(b) teknik gema putaran cepat (FSE) yang ditekan lemak, pernapasan bebas, menggunakan
koreksi gerakan berbasis gema navigator. Pasien memiliki hemangioma besar di lobus kanan
hati. Waktu pemindaian adalah 2 detik/irisan versus 58 detik untuk 10 irisan (FSE). HASTE
PEMBAHASAN
HASTE merupakan nama alternatif untuk teknik MRI akuisisi fast spin echo dengan scan time lebih
cepat. Teknik dasarnya pada pengisisan k-space (data MR) yang tidak lengkap (teknik partial fourier).
Setengah dari pengisian k-space terpenuhi pada satu eksitasi RF atau disebut dengan “single-shot”.
HASTE dapat dilakukan dengan menggunakan teknik breath-hold. Beberapa keuntungan HASTE
adalah waktu akuisisi MR sangat cepat, tidak sensitif terhadap gerakan, mengurangi artefak karena
pergerakan dan baik untuk aplikasi yang membutuhkan waktu TE panjang seperti MR myelografi, MR
urografi, dan MRCP (Magnetic Resonance Cholangiopancreatography). Kekurangannya gambar yang
dihasilkan buram (quite blurry) akibat dari efek filtering T2 karena sejumlah besar pulsa RF (Elmaoglu
dan Celik, 2012).
Sekuen fast spin echo telah dimodifikasi lebih lanjut untuk menyertakan 3D dan single-
shot technique. Single shot FSE (SS-FSE) disebut juga dengan teknik HASTE (half
acquisition single shot turbo echo), ini merupakan penggabungan ETL (echo train
leght) panjang, yang mengisi semua ruang K- space dalam satu shot dengan half fourier
acquisition techiques kemudian hanya setengah dari K- space dan mentransfer data
tersebut ke data setengah lainnya (Westbrook, 2014). Keuntungan HASTE ialah waktu
akusisi sangat cepat, mengurangi artefak akibat pergerakan dan baik untuk aplikasi yang
membutuhkan waktu TE panjang seperti MR myelografi, MR urografi, dan MRCP.
Magnetic Resonance Imaging (MRI) merupakan salah satu alat di bidang Radiologi dengan
menggunakan medan magnet dan menghasilkan citra berupa potongan sagital, coronal, dan axial
tanpa banyak merubah posisi tubuh pasien sehingga sesuai untuk diagnostik jaringan lunak (1).
Teknik penggambaran MRI relatif kompleks karena citra yang dihasilkan tergantung pada banyaknya
parameter yang digunakan. Bila pemilihan parameter tersebut tepat, kualitas citra MRI dapat
memberikan gambaran detail tubuh manusia dengan perbedaan yang kontras, sehingga anatomi dan
patologi jaringan tubuh dapat dievaluasi secara teliti (1). MRI menjadi alat pencitraan utama untuk
penggambaran dan karakterisasi penyakit di Abdomen (2). Pada dasarnya, pemeriksaan MRI
Abdomen menangkap sinyal dengan intensitas yang tinggi pada cairan menggunakan sequence T2-
weighted (3). Kemajuan MRI menunjukkan keunggulan yang besar dibanding teknik pencitraan yang
ada dalam pencitraan Abdomen (4). Namun, bagaimanapun salah satu kelemahan MRI adalah
kepekaan terhadap artefak, terutama motion artifact yang berhubungan dengan respirasi, peristaltik
usus, atau aliran pembuluh darah. Motion artifact akan menurunkan kualitas gambar dan berpotensi
mengganggu kemampuan Radiolog dalam mendiagnosa secara akurat. Bagi Radiografer, motion
artifact dapat menyebabkan pengulangan sequence, sehingga memperpanjang keseluruhan waktu
pemeriksaan dan mempengaruhi kenyamanan pasien.
Sequence yang dapat digunakan dalam memvisualisasikan organ pada MRI Abdomen pada
pembobotan T2 salah satunya adalah Half-fourier Acquisition Single-shoot Turbo Spin Echo (HASTE).
Sequence tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan teknik breath-hold (tahan nafas) (6).
HASTE adalah salah satu dari sequence ultrafast yang memungkinkan untuk memperoleh seluruh
data MR (k-space) dalam satu kali eksitasi radiofrekuensi (RF) atau single-shot. Istilah single-shot
berarti serangkaian pulsa RF 180° diterapkan setelah awal pulsa 90° dan tidak mengulangi lagi pulsa
eksitasi 90°. Karena prinsipnya seluruh k-space yang diperlukan untuk memperoleh gambar MR
diperoleh dengan menggunakan Echo Train Length (ETL) yang panjang dan dengan cara yang sangat
cepat. Jumlah RF refocusing pulse 180° biasanya sama dengan phase encoding matriks. Kelebihan
lainnya juga adalah waktu akuisisi yang sangat cepat. Serta dapat digunakan untuk pemeriksaan yang
membutuhkan Time Echo (TE) lebih panjang sehingga dapat menampilkan kontras cairan yang sangat
tinggi. Akan tetapi menyebabkan penurunan Signal to Noise Ratio (SNR) secara anatomis sehingga
kualitas gambar secara keseluruhan biasanya sangat rendah (terlihat buram) akibat menerapkan
sejumlah besar daya RF dan specific absorption rate (SAR) ke tubuh karena pulsa RF yang berulang
(7,8). HASTE merupakan sequence rutin yang selalu digunakan dalam pencitraan MRI Abdomen,
keuntungan HASTE ialah waktu akusisi sangat cepat dan mengurangi artefak akibat pergerakan.
Namun sequence tersebut menyebabkan penurunan SNR secara anatomis sehingga kualitas gambar
secara keseluruhan biasanya sangat rendah (terlihat buram).
http://blogbabeh.blogspot.com/2013/03/mri_6490.html
Magnetic Resonance Imaging (MRI) merupakan salah satu pemeriksaan penunjang diagnosa dalam
ilmu kedokteran (Bushong, 1998; Brown dan Semelka, 2010) dengan menggunakan medan magnet
berkekuatan tinggi 0,1 sampai 3 tesla (Bontrager dan Lampignano, 2005). Konsep MRI memanfaat
spin proton atomatom hidrogen yang terdapat dalam tubuh manusia, dengan memberikan
radiofrekuensi yang sesuai dengan frekuensi Larmor proton. Pada MRI dikenal istilah pulsa sequence
yang dapat menghasilkan gambar T1 Weighted Image (T1WI), T2 Weighted Image (T2WI), Spin Echo
(SE), Proton Density (PD) dan Fluid Attenuated Inversion Recovery (FLAIR) dengan intensitas yang
berbeda-beda. Perbedaan intensitas yang dihasilkan ini membantu mendiferensiasikan suatu
patologi atau kelainan (Westbrook & Kaut, 1998). Perbedaan intensitas pada hasil gambaran MRI
dengan pulsa sequence yang berbeda ini memiliki kelebihan masing-masing. Terutama untuk
menampilkan citra brain (otak) yaitu Cerebro Spinal Fluid (CSF), white matter dan Gray matter.
Proton-proton atom hidrogen (H1) yang bergerak presisi (Gambar 2A) secara random di dalam tubuh
manusia dengan NMV sama dengan nol, Pasien diposisikan ke dalam gantri (Gambar 2B) dengan
medan magnet utama Bo, akan menselaraskan gerakan proton tersebut menjadi searah atau
berlawanan dengan medan magnet. Pemberian RF sesuai dengan frekuensi larmor proton hydrogen
akan mengakibatkan terjadinya resonansi sehingga proton-proton atom H1 akan merubah
kedudukan dengan bertambahnya energi. Pada saat RF dihentikan maka proton-proton pada atom
H1 diselearaskan kembali medan magnet utama sambil melepaskan/memancarkan energi dalam
bentuk signal yang kemudian ditangkap oleh receiver RF dan divisualisasikan dalam bentuk citra.
Proses perubahan kedudukan inilah yang mengakibatkan terjadinya waktu relaksasi longitudinal (T1)
dan relaksasi transfersal (T2), sehingga menghasilkan variasi citra dari objek yang didiagnosa.
https://www.scribd.com/presentation/424214500/PULSE-SEKUENS-artefact-keselamatan-mri-ppt#
Pulse sequens adalah cara mengaplikasikan pulsa dan gradien pada sistem sehingga terbentuk
pembobotan dan kualitas citra yang diinginkan