Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM MRI DASAR 1

MATERI PULSE SEQUENCES 1

DISUSUN OLEH
VIYO RAMADHANA DWI SAPUTRA
151510383002

PROGRAM STUDI D4 RADIOLOGI


FAKULTAS VOKASI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2017
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Tujuan
Mengetahui penggunaan pulse sequences spin echo dan fast spin echo pada MRI dengan
menggunakan parameter TE, TR, Slice Number, dan ETL yang berbeda.

1.2.Teori
Magnetic Resonance Imaging ( MRI ) adalah suatu alat diagnostik muthakhir untuk
memeriksa dan mendeteksi tubuh dengan menggunakan medan magnet yang besar dan
gelombang frekuensi radio yang menghasilkan rekaman gambar potongan penampang
tubuh / organ manusia. Pada MRI ada yang dikenal dengan istilah time echo.Time echo
adalah interval waktu pemberian pulsa RF awal dengan pulsa RF terakhir sampai
deteksinya sinyal magnetik resonance MR maksimum. Sinyal MR maksimum tersebut
merupakan sinyal spin echo. Pemilihan lama dan cepatnya TE akan mempengaruhi
intensitas sinyal yang didapat. TE tersebut cepat jika waktu gaungnya kurang dari 30
milidetik (Bushberg, 2001). Intensitas sinyal echo ditentukan oleh kurva T2, Intensitas
sinyal besar jika memakai TE pendek. Dengan TE yang cepat meminimalkan peluruhan
transversal atau transverse decay dan sinyal yang dihasilkan dapat dipelihara. Pemilihan
TE panjang dapat mengakibatkan peluruhan transversal atau transverse decay menjadi
maksimal dan sinyal yang didapat kecil.
Pada pencitraan MRI terdapat metode-metode dalam pembuatan citra. Metode
pencitraan adalah metode pembentukan citra yang dipergunakan dalam pemeriksaan MRI
atau magnetic resonance imaging. Dalam pembentukan citra, terdiri dari urutan-urutan
yang disebut dengan pulsa sequences.Pulse sequence adalah urutan pulsa RF yang
dipancarkan selama pemeriksaan MRI, dengan parameter TR, TE, dan T1 serta parameter-
parameter lain yang menyertainya. Pulse sequence yang biasa digunakan diantaranya ada
Spin Echo (SE) dan Fast Spin Echo (FSE).Pulse sequence dari Spin Echo terdiri dari 90
pulsa excitation yang diikuti 180 pulsa rephasing, dan hanya dengan satu langkah Phase
encoding per TR. Pembobotan gambar meliputi T1, T2 dan PD. Spin Echo digunakan
hampir disemua pemeriksaan dengan hasil citra yang sangat baik karena memiliki nilai
SNR yang tinggi.
Pembobotan T1 menghasilkan gambaran anatomi, sedangkan pembobotan T2
menunjukkan patologinya, yang akan tampak terang jika ada cairan. Tetapi kerugian SE
adalah waktu yang relatif panjang. Disamping SE (Spin Echo) ada juga FSE (Fast Spin
Echo), yaitu pencitraan cepat, pada awalnya dikenal dengan RARE (Rapid Acquisition
With Recofussed Echos). FSE ini menggunakan pulsa 90 yang diikuti rangkaian pulsa
180 untuk menghasilkan rangkaian echo yang disebut ETL ( Echo Train Length). Setiap
echo pada FSE memiliki sejumlah sinyal fase yang bersesuaian dengan jalur-jalur berbeda
pada K-Space (Osborn A.G, 1992). Pencitraan FSE biasanya digunakan untuk
menghasilkan citra dengan karakteristik T2 weighting dengan TR lebih besar dari 3000
ms. FSE mempunyai cara yang sangat fantastis untuk memanipulasi teknik SE
konvensional dengan cara mempersingkat waktu scanning. Selain TR dan TE, ETL adalah
parameter utamanya. Nilai ETL menentukan banyaknya phase encoding setiap TR
sehingga lamanya waktu akuisisi dapat berkurang. Secara umum, kontras gambar dari FSE
hampir sama dengan SE sehingga teknik ini juga banyak digunakan di klinik misalnya
sistem saraf pusat, sistem muskuloskeletal dan pelvis. Efek samping penggunaan urutan
pulsa ini adalah timbulnya artefak pada aliran dan gerakan. Untuk menguranginya
diperlukan teknik flow dan respiratory compensation (Woodward dan Orrison, 1995).
BAB II
TATA LAKSANA PRAKTIKUM
Langkah Kerja

a. Buka aplikasi Matlab dan buka siulator MRI Lab.


