisme aktif dan membentuk asam, yang harus dibuang dari tubuh.
Untuk melakukan pertukaran gas, system kardiovaskuler dan system respirasi harus
bekerjasama. Sistem kardiovaskuler bertanggungjawab untuk perfusi darah melalui paru.
Sedangkan system pernapasan melakukan dua fungsi terpisah ventilasi dan rspirasi
(Maryudianto, Wahyu (2012) dalam Elisabeth J. Corwin, 2009).
Oksigen adalah salah satu kebutuhan yang paling mendasar bagi manusia, kita semua
sudah tahu bahwa tubuh manusia dalam beraktifitas membutuhkan oksigen. Oksigen
berperan penting dalam proses metabolisme tubuh. Jika seseorang kekurangan oksigen akan
dapat menyebabkan hipoksia dan akan terjadi kematian. Menurut ( yankes.kemkes.go.id).
Oksigen adalah salah satu kebutuhan yang paling vital bagi tubuh. Otak masih mampu
mentoleransi kekurangan oksigen antara 3-5 menit. Apabila kekurangan oksigen berlangsung
lebih dari 5 menit, maka terjadi kerusakan sel otak secara permanen.. Selain itu oksigen
digunakan oleh sel tubuh untuk mempertahankan kelangsungan metabolisme sel. Oksigen
akan digunakan dalam metabolisme sel membentuk ATP (Adenosin Trifosfat) yang
merupakan sumber energi bagi sel tubuh agar berfungsi secara optimal.
Oksigenasi adalah memenuhi kebutuhan oksigen dalam tubuh dengan cara
melancarkan saluran masuknya oksigen atau memberikan aliran gas oksigen (O2) sehingga
konsentrasi oksigen meningkat dalam tubuh.

1
B. Tujuan pemberian oksigenasi
Prosedur pemenuhan kebutuhan oksigen dapat dilakukan dengan pemberian oksigen
dengan menggunakan kanula dan masker, fisioterapi dada, dan cara penghisapan lendir
(suction)
Tujuan :
1. Untuk mempertahankan oksigen yang adekuat pada jaringan
2. Untuk menurunkan kerja paru-paru
3. Untuk menurunkan kerja jantung
Penyampaian oksigen ke jaringan tubuh ditentukan oleh sistem respirasi,
kardiovaskuler, dan keadaan hematologi.
C. Anatomi Sistem Pernapasan
1. Saluran Nafas Atas
a. Hidung
Terdiri atas bagian eksternal dan internal
Bagian eksternal menonjol dari wajah dan disangga oleh tulang hidung dan kartilago
Bagian internal hidung adalah rongga berlorong yang dipisahkan menjadi rongga
hidung kanan dan kiri oleh pembagi vertikal yang sempit, yang disebut septum
Rongga hidung dilapisi dengan membran mukosa yang sangat banyak mengandung
vaskular yang disebut mukosa hidung
Permukaan mukosa hidung dilapisi oleh sel-sel goblet yang mensekresi lendir secara
terus menerus dan bergerak ke belakang ke nasofaring oleh gerakan silia
Hidung berfungsi sebagai saluran untuk udara mengalir ke dan dari paru-paru
Hidung juga berfungsi sebagai penyaring kotoran dan melembabkan serta
menghangatkan udara yang dihirup ke dalam paru-paru.
Hidung juga bertanggung jawab terhadap olfaktori (penghirup) karena reseptor
olfaktori terletak dalam mukosa hidung, dan fungsi ini berkurang sejalandengan
pertambahan usia.
b. Faring
Faring atau tenggorok merupakan struktur seperti tuba yang menghubungkan hidung
dan rongga mulut ke laring
Faring dibagi menjadi tiga region : nasal (nasofaring), oral (orofaring), dan laring
(laringofaring)
c. Laring
Laring atau organ suara merupakan struktur epitel kartilago yang menghubungkan
faring dan trakea

