Anda di halaman 1dari 4

1.

Spin Echo (SE)

Spin Echo merupakan pulse sequen yang paling sering digunakan pada pemeiksaan

MRI (Bushong,1998). Sequen ini dilakukan dengan mengaplikasikan pulsa 90o

eksitasi, diikuti dengan aplikasi pulsa 180o rephasing.

Pembobotan T1 pada sequen ini sangat baik untuk mendemostrasikan anatomi,

karena memiliki SNR yng tinggi, serta mendemonstrasikan kelainan patologis

dengan enhancement media kontras, sementara dalam pembobotan T2 dapat

dengan jelas dilihat adalnya kelainan-kelainan berupa oedematous dan pembuluh

darah. Hal tersebut disebabkan karena komponen air dalam jaringan tersebut

meningkat sehingga akan memberikan sinyal yang tinggi dan mudah diidentifikasi

(Westbrook dan Kaut, 2011).

2. Fast Spin Echo (FSE)

Fast Spin Echo dilakukan untuk mempercepat waktu scan, dengan mengaplikasikan

beberapa kali pulsa 180o rephasing dalam satu TR. Pengaplikasian beberapa pulsa

180o dalam satu TR menghasilkan rangkaian echo yang disebut dengan ETL (Echo

Train Length). Disamping keunggulan sequen FSE juga mempunyai keterbatasan,

diantaranya berkurangnya jumlah slice, adanya Contrast Overaging (K-space

overaging) sehingga CSF (Cebero Spinal Fluid) menjadi lebih terang pada

pembobotan proton densitiy dan multiple sclerosis serta lesi-lesi kecil tidak dapat

dilihat serta adanya bluring akibat pemilihan ETL yang digunakan. Semakin besar

nilai ETL, pembobotan T2 akan semakin tinggi dan hal tersebut akan menyebabkan

bluring. Keterbatasan lain dalam sequen FSE adalah diperlukannya TR yang lebih

panjang dibanding dengan Spin Echo. Kadang untuk pemenuhan kebutuhan jumlah

irisan akan meningkatkan nilai TR, sebagai akibatnya pembobotan menjadi

berkurang (Westbrook dan Kaut, 2011).

3. Inversion Recovery

Inversion Recovery adalah pulsa sequen yang diawali dengan aplikasi pulsa 180o

inversi yang dilanjut dengan pulsa 90o eksitasi dan kemudian pulsa 180o rephasing.
Pulsa 180o inversi dimaksudkan untuk mensupress jaringan tertentu (full saturasi).

Parameter yang digunakan adalah TR, TE dan TI. Kontras citra bergantung pada

panjang pendeknya TI. Jika pulsa 90o eksitasi diaplikasikan setelah Nett

Magnetitation Vector (NMV) relaksasi dan kembali ke bidang transversal, kontras

citra akan tergantung pada jumlah recovery longitudinal dari setiap vektor, sebagai

hasilnya adalah pembobotan Heavly T1 (Westbrook dan Kaut, 2011).

Inversion recovery secara konvensional untuk menghasilkan pembobotan T1 yang

diperberat (Heavly T1 Weighted), untuk mendemostrasikan anatomi, dapat

memperlihatkan perbedaan antara fat dan air dengan jelas karena adanya sturasi

penuh pada vector fat dan air yang telah mencapai awal pengulangan. Penggunaan

media kontras akan memperpendek waktu relaksasi T1 pada jaringan tertentu.

Sequen inversion recovery meningkatkan sinyal pada jaringan yang mengalami

enhancement media kontras, sehingga enhancement media kontras dapat lebih jelas

terlihat. Sequen inversion recovery sekarang digunakan secara lebih luas bersamaan

dengan sequen FSE untuk menghasilkan citra pembobotan T2. Bila inversion

recovery (IR) digunakan untuk menghasilkan citra pembobotan T1 yang diperberat

(heavy T1 weighted), TE mengendalikan besar penurunan T2 (T2 decay) dan oleh

karena itu biasanya dibuat tetap pendek untuk meminimalkan efek T2. Namun

demikian, dapat diperpanjang agar jaringan yang mempunyai T2 panjang menjadi

tampak terang (hiperintens). Hal ini disebut dengan pembobotan patologi yang

secara predominan adalah perubahan T1, tetapi pada jaringan yang patologis

tampak terang (hiperintens). TI (time invertion) merupakan pengontrol kontras pada

sequen inversion recovery. Medium TI akan menghasilkan pembobotan T1 (T1

weighting), tetapi bila diperpanjang akan menghasilkan citra lebih ke arah proton

density (proton density weighting). Sementara TR harus selalu cukup panjang agar

tercapai recovery penuh masing-masing jaringan sebelum pulsa inversi berikutnya.

Untuk itu, TR harus lebih panjang dari 2000 ms. Hal ini akan menyebabkan waktu

scanning relatif panjang. Untuk mengatasi hal tersebut saat ini dapat digunakan
inversion recovery fast spin echo, dengan mengaplikasikan pulsa 180o inverse,

diikuti setelahnya dengan aplikasi pulsa 900 eksitasi dan rangkaian pulsa180o

rephasing yang akan memperpendek waktu scanning.

a. Short Tau Inversion Recovery (STIR)

STIR adalah sequen IR dengan menggunakan nilai TI lemah, yang

menyebabkan fat mengalami recovery dari inversi penuh ke arah bidang

transversal, sehingga tidak terjadi magnetisasi longitudinal fat. Pada saat

pengaplikasian pulsa 90o eksitasi, vektor jaringan fat akan berubah arah

penyudutan dari 90o ke 180o, dan ke arah full saturasi sehingga sinyal jaringan

fat menjadi nol. STIR digunakan untuk mensupresi sinyal jaringan fat pada

pembobotan T1 (T1 weighting). TI yang dipergunakan ± 100-175 ms dan akan

sedikit berubah sesuai dengan kekuatan medan magnet eksternalnya.

Dengan pembobotan T1 dibutuhkan waktu 0,69 kali waktu relaksasi T1 untuk

mensupress sinyal jaringan. STIR (Short Tau Inversion Recovery) dapat juga

digunakan dengan FSE (Fast Spin Echo), dengan mengaplikasikan pulsa 180o

inversi, diikuti pulsa 90o eksitasi dan setelah itu diikuti dengan beberapa pulsa

180o rephasing yang disebut dengan echo train length (ETL), sehingga waktu

scan dapat lebih pendek jika dibandingkan dengan konvensional STIR

(Westbrook and Kaut, 1998)

b. Fluid Attenuated Inversion Recovery (FLAIR)

Fluid attenuated inversioan recovery (FLAIR) merupakan salah satu variasi

sequen inversion recovery sequen inversion recovery dengan mengenulkan

sinyal CSF (Cebero Spinal Fluid) dengan memilih TI yang sesuai dengan waktu

recovery CSF dari pulsa 180o kearah bidang transversal sehingga tidak terjadi

magnetisasi longitudinal pada CSF. Ketika diaplikasikan pulsa 90o eksitasi, vektor
CSF disudutkan melewati 90o sampai mencapai saturasi penuh kembali sehingga

CSF menjadi nol.

FLAIR digunakan untuk menekan sinyal CSF pada pembobotan T2 dan proton

density sehingga kelainan-kelainan patologis dapat tervisualisasi lebih jelas. TI

yang digunakan sebesar ± 1700-2200 ms.

Anda mungkin juga menyukai