Anda di halaman 1dari 29

TEKNIK PEMERIKSAAN

CT SCAN
SINUS PARANASAL
SIGIT W
radiografertugu@gmail.com
PENGERTIAN
 Teknik pemeriksaan CT-Scan
SPN merupakan pemeriksaan
radiologi untuk mendapatkan
gambaran irisan dari sinus
paranasal baik secara aksial
maupun coronal.
ANATOMI
Sphenoid

sinus
Plain Radiography
 Occipito-mental projection
(Water’s)
 Occipito-frontal projection
(Caldwell)
 Lateral projection
 Submentovertical (axial)
projection
PERBEDAAN MODALITAS
 Pemeriksaan dengan foto polos biaya
pengobatannya yang lebih murah.
 CT-Scan SPN dapat menilai opasitas, penyebab,
dan jenis kelainan dari sinus.
 CT-Scan SPN baik dalam memperlihatkan
dekstruksi tulang
 Foto polos tak dapat membedakan antara
penebalan mukosa dan gambaran fibrotik
beserta pembentukan jaringan parut, dimana
hanya tampak sebagai penebalan dinding sinus.
 CT scan dengan penyuntikan kontras ,apabila
terjadi enhance menunjukkan adanya inflamasi
aktif, tetapi bila tidak terjadi  enhance biasanya
jaringan fibrotik dan jaringan parut.  
PERBEDAAN MODALITAS
 pemeriksaan endoskopi yang melihat
sinus secara langsung (sinuskopi)
akan lebih memastikan diagnosis.

 Pemeriksaan MRI noninvasive dapat


melihat kerusakan mukosa, tetapi
tidak dapat melihat kerusakan tulang. 
Indikasi
- viscerocranial carcinomas
tumor - Osteomas

kongenital - hypoplasia and aplasia

- Sinusitis
inflamasi - Pyocele
- Mucoceles

- fracture
other - fungal infections
- Polyp
INDIKASI
 Sinusitis
Penebalan mukosa, air-fluid level,
perselubungan homogen atau tidak homogen
pada satu atau lebih sinus paranasal, dan
penebalan dinding sinus dengan sklerotik
(pada kasus-kasus kronik).
 Infeksi atau alergi
Udara dalam sinus digantikan oleh cairan/
mukosa yang menebal hebat atau kombinasi
keduanya.
 Mukokel
sinus yang mengalami obstruksi. CT-Scan SPN
jelas memperlihatkan ukuran dan luas
mukokel.
 Karsinoma sinus atau rongga hidung
CT-Scan SPN baik dalam menampakkan
dekstruksi tulang akibat tumor, luas dan invasi
Prosedur
Pemeriksaan

 Persiapan Pasien
 Persiapan Alat dan Bahan
 Teknik Pemeriksaan
Persiapan pasien:

 Semua benda metalik harus disingkirkan dari


daerah yang diperiksa, termasuk anting, kalung,
dan jepit rambut.
 Jika menggunakan media kontras, alasan
penggunaannya harus dijelaskan kepada pasien.
 Komunikasikan kepada pasien tentang prosedur
pemeriksaan sejelas-jelasnya (inform consern)
agar pasien nyaman dan mengurangi
pergerakan sehingga dihasilkan kualitas gambar
yang baik.

1. Glabellomeatal Line

2. Orbito Meatal Line

3. Infra Orbito Meatal Line

4. Acanthiomeatal Line

5. Mentomeatal Line

6. Glabelloalveolar Line
AXIAL
 a) Posisi pasien
Pasien posisi tidur terlentang pada meja
pemeriksaan. Kepala diatur sedemikian rupa
hingga simetris dan berada di tengah gantry.
Kepala difiksasi untuk mencegah pergerakan.
 b) Posisi objek
Mengatur mid sagital plane kapala segaris
tengah meja. Sebisa mungkin dasar palatum
diatur sejajar dengan bidang vertikal atau
sejajar gantry.
Posisi Axial

parallel to the glabellomeatal line

AXIAL SINUSES

end of range 2

start of range 2
PARAMETER
 Scanogram/topogram : cranium lateral
 Jumlah image : 23
 Slice thickness : 3 mm
 Range: dasar palatum hingga superior
sinus frontalis
 Gantry tilt : sejajar dengan palatum
 kV: 130 auto kV
 mAs : 60 auto mA
 Window width : 3000
 Window level : 150
CORONAL
 a) Posisi pasien
Pasien berbaring prone di atas meja pemeriksaan
dengan dagu diletakkan di bantal pengganjal.
Kepala diposisikan hiperekstensi sebisa
mungkin. Gantry sejajar dengan tulang-tulang
wajah. 

 b) Posisi objek
Kepala tegak dan hiperekstensi sebisa mungkin.
Utamakan kenyamanan pasien dengan memberi
alat fiksasi agar pergerakan pasien dapat
dihindari. Kepala diatur simetris terhadap lampu
kolimator yang berhimpit dengan MSP tubuh.
Posisi Coronal

perpendicular
CORONAL SINUSES
(as close as
start of range 1
possible) to the
hard palate

end of range 2
PARAMETER
 Scanogram/topogram : cranium lateral
 Jumlah image : 23
 Slice thickness : 3 mm
 Range : sinus frontalis hingga sinus
sphenoidalis
 Gantry tilt :sejajar dengan tulang-tulang wajah
 kV : 130 auto kV
 mAs : 60 auto mA
 Window width : 3000
 Window level : 150
Scan Parameter
WINDOW SETTING
Window Width Centre

Bone range 1 & 2 1500-3000 200-500

Soft Tissue range 1


200-400 30-100
&2
HAL-HAL YANG DINILAI PADA
CT SPN
 Kesuraman pada sinus maksila kanan kiri,
sinus etmoid kanan kiri, sinus sfenoid kanan
kiri
 Deviasi septum nasi
 Penebalan concha nasi kanan-kiri
 Jarak lamina cribosa dengan atap sinus
etmoid sesuai dengan Keros berapa?
 Tulang yang membatasi A. Carotis kanan-
kiri dengan sinus sfenoid
 Ostiomeatal kompleks kanan-kiri
 Destruksi tulang.
TYPE KEROS
C
o
r
o
n
a
l
Coronal view
demonstrating well-
pneumatized frontal
sinuses (FS), the
ethmoid bulla (b),
and the lamina
papyracea (LP).
Also of interest is
the presence of an
aerated middle
turbinate or concha
bullosa (c) blocking
the ostiomeatal
complex. The
inferior turbinate is
labeled IT
Coronal view demonstrating the blockage of the ostiomeatal complex by a large
concha bullosa (CB). Important components of the ostiomeatal complex that can
be seen include the uncinate process (U) and maxillary sinus ostium (MO). The
attachments of the middle turbinate (MT*) to the cribriform plate (cb) and of the
uncinate process (U*) to the skull base can be appreciated. The fovea ethmoidalis
(fv) and crista galli (^) can also be seen
 anterior
(ae) dan
posterior
(pe)
ethmoid air
cells.
 sphenoid
sinus (sph)
Axial view demonstrating opacification of the anterior
and posterior ethmoid cells, mucosal thickening in the
right aspect of sphenoid, and dehiscent petrous carotid
canals (arrow) at the level of the sphenoid sinus.
DISKUSI TUGAS
Seorang anak berumur 13 tahun datang ke
Instalasi Radiologi, membawa surat
permintaan CT Scan SPN dengan kontras,
riwayat penyakit curiga adanya tumor.

Apa yang harus anda lakukan terhadap pasien


tersebut?
Bagaimana protokol pemeriksaan CT Scan SPN
tersebut bila modalitas anda: single slice ,
MSCT?
Matur Tenkyu

Anda mungkin juga menyukai