Anda di halaman 1dari 18

TEKNIK PEMERIKSAAN RADIOGRAFI ELBOW JOINT PADA

PEDIATRIC
Dosen Pengampu : Irma Rahmania, S. ST., Mkes

DISUSUN OLEH :

Andri 2201019002

Ardan Dzikir Darmawangsa 2201019005

Feliq Arta Utama 2201019014

Fren Samudra 2201019016

Kevin Andra 2201019022

Rio Saputra 2201019043

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PATRIOT BANGSA LAMPUNG


PRODI D3 RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI
2024
1
KATA PENGANTAR

Pertama-tama, penulis ucapkan syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yang
Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini. Terima kasih penulis haturkan kepada Rekan-rekan di STIKes Patriot
Bangsa Lampung yang senantiasa memberi masukan penulis dalam penyusunan
makalah yang berjudul “TEKNIK PEMERIKSAAN RADIOGRAFI ELBOW
JOINT PADA PEDIATRIC ”Tidak lupa juga mengucapkan rasa terimakasih
kepada dosen pembimbing : Irma Rahmania, S. ST., Mkes. Adapun tujuan
pembuatan makalah ini dikarenakan untuk memenuhi nilai tugas pada mata kuliah
Teknik Radiografi 3. Bilamana ada beberapa kesalahan yang terdapat dalam
makalah ini, izinkan penulis menghaturkan permohonan maaf. Sebab penulisan
makalah ini belum sempurna dan masih memiliki banyak kelemahan. Besar harapan
penulis di kemudian hari, semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca
sekalian.

Bandar lampung, 6 February 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i


DAFTAR ISI ...................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 2
1.3 Tujuan Masalah ................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 3
2.1 Anatomi............................................................................................................... 3
2.2 Patologi ............................................................................................................... 4
2.3 Epidemiologi ....................................................................................................... 7
2.4 Prosedur Pemeriksaan Fraktur Pada Elbow Joint ............................................... 7
BAB III PENUTUP ......................................................................................................... 13
3.1 Kesimpulan ...................................................................................................... `13
3.2 Saran ................................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pada tahun 1895 fisikawan Jerman bernama Wilhelm Conrad Roentgen


menemukan sinar X yang merupakan bagian dari spektrum radiasi
elektromagnetik sejenis dengan cahaya tampak atau gelombang cahaya, dengan
panjang gelombangnya yang sangat pendek (Cullity and Stock, 2014). Sinar X
dihasilkan karena adanya interaksi antara elektron dan atom (Chowdhury and
Wilson, 2010). Dengan adanya penemuan sinar X ini dapat membantu
mendiagnosa bagian-bagian tubuh manusia yang sebelumnya tidak dapat
dicapai dengan pemeriksaan Conventional, sinar X dimanfaatkan sebagai
penunjang diagnosa medis dibidang Radiologi (Rasad, 2015).
Radiologi terus menerus mengalami perubahan karena kemajuan
teknologinya. Bukan hanya jumlah metode saja yang meningkat, tetapi juga
terjadi peningkatan dan penyempurrnaan penggunanya dalam mendiagnosa
suatu penyakit (Brant and Helms, 2012). Pemeriksaan radiologi terdiri radiologi
conventional dan radiologi imaging (Kesuma, 2015). Pada pemeriksaan
radiologi conventional dilakukan dengan sederhana menggunakan energi sinar
X dengan berbagai posisi. Pemeriksaan radiologi pemeriksaan radiografi
conventional tanpa menggunakan media kontras yaitu pemeriksaan babygram
(Goleman, dkk, 2019).
Fraktur adalah gangguan dari kontinuitas yang normal dari suatu tulang.
Jika terjadi fraktur, maka jaringan lunak di sekitarnya juga sering kali
terganggu. Radiografi (sinar-x) dapat menunjukkan keberadaan cedera tulang,
tetapi tidak mampu menunjukkan otot atau ligamen yang robek, saraf yang
putus, atau pembuluh darah yang pecah sehingga dapat menjadi komplikasi
pemulihan klien ( Black dan Hawks, 2014).