2
Laring sering disebut sebagai kotak suara dan terdiri atas:
1. Epiglotis Adalah daun katup kartilago yang menutupi ostium ke arah laring selama
menelan
2. Glotis adalah ostium antara pita suara dalam laring
3. Kartilago tiroid : kartilago terbesar pada trakea, sebagian dari kartilago ini
membentuk jakun (Adam's apple)
4. Kartilago krikoid : satu-satunya cincin kartilago yang komplit dalam laring (terletak
di bawah kartilago tiroid)
5. Kartilago aritenoid : digunakan dalam gerakan pita suara dengan kartilago tiroid
d. Trakea
o Disebut juga batang tenggorok
o Ujung trakea bercabang menjadi dua bronkus yang disebut karina
2. Saluran Nafas Bawah
a. Bronkus
o Terbagi menjadi bronkus kanan dan kiri
o Disebut bronkus lobaris kanan (3 lobus) dan bronkus lobaris kiri (2 bronkus)
o Bronkus lobaris kanan terbagi menjadi 10 bronkus segmental dan bronkus lobaris
kiri terbagi menjadi 9 bronkus segmental
c. Bronkiolus Terminalis
o Bronkiolus membentuk percabangan menjadi bronkiolus terminalis (yang tidak
mempunyai kelenjar lendir dan silia)
d. Bronkiolus respiratori
o Bronkiolus terminalis kemudian menjadi bronkiolus respiratori
e. Duktus alveolar dan Sakus alveolar
Bronkiolus respiratori kemudian mengarah ke dalam duktus alveolar dan sakus
alveolar
Dan kemudian menjadi alveoli
e. Duktus alveolar dan Sakus alveolar
o Bronkiolus respiratori kemudian mengarah ke dalam duktus alveolar dan sakus
alveolar.
Dan kemudian menjadi alveoli.

Contoh pengkajian
Tanggal Pengkajian : 11 Juni 2022

3
Waktu Pengkajian : 10:35 WIB
Identitas Pasien
Nama : Tn. A
Umur : 39 thn
Agama : Islam
Pekerjaan : Swasta ( Petani )
Dx. Medis : DIspnea PPOK
Tanggal Masuk : 10 juni 2022

Indentitas penanggung jawab


Nama : Ny. S
Umur: 38 thn
Agama: Islam
Hubungan dengan pasien : Istri

Riwayat Perawatan

Keluhan utama
Klien mengatakan sesak nafas, batuk berdahak, dan sakit pada perut bagian atas
seperti tertarik saat batuk skala nyeri 6

Riwayat penyakit sekarang


Klien mengatakan sesk nafas, batuk berdahak, dan perut sakit dirasakan sejak
beberapa hari yang lalu.

Riwayat penyakit dulu


Klien mengatakan sebelumnya pernah mengalami hal yang sama tapi tidak sampai
dirawat di RS.

Riwayat penyakit keluarga


Klien mengatakan dalam keluarganya ada riwayt penyakit hipertensi.

4
Pemeriksaan TTV
Keadaan umum : Klien tampak pucat
TTV
TD : 130/80 mmhg
N : 80x/menit
RR : 28X/menit
S : 36 C

B. Diagnosa Fisiologi Sistem Respirasi


1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi
Ketidakmampuan membersihkan secret atau obstruksi jalan nafas untuk
mempertahankan jalan nafas tetap paten.
Penyebab Fisiologis
1. Spasme jalan nafas
2. Hipersekresi jalan nafas
3. Disfungsi neuromuskuler
4. Benda asing dalam jalan nafas
5. Adanya jalan nafas buatan
6. Sekresi yang tertahan
7. Hyperplasia dinding jalan nafas
8. Proses infeksi
9. Respon alergi
10. Efek agen farmakologis ( mis, anastesi)
Situasional
1. Merokok aktif
2. Merokok pasif
3. Terpajan polutan
Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif (tidak tersedia )
Objektif
1. Batuk tidak efektif
2. Tidak mampu batuk
3. Sputum berlebih
4. Mengi, wheezing dan/ atau ronkhi kering
5. Meconium di jalan nafas ( pada neonatus)

