PEDIATRIC
Dosen Pengampu : Irma Rahmania, S. ST., Mkes
DISUSUN OLEH :
Andri 2201019002
Pertama-tama, penulis ucapkan syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yang
Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini. Terima kasih penulis haturkan kepada Rekan-rekan di STIKes Patriot
Bangsa Lampung yang senantiasa memberi masukan penulis dalam penyusunan
makalah yang berjudul “TEKNIK PEMERIKSAAN RADIOGRAFI ELBOW
JOINT PADA PEDIATRIC ”Tidak lupa juga mengucapkan rasa terimakasih
kepada dosen pembimbing : Irma Rahmania, S. ST., Mkes. Adapun tujuan
pembuatan makalah ini dikarenakan untuk memenuhi nilai tugas pada mata kuliah
Teknik Radiografi 3. Bilamana ada beberapa kesalahan yang terdapat dalam
makalah ini, izinkan penulis menghaturkan permohonan maaf. Sebab penulisan
makalah ini belum sempurna dan masih memiliki banyak kelemahan. Besar harapan
penulis di kemudian hari, semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca
sekalian.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Articulatio cubiti/sendi siku/elbow joint merupakan salah satu sendi yang
kompleks yang terdiri dari tiga tulang, tiga ligamentum, dua persendian dan satu
kapsul. Sendi ini merupakan persendian di antara humerus dan radioulna. Sendi
cubiti termasuk jenis sendi engsel/hinge joint yang hanya memungkinkan
pergerakan fleksi dan juga ekstensi, namun sendi tersebut menjadi penting
karena lokasi dan frekuensi penggunaannya dalam aktivitas seharihari maupun
olahraga yang melibatkan persendian tersebut.
Pemeriksaan elbow joint merupakan salah satu salah satu pemeriksaan
radiologi pemeriksaan radiologi yang tidak mengg tidak menggunakan media
unakan media kontras untuk kontras untuk melihat anatomi dan fisiologi
ataupun kelainan pada daerah tulang atau persendian. Ada beberapa macam
teknik pemeriksaan yang dapat dilakukan yaitu salah satunya teknik
pemeriksaan jones view.
Teknik pemeriksaan jones view merupakan teknik pemeriksaan
untuk pemeriksaan untuk memvisualisasikan humerus memvisualisasikan
humerus distal dan radius dan radius proksimal dan proksimal dan ulna, dan
untuk itu diperlukan dua proyeksi — satu dengan CR yang tegak lurus atau
arah sinar 90º sinar 90º terhadap humerus dan terhadap humerus dan satu
dengan CR satu dengan CR miring atau arah sinar axial miring atau arah sinar
axial 30º-35º sehingga tegak lurus ke lengan bawah. (Bontrager, 2010).
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 ANATOMI
2.1.1 Anatomi Elbow Joint
Articulatio/sendi cubiti merupakan sendi synovial tipe
engsel yang terletak pada 2-3 cm inferior dari epicondylus humerus,
terdiri dari tiga tulang, tiga ligamen, dua sendi dan sebuah kapsul.
Artikulasi antara humerus dengan radius dan ulna akan membentuk
sendi cubiti, yaitu terdiri dari sendi humero-ulnaris dan
humeroradialis
Sendi humero-ulnaris (a hinge joint) dibentuk oleh artikulasi
antara trochlea humeri dengan incisura trochlearis pada ulna, sendi
humeroradialis dibentuk oleh artikulasi antara capitulum humeri
dengan caput radii. Kedua sendi ini dibungkus oleh kapsul sendi
yang tipis dan lemah di bagian anterior dan posterior, namun tebal
dan kuat di bagian lateral dan medial untuk membentuk ligamentum
collateral lateralis dan medialis.
Kapsul sendi cubiti membungkus sendi humero-ulnaris dan
humeroradialis, serta sendi radio-ulnaris proksimal. Lapisan fibrosa
kapsul sendi melekat pada humerus pada tepi distal lateral dan
medial permukaan sendi pada capitulum dan trochlea humeri.
Bagian anterior dan dan posterior terletak pada superior dan
proksimal fossa coronoidea dan fossa olecranon. Membran synovial
terletak pada permukaan dalam lapisan fibrosa kapsul sendi dan
bagian non-articular intracapsular humerus. Bagian inferior
bergabung dengan membran synovial pada sendi radio-ulnaris
bagian proksimallis dan lateralis serta ligamentum annularis.