1
Articulatio cubiti/sendi siku/elbow joint merupakan salah satu sendi yang
kompleks yang terdiri dari tiga tulang, tiga ligamentum, dua persendian dan satu
kapsul. Sendi ini merupakan persendian di antara humerus dan radioulna. Sendi
cubiti termasuk jenis sendi engsel/hinge joint yang hanya memungkinkan
pergerakan fleksi dan juga ekstensi, namun sendi tersebut menjadi penting
karena lokasi dan frekuensi penggunaannya dalam aktivitas seharihari maupun
olahraga yang melibatkan persendian tersebut.
Pemeriksaan elbow joint merupakan salah satu salah satu pemeriksaan
radiologi pemeriksaan radiologi yang tidak mengg tidak menggunakan media
unakan media kontras untuk kontras untuk melihat anatomi dan fisiologi
ataupun kelainan pada daerah tulang atau persendian. Ada beberapa macam
teknik pemeriksaan yang dapat dilakukan yaitu salah satunya teknik
pemeriksaan jones view.
Teknik pemeriksaan jones view merupakan teknik pemeriksaan
untuk pemeriksaan untuk memvisualisasikan humerus memvisualisasikan
humerus distal dan radius dan radius proksimal dan proksimal dan ulna, dan
untuk itu diperlukan dua proyeksi — satu dengan CR yang tegak lurus atau
arah sinar 90º sinar 90º terhadap humerus dan terhadap humerus dan satu
dengan CR satu dengan CR miring atau arah sinar axial miring atau arah sinar
axial 30º-35º sehingga tegak lurus ke lengan bawah. (Bontrager, 2010).

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa saja anatomi dari elbow joint ?
2. Apa saja patologi pada pemeriksaan elbow joint ?
3. Jelaskan epidemologi pada fraktur elbow joint ?
4. Bagaimana teknik pemeriksaan elbow joint pada pediatric ?
1.3 TUJUAN MASALAH
1. Untuk mengetahui anatomi dari elbow joint
2. Untuk mengetahui apa saja patologi pada pemeriksaan elbow joint
3. Untuk mengetahui epidemologi pada fraktur elbow joint
4. Untuk mengetahui teknik pemeriksaan elbow joint pada pediatric

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 ANATOMI
2.1.1 Anatomi Elbow Joint
Articulatio/sendi cubiti merupakan sendi synovial tipe
engsel yang terletak pada 2-3 cm inferior dari epicondylus humerus,
terdiri dari tiga tulang, tiga ligamen, dua sendi dan sebuah kapsul.
Artikulasi antara humerus dengan radius dan ulna akan membentuk
sendi cubiti, yaitu terdiri dari sendi humero-ulnaris dan
humeroradialis
Sendi humero-ulnaris (a hinge joint) dibentuk oleh artikulasi
antara trochlea humeri dengan incisura trochlearis pada ulna, sendi
humeroradialis dibentuk oleh artikulasi antara capitulum humeri
dengan caput radii. Kedua sendi ini dibungkus oleh kapsul sendi
yang tipis dan lemah di bagian anterior dan posterior, namun tebal
dan kuat di bagian lateral dan medial untuk membentuk ligamentum
collateral lateralis dan medialis.
Kapsul sendi cubiti membungkus sendi humero-ulnaris dan
humeroradialis, serta sendi radio-ulnaris proksimal. Lapisan fibrosa
kapsul sendi melekat pada humerus pada tepi distal lateral dan
medial permukaan sendi pada capitulum dan trochlea humeri.
Bagian anterior dan dan posterior terletak pada superior dan
proksimal fossa coronoidea dan fossa olecranon. Membran synovial
terletak pada permukaan dalam lapisan fibrosa kapsul sendi dan
bagian non-articular intracapsular humerus. Bagian inferior
bergabung dengan membran synovial pada sendi radio-ulnaris
bagian proksimallis dan lateralis serta ligamentum annularis.
Ligamentum collateral medialis berbentuk segitiga dan
terletak pada sisi medial cubiti. Ligamen ini melekat pada

3
epicondylus medialis humeri dan berjalan obliq ke sisi medial
processus coronoideus dan processus olecranon ulnaris.
Ligamentum collateral lateralis juga berbentuk segitiga, bagian
proksimal melekat pada epicondylus lateralis humeri dan distal
melekat pada ligamentum annularis dan sisi lateral ulna. Kedua
ligamen ini sangat menentukan stabilitas medial dan lateral cubiti.
Ligamentum annularis melekat pada bagian anterior dan posterior
incisura radialis ulnaris, mencakup caput radii dan ulna. (Dr.
almuqsith.2018)