b. Pilih menu load phantom example-Brain Brain Standart Resolution
c. Pilih menu localizer---klik update
d. Lakukan scanning dengan parameter sebagai berikut
Kelompok/Parameter Scanning TR/TE/ETL Slice Num Hasil

1 10000/90 1

Spin Echo 2 10000/90 2

3 10000/90 4

4 10000/90 6

Fast Spin Echo 5 10000/90/12 2

6 10000/90/16 2
BAB III
HASIL PRAKTIKUM

3.1. Data Hasil Praktikum


Kelom Akuisisi
Slice
pok/par Scanning TR/TL/TE TR Hasil
Number
ameter

1 10000/90 1 80

Spin
2 10000/90 2 160
echo

3 10000/90 4 320
4 10000/90 6 480

5 10000/90/12 2 8

Fast spin
echo

6 10000/90/16 2 8

3.2. Analisa Hasil


1. Jelaskan secara singkat tentang Pulse Sequence Spin Echo dan Fast Spin Echo!
Pulsa Sequence Spin Echo terdiri dari 90 pulsa excitation yang diikuti 180 pulsa
rephasing, dan hanya dengan satu langkah Phase encoding per TR. Waktu spin echo
relative lebih lama. Sedangkan Pulsa Sequence Fast Spin Echo yaitu pencitraan cepat,
pada awalnya dikenal dengan RARE (Rapid Acquisition With Recofussed Echo). FSE
ini menggunakan pulsa 90 yang diikuti rangkaian pulsa 180 untuk menghasilkan
rangkaian echo yang disebut ETL ( Echo Train Length).
2. Jelaskan proses scanning pada kelompok Spin Echo dan gambarkan dalam diagram
sequence!
Menggunakan eksitasi pulsa 90o yang diikuti oleh satu atau lebih rephasing pulsa 180o,
untuk menghasilkan spin echo. Jika hanya menggunakan satu echo gambaran T1
Weighted Image dapat diperoleh dengan menggunakn TR pendek dan TE pendek.
Sedangkan untuk menghasilkan proton density dan T2 Weighted Image, diaplikasikan
dua spin echo dengan dua pulsa RF 180o rephasing, echo pertama dengan short TE dan
long TR, untuk menghasilkan proton density, echo kedua dengan long TR dan long TE
menghasilkan T2. Pada spin echo raw image data, dari masing-masing echo di simpan
pada K-space dan banyaknya pulsa 180o rephasing yang diaplikasikan sesuai dengan
banyak yang dihasilkan per TR.Urutan pulsa Spin Echo terdiri dari 90 pulsa excitation
yang diikuti 180 pulsa rephasing, dan hanya dengan satu langkah Phase encoding per
TR. Pembobotan gambar meliputi T1, T2 dan PD. Spin Echo digunakan hampir
disemua pemeriksaan dengan hasil citra yang sangat baik karena memiliki nilai SNR
yang tinggi. Pembobotan T1 menghasilkan gambaran anatomi, sedangkan pembobotan
T2 menunjukkan patologinya, yang akan tampak terang jika ada cairan. Tetapi
kerugian SE adalah waktu yang relatif panjang.