Ligamentum collateral medialis berbentuk segitiga dan
terletak pada sisi medial cubiti. Ligamen ini melekat pada
3
epicondylus medialis humeri dan berjalan obliq ke sisi medial
processus coronoideus dan processus olecranon ulnaris.
Ligamentum collateral lateralis juga berbentuk segitiga, bagian
proksimal melekat pada epicondylus lateralis humeri dan distal
melekat pada ligamentum annularis dan sisi lateral ulna. Kedua
ligamen ini sangat menentukan stabilitas medial dan lateral cubiti.
Ligamentum annularis melekat pada bagian anterior dan posterior
incisura radialis ulnaris, mencakup caput radii dan ulna. (Dr.
almuqsith.2018)
2.2 PATOLOGI
Kasus fraktur dan dislokasi pada anak di daerah sendi siku sangat
sering terjadi. Seorang ahli Sir Robert Jones, mengatakan bahwa kasus ini
sering kali sulit untuk didiagnosa oleh seorang ahli bedah dan penanganan
serta prognosisnya tergantung dari ketepatan dan identifikasi awal dari
kasus ini sendiri. Hal yang paling ditakuti dari outcome kasus ini adalah
tidak dapat kembali normalnya fungsional dari sendi siku itu sendiri pada
anak-anak. Pada kasus lainnya pada anak dikatakan bahwa manipulasi
haruslah seminimal mungkin dilakukan untuk mencapai outcome yang
4
baik, tetapi berlainan dengan fraktur dan dislokasi sendi siku pada anak
ini. Dimana pada kasus ini haruslah dilakukan manipulasi penanganan
yang sebaik dan setepat mungkin untuk menghasilkan outcome yang baik.
5
2) Fraktur oblik
Adalah fraktur yang garis patahnya membentuk sudut terhadap
tulang. Fraktur ini tidak stabil dan sulit diperbaiki.
3) Fraktur spiral
Timbul akibat torsi pada ekstremitas. Yang menarik adalah bahwa
jenis fraktur rendah energi ini hanya menimbulkan sedikit
kerusakan jaringan lunak, dan fraktur semacam ini cenderung cepat
sembuh dengan imobilisasi luar.
4) Fraktur avulsi
Fraktur avulsi memisahkan suatu fragmen tulang pada tempat
insersi tendon maupun ligamen. Biasanya tidak ada pengobatan
spesifik yang diperlukan. Namun, bila diduga akan terjadi
ketidakstabilan sendi atau hal-hal lain yang menyebabkan
kecacatan, maka perlu dilakukan pembedahan untuk membuang
atau meletakkankembali fragmen tulang tersebut.
5) Fraktur linear
bentuk fraktur ini sejajar dengan panjang tulang, baik di
sepanjang atau hampir sepanjang tulang tersebut. Tipe ini juga
merupakan macam patah tulang total atau lengkap.
b. Klasifikasi Fraktur
a) Fraktur Condyle Fraktur ini sering terjadi pada trauma sendi siku
pada anak. Kesulitan dalam mendiagnosis fraktur ini disebabkan
karena condylus lateral humerus yang masih belum terosifikasi.
b) Fraktur Monteggia Fraktur yang tejadi pada sepertiga proximal
ulna dengan dislokasi anterior kepala radial.
c) Fraktur Olecranon Fraktur yang terjadi akibat pukulan langsung
umumnya mengakibatkan fraktur kominutif.
d) Fraktur Kepala Radial Fraktur pada siku yang biasanya terjadi
setelah jatuh dengan lengan terentang. Fraktur kepala radial
didiagnosis dari penilaian klinis dan pencitraan diagnostik.
6
2.3 EPIDEMIOLOGI
Pada kasus trauma pada anak, kasus trauma pada sendi siku sendiri
tercatat cukup sering terjadi antara lain disertai dengan fraktur distal
humerus terbanyak dan urutan berikutnya adalah kasus dengan fraktur
lateral condiler serta diikuti dengan kasus fraktur medial epicondiler.
Sedangkan kasus fraktur olecranon, head radial dan T-condiler fraktur
lebih jarang terjadi. Angka insidensi menurut usia pada kasus ini terbanyak
terjadi pada usia 5-10 tahun.
Sedangkan angka insidensi pada kasus ini menurut jenis kelaminnya
adalah kasus pada anak wanita lebih banyak terjadi dari pada kasus pada
anak pria. Rata-rata kasus ini disertai dengan phiseal injuri, alas an kuat
untuk pernyataan ini dikarenakan masih rapuhnya perichondrial ring yang
belum sepenuhnya matang dalam pertumbuhannya.
2.3.1 Pediatric
Menurut Long dkk (2016), perkembangan usia pasien
pediatrik mungkin tidak selalu sesuai dengan tahap perkembangan,
karena berbagai alasan (misalnya: patologi keterlambatan pada
perkembangan, pengasuhan anak, penyakit kronis karena lama
tinggal dirumah sakit, atau mood pada saat ujian), tapi ada beberapa
pendekatan untuk berinteraksi dengan anakanak yang akan selalu
berlaku (misalnya, menetapkan bahasa, melakukan kontak mata,
dan mengatasi ketakutan mereka)
7
diperiksa (siku). Serta memberikan pengertian kepada pasien
tentang pelaksanaan dan tujuan pemeriksaan yang akan dilakukan.
2.4.3 Persiapan Alat Dan Bahan
1. Pesawat sinar – X
2. Kaset dan film berukuran 18 x 24 cm
3. Marker R/L
4. Alat proteksi radiasi (apron, gonad shield)
5. Alat fiksasi (sand bag, soft bag)
6. Baju pasien
2.4.4 Teknik Pemeriksaan
a. Proyeksi Anterior Superior (AP) sinistra :
1. Posisi pasien : Pasien supine di atas meja pemeriksaan
atau duduk menghadap meja pemeriksaan
2. Posisi objek : Ekstensikan elbow pasien, kemudian
diletakkan supine diatas kaset. Pastikan posisi elbow
pasien true AP
3. Central ray : Vertical tegak lurus.
4. Central point : Pada mid elbow
5. FFD : 100 cm
6. Kaset : 24x30 cm
7. Msrker : R/L
8. Faktor exposi : kV : 40, mAs : 3
8
Gambar 2.2 Posisi Pasien Elbow Joint Proyeksi AP
9
1. Tampak gambaran AP elbow joint
2. Tampak gambaran elbow joint dengan batas atas 1/3 distal os
humerus dan batas bawah 1/3 proximal os antebrachia
3. Elbow joint tampak membuka - Epicondylus tidak mengalami
rotasi
b. Proyeksi lateral sinistra :
1. Posisi pasien : Pasien supine diatas meja pemeriksaan
atau duduk menyamping disamping meja pemeriksaan
dengan tangan yang akan difoto dekat meja.
2. Posisi objek : Fleksikan elbow pasien kira – kira 90
derajat, kemudian diletakkan di atas kaset. Atur elbow
pasien true lateral dengan memposisikan wrist dan hand
dalam posisi lateral
3. Central ray : Vertical tegak lurus.
4. Central point : Pada epicondylus lateral
5. FFD : 100 cm
6. Kaset : 24x30 cm
7. Msrker : R/L
8. Faktor exposi : kv : 40, mas : 3
10
2.4.7 Kriteria Gambar
1. Tampak elbow joint membuka pada posisi lateral
2. Elbow joint dalam posisi fleksi 90 derajat, humeral epicondilus
overlap
3. Tampak caput radius superposisi dengan procesus coronoid
4. Procesus olecranon tampak
11
2.4.9 Hasil Expertise
1. Fiksasi humerus distal intact kedudukan baik, tidak jelas lagi
tampak fracture gap.
2. Densitas tulang tulang baik Kedudukan tulang baik, tidak
tampak dislokasi.
3. Permukaan tulang licin. Sela dan permukaan sendi baik. Soft
tissue tidak jelas kelainan.
Kesan : Fiksasi humerus distal intact kedudukan baik, kesan
fraktur union
12
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
1. Pada pemeriksaan elbow tidak ada persiapan khusus, hanya melepaskan
benda logam (radiopaque) dari objek yang akan diperiksa (siku). Serta
memberikan pengertian kepada pasien tentang pelaksanaan dan tujuan
pemeriksaan yang akan dilakukan.
2. Prosedur pemeriksaan radiografi elbow joint pada pediatric dengan klinis
fraktur menggunakan proyeksi AP dan Lateral.
3.2 SARAN
Berdasarkan kesimpulan di atas, saran yang dapat penulis sampaikan yaitu
pada pemeriksaan elbow joint pada pediatric hendaklah memperhatikan faktor
ekposi dan memperhatikan alat fiksasi atau imobilisasi untuk mengurangi
pergerakan pada pasien atau mengulangi pengambilan gambar.
13
DAFTAR PUSTAKA