5
Gejala dan Tanda Minor
Subjektif
1. Dispnea
2. Sulit bicara
3. Ortopnea
Objektif
1. Gelisah
2. Sianosis
3. Bunyi nafas menurun
4. Frekuensi nafas berubah
5. Pola nafas berubah
Kondisi Klinis Terkait
1. Gullian barre syndrome
2. Sclerosis multiple
3. Myastheni agravis
4. Prosedur diagnostik (mis, bronkoskopi, transesophageal echocardiography [TEE])
5. Desresi system saraf pusat
6. Cedera kepala
7. Stroke
8. Kuadriplegia
9. Sindrom aspirasi meconium
10. Infeksi saluran nafas
2. Gangguan Penyapihan Ventilator
Definisi
Ketidakmampuan beradaptasi dengan pengurangan bantuan ventilator mekanik yang
dapat menghambat dan memperlama proeses penyapihan.
Penyebab Pisiologis
1. Hipersekresi jalan nafas
2. Ketidakcukupan energi
3. Hambatan Upaya nafas ( mis, nyeri saat bernapas, kelemahan otot pernafasan, efek
sedasi)
Penyebab Psikologis
1. Kecemasan
2. Perasaan tidak berdaya
3. Kurang terpapar informasi tentang proses penyapihan
4. Penurunan motivasi
Situasional
1. Ketidakadekuatan dukungan sosial

6
2. Ketidaktepatan kecepatan proses penyapihan
3. Riwayat kegagalan berulang dalam Upaya penyapihan
4. Riwayat tergantungan ventilator > 4 hari
Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif ( tidak tersedia)
Objektif
1. Frekunsi nafas meningkat
2. Penggunaan otot bantu nafas
3. Napas megap-megap ( gasping)
4. Upaya nafas dan bantuan ventilator tidak sikron
5. Nafas dangkal
6. Agitasi
7. Nilai gas darah arteri abnormal
Gejala dan Tanda manor
Subjektif
1. Lelah
2. Kuatir mesin rusak
3. Pokus meningkat pada pernapasan
4. Gelisah
Objektif
1. Auskultasi suara inspirasi menurun
2. Warna kulit abnormal (mis, pucat, sianosis)
3. Nafas paradoks abdominal
4. Diaphoresis
5. Ekspresi wajah takut
6. Tekanan darah meningkat
7. Frekuensi nadi meningkat
8. Kesadaran menurun
Kondisi Klinis Terkait
1. Cedera kepala
2. Coronary artery bypass graft (CABG)
3. Gagal nafas
4. Cardiac arrest
5. Transplantasi jantung
6. Displantasi bronkopulmonal
3.Gangguan Pertukaran Gas
Definisi
Kelebihan atau kekurangan oksigenasi dan/atau eleminasi karbondioksida pada
membrane alveolus-kapiler.

7
Penyebab
1. Ketidakseimbangan ventilasi-perfusi
2. Perubahan membrane alveolus-kapiler
Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif
1. Pusing
2. Penglihatan kabur
Objektif
1. Sianosis
2. Diaphoresis
3. Gelisah
4. Napas cuping hidung
5. Pola napas abnormal (cepat/lambat,regular/ireguler,dalam/dangkal )
6. Warna kulit abnormal (mis,pucat, kebiruan)
7. Kesadaran menurun
Kondisi Klinis Terkait
1. Penyakit paru obstrukktif kronis (PPOK)
2. Gagal jantung kongestif
3. Asma
4. Pneumonia
5. Tuberculosis paru
6. Penyakit membrane hialin
7. Asfiksia
8. Persistent pulmonary hypertension of newbon ( PPHN)
9. Prematuritas
10. Infeksi saluran napas.
4.Gangguan Ventilasi Spontan
Definisi
Penurunan cadangan energi yang mengakibatkan individu tidak mampu bernafas
secara adekuat.
Faktor Resiko
1. Ganguan metabolisme
2. Kelelahan otot pernafasan
Gejala dan Tanda Miyor
Subjektif ( tidak tersedia)
Objektif
1. Penggunaan otot bantu napas meningkat

8
2. Volume tidak menurun
3. PCO2 meningkat
4. PO2 menurun
5. SaO2 menurun
Gejala dan Tanda Minor
Subjektif ( tidak tersedia )
Objektif
1. Gelisah
2. Takikardia
Kondisi Klinis Terkait
1. Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK)
2. Asma
3. Cedera kepala
4. Gagal nafas
5. Bedah jantung
6. Adult respiratory distress syndrome ( ARDS)
7. Persistent pulmonary hypertension of newbrorn (PPHN)
8. Prematuritas
9. Infeksi saluran napas

5.Pola Napas Tidak Efektif


Definisi
Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat.
Penyebab
1. Despresi pusat pernapasan
2. Hambatan Upaya napas ( mis,nyeri saat bernapas, kelemahan otot pernapasan)
3. Deformitas dinding dada
4. Deformitas tulang dada
5. Gangguan neoromuskular
6. Gangguan neurologis (mis, elektroensefalogram[EEG]positif, cedera kepala,
gangguan kejang)
7. Imaturitas neurologis
8. Penurunan energi
9. Obesitas
10. Posisi tubuh yang menghambat ekspansi paru
11. Sindrom hipoeventilasi
12. Kerusakan invervasi diafragma ( kerusakan saraf C5 ke atas)
13. Cedera pada medula spinalis
14. Efek agen farmokologis
15. Kecemasan

9
Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif
1. Dispnea
Objektif
1. Penggunaan otot bantu pernapasan
2. Fase ekspirasi memanjang
3. Pola napas abnormal (mis, hiperventilasi, kussmaul, Cheyne-stokes)
Gejala dan Tanda Minor
Subjektif
1. Ortopnea
Objektif
1. Pernapasan pursed-lip
2. Pernapasan cuping hidung
3. Diameter thoraks anterior-posterior meningkat
4. Ventilasi semenit menurun
5. Kapasitas vital menurun
6. Tekanan ekspirasi menurun
7. Tekanan inspirasi menurun
8. Ekskursi dada berubah
Kondisi Klinis Terkait
1. Depresi system saraf pusat
2. Cedera kepala
3. Trauma thoraks
4. Gullian barre syndrome
5. Multiple sclerosis
6. Myasthenia gravis
7. Stroke
8. Kuadriplegla
9. Intoksikasi alcohol
6.Risiko Aspirasi
Definisi
Berisiko mengalami masuknya sekresi gastrointestinal, sekresi orofaring, benda cair atau
padat ke dalam saluran trakeobronkhial akibat disfungsi mekanisme protektif saluran napas.
Faktor Risiko
1. Penurunan tingkat kesadaran
2. Penurunan refleks muntah dan/atau batuk
3. Gamgguan menelan
4. Disfagia

10
5. Kerusakan mobilitas fisik
6. Peningkatan residu lambung
7. Peningkatan tekanan intragastrik
8. Penurunan mobilitas gastrointestinal
9. Sfingter esofagus bawah inkompeten
10. Perlambatan pegosongan lambung
11. Terpasang selang nasogastric
12. Terpasang trakeostomi atau endotracheal tube
13. Trauma/pembedahan leher, mulut dan/atau wajah
14. Efek gen farmokologis
15. Ketidakmatangan koordinasi menghisap, menelan, dan bernapas
Kondisi Klinis Terkait
1. Cedera kepala
2. Stroke
3. Cedera madula spinalis
4. Guillan barre syndrome
5. Penyakit Parkinson
6. Keracunan obat dan alcohol
7. Pembesaran uterus
8. Miestenia gravis
9. Fistula trakeoesofagus
10. Strikula esofagus
11. Skelerosis multiple
12. Labiopalatoskizis
13. Atresia esofagus
14. Laringomalasia
15. Prematuritas

C. INTERVENSI OKSIGENASI/ RESPIRASI


Edukasi Pengukuran Respirasi
Definisi : mengajarkan cara pengukuran respirasi
Tindakan
Observasi
 Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi Terapeutik
 Sediakan materi dan media Pendidikan Kesehatan
 Jadwalkan Pendidikan Kesehatan sesuai kesepakataan
 Berikan kesempatan untuk bertanya
 Dokumentasikan hasil pengukuran Respirasi
Edukasi
 Jelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan

11
 Ajarkan cara menghitung respirasi dengan mengamati naik turunnya dada saat
bernapas
 Ajarkan cara menghitung respirasi selama 30 detik dan kalikan dengan 2 hitung
selama 60 detik jika repersi tidak teratur.