3. Jelaskan perbandingan proses scanning 1, 2, 3, dan 4 analisis berdasarkan jumlah


akuisisi TR yang digunakan pada scanning 1, 2, 3, dan 4 (jumlah akuisisi TR dapat
dilihat di command window)!
Pada scanning 1 4 menggunakan TR/TE yang sama yaitu 10000/90, namun dengan
nilai slice number yang berbeda masing masing.
- Pada scanning pertama, mendapatkan akuisisi TR = 80 dengan slice number = 1.
Yang artinya dalam satu kali slice, membutuhkan satu kali sequence dengan jumlah
akuisisi TR yang dibutuhkan per slice adalah 80.
- Pada scanning kedua, mendapatkan akuisisi TR = 160 dengan slice number = 2.
Yang artinya apabila dalam satu kali slice membutuhkan satu kali sequence dengan
jumlah akuisisi TR = 80 per slice, maka dengan slice number = 2, membutuhkan
akuisisi TR sebanyak 80 x 2 = 160.
- Pada scanning ketiga, mendapatkan akuisisi TR = 320 dengan slice number = 4.
Dimana dalam satu kali slice membutuhkan satu kali sequence dengan jumlah
akuisisi TR = 80 per slice, maka dengan slice number = 4, membutuhkan akuisisi
TR sebanyak 80 x 4 = 320.
- Pada scanning keempat, mendapatkan akuisisi TR = 480 dengan slice number = 6.
Dimana dalam satu kali slice membutuhkan satu kali sequence dengan jumlah
akuisisi TR = 80 per slice, maka dengan slice number = 6, membutuhkan akuisisi
TR sebanyan 80 x 6 = 480.
Jadi, apabila semakin banyak slice yang diterapkan maka semakin besar pula
akuisisi TR nya sehingga waktu yang dibutuhkan juga semakin lama.
4. Berapa jumlah akuisisi yang dihasilkan dalam 1 slice pada kelompok spin echo?
Gambarkan dalam diagram sequence!
Dalam satu akuisisi TR pada spin echo dalam satu slice senilai 80. Apabila semakin
banyak slice yang digunakan maka membutuhkan semakin banyak waktu akuisisi TR
pada spin echo. Sehingga jumlah maksimum slice yang mampu dihasilkan dalam satu
sequence adalah satu slice.

5. Jelaskan proses scanning pada kelompok fast spin echo. Gambarkan dalam diagram
sequence!
FSE (Fast Spin Echo), yaitu pencitraan cepat, pada awalnya dikenal dengan RARE
(Rapid Acquisition With Recofussed Echos). FSE ini menggunakan pulsa 90 yang
diikuti rangkaian pulsa 180 untuk menghasilkan rangkaian echo yang disebut ETL (
Echo Train Length). Setiap echo pada FSE memiliki sejumlah sinyal fase yang
bersesuaian dengan jalur-jalur berbeda pada K-Space (Osborn A.G, 1992). Pencitraan
FSE biasanya digunakan untuk menghasilkan citra dengan karakteristik T2 weighting
dengan TR lebih besar dari 3000 ms. FSE mempunyai cara yang sangat fantastis untuk
memanipulasi teknik SE konvensional dengan cara mempersingkat waktu scanning.
Selain TR dan TE, ETL adalah parameter utamanya. Nilai ETL menentukan
banyaknya phase encoding setiap TR sehingga lamanya waktu akuisisi dapat
berkurang. Secara umum, kontras gambar dari FSE hampir sama dengan SE sehingga
teknik ini juga banyak digunakan di klinik misalnya sistem saraf pusat, sistem
muskuloskeletal dan pelvis. Efek samping penggunaan urutan pulsa ini adalah
timbulnya artefak pada aliran dan gerakan.
Untuk menguranginya diperlukan teknik flow dan respiratory compensation
(Woodward dan Orrison, 1995).

6. Jelaskan perbandingan hasil scanning 5 dan 6. Analisis berdasarkan parameter ETL!


Pada scanning kelima diberikan nilai TR=10000;TE=90;ETL=12 dengan slice
number=2, sedangkan scanning keenam diberikan nilai TR, TE dan slice number yang
sama dan nilai ETL=16. Akuisisi TR yang dihasilkan sama yaitu 8 dikarenakan tidak
merubah slice number dari kedua scanning. Namun, gambar yang dihasilkan berbeda,
scanning keenam dengan nilai ETL yang lebih besar dari scanning kelima
menghasilkan gambar yang lebih jelas dan baik. Sehingga semakin ETL ditingkatkan
maka gambar yang dihasilkan juga semakin jelas.

7. Jelaskan perbandingan hasil scanning 2 dan 6. Analisis berdasarkan parameter pulse


sequence yang digunakan!
Pada scanning kedua diberikan TR=10000, TE=90 dan slice number=2. Sedangkan
pada scanning keenam diberikan TR, TE, dan slice number yang sama hanya saja
memakai ETL=16 karena menggunakan fast spin echo sequences. Perbedaan scanning
kedua dan keenam terletak pada perbedaan sequences diantara keduanya, scanning
kedua menggunakan spin echo dan keenam menggunakan fast spin echo. Perbedaan
yang paling jelas adalah perbedaan waktu antara keduanya, apabila menggunakan fast
spin echo, waktunya semakin cepat. Karena akuisisi TR scanning keenam lebih pendek
dibandingkan scanning kedua.
BAB IV
KESIMPULAN

Pada praktikum kali ini, membahas lebih lanjut mengenai penggunaan sequences spin
echo dan fast spin echo dalam pencitraan Magnetic Resonance Imaging (MRI).
1.) Spin Echo terdiri dari 90 pulsa excitation yang diikuti 180 pulsa rephasing, dan
hanya dengan satu langkah Phase encoding per TR. Pembobotan gambar meliputi
T1, T2 dan PD. Spin Echo digunakan hampir disemua pemeriksaan dengan hasil
citra yang sangat baik karena memiliki nilai SNR yang tinggi. Pembobotan T1
menghasilkan gambaran anatomi, sedangkan pembobotan T2 menunjukkan
patologinya, yang akan tampak terang jika ada cairan. Tetapi kerugian SE adalah
waktu yang relatif panjang.
2.) Fast Spin Echo yaitu pencitraan cepat, pada awalnya dikenal dengan RARE (Rapid
Acquisition With Recofussed Echos). FSE ini menggunakan pulsa 90 yang diikuti
rangkaian pulsa 180 untuk menghasilkan rangkaian echo yang disebut ETL ( Echo
Train Length). Setiap echo pada FSE memiliki sejumlah sinyal fase yang
bersesuaian dengan jalur-jalur berbeda pada K-Space (Osborn A.G, 1992).
Pencitraan FSE biasanya digunakan untuk menghasilkan citra dengan karakteristik
T2 weighting dengan TR lebih besar dari 3000 ms. FSE mempunyai cara yang
sangat fantastis untuk memanipulasi teknik SE konvensional dengan cara
mempersingkat waktu scanning.
3.) Nilai ETL menentukan banyaknya phase encoding setiap TR sehingga lamanya
waktu akuisisi dapat berkurang. Secara umum, kontras gambar dari FSE hampir
sama dengan SE sehingga teknik ini juga banyak digunakan di klinik misalnya
sistem saraf pusat, sistem muskuloskeletal dan pelvis.
4.) Waktu yang dibutuhkan pada masing masing spin echo dan fast spin echo ini
bergantung pada akuisisi TR yang didapatkan. Sedangkan akuisisi TR nya
dipengaruhi oleh slice number dan juga apabila di FSE dipengaruhi oleh ETL juga
sehingga waktu yang dibutuhkan relative lebih cepat dibandingkan dengan SE.
DAFTAR PUSTAKA

Bernstein, M.A., King, K.F., dan Zhou, X.J. 2004. Handbook of MRI Pulse Sequences.
Elsiver/Academic Press: Burlington, MA.

Simanjuntak, Josepa ND, Muhammad Nur, dan Eko Hidayanto. 2014.Studi Analisis Echo
Train Length dalam K-Space serta Pngaruhnya terhadap Kualitas Citra Pembobotan T2 FSE
pada MRI 1.5T. Berkala Fisika Vol. 17, No. 1, hal 7-12. Jurusan Fisika Universitas
Diponegoro Semarang. Diakses tanggal 29 Maret 2017.

Westbrook, Catherine, Carolyne Kaut, and John Talbot. 2011. MRI in Practice, Fourth
Edition. United Kingdom: Blackwell Science Ltd.

Anda mungkin juga menyukai