Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

MRI DASAR
“Inversion Recovery”

NAMA : Yunia Rohmawati Assa’adah


NIM : 151910383017

DIV TEKNOLOGI RADIOLOGI PENCITRAAN


FAKULTAS VOKASI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Dasar Teori

Inversion Recovery (IR) awalnya digunakan di MRI untuk mendapatkan


gambaran T1 contrast yang baik pada sistem medan yang rendah. Waktu scan yang
relatif lama dan ketika medan sistem superkonduktor tinggi digunakan, sequence
menjadi berlebihan. Bagaimanapun, dikombinasikan dengan fast spin echo untuk
menghasilkan gambaran dalam beberapa menit. Ini biasanya digunakan untuk menekan
signal dari tissue yang dikombinasi dengan TE panjang dan T2 weighting, walaupun
dalam medan yang rendah ini masih bisa digunakan untuk T1 contrast (Westbrook,
2011). Inversion recovery adalah pulse sequence yang awalnya diberikan pulse 180. Ini
membalik NMV 180° saturati penuh. Ketika pulsa balikan dihapus, NMV mulai rileks
kembali ke B0. Sebuah pulse eksitasi 90° diberikan pada waktu dari pulse balikan 180°
yang dikenal sebagai TI (waktu untuk inversion) (Gambar 5.12). Hasil FID adalah
rephased oleh pulse 180° untuk menghasilkan spin echo pada waktu TE.

Kontras gambar yang dihasilkan sangat tergantung pada panjang TI. Jika pulse
eksitasi 90° diterapkan setelah NMV relaksasi kembali ke transversal, contrast gambar
tergantung pada jumlah longitudinal recovery setiap vektor (seperti dalam spin echo).
Gambar yang dihasilkan pembobotan T1 weighting karena 180° inverting pulse
mencapai saturati penuh dan memastikan perbedaan contrast yang besar antara lemak
dan air. Jika pulse eksitasi 90° tidak diberikan sampai NMV telah mencapai full
recovery, didapatkan gambaran proton density weighting, baik lemak dan air memiliki
full relaxed (Westbrook, 2011).

1.2. Tujuan

Tujuan praktikum MRI dengan judul Inversion Recovery adalah

1. Mengetahui prinsip inversion recovery; mekanisme STIR (Short tau inversion


recovery) dan FLAIR (Fluid attenuated inversion recovery)

2. Mengetahui penerapan STIR (Short tau inversion recovery) dan FLAIR (Fluid
attenuated inversion recovery).
BAB II

METODOLOGI PRAKTIKUM

2.1. Alat dan Bahan

1). Modul Praktikum

2). Mathlab

2.2. Metode

1). Buka Aplikasi matlab, kemudian buka simulator MRI lab

2). Pilih menu load phantom example Brain Standard Resolution Kemudian pilih
menu localizer.

3). Klik Update dann pilih Sequence Inversion Recovery


BAB III

HASIL DAN PEMBASAHAN

3.1. Hasil Scanning

Scanning TR/TE TI (Time Hasil


Inversion)
1. 15000/90 300

2. 15000/90 500

3. 15000/90 1000

4. 15000/90 2000

5. 15000/90 3000
6. 800/30 300

7. 800/30 500

3.2. Analisa

1. Jelaskan secara singkat tentang Inversion Recovery pada MRI. Gambarkan


kurva relaksasi dan diagram sequence nya.

Jawab :

Inversion Recovery atau metode pembalikan Kembali adalah metode yang


digunakan dengan pembobotan RF 180 derajat dan menimbulkan terjadinya
penangkapan echo. IR sendiri memiliki dua metode yaitu FLAIR dan STIR. Stir adalah
metode yang digunakan dalam inversion recovery dengan menekan atau invers
jaringan lemak dalam tubuh manusia. Sedangkan flair adalah metode yang digunakan
dalam inversion recovery dengan cara menekan atau invers cairan dalam tubuh
manusia.
Metode stir dapat dilakukan dengan cara memberi RF 180 derajat sehingga
membuat proton menjadi berlawanan arah dengan 180. Setelah diberikan RF 180,
proton akan melakukan relaksasi pada bidang tranversal. Lemak memiliki waktu
relaksasi lebih cepat dibandingkan dengan cairan, oleh karena itu pada metode Stir
menggunakan TI (time inversion) pendek antara 150-175 ms, agar jaringan lemak dan
TI bertemu di bidang tranversal. Saat lemak dan TI bertemu dibidang tranversal terjadi
proses nul point yang menyebabkan terjadinya penekanan lemak. Pada proses Stir
jaringan cairan lebih dominan dalam imaging dibandingkan dengan jaringan lemak.

Sedangkan pada proses Flair pada tahap ini menggunakan TI panjang antara
1700-2200 ms. Hal tersebut dilakukan karena pada metode Flair menginvers cairan,
dan membuat jaringan lemak agar tampak lebih dominan untuk dilakukan imaging.
Cairan memiliki waktu relaksasi lebih lama yang menyebabkan pemberian TI yang
digunakan panjang, dengan tujuan relaksasi cairan yang mendekati bidang transversal
(positif).

2. Jelaskan perbandingan hasil gambar pada scanning 1-5. Analisis berdasarkan


perubahan TI (Time Inversion)

Jawab :

Berdasarkan hasil scanning 1-5 menggunakan parameter TE/TR yang sama


yaitu 15000/90. Pada kelima scanning ini diberikan TI yang berbeda yaitu pada hasil
scanning pertama menggunakan TI 300 gambaran lemak sedikit terlihat meningkat
karena TI masih tergolong pendek. Selanjutnya pada scanning kedua dengan TI 500
gambar benar-benar tidak terlihat, hal tersebut terjadi juga karena di pengaruhi oleh TI
yang semakin meningkat. Sedangkan pada scanning ketiga yaitu dengan TI 1000
gambaran CSF dan lemak terlihat karena TI yang Panjang. Sedangkan pada scanning
keempat dengan TI 2000 terlihat bahwa CSF pada organ tetap ada tapi kontras warna
dengan jaringan lemak hampir serupa karena pada TI yang tinggi kontras lemak
meningkat. Pada scanning 5 yaitu TI 3000 terlihat bahwa intensitas kontras CSF lebih
tinggi bila dibandingkan dengan jaringan lemak.