(Gambar 2.1 Andrew Murphy 2022)

2.2 PATOLOGI
Kasus fraktur dan dislokasi pada anak di daerah sendi siku sangat
sering terjadi. Seorang ahli Sir Robert Jones, mengatakan bahwa kasus ini
sering kali sulit untuk didiagnosa oleh seorang ahli bedah dan penanganan
serta prognosisnya tergantung dari ketepatan dan identifikasi awal dari
kasus ini sendiri. Hal yang paling ditakuti dari outcome kasus ini adalah
tidak dapat kembali normalnya fungsional dari sendi siku itu sendiri pada
anak-anak. Pada kasus lainnya pada anak dikatakan bahwa manipulasi
haruslah seminimal mungkin dilakukan untuk mencapai outcome yang

4
baik, tetapi berlainan dengan fraktur dan dislokasi sendi siku pada anak
ini. Dimana pada kasus ini haruslah dilakukan manipulasi penanganan
yang sebaik dan setepat mungkin untuk menghasilkan outcome yang baik.

Kapitellum adalah tulang yang pertama kali berossifikasi kemudian


dilanjutkan dengan radial head dan medial epikondile. Osifikasi
selanjutnya diikuti oleh troklear, lateral epikondiler dan olekranon. Seluruh
pusat osifikasi merupakan intraartikulasi terkecuali medial dan lateral
epikondiler. Sendi siku merupakan persendian yang komplek, dimana
terdapat 3 artikulasi antara lain : radiohumeral ulnohumeral dan radioulnar
joint. Pada persendian ini juga memiliki 2 bantalan lemak, dimana satu
terdapat di daerah posterior (di fossa olecranon) dan di daerah anterior (di
fossa coronoid). Sedangkan untuk vaskularisasinya sendiri sendi siku
diperdarahi oleh arteri interosseous yang berjalan dan menyuplai
perdarahan dari sisi posterior. Pada saat operasi dilakukan maka, kompleks
arteri ini perlu diperhatikan untuk mencegah ada disruption dari
vaskularisasi di daerah ini. Trochlear dan medial kondiler sangat rentan
akan terjadinya avaskuler nekrosis, ini disebabkan karena perdarahannya
merupakan nonanastomosis.

Adapun Jenis-jenis fraktur yang perlu diketahui secara radiologis


Menurut (Garner, 2008; Price & Wilson, 2006):

a. Complete Comminuted Fracture


Secara radiologis akan terlihat sebagai garis radioluscent di
tempat fraktur dimana terjadi diskontinuitas tulang. Keadaan ini disertai
bermacam-macam bentuk antara lain :
1) Fraktur transversal
Adalah fraktur yang garis patahnya tegak lurus terhadap sumbu
panjang tulang. Pada fraktur semacam ini, segmen-segmen tulang
yang patah direposisi atau direduksi kembali ke tempat semula,
makasegmen-segmen itu akan stabil, dan biasanya mudah dikontrol
dengan bidai gips.

5
2) Fraktur oblik
Adalah fraktur yang garis patahnya membentuk sudut terhadap
tulang. Fraktur ini tidak stabil dan sulit diperbaiki.
3) Fraktur spiral
Timbul akibat torsi pada ekstremitas. Yang menarik adalah bahwa
jenis fraktur rendah energi ini hanya menimbulkan sedikit
kerusakan jaringan lunak, dan fraktur semacam ini cenderung cepat
sembuh dengan imobilisasi luar.
4) Fraktur avulsi
Fraktur avulsi memisahkan suatu fragmen tulang pada tempat
insersi tendon maupun ligamen. Biasanya tidak ada pengobatan
spesifik yang diperlukan. Namun, bila diduga akan terjadi
ketidakstabilan sendi atau hal-hal lain yang menyebabkan
kecacatan, maka perlu dilakukan pembedahan untuk membuang
atau meletakkankembali fragmen tulang tersebut.
5) Fraktur linear
bentuk fraktur ini sejajar dengan panjang tulang, baik di
sepanjang atau hampir sepanjang tulang tersebut. Tipe ini juga
merupakan macam patah tulang total atau lengkap.
b. Klasifikasi Fraktur
a) Fraktur Condyle Fraktur ini sering terjadi pada trauma sendi siku
pada anak. Kesulitan dalam mendiagnosis fraktur ini disebabkan
karena condylus lateral humerus yang masih belum terosifikasi.
b) Fraktur Monteggia Fraktur yang tejadi pada sepertiga proximal
ulna dengan dislokasi anterior kepala radial.
c) Fraktur Olecranon Fraktur yang terjadi akibat pukulan langsung
umumnya mengakibatkan fraktur kominutif.
d) Fraktur Kepala Radial Fraktur pada siku yang biasanya terjadi
setelah jatuh dengan lengan terentang. Fraktur kepala radial
didiagnosis dari penilaian klinis dan pencitraan diagnostik.

6
2.3 EPIDEMIOLOGI
Pada kasus trauma pada anak, kasus trauma pada sendi siku sendiri
tercatat cukup sering terjadi antara lain disertai dengan fraktur distal
humerus terbanyak dan urutan berikutnya adalah kasus dengan fraktur
lateral condiler serta diikuti dengan kasus fraktur medial epicondiler.
Sedangkan kasus fraktur olecranon, head radial dan T-condiler fraktur
lebih jarang terjadi. Angka insidensi menurut usia pada kasus ini terbanyak
terjadi pada usia 5-10 tahun.
Sedangkan angka insidensi pada kasus ini menurut jenis kelaminnya
adalah kasus pada anak wanita lebih banyak terjadi dari pada kasus pada
anak pria. Rata-rata kasus ini disertai dengan phiseal injuri, alas an kuat
untuk pernyataan ini dikarenakan masih rapuhnya perichondrial ring yang
belum sepenuhnya matang dalam pertumbuhannya.
2.3.1 Pediatric
Menurut Long dkk (2016), perkembangan usia pasien
pediatrik mungkin tidak selalu sesuai dengan tahap perkembangan,
karena berbagai alasan (misalnya: patologi keterlambatan pada
perkembangan, pengasuhan anak, penyakit kronis karena lama
tinggal dirumah sakit, atau mood pada saat ujian), tapi ada beberapa
pendekatan untuk berinteraksi dengan anakanak yang akan selalu
berlaku (misalnya, menetapkan bahasa, melakukan kontak mata,
dan mengatasi ketakutan mereka)

2.4 PROSEDUR PEMERIKSAAN FRAKTUR PADA ELBOW JOINT

Prosedur pemeriksaan radiografi elbow joint pada pediatric dengan


klinis fraktur menurut Lampignano and Kendrick (2018) menggunakan
proyeksi AP dan Lateral

2.4.2 Persiapan Pasien


Pada pemeriksaan elbow tidak ada persiapan khusus, hanya
melepaskan benda logam (radiopaque) dari objek yang akan

7
diperiksa (siku). Serta memberikan pengertian kepada pasien
tentang pelaksanaan dan tujuan pemeriksaan yang akan dilakukan.
2.4.3 Persiapan Alat Dan Bahan
1. Pesawat sinar – X
2. Kaset dan film berukuran 18 x 24 cm
3. Marker R/L
4. Alat proteksi radiasi (apron, gonad shield)
5. Alat fiksasi (sand bag, soft bag)
6. Baju pasien
2.4.4 Teknik Pemeriksaan
a. Proyeksi Anterior Superior (AP) sinistra :
1. Posisi pasien : Pasien supine di atas meja pemeriksaan
atau duduk menghadap meja pemeriksaan
2. Posisi objek : Ekstensikan elbow pasien, kemudian
diletakkan supine diatas kaset. Pastikan posisi elbow
pasien true AP
3. Central ray : Vertical tegak lurus.
4. Central point : Pada mid elbow
5. FFD : 100 cm
6. Kaset : 24x30 cm
7. Msrker : R/L
8. Faktor exposi : kV : 40, mAs : 3

8
Gambar 2.2 Posisi Pasien Elbow Joint Proyeksi AP

2.4.5 Kriteria Gambar


1. Tampak gambaran AP elbow joint
2. Tampak gambaran elbow joint dengan batas atas 1/3 distal os
humerus dan batas bawah 1/3 proximal os antebrachia
3. Tampak gambaran caput, collum dan tuberositas radius
overlaping dengan os ulna proximal
4. Elbow joint tampak membuka - Epicondylus tidak mengalami
rotasi