Contoh Intervensi
1. Observasi TTV
2. Beri O2 ( melalui kanul O2, 3-5 1/menit )
3. Memberikan posisi yang nyaman
4. Ajarkan batuk efektif & postural drainage
5. Pengisapan lender ( Suction )
6. Kolaborasi dengan dokter

D. IMPLEMENTASI OKSIGENASI/ RESPIRASI


1.Bersihkan Jalan Napas Tidak Efektif
Luaran utama : Bersihkan Jalan Napas
Lauran tambahan : Kontrol Gejala, Pertukaran Gas, Respons Alergi Lokal, Respons Alergi
sistematik, Responan Ventilasi Mekanik, Tingkat infeksi.
2.Gangguan Penyapihan Ventilator
Luaran Utama : Penyapihan Ventilator
Luaran Tambahan : Konservasi Energi, Motivasi, Pertukaran Gas, Perfusi Paru, Pola Tidur,
Status Kenyamanan, Status Neurologis, Status Nutrisi, Tingkat Agitasi.
3.Gangguan Pertukaran Gas
Luaran Utama : Pertukaran Gas
Luaran Tambahan : Keseimbangan Asam-Basa, Koservasi Energi, Perfusi Paru, Respons
Ventilasi Mekanik, Tingkat Delirium.
4.Gangguan Ventilasi Spontan
Luaran Utama : Ventilasi Spontan
Luaran Tambahan : Keseimbangan Asam-Basa, Konservasi Energi, Pemulihan
Pascabedah, Pertukaran Gas, Respons Ventilasi Mekanik, Status Kenyamanan, Tingkat
Ansietas, Tingkat Keletihan.
5.Pola Napas Tidak Efektif
Luaran Utama : Pola Napas
Luaran Tambahan : Berat Badan, Kesimbangan Asam-Basa, Konservasi Energi, Status
Neurologis, Tingkat Ansietas, Tingkat Keletihan, Tingkat Nyeri.

12
6.Risiko Aspirasi
Luaran Utama : Tingkat Aspirasi
Luaran Tambahan : Kontrol Mual/Muntah, Kontrol Resiko, Status Menelan, Status
Neurologis.

Contoh Implmentasi
16/Juni/2022
Jam 10:00 : Telah melakukan TTV
TD: 150/70 mmHg
RR: 24X/menit
N: 96X/menit
S: 36 C
Jam 10:10 : Memberikan O2 3-5/menit
Jam 10:40 : Mengajarkan/memberikan posisi yang nyaman
Jam 10:20 : Melakukan postural drainage
Jam 10:30 : Mengajarkan kemampuan batuk secara efektif
Jam 10:40 : Melakukan Suction

E. EVALUASI OKSIGENASI/ RESPIRASI


Oksigenasi merupakan kebutuhan dasar yang paling vital dalam
kehidupan manusia. Kekurangan oksigen akan berdampak kematian sel. Oleh
karena itu pada pasien gangguan system pernafasan, oksigen tidak bisa
terpenuhi secara normal melaikan memerlukan bantuan terapi oksigen untuk
memenuhi metabolism sel. Tujuan penelitian ini adalah mengobservasi
pelaksanaan pemberian terapi oksigen pada pasien gangguan system pernafasan
di RSUD Bangil Pasuruan. Desain penelitian ini menggunakan metode
diskriptif, sampel yang diambil yaitu seluruh perawat yang bekerja diruang paru
dan bangsal RSUD Bangil Pasuruan. Jumlah sampling yang diambil yaitu 24
orang dengan menggunakan teknik total sampling. Instrument yang digunakan
untuk pengumpulan data adalah observasi.
Hasil penelitian dari 24 orang diperoleh hasil 14 orang perawat
berkemampuan “cukup baik” atau sekitar 58,3%. Serta 10 orang perawat

