Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kolumna vertebralis merupakan bagian dari rangka batang badan yang


berfungsi untuk menyalurkan berat kepala, anggota gerak atas dan batang badan pada
tulang panggul. Selain itu berfungsi untuk melindungi medula spinalis dan juga untuk
menghasilkan gerakan-gerakan serta menjadi tempat melekatnya otot-otot. Kolumna
vertebralis terbagi menjadi lima daerah yaitu vertebra servikalis, vertebra thorakalis,
vertebra lumbalis, vertebra sakrum dan vertebra koksigis (Bontrager, 2010).

Vertebrae lumbal terdiri atas lima buah tulang vertebrae yang membentuk
pinggang yang berfungsi sebagai penopang tubuh bagian superior. Vertebrae lumbal
adalah vertebrae terbesar yang dimiliki manusia dan berhubungan langsung dengan
vetebrae sakrum yang kedua ruas tulang ini biasa disebut lumbosacral. Ukuran
vertebrae lumbal semakin bertambah dari L1 hingga L5 seiring dengan peningkatan
beban yang harus disokong. Namun berbeda dengan besar vetebrae sacrum semakin
betambah dari S1 ke S5 ukurannya semakin kecil dan bentuk vetebrae sacrum bisa
dikatakan menyatu antar segmennya.

Sering kita jumpai berbagai macam penyakit yang berhubungan dengan


kolumna vertebralis salah satunya pada bagian vertebra lumbosacral. Vertebra
lumbosacral dapat mengalami berbagai macam kelainan seperti kelainan bawaan
(konginetal), kelainan yang disebabkan oleh pola hidup maupun kelainan yang
disebabkan oleh trauma. Contoh dari kelainan bawaan (konginetal) adalah Spina
Bifida. Spina Bifida adalah terbelahnya arcus vertebrae dan bisa melibatkan jaringan
saraf di bawahnya atau tidak. Spina Bifida disebut juga myelodisplasia, yaitu suatu
keadaan dimana ada perkembangan abnormal pada tulang belakang, spinal cord,
saraf-saraf sekitar dan kantung yang berisi cairan yang mengitari spinal cord.

Spina Bifida terbagi dalam beberapa jenis yaitu : Spina Bifida Okulta, Spina
Bifida Kistika, Spina Bifida dengan Meningokel, Spina Bifida dengan Mielokisis
Atau Rakiskisis, Spina Bifida dengan Meningomielokel. Spina Bifida dengan

1
Meningomielokel adalah Merupakan bentuk Spina Bifida dimana jaringan saraf ikut
di dalam kantong tersebut. Spina Bifida dengan meningomielokel adalah bentuk lain
dari Spina Bifida Lipomyelomeningocele, bedanya adalah Lipomyelomeningocele
tidak hanya saraf yang masuk tetapi juga lipid (lemak) juga masuk kedalam kantong
tersebut.

Maka untuk mendiagnosis lebih lanjut kelainan pada lumbosacral khususnya


pada kasus Lipomyelomeningocele dapat dilakukan pemeriksaan radiodiagnostik.
Pemeriksaan radiodiagnostik merupakan salah satu pemeriksaan penunjang di bidang
kedokteran dalam membantu menegakkan diagnosa suatu penyakit. Salah satu
pemeriksaan radiodiagnostik adalah pemeriksaan dengan menggunakan modalitas
imejing berupa Magnetic Resonance Imaging (MRI) yang dapat menghasilkan
potongan penampang tubuh/organ manusia secara axial, coronal maupun sagital
dengan menggunakan medan magnet berkekuatan 0,064-3,0 Tesla.

Pada pesawat MRI terdapat dua macam jenis koil, yang pertama adalah koil
gradien dan yang kedua adalah koil radiofrekuensi (RF). Koil RF terbagi dalam
berbagai macam bentuk dan kegunaan sesuai dengan nama bagian tubuh yang
diperiksa. Di RSUD dr. Soetomo Surabaya, pemeriksaan vetebrae lumbosacral
digunakan koil RF spine untuk mendapatkan citra spine yang baik. Namun dalam
kasus ini, banyak sekali noise yang terdapat pada citra vetebrae lumbosacral tersebut.

Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis ingin mengetahui secara lebih


mendalam tentang prosedur pemeriksaan MRI Lumbosacral sehingga menghasilkan
kualitas citra yang optimal dan penyebab mengapa terjadi banyak sekali noise
walaupun sudah menggenakan koil spine dengan mengangkatnya ke dalam sebuah
laporan kasus yang berjudul “PROSEDUR PEMERIKSAAN DAN
PENGGUNAAN KOIL SPINE YANG TEPAT PADA MRI LUMBOSACRAL
DENGAN KASUS LIPOMYELOMENINGOCELE DI RSUD DR. SOETOMO
SURABAYA”

B. RUMUSAN MASALAH
Agar dalam penyusunan laporan ini penulis dapat lebih terarah serta karena
keterbatasan waktu dan terbatasnya kemampuan penulis, maka penulis hanya
membahas masalah sebagai berikut :

2
1. Bagaimanakah Prosedur Pemeriksaan MRI Lumbosacral Dengan Kasus
Lipomyelomeningocele di RSUD Dr. Soetomo Surabaya?
2. Bagaimanakah Penggunaan Koil Spine yang Tepat pada Pemeriksaan MRI
Lumbosacral Dengan Kasus Lipomyelomeningocele di RSUD Dr. Soetomo
Surabaya?
C. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penulisan laporan kasus ini adalah :
1. Untuk Mengetahui Prosedur Pemeriksaan MRI Lumbosacral Dengan Kasus
Lipomyelomeningocele di RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
2. Untuk Mengetahui Penggunaan Koil Spine yang Tepat pada Pemeriksaan MRI
Lumbosacral Dengan Kasus Lipomyelomeningocele di RSUD Dr. Soetomo
Surabaya.
3. Untuk Memenuhi Tugas Praktek Kerja Lapangan V.
D. MANFAAT PENULISAN
Maanfaat yang dapat diambil dari penulisan Laporan Kasus ini adalah sebagai
berikut :
1. Bagi Penulis

Untuk menyelesaikan tugas praktek kerja lapangan V serta menambah dan


memperdalam pengetahuan penulis mengenai prosedur pemeriksaan dan
penggunaan koil spine yang tepat pada pemeriksaan MRI Lumbosacral dengan
kasus lipomyelomeningocele di RSUD Dr. Soetomo Surabaya.

2. Bagi Pembaca

Sebagai wawasan dan dapat dijadikan referensi mengenai prosedur


pemeriksaan dan penggunaan koil spine yang tepat pada pemeriksaan MRI
Lumbosacral dengan kasus lipomyelomeningocele di RSUD Dr. Soetomo
Surabaya.

3. Bagi RSUD Dr. Soetomo

Sebagai bahan masukan bagi RSUD Dr. Soetomo untuk meningkatkan


mutu pelayanan terutama pada pemeriksaan MRI Lumbosacral dengan kasus
Lipomyelomeningocele.

4. Bagi Institusi

3
Sebagai khasanah Ilmu Pengetahuan bagi Mahasiswa tentang Pemeriksaan
MRI Lumbosacral dengan kasus Lipomyelomeningocele.

E. METODE PENULISAN
Penulisan laporan kasus ini menggunakan metode yang berhubungan dengan
prosedur pemeriksaan MRI Lumbosacral. Sumber data yang digunakan adalah
sebagai berikut :
1. Observasi
Melihat dan melakukan secara langsung prosedur pemeriksaan MRI
lumbosacral dengan kasus Lipomyelomeningocele di RSUD Dr. Soetomo
Surabaya.
2. Studi Pustaka
Studi pustaka merupakan dasar teori dan acuan dalam melakukan
pengamatan di lapangan serta untuk mendukung permasalahan yang ada pada
kasus laporan ini.
F. SISTEMATIKA PENULISAN
Dalam penulisan laporan kasus ini sistematika yang digunakan penulis secara
garis besar adalah :
BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang latas belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat
penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Berisi tentang anatomi dan fisiologi lumbosacral, patofisiologi Spina Bifida,
prosedur pemeriksaan MRI Lumbosacral.
BAB III PROFIL KASUS DAN PEMBAHASAN
Paparan kasus berisi tentang data pasien, prosedur pemeriksaan, protokol
pemeriksaan dan pembahasan.
BAB IV PENUTUP
Berisi tentang kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai