Anda di halaman 1dari 7

TUGAS ANATOMI RADIOLOGI 2

PEMERIKSAAN HSG
Dosen Pengampu : Trisna Budiwati, S.Si, M.Si.

Anggota Kelompok:
Ari Setyo Wibowo
Aulia Nur Elissa
Erin Kartika Mauliana
Muammar Alfaridzi
Nurrohmah Setiyowati

PRODI D3 TEKNIK RONTGEN


STIKES WIDYA HUSADA SEMARANG
2018/2019
PEMERIKSAAN HYSTEROSALPINGOGRAPHY

1 Pengertian

Hysterosalpingography atau HSG merupakan pemeriksaan dengan memasukkan


media kontras radio-opaque melalui cannula untuk memperlihatkan bentuk, ukuran dan
posisi uterus serta tuba fallopi. Dapat pula untuk memperlihatkan lesi seperti polip, tumor
atau fistula dan untuk memeriksa patensi tuba fallopi pada kasus sterilitas. (Balinger, 1995)

Menurut Yoder, hysterosalpingography adalah pemeriksaan radiologi bisa dengan


fluoroskopi, yang menampakkan uterus dan tuba fallopi dengan memasukkan media kontras
ke dalam uterus melalui ostium cervical sampai sisi dalam rongga uterus, memperlihatkan
lumen tuba fallopi dan untuk menilai paten-tidaknya tuba fallopi. Sering digunakan untuk
mendiagnosa infertilitas.

2 Indikasi

Pemeriksaan HSG memiliki indikasi yang cukup banyak, diantaranya :

1) Infertilitas.

2) Kelainan kongenital pada uterus, seperti : arcuate uterus, bicornuate uterus, uterus
didelphys.

3) Perlengketan uterus (sindrom Asherman’s).

4) Pemeriksaan sebelum myomectomy.

5) Pendarahan abnormal pada uterus.

6) Operasi tuba fallopi.

7) Lokalisasi IUD (Intra Uterine Device).

8) Penyinaran diethylstilbestrol (DES) pada uterus.

9) Endometrial carcinoma.
3 Kontraindikasi

Ada beberapa hal yag dapat menjadi penyebab tidak dapat dilakukannya HSG, yaitu :

1) Hamil.

2) Perdarahan uterus yang hebat.

3) Radang pelvis akut.

4) Alergi media kontras.

5) Mengidap penyakit seksual menular, seperti gonorrhea atau chlamydia.

6) Memiliki riwayat penyakit ginjal atau diabetes.

4. Teknik Radiografi

1 Persiapan Pasien

Sebelum pemeriksaan HSG ini dilakukan, ada beberapa persiapan pasien yang harus
dilakukan. Persiapan tersebut antara lain :

1) Pasien diberitahu tentang prosedur HSG, termasuk ditanyai kapan haid terakhir, karena
HSG dilakukan pada waktu 2 – 5 hari setelah haid terakhir dan sebelum terjadi ovulasi. Atau
pada 10 – 14 hari dari hari pertama haid terakhir.

2) Malam hari sebelum pemeriksaan dilakukan, pasien melakukan urus-urus. Bisa dengan
minum obat laksatif seperti Dulcolax.

3) Sebelum dilakukan pemeriksaan, pasien memberi pernyataan bersedia mengikuti


pemeriksaan.

4) Pasien akan ditawari obat sedative untuk penenang dan mengurangi kontraksi perut bila
perlu.

5) Pasien berganti baju pasien dan mengosongkan kandung kencing.

2 Persiapan Alat

Persiapan lainnya adalah persiapan alat. Alat-alat yang dibutuhkan untuk pemeriksaan
HSG antara lain :

1) Pesawat sinar-X dilengkapi dengan fluoroskopi.

2) Kaset dan film ukuran 18X24 cm2.


3) Larutan desinfektan.

4) Obat antiseptik.

5) Obat sedative atau anti peristaltik.

6) Peralatan memasukkan kontras, ada dua macam :

· Hysterosalpingography set, terdiri atas : pertubator / metal cannula, speculum, tang


porsio, conus, sphigmanometer, spuit glass

· Foley catheter, biasanya ukuran 8 atau 10, speculum, long forcep, Colby adaptor,
extension tube, 2-way stopcock dan dua spuit, ukuran 12 ml untuk wadah media
kontras, ukuran 3 ml untuk air steril.

7) media kontras radio-opaque, biasanya water-soluble. Contohnya Sinografin. Water-


soluble dipilih karena menghasilkan gambaran diagnostik yang lebih baik daripada oil-
soluble dan tidak memiliki efek samping. (Yoder,1988)

8) Duk steril dan handscoen.

3 Proyeksi Radiografi

Pemeriksaan HSG dengan fluoroskopi menggunakan plain foto, proyeksi


anteroposterior sambil mengikuti jalannya media kontras dan proyeksi tambahan. Proyeksi
tambahan adalah oblique, axial maupun lateral, sesuai kebutuhan radiolog saat mengamati
obyek dengan fluoroskopi. Serta foto post pemeriksaan. (Ballinger,1995)

a) Plain Foto

Digunakan untuk mengetahui persiapan pasien, yakni dengan tidak adanya obyek
yang mengganggu (feses) di sekitar area pemeriksaan, benda asing seperti IUD, melatih
pasien untuk ekspirasi dan tahan nafas saat dilakukan ekspose serta menentukan faktor
eksposi yang tepat.

Posisi pasien : posisi lithotomi di atas meja pemeriksaan

Posisi obyek : cavum pelvis tercover dalam film, batas

atas SIAS, batas bawah simphisis pubis

Arah sinar : vertikal tegak lurus kaset

Pusat sinar : 2 inchi proximal simphisis pubis


FFD : 100 cm

Ukuran kaset : 18X24 cm2

Faktor eksposi : menggunakan kV tinggi dan waktu eksposi yang singkat. Pasien
ekspirasi dan tahan nafas saat dilakukan ekspose

b) Proyeksi Anteroposterior

Posisi pasien : posisi lithotomi di atas meja pemeriksaan

Posisi obyek : cavum pelvis tercover dalam film

Arah sinar : vertikal tegak lurus kaset

Pusat sinar : 2 inchi proximal simphisis pubis

FFD : 100 cm

Ukuran kaset : 18X24 cm2

Faktor eksposi : menggunakan kV tinggi dan waktu eksposi yang singkat. Pasien
ekspirasi dan tahan nafas saat dilakukan ekspose.

c) Proyeksi Tambahan

Menggunakan fluoroskopi memberikan kemudahan saat mengamati jalannya


media kontras. Termasuk dengan proyeksi tambahan yang digunakan untuk mengamati
struktur anatomi maupun kelainan pada uterus dan tuba fallopi. Proyeksi tambahan yang
biasa digunakan adalah oblique kanan-kiri.

1. Proyeksi oblique kanan

Digunakan untuk melihat tuba fallopi sebelah kanan. Pasien diposisikan agak
miring ke arah kanan, sehingga sisi kanan belakang dekat dengan kaset. Gambaran tuba
fallopi sebelah kanan akan tampak lebih jelas.

2. Proyeksi oblique kiri

Digunakan untuk melihat tuba fallopi sebelah kiri. Pasien diposisikan agak miring
ke arah kiri, sehingga sisi kiri belakang dekat dengan kaset. Gambaran tuba fallopi
sebelah kiri akan tampak lebih jelas.

d) Proyeksi post pemeriksaan

Digunakan untuk melihat sisa media kontras yang menempel di cavum uteri
maupun di rongga peritoneal. Biasanya sekitar 10 – 20 menit sejak kontras dimasukkan.
HASIL RADIOGRAF

1. AP Polos

2. AP Post Kontras 5cc

3. Oblik RPO
4. Oblik LPO

5. AP Post Miksi

Struktur gambaran yang tampak :


1. Daerah 5 cm di atas simphisis pubis harus berada pada pertengahan kaset
2. Semua media kontras harus termasuk juga beberapa daerah “spill”
3. Gambar radiograf harus menunjukkan sedikit skala kontras

Kriteria Radiografi Pemeriksaan Hsg


1. Bentuk dari uterus yang normal berbentuk segitiga, bagian dasarnya pada fundus dan apex
pada sisi inferior, berhubungan dengan canalis cervikalis.
2. Tidak ada gambaran kelainan seperti tumor, polip, atau bentuk abnormal dari uterus.
3. Tuba fallopi terletak di kanan kiri uterus. Terbagi atas empat daerah yaitu: interstitial, isthmus,
ampulla dan infundibulum. Daerah yang terlihat jelas dengan kontras adalah isthmus yang
panjang dan lurus serta ampulla yang seperti huruf “s” dan tampak melebar. Tuba fallopi tidak
tersumbat, sehingga media kontras dapat mengisi tuba hingga tumpah ke rongga peritoneal
(tampak spil) .
4. Terdapat gambaran spekulum maupun partubator di rongga uterus pada metode pemasukan
media kontras dengan metal canula .

Anda mungkin juga menyukai