DISUSUN OLEH
VIYO RAMADHANA DWI SAPUTRA
151510383002
1.1.Tujuan
Mengetahui penggunaan pulse sequences spin echo dan fast spin echo pada MRI dengan
menggunakan parameter TE, TR, Slice Number, dan ETL yang berbeda.
1.2.Teori
Magnetic Resonance Imaging ( MRI ) adalah suatu alat diagnostik muthakhir untuk
memeriksa dan mendeteksi tubuh dengan menggunakan medan magnet yang besar dan
gelombang frekuensi radio yang menghasilkan rekaman gambar potongan penampang
tubuh / organ manusia. Pada MRI ada yang dikenal dengan istilah time echo.Time echo
adalah interval waktu pemberian pulsa RF awal dengan pulsa RF terakhir sampai
deteksinya sinyal magnetik resonance MR maksimum. Sinyal MR maksimum tersebut
merupakan sinyal spin echo. Pemilihan lama dan cepatnya TE akan mempengaruhi
intensitas sinyal yang didapat. TE tersebut cepat jika waktu gaungnya kurang dari 30
milidetik (Bushberg, 2001). Intensitas sinyal echo ditentukan oleh kurva T2, Intensitas
sinyal besar jika memakai TE pendek. Dengan TE yang cepat meminimalkan peluruhan
transversal atau transverse decay dan sinyal yang dihasilkan dapat dipelihara. Pemilihan
TE panjang dapat mengakibatkan peluruhan transversal atau transverse decay menjadi
maksimal dan sinyal yang didapat kecil.
Pada pencitraan MRI terdapat metode-metode dalam pembuatan citra. Metode
pencitraan adalah metode pembentukan citra yang dipergunakan dalam pemeriksaan MRI
atau magnetic resonance imaging. Dalam pembentukan citra, terdiri dari urutan-urutan
yang disebut dengan pulsa sequences.Pulse sequence adalah urutan pulsa RF yang
dipancarkan selama pemeriksaan MRI, dengan parameter TR, TE, dan T1 serta parameter-
parameter lain yang menyertainya. Pulse sequence yang biasa digunakan diantaranya ada
Spin Echo (SE) dan Fast Spin Echo (FSE).Pulse sequence dari Spin Echo terdiri dari 90
pulsa excitation yang diikuti 180 pulsa rephasing, dan hanya dengan satu langkah Phase
encoding per TR. Pembobotan gambar meliputi T1, T2 dan PD. Spin Echo digunakan
hampir disemua pemeriksaan dengan hasil citra yang sangat baik karena memiliki nilai
SNR yang tinggi.
Pembobotan T1 menghasilkan gambaran anatomi, sedangkan pembobotan T2
menunjukkan patologinya, yang akan tampak terang jika ada cairan. Tetapi kerugian SE
adalah waktu yang relatif panjang. Disamping SE (Spin Echo) ada juga FSE (Fast Spin
Echo), yaitu pencitraan cepat, pada awalnya dikenal dengan RARE (Rapid Acquisition
With Recofussed Echos). FSE ini menggunakan pulsa 90 yang diikuti rangkaian pulsa
180 untuk menghasilkan rangkaian echo yang disebut ETL ( Echo Train Length). Setiap
echo pada FSE memiliki sejumlah sinyal fase yang bersesuaian dengan jalur-jalur berbeda
pada K-Space (Osborn A.G, 1992). Pencitraan FSE biasanya digunakan untuk
menghasilkan citra dengan karakteristik T2 weighting dengan TR lebih besar dari 3000
ms. FSE mempunyai cara yang sangat fantastis untuk memanipulasi teknik SE
konvensional dengan cara mempersingkat waktu scanning. Selain TR dan TE, ETL adalah
parameter utamanya. Nilai ETL menentukan banyaknya phase encoding setiap TR
sehingga lamanya waktu akuisisi dapat berkurang. Secara umum, kontras gambar dari FSE
hampir sama dengan SE sehingga teknik ini juga banyak digunakan di klinik misalnya
sistem saraf pusat, sistem muskuloskeletal dan pelvis. Efek samping penggunaan urutan
pulsa ini adalah timbulnya artefak pada aliran dan gerakan. Untuk menguranginya
diperlukan teknik flow dan respiratory compensation (Woodward dan Orrison, 1995).
BAB II
TATA LAKSANA PRAKTIKUM
Langkah Kerja
1 10000/90 1
3 10000/90 4
4 10000/90 6
6 10000/90/16 2
BAB III
HASIL PRAKTIKUM
1 10000/90 1 80
Spin
2 10000/90 2 160
echo
3 10000/90 4 320
4 10000/90 6 480
5 10000/90/12 2 8
Fast spin
echo
6 10000/90/16 2 8
5. Jelaskan proses scanning pada kelompok fast spin echo. Gambarkan dalam diagram
sequence!
FSE (Fast Spin Echo), yaitu pencitraan cepat, pada awalnya dikenal dengan RARE
(Rapid Acquisition With Recofussed Echos). FSE ini menggunakan pulsa 90 yang
diikuti rangkaian pulsa 180 untuk menghasilkan rangkaian echo yang disebut ETL (
Echo Train Length). Setiap echo pada FSE memiliki sejumlah sinyal fase yang
bersesuaian dengan jalur-jalur berbeda pada K-Space (Osborn A.G, 1992). Pencitraan
FSE biasanya digunakan untuk menghasilkan citra dengan karakteristik T2 weighting
dengan TR lebih besar dari 3000 ms. FSE mempunyai cara yang sangat fantastis untuk
memanipulasi teknik SE konvensional dengan cara mempersingkat waktu scanning.
Selain TR dan TE, ETL adalah parameter utamanya. Nilai ETL menentukan
banyaknya phase encoding setiap TR sehingga lamanya waktu akuisisi dapat
berkurang. Secara umum, kontras gambar dari FSE hampir sama dengan SE sehingga
teknik ini juga banyak digunakan di klinik misalnya sistem saraf pusat, sistem
muskuloskeletal dan pelvis. Efek samping penggunaan urutan pulsa ini adalah
timbulnya artefak pada aliran dan gerakan.
Untuk menguranginya diperlukan teknik flow dan respiratory compensation
(Woodward dan Orrison, 1995).
Pada praktikum kali ini, membahas lebih lanjut mengenai penggunaan sequences spin
echo dan fast spin echo dalam pencitraan Magnetic Resonance Imaging (MRI).
1.) Spin Echo terdiri dari 90 pulsa excitation yang diikuti 180 pulsa rephasing, dan
hanya dengan satu langkah Phase encoding per TR. Pembobotan gambar meliputi
T1, T2 dan PD. Spin Echo digunakan hampir disemua pemeriksaan dengan hasil
citra yang sangat baik karena memiliki nilai SNR yang tinggi. Pembobotan T1
menghasilkan gambaran anatomi, sedangkan pembobotan T2 menunjukkan
patologinya, yang akan tampak terang jika ada cairan. Tetapi kerugian SE adalah
waktu yang relatif panjang.
2.) Fast Spin Echo yaitu pencitraan cepat, pada awalnya dikenal dengan RARE (Rapid
Acquisition With Recofussed Echos). FSE ini menggunakan pulsa 90 yang diikuti
rangkaian pulsa 180 untuk menghasilkan rangkaian echo yang disebut ETL ( Echo
Train Length). Setiap echo pada FSE memiliki sejumlah sinyal fase yang
bersesuaian dengan jalur-jalur berbeda pada K-Space (Osborn A.G, 1992).
Pencitraan FSE biasanya digunakan untuk menghasilkan citra dengan karakteristik
T2 weighting dengan TR lebih besar dari 3000 ms. FSE mempunyai cara yang
sangat fantastis untuk memanipulasi teknik SE konvensional dengan cara
mempersingkat waktu scanning.
3.) Nilai ETL menentukan banyaknya phase encoding setiap TR sehingga lamanya
waktu akuisisi dapat berkurang. Secara umum, kontras gambar dari FSE hampir
sama dengan SE sehingga teknik ini juga banyak digunakan di klinik misalnya
sistem saraf pusat, sistem muskuloskeletal dan pelvis.
4.) Waktu yang dibutuhkan pada masing masing spin echo dan fast spin echo ini
bergantung pada akuisisi TR yang didapatkan. Sedangkan akuisisi TR nya
dipengaruhi oleh slice number dan juga apabila di FSE dipengaruhi oleh ETL juga
sehingga waktu yang dibutuhkan relative lebih cepat dibandingkan dengan SE.
DAFTAR PUSTAKA
Bernstein, M.A., King, K.F., dan Zhou, X.J. 2004. Handbook of MRI Pulse Sequences.
Elsiver/Academic Press: Burlington, MA.
Simanjuntak, Josepa ND, Muhammad Nur, dan Eko Hidayanto. 2014.Studi Analisis Echo
Train Length dalam K-Space serta Pngaruhnya terhadap Kualitas Citra Pembobotan T2 FSE
pada MRI 1.5T. Berkala Fisika Vol. 17, No. 1, hal 7-12. Jurusan Fisika Universitas
Diponegoro Semarang. Diakses tanggal 29 Maret 2017.
Westbrook, Catherine, Carolyne Kaut, and John Talbot. 2011. MRI in Practice, Fourth
Edition. United Kingdom: Blackwell Science Ltd.