Anda di halaman 1dari 38

MRI II

 Our bodies are, magnetically speaking, in


balance.
 They precess or “wobble” due to the
magnetic momentum of the atom.
precession
 Persamaan Larmor:
precessional freq = Bo x
gyromagnetic ratio

 Hydrogen = 42.57 MHz


1,5 T = 63.86 MHz
0.5 T = 21.28 MHz
1 MHz = 1 juta putaran /detik
Resonansi
 Resonansi adalah fenomena yang terjadi apabila
sebuah obyek diberikan eksposi yang mempunyai
frequency sesuai dengan Larmor frekuensinya.
Pada MRI, Larmor frekuensi untuk hidrogen
adalah 42,58 MHz/T, maka agar terjadi resonansi
diberikan eksposi radiofrekuensi (RF) sebesar nilai
Larmor frekuensinya.
 Penyerapan energi saat resonansi akan
menyebabkan bertambahnya jumlah spin down
inti hydrogen.
 Low energi / spin up high energi / spin down
Resonansi
Hasil resonansi :
a. NMV akan meninggalkan Bo(magnet
statis)
 Sudut pergerakan NMV dinamakan “flip
angle”
 Biasanya flip angle = 90°  NMV diberikan
cukup energi (RF) untuk bergerak 90°
relative terhadap Bo, hasilnya:
– Bo menjadi longitudinal plane
– 90° terhadap Bo dinamakan transverse plane
Hasil resonansi

Bo Longitudinal plane

90° flip angle

Transverse plane
b. magnetive moment dari inti – inti
hidrogen di dalam transverse NMV
bergerak menuju ”phase” satu
sama lain. Phase adalah posisi tiap
– tiap magnetic moment pada
precessional path.

In phase
WNMR Race

900 RF

t=0
WNMR Race
Hasil resonansi
c). Sinyal Magnetik Resonance
Jika receiver coil ditempatkan pada area
medan magnet yang bergerak (NMV pada
transverse plane)  voltage akan
terinduksi dalam receiver coil. Voltage ini
merupakan MR signal, bila masih banyak
NMV akan menimbulkan signal yang kuat
dan tampak terang pada gambar. Bila NMV
lemah akan sedikit menimbulkan signal MR
dan akan tampak gelap pada gambar.
d). Free Induction Decay Signal ( FID )
Jika RF dimatikan, NMV kembali ke Bo. NMV kembali
kehilangan energi. Proses ini dinamakan ”Relaksasi”.
– Jumlah magnetisasi pada longitudinal plane bertambah yang
dikenal dengan proses recovery
– Jumlah magnetisasi pada transverse plane berkurang
disebut dengan peristiwa decay
Ketika magnetisasi pada bidang transversal
berkurang induksi voltage pada receiver coil juga
berkurang. Berkurangnya magnetisasi pada bidang
transversal akan menyebabkan induksi pada receiver
coil juga semakin kecil, sehingga signal semakin
berkurang. Peristiwa berkurangnya signal tersebut
dikenal dengan nama Free Induction Decay ( FID )
signal
Relaksasi
 Selama proses relaksasi NMV membuang seluruh energi
yang diserap selama proses resonansi dan kembali ke Bo.
 Pada saat yang sama, magnetic moment NMV kehilangan
transverse magnetisasi dikarenakan dephasing.
 Dengan kata lain, relaksasi menghasilkan recovery
magnetisasi pada longitudinal plane dan decay magnetisasi
pada transverse plane.
 Recovery longitudinal magnetisasi disebabkan oleh proses
yang dinamakan T1 recovery.
 Decay Transverse magnetisasi disebabkan oleh proses yang
dinamakan T2 Decay.
T1 recovery
 T1 recovery disebabkan oleh inti – inti atom
yang memberikan energinya ke lingkungan
 Seringkali dinamakan Spin Lattice Relaxation
 Energi yang dibebaskan menyebabkan inti
atom untuk recover ke longitudinal
magnetisasi
 Recovery rate adalah proses eksponensial
dengan time constant yang dinamakan T1.
T1 adalah waktu pada saat 63% recovery
longitudinal magnetisasi.
T2 decay
 T2 decay disebabkan oleh pertukaran energi inti
– inti atom dengan atom lainnya. Pertukaran
energi ini disebabkan oleh interaksi medan
magnet tiap inti atom.
 Seringkali dinamakan spin relaxation dan
menghasilkan decay atau hilangnya transverse
magnetisasi.
 Decay rate juga merupakan proses eksponensial.
 Seperti halnya T1, T2 relaxation time adalah
waktu yang konstan pada saat 63% transverse
magnetisasi hilang.
 Longitudinal relaxation is a regrowth or an increase in value, whereas
transverse relaxation is a decrease or decay.
 Although these two processes occur together, T2 decay almost always
occurs more rapidly than the regrowth of longitudinal magnetization. 

T1 Recovery Curve T2 Decay Curve


Pulse Timing Parameter

a). Repetition Time (TR)


 TR adalah waktu yang diperlukan untuk
aplikasi radio frekuensi satu ke radio frekuensi
berikutnya. TR diukur dalam milisecond (ms)
 TR juga merupakan jumlah relaksasi yang
terjadi diantara akhir satu aplikasi radio
frekuensi ke aplikasi radio frekuensi
berikutnya.
 Oleh karenanya TR menentukan jumlah T1
relaksasi yang terjadi.
Echo Time (TE)

 TE adalah waktu yang diperlukan dari


aplikasi radio frekuensi ke puncak induksi
sinyal dalam coil.
 TE juga diukur dalam milisecond (ms)
 TE menentukan berapa banyak transverse
magnetisasi decay yang terjadi sebelum
sinyal dibaca.
 RF
 Oleh karenanya TE mengontrol jumlah T2
relaksasi yang terjadi.
TR

RF RF RF

TR TR
RF RF

TE TE
PEMBOBOTAN (IMAGE
WEIGHTING) DAN KONTRAS
Pembobotan T1
Yang dimaksud dengan citra dengan pembobotan T1
adalah citra yang kontrasnya tergantung pada perbedaan
T1 time. T1 time adalah waktu yang diperlukan untuk
recovery hingga 67% dan diknotrol oleh TR. Karena TR
mengontrol seberapa jauh vector dapat recover sebelum
diaplikasi RF berikutnya, maka untuk mendapatkan
pembobotan T1, TR harus dibuat pendek sehingga baik
lemak maupun air tidak cukup waktu untuk kembali ke
Bo, sehingga kontras lemak dan air dapat terviasualisasi
dengan baik. Jika TR panjang lemak dan air akan cukup
waktu untuk kembali ke Bo dan recover longitudinal
magnetisasi secara penuh sehingga tidak bisa
mendemonstrasikan keduanya dalam gambar (lihat
gambar di bawah ini).
Pembobotan T2
Yang dimaksud dengan pembobotan citra T2
adalah citra yang kontrasnya tergantung
perbedaan T2 time. T2 time adalah waktu yang
diperlukan untuk decay hingga 37% dan dikontrol
oleh TE. Untuk mendapatkan T2 weighting, TE
harus panjang untuk memberikan kesempatan
lemak dan air untuk decay, sehingga kontras
lemak dan dan air dapat terviasualisasi dengan
baik. Jika TE terlalu pendek maka baik lemak dan
air tidak punya waktu untuk decay sehingga
keduanya tidak akan menghasilkan kontras citra
yang baik. Penjelasan tersebut secara ringkas
dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
T1 and T2 Weighting
 T1 and T2 images - most common
contrasts obtained in MRI.
 T1-weighted images - to compare the T1 
differences in tissues or to compare the
relaxation rates of the tissue being
examined. 
 T2-weighted images - to compare the T2
contrast in tissues and compare the
transverse relaxation rates.
 Parameters are manipulated by the user to
obtain the type of image contrast desired.
T1 and T2 Weighting
 The contrast on the MR image can be
manipulated by changing the pulse
sequence parameters.
 A pulse sequence sets
– the specific number,
– strength, and
– timing
of the RF and gradient pulses.
 The two most important parameters are the
repetition time (TR) and the echo time (TE).
TR / TE
 TR and TE are parameters controlled
by the operator and are usually
measured in milliseconds.
 TR - repetition time,
– or the elapsed time between successive RF excitation
pulses.
 TE - echo delay time,
– or the time interval between the RF pulse and the
measurement of the first echo.
TR / TE
 TR will control the T1-weighting
– a short TR maximizing T1-weighting
– a long TR maximizing proton density-weighting
 TE controls the T2-weighting
– a short TE minimizing T2-weighting
– a long TE maximizing T2-weighting.
Short TR Long TR
Short TE Long TE
Pembobotan citra Proton Density

 Yang dimaksud dengan pembobotan citra Proton Density


adalah citra tergantung perbedaan jumlah proton per
unit volume. Untuk mendapatkan pembobotan proton
density , efek T1 dan T2 harus dikurangi sehingga proton
density lebih dominan. TR yang panjang akan
mengurangi dominasi T1 kontras sedangkan TE yang
pendek akan mengurangi dominasi T2 kontras.

 Contoh parameter untuk mendapatkan pembobotan T1,


T2 maupun proton density adalah :
TR Panjang = 2000ms +
TR pendek = 250 -700ms
TE panjang = 60 ms +
TE pendek = 10 – 25ms
IMAGE WEIGHTING PARAMETERS
TR TE
T1 Weighting Short Short
Proton Density Weighting Long Short
T2 Weighting Long Long
MR IMAGE CONTRAST
 to determine which pulse sequence
was used, or the "weighting" of the
image -look at the cerebrospinal fluid
(CSF).
 If the CSF is bright (high signal), T2-
weighted imaged.
 If the CSF is dark, T1-weighted
image.
MR IMAGE CONTRAST
 Next look at the signal intensity of the brain
structures.
 On MR images of the brain, the primary
determinants of signal intensity and contrast are
the T1 and T2 relaxation times.
 The contrast is distinctly different on T1 and T2-
weighted images.
 Also, brain pathologies have some common signal
characteristics.
 Pathologic lesions can be separated into four major
groups by their specific signal characteristics on the
three basic images: T2- weighted, proton density-
weighted (PD)/FLAIR, and T1-weighted.
Pathologic lesions can be separated into four major groups by their specific signal
characteristics on the three basic images:
T2- weighted, proton density-weighted (PD)/FLAIR, and T1-weighted.
T1, PD, T2
(T1= TE 20ms, TR 500ms; T2= TE 80ms, TR 2000ms)
Gambaran T1 dan T2
Cervical dan Lumbal
 Sag. Cervical T1,T2  Lumbal Sag. T1,T2
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai