Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

CT SCAN DASAR
MATERI : PATIENT CARE

DOSEN PEMBIMBING
Amillia Kartika Sari,S.Tr.Kes,M.T

NAMA : Yunia Rohmawati Assa’adah


NIM : 151910383017

PROGRAM STUDI D4 TEKNOLOGI RADIOLOGI PENCITRAAN


FAKULTAS VOKASI
UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Dasar Teori


Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang diberikan terhadap
seseorang, keluarga atau kelompok secara peripurna dengan menyediakan pelayanan
rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Di Indonesia rumah sakit sebagai salah
satu sistem pelayanan kesehatan yang secara garis besar memberikan pelayanan untuk
masyarakat berupa pelayanan kesehatan mencakup pelayanan medik, pelayanan
penunjang medik, rehabilitasi medik dan pelayanan keperawatan (Herlambang,2016).
Pelayanan di Instalasi Radiologi merupakan bagian integral dari pelayanan
penunjang medik di rumah sakit yang menyelenggarakan pelayanan diagnostik salah
satunya Computed Tomography (CT) Sca. Pemindaian Computed Tomography (CT)
adalah prosedur pencitraan diagnostik yang menggunakan kombinasi sinar-x dan
teknologi komputer untuk menghasilkan gambaran vertikal dan horizontal (irisan
tubuh). Pada pemeriksaan CT Scan tentunya akan membutuhkan pelayanan kesehatan
yang sedikit berbeda dengan radiografi konvemsional. Mengingat dosis radiasi yang
dihasilkan pada CT Scan lebih besar. Patient care yang diberikan dapat berupa
informasi prosedur awal sebelum dilakukanya pemeriksaan CT Scan. Memberikan
prosedur yang nyaman bagi pasien agar tetap tenang dan tidak merasa takut saat
menjalani pemeriksaan.
Dengan demikian tenaga kesehatan khususnya radiografer dapat memberikan
patient care yang optimal disertai adanya komunikasi efektif terhadap pasien untuk
meningkatkan pelayanan kesehatan pada bidang radiologi di rumah sakit dan
kepuasan pasien dalam menerima layanan kesehatan.

1.2. Tujuan
Mengetahui dan memahami tentang kebutuhan pasien, komunikasi efektif yang
terjalin antara radiografer dengan pasien. Hal ini akan memberikan dampak yang
signifikasn pada proses dan hasil scanning.
BAB 2
METODOLOGI PRAKTIKUM

2.1. Peralatan
SOP pemeriksaan CT scan

2.2. Metode
1. Mahasiswa melakukan identifikasi faktor yang mempengaruhi keberhasilan
dalam pelaksanaan pemeriksaan CT Scan
2. Mahasiswa dapat mgenjelaskan tentang definisi Patient Care in CT Scan
Procedure
3. Mahasiswa dapat menguraikan kegiatan yang akan dilakukan radiografer
dalam melakukan komunikasi efektif kepada pasien.
NO Faktor-faktor yang Penjelasan Sumber / Reference
mempengaruhi
keberhasilan
pemeriksaan CT-
Scan
1. Melakukan prosedur Prosedur sebelum Menteri
sebelum pemeriksaan pemeriksaan harus Ketenagakerjaan
yang tepat. dilakukan agar tidak ada Republik Indonesia.
kesalahan yang terjadi 2020. No 237.
saat pemeriksaan Penetapan Standar
dilakukan. Prosedur Kompetensi Kerja
sebelum pemeriksaan Nasional Indonesia
yang harus dilakukan Kategoti Aktivitas
yaitu mengidentifikasi Kesehatan Manusia Dan
data pasien, Aktivitas Sosial
megidentifikasi klinis Golongan Pokok
pemeriksaan, dan Aktivitas Kesehatan
memastikan inform Manusia Bidang
consent sudah dilakukan Radiografer.
sesuai prosedur.
2. Memastikan Menyiapkan peralatan Menteri
peralatan dan seperti pesawat CT Scan, Ketenagakerjaan
perlengkapan alat penunjang Republik Indonesia.
pemeriksaan sudah pemeriksaan, dan bahan 2020. No 237.
siap. medis ynag digunakan Penetapan Standar
sesuai prosedur. Hal ini Kompetensi Kerja
untuk mencegah adanya Nasional Indonesia
kekeliruan alat dan bahan Kategoti Aktivitas
saat proses pemeriksaan Kesehatan Manusia Dan
berlangsung Aktivitas Sosial
Golongan Pokok
Aktivitas Kesehatan
Manusia Bidang
Radiografer.
3. Melakukan Adanya komunikasi Menteri
komunikasi kepada antara radiographer Ketenagakerjaan
pasien menggunakan dengan pasien dapat Republik Indonesia.
komunikasi efektif. memudahkan berjalanya 2020. No 237.
pemeriksaan yang baik Penetapan Standar
karena pasien dengan Kompetensi Kerja
mudah memberikan Nasional Indonesia
informasi mengenai Kategoti Aktivitas
penyakit yang dialami Kesehatan Manusia Dan
sebelumnya. Aktivitas Sosial
Golongan Pokok
Aktivitas Kesehatan
Manusia Bidang
Radiografer.
4. Memberikan edukasi Memberikan informasi Menteri
dan instruksi kepada mengenai instruksi Ketenagakerjaan
pasien sesuai pemeriksaan CT Scan Republik Indonesia.
prosedur. yang mudah dipahami 2020. No 237.
oleh pasien. Dengan Penetapan Standar
Bahasa yang mudah Kompetensi Kerja
dipahami membuat Nasional Indonesia
pasien tidak kesulitan Kategoti Aktivitas
dalam melakukan segala Kesehatan Manusia Dan
instruksi pemeriksaan. Aktivitas Sosial
Golongan Pokok
Aktivitas Kesehatan
Manusia Bidang
Radiografer.
5. Memastikan hal-hal Hal-hal tersebut salah Menteri
yang tidak satunya yaitu Ketenagakerjaan
diperbolehkan untuk memastikan pasien Republik Indonesia.
pemeriksaan CT- wanita tidak dalam 2020. No 237.
Scan kondisi fertilitas Penetapan Standar
(kehamilan). Karena Kompetensi Kerja
pemeriksaan CT Scan Nasional Indonesia
memiliki dosis radiasi Kategoti Aktivitas
yang cukup besar yang Kesehatan Manusia Dan
dapat membahayakan Aktivitas Sosial
janin. Golongan Pokok
Aktivitas Kesehatan
Manusia Bidang
Radiografer.

6. Hasil citra CT Scan Mengecek hasil citra CT Scan Menteri


dicek sesuai kriteria sebelum diberikan kepada Ketenagakerjaan
pasien untuk menghindari Republik
kesalahan atau kekeliruan hasil Indonesia. 2020.
citra. No 237.
Penetapan Standar
Kompetensi Kerja
Nasional
Indonesia
Kategoti Aktivitas
Kesehatan
Manusia Dan
Aktivitas Sosial
Golongan Pokok
Aktivitas
Kesehatan
Manusia Bidang
Radiografer.

4. Sadurlah salah satu pemeriksaan CT-Scan (non kontras atau kontras ) pada
SOP RS, dan lakukan analisa terkait dengan komunikasi efektif kepada pasien
/ sejawat. Foto SOP tersebut secara keseluruhan (cukup analisa 1 pemeriksaan )
dan tempelkan di kolom bawah ini.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Analisa
Buat Analisa terkait poin no 4 diatas. Pada Analisa tambahkan tinjauan
Pustaka yang sesuai dengan materi praktikum.

Pada SOP pemeriksaan CT Scan kepala diatas bertujuan untuk mengetahui


kelainan detail dan anatomis dari tulang tulang maupun jaringan yang terdapat
dalam kepala di Rumah Sakit Umum Dr. F.L.Tobing. Pada persiapan pasien
terdapat komunikasi efektif antara radiographer dengan pasien mengenai
instruksi-instruksi yang menyangkut posisi penderita dan prosedur
pemeriksaan yang harus diketahui dengan jelas oleh pasien. Memberikan
instruksi dengan Bahasa yang mudah dipahami oleh pasien agar dapat
melaksanakan instruksi dengan baik. Hal tersebut berhubungan dengan tugas
seorang radiographer yang harus melakukan komunikasi efektif kepada pasien
guna keberhasilan pemeriksaan CT Scan. Saat pasien berada pada meja
pemeriksaan, radiographer memberikan selimut pada tubuh pasien agar
merasa nyaman saat proses pemeriksaan berlangsung. Memberikan
kenyamanan pada pasien juga dapat memberikan hasil citra yang baik karena
pada saat pemeriksaan CT Scan pasien dapat tenang dan tidak gelisah dan
meminimalkan pergerakan pasien sehingga menghindari adanya artefak pada
hasil citra.