2.4.6 Hasil Gambaran

Gambar 2.3 Dokumentasi Hasil Radiografi


proyeksi AP Eka Hospital

9
1. Tampak gambaran AP elbow joint
2. Tampak gambaran elbow joint dengan batas atas 1/3 distal os
humerus dan batas bawah 1/3 proximal os antebrachia
3. Elbow joint tampak membuka - Epicondylus tidak mengalami
rotasi
b. Proyeksi lateral sinistra :
1. Posisi pasien : Pasien supine diatas meja pemeriksaan
atau duduk menyamping disamping meja pemeriksaan
dengan tangan yang akan difoto dekat meja.
2. Posisi objek : Fleksikan elbow pasien kira – kira 90
derajat, kemudian diletakkan di atas kaset. Atur elbow
pasien true lateral dengan memposisikan wrist dan hand
dalam posisi lateral
3. Central ray : Vertical tegak lurus.
4. Central point : Pada epicondylus lateral
5. FFD : 100 cm
6. Kaset : 24x30 cm
7. Msrker : R/L
8. Faktor exposi : kv : 40, mas : 3

Gambar 2.4 Posisi Pasien Elbow Joint Proyeksi Lateral

10
2.4.7 Kriteria Gambar
1. Tampak elbow joint membuka pada posisi lateral
2. Elbow joint dalam posisi fleksi 90 derajat, humeral epicondilus
overlap
3. Tampak caput radius superposisi dengan procesus coronoid
4. Procesus olecranon tampak

2.4.8 Hasil Gambaran

Gambar 2.5 Dokumentasi Hasil Radiografi


proyeksi lateral Eka Hospital

1. Tampak elbow joint membuka pada posisi lateral


2. Elbow joint dalam posisi fleksi 90 derajat, humeral epicondilus
overlap
3. Tampak caput radius superposisi dengan procesus coronoid
4. Procesus olecranon tampak
5. Densitas radiograf merata - Softissue dan trabecula tampak
jelas

11
2.4.9 Hasil Expertise
1. Fiksasi humerus distal intact kedudukan baik, tidak jelas lagi
tampak fracture gap.
2. Densitas tulang tulang baik Kedudukan tulang baik, tidak
tampak dislokasi.
3. Permukaan tulang licin. Sela dan permukaan sendi baik. Soft
tissue tidak jelas kelainan.
Kesan : Fiksasi humerus distal intact kedudukan baik, kesan
fraktur union

12
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
1. Pada pemeriksaan elbow tidak ada persiapan khusus, hanya melepaskan
benda logam (radiopaque) dari objek yang akan diperiksa (siku). Serta
memberikan pengertian kepada pasien tentang pelaksanaan dan tujuan
pemeriksaan yang akan dilakukan.
2. Prosedur pemeriksaan radiografi elbow joint pada pediatric dengan klinis
fraktur menggunakan proyeksi AP dan Lateral.
3.2 SARAN
Berdasarkan kesimpulan di atas, saran yang dapat penulis sampaikan yaitu
pada pemeriksaan elbow joint pada pediatric hendaklah memperhatikan faktor
ekposi dan memperhatikan alat fiksasi atau imobilisasi untuk mengurangi
pergerakan pada pasien atau mengulangi pengambilan gambar.

13
DAFTAR PUSTAKA

Dhea Norly Novella, 2021


Prosedur pemeriksaan radiografi elbow joint pada pediatric dengan Klinis
fraktur (case series review), politeknik kesehatan kementrian Kesehatan
semarang.
Dr. Almuqsith , 2018
Anatomi dan biomekanika sendi siku dan pergelangan tangan, universitas
Malikusalleh, aceh
Kusnul khotimah, 2021
Analisa Upaya Radiografer Dalam Menegakan Diagnosa Fracture Post Orif
Teknik Pemeriksaan Elbow Joint, Program Studi Diploma 3 Teknik Radiologi
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Awal Bros, Pekanbaru
Rifail Yarangga , 2023
Prosedur pemeriksaan radiografi elbow joint pada kasus fraktur, politeknik
Kesehatan kementrian kesehatan semarang.
Dr. Carla Pramudita Susanto, 2023
Patah tulang ( fraktur ) https://hellosehat.com/muskuloskeletal/patah-
tulang/pengertian-patah-tulang/ di unduh pada 7 February 2024

Anda mungkin juga menyukai