13
berkemampuan “baik” dalam melakukan pemberian terapi oksigen atau sekitar
41,6%. Dari hasil penelitian ini menunjukan bahwa kemampuan perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan perlu ditingkatkan lagi sesuai dengan SOP.
Rekomendasi dari penelitian ini hendaknya perawat perlu melakukan evaluasi,
dan partisipasi perawat untuk memperhatikan SOP, khususnya tindakan
pemberian terapi oksigen.
Contoh Evaluasi
S : Klien mengatakan batuk berkurang, sesak nafas berkuran
O : TD : 150/70 mmHg
S : 36 C
RR : 22X/menit
N : 96X/menit
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
Observasi TT
Observasi Kebutuan O2
Beri posisi postural drainage ( bila perlu )
Ajarkan batuk efektif
Ajarkan posisi yang nyaman saat sesak/batuk
Kolaborasi dengan dokter

KESIMPULAN
Oksigen (O2) adalah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses metabolisme
untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh. Oksigenasi adalah
peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung Oksigen (O2) kedalam tubuh serta
menghembuskan Karbondioksida (CO2) sebagai hasil sisa oksidasi. Penyampaian oksigen ke

14
jaringan tubuh ditentukan oleh sistem respirasi (pernafasan), kardiovaskuler dan
hematologySistem pernafasan terdiri dari organ pertukaran gas yaitu paru-paru dan sebuah
pompa ventilasi yang terdiri atas dinding dada, otot-otot pernafasan, diagfragma, isi
abdomen, dinding abdomen dan pusat pernafasan di otak. Pada keadaan istirahat frekuensi
pernafasan 12-15 kali per menit. Ada 3 langkah dalam proses oksigenasi yaitu ventilasi,
perfusi paru dan difusi.

15
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (n.d.). Oksigenasi. Retrieved from sg.docworkspace.com:


https://https://sg.docworkspace.com/d/sIFuKvadK7KSGqgY?sa=00&st=0t/d/
sIFuKvadK7KSGqgY?sa=00&st=0t
Ardiansyah. (2022). Oksigen Sebagai Kebutuhan Dasar Manusia. Retrieved from
yankes.kemkes.go.id: https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/575/oksigen-sebagai-
kebutuhan-dasar-manusia, diakses tanggal 31 Oktober 2023.
Ackley,B.J .,Ladwig, G.B.,& makcik,M.B.F.(2017).Nursing Diagnosis Handbook An
Evidence-Bases Guide to Planning Care.11th Ed.St.Louis:Elsevier.
Brodsky, D.,Ouellette, M.A (2008). primary care of The Premature
Infant.Philadelphia:Saunders.
Berman,A.,Snyder,S.& Fradsen,G. (2016).kozier & Erb's fundamentals of nursing (10th ed.)
USA: Pearson Education.
Carpernito-Moyet,L.J.(2013).Nursing Diagnosis Application tk Clinical Practice.14th Ed
Philadelphia.Lippincott Williams & Wilkins.
Carlson-catalano J,Lunney M,paradiso C,Bruno J,Luise BK,Martin T,Massoni M & Pacther S
(1998) Cinical validation of ineffecation breathing pattern ineffective airway
clearance and impaired gas exchange journal of Nursing Scholarship ,30,243-248.
Coucher ,B.(2014). The challange of diagnosing dyspnea.AACN advanced critical
care,25(3),284-290.
Herdman,T,H & Kamitsuru, S.,(2014). Nursing Diagnosis Definitions and classification
2015-2017. 10th Ed Oxford:Wiley Blackwell.

16
17
18
19

Anda mungkin juga menyukai