3. Jelaskan perbandingan hasil gambar pada scanning 6 dan 7. Analisis


berdasarkan perubahan TI Time Inversion.

Jawab :
Dengan menggunakan TE,TR dan TI yang sama pendek, pada scanning 6 dan
7 menggunakan TE/TR yang sama yaitu 30/800 dengan TI yang berbeda. Scanning 6
menggunakan TI sebesar 300 yang juga digolongkan TI pendek. TI,TR dan TE pendek
sangat berdampak pada hasil citra yang menyebabkan kekaburan gambar. Hal tersebut
di sebabkan karena relaksasi proton yang dilakukan belum jauh dari posisi pemberian
RF sehingga sinyal yang didapat juga sangat sangat sedikit dan menyebabkan gambaran
menjadi kabur. Sedangkan pada scanning 7 hasil gambaran terlihat lebih baik
dikarenakan TI yang digunakan sedikit ditingkatkan yaitu 500 sehingga membuat
gambaran menjadi lebih baik.

4. Bandingkan Gambar pada Scanning 2 & 7 dengan TI yang sama, analisis


berdasarkan perubahan TR dan TE

Jawab :

Pada scanning ke 2 dan ke 7 menggunakan TI yang sama yaitu 500, sedangkan


perbedaan terletak pada pemberian TE dan TR. Pada scanning ke 2 dengan TR/TE
15000/90 hasil gambaran tidak kabur dikarenakan proton memiliki waktu relaksasi
yang cukup sehingga relaksasi yang dilakukan jauh dari posisi pemberian RF. Pada
scanning 2 gambaran CSF terlihat dan lemak menghilang. Sedangkan pada scanning 7
CSF tetap terlihat tetapi intensitas kontras tidak sebaik pada scanning 2. Pada dasarnya
TE dan TR menyebabkan perbedaan sinyal yang di tangkap saat scanning.

5. Dengan melihat perbandingan pada soal nomor 4, teknik Inversion Recovery


diperlukan pada kasus apa dan dapat diaplikasikan untuk pembobotan kontras
apa? Analisis sesuai dengan teori kontras citra pada MRI

Jawab :

Inversion Recovery dapat digunakan dalam pembobotan T1W dikarenakan


intensitas pada anatomi setiap jaringan lebih jelas bila dibandingkan dengan T1 SE. Hal
ini dikarenakan pemberian RF pada awal 2:1 dengan pemberian RF pada spin echo.
Inversion recovery dapat digunakan pada pasien dengan kasus tumor, pasien yang
membutuhkan pencitraan musculoskeletal, memperlihatkan cord lesions dan
perventricular pada pemeriksaan otak dan tulang belakang.
6. Pada keseluruhan scaning diatas, manakah yg menunjukkan STIR dan mana
yang menunjukkan FLAIR. Jelaskan perbedaan STIR dan FLAIR serta
aplikasi dan fungsinya.

Jawab ;

Pada semua scanning yang telah dilakukan, Stir terletak pada scanning 1-3
dikarenakan terdapat literature parameter bahwa Stir menggunakan TI yang pendek
dengan ukuran TI dibawah 1700 ms. Sedangkan Flair terletak pada scanning 4-5
dikarenakan ukuran TI lebih dari 1700 ms dan pada scanning 4 dan 5 terlihat bahwa
jaringan lemak meningkat dengan berkurangnya intensitas CSF.

Stir adalah metode yang digunakan dalam inversion recovery dengan menekan
/ invers jaringan lemak dalam tubuh manusia. Flair adalah metode yang digunakan
dalam inversion recovery dengan menekan /invers cairan dalam tubuh manusia.
Perbedaan Stir dan Flair terletak pada TI, karena TI menentukan penekanan pada suatu
jaringan lemak ataupun cairan tersebut.
BAB IV

KESIMPULAN

Pada Praktikum kali ini, membahas mengenai teknik Inversion Recovery (IR) yang
diaplikasikan pada teknik pembobotan STIR dan FLAIR. Pengunaaan TE, TR, dan TI sangan
berpengaruh pada teknik IR ini. Inversion Recovery secara konvenisonal dgunakan untuk
memperoleh gambar T1W yang menghasilkan gambaran antomi. Bila IR digunakan untuk
mengasilkan gambar T1W. TE mengontrol nilai penurunan T2 dan oleh karena itu biasanya
dibuat tetap pendek untuk menimbulkan efek T2. Namun. Dapat diperpanjang untuk memberi
jaringan yang mempunyai T2 panjang sehingga sinyal yang dihasilkan Hyperintens. Hal ini
disebut penekan patologi yang menghasilkan citra predominan T2W. STIR merupakan teknik
untuk menghilangkan lemak pada citra sedangkan untuk FLAIR untuk menghilangkan cairan
pada citra
DAFTAR PUSTAKA

Modul Praktikum MRI Dasar

Westbrook, Catherine, Carolyne Kaut, and John Talbot. 2011. “MRI in Practice, Fourth
Edition”. United Kingdom : Blackwell Science Ltd

Yuanita, Fresta, dkk. 2017. Spin Echo Pulse Squence. Universitas Airlangga.

Anda mungkin juga menyukai