TINJAUAN PUSTAKA

Pelayanan merupakan suatu aktivitas yang ditawarkan dan


menghasilkan sesuatu yang tidak berwujud namun dapat dinikmati atau
dirasakan’. Menurut Tjiptono dalam Triwibowo (2012:95), pelayanan yang
berkualitas mempunyai pengaruh positif terhadap kepuasan pasien begitupun
sebaliknya ketidak sesuaian akan berdampak pada ketidak puasan pasien
dalam pelayanan kesehatan yang diberikan di Intalasi Radiologi. Dampak
yang timbul jika pelayanan dibawah standar seperti pengulangan foto (reject
film) meningkat yang berdampak pada pasien menerima dosis radiasi
tambahan, waktu tunggu hasil semakin lama, biaya produksi meningkat dan
yang paling buruk dapat terjadi kesalahan interpretasi hasil pemeriksaan
radiologi. Bila terjadi kesalahan interpretasi memungkinkan terjadinya proses
kesalahan terapi pasien dan dapat berakibat fatal ke pasien. Begitupun hasil
foto yang tidak diambil oleh pasien menjadi suatu hal yang perlu di teliti
faktor penyebabnya.
Rumah Sakit sebagai bagian dari sistem kesehatan nasional dituntut
untuk meningkatkan kualitas penyediaan fasilitas, pelayanan dan kemandirian.
Dengan demikian rumah sakit merupakan salah satu pelaku pelayanan
kesehatan yang kompetitif harus dikelola oleh pelaku yang mempunyai jiwa
wirausaha yang mampu menciptakan efisiensi, keunggulan dalam kualitas dan
pelayanan, keunggulan dalam inovasi serta unggul dalam merespon kebutuhan
pasien (Jacobalis, S. 1995: 77).
Tingkat kesalahan atau medical error di bagian radiologi yang
dilaporkan oleh Institute of Medicene (IOM) tahun 1999 berada pada kisaran
10% - 20 % yang terjadi di rumah sakit. Empat jenis kesalahan utama di unit
radiologi adalah kesalahan pengamatan, kesalahan interpretasi, kesalahan
proseduar dan kesalahan komunikasi yang tidak sesuai dengan tempat dalam
Sugiyanto, (2016:11).

Referensi :
1. Aryati, Kus E, dkk. 2020. Analisi Mutu Pelayanan Radiologi Terhadap
Kepuasan Pasien Rawat Jalan di Instalasi Radiologi Rumah Sakit X.
Program Studi D-III Radiodiagnostik dan Radioterapi, STIKes
Widya Cipta Husada.

2. Ernawati, Eka, dkk. 2019. Studi Fenomenologi : Pelaksanaan Patient


Center Care Perspektif Pasien dan Perawat di RS dr. Dradjat
Prawiranegara Serang. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Faletehan
3. Hasmawati, dkk. 2018. Analisis Kualitas Pelayanan Kesehatan di Instalasi
Radiologi RSUD Syekh Yusuf Kabupaten Gowa. Makassar: Jurnal
Administrasi Negara.

4. Nova, Rahadi F.2010. Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan


Pasien Rawat Inap Pada Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta.
Universitas Sebelas Maret.

5. “SOP CT Scan”. Id.scribd.com. 29 Maret 2016. 03 April 2021.


https://id.scribd.com/doc/306242410/SOP-CT-SCAN.

6. Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia. 2020. No 237. Penetapan


Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Kategori Aktivitas
Kesehatan Manusia dan Aktivitas Sosial Golongan Pokok Aktivitas
Kesehatan Manusia Bidang Radiografer.

Anda mungkin juga menyukai