Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

TEKNIK RADIOGRAFI MYELOGRAFI

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Teknik

Radiografi Organ Reproduksi Sistem Saraf dan Kelenjar

Disusun Oleh :

Eris Rahmat TRO/14/00960


Desti Ocktaviany TRO/14/00958
Ismi Kanuriyanti TRO/14/00965
Luthfi Ismail Fadhlih TRO/14/00966
Rafa Zenitha Azzahra TRO/14/00980
Rafid Alauddin Ramdhan TRO/14/00981

PROGRAM STUDI RADIOLOGI

POLITEKNIK AL-ISLAM BANDUNG

2021
KATA PENGANTAR

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Alhamdulillhirabil’alamin.
Dengan memanjatkan Puji dan syukur pada Allah SWT yang telah
memberikan kesempatan dan kesanggupan penulis untuk menyelesaikan karya
sederhana ini, shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada Nabi
Muhammad SAW beserta para keluarganya, sahabatnya, dan Tabiin-tabiinnya
hingga akhir zaman.

Makalah disusun upaya memenuhi salah satu tugas Fisika


Radiodiagnostic. Penyusunan makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai
pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih banyak yang sebesar-
besarnya pada orang-orang yang terlibat serta mendukung penulis agar
menyelesikan karya tulis ini

Makalah sederhana ini tentunya tidak terlepas dari kesalahan dan dari
kesempurnaan, oleh karena itu, segala bentuk apresiasi sebagai upaya perbaikan
sangat diharapkan. Akhirnya, semoga Allah SWT memberikan manfaat baik bagi
penulis dan umumnya bagi banyak pihak terutama dunia kesehatan.

Jazaakumullahu Khairon Katsiron Fiddunya Walakhiroh

Bandung, April 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB I.......................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................1

A. Latar Belakang.....................................................................................................1

B. Rumusan Masalah................................................................................................1

C. Tujuan...................................................................................................................1

BAB II.....................................................................................................................2

PEMBAHASAN.....................................................................................................2

A. Pengertian Myelografi.........................................................................................2

B. Anatomy Tulang Belakang..................................................................................2

C. Pemeriksaan Myelografi......................................................................................2

BAB III....................................................................................................................6

KESIMPULAN.......................................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................7

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemeriksaan radiografi dengan kontras, yaitu pemeriksaan sederhana


menggunakan sinar Roentgen (X-ray) disertai pemberian
obat kontras untuk mengevaluasi kelainan yang ada,pada pemeriksaan

Myelografi adalah pemeriksaan radiografi dari Canalis Spinalis dengan


penyuntikkan kontras media positif (watersoluble non ionic) kedalam
ruangan subarachnoid secara lumbal atau cisterna punksi.
Pemeriksaan Myelografi ini bertujuan untuk memperlihatkan struktur
canalis spinalis dengan menggunakan bahan kontras

Myelografi pertama dilakukan Dandy (1919) dengan media udara (kontras


negatif).
Myelografi pertama dengan media kontras positif dilakukan Sicard dan
Forstier (1922).  

Pada Pemeriksaan Myelografi ini dilakukan sesuai lokasi pemeriksaan ,


yaitu : Cervical, Thoracal, dan Lumbal dengan beberapa proyksi
pemeriksaan

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan pokok-pokok permasalahan yang akan
diuraikan. Berdasarkan latar belakang yang telah diungkapkan, pokok
permasalahan utama dalam makalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut.
1. Apa yang dimaksud pemeriksaan Myelografi?
2. Apa saja Anatomi pada pemeriksaan Myelografi?
3. Bagaimana Teknik Pemeriksaan Myelografi?

C. Tujuan
Tujuan merupakan sesuatu yang ingin dicapai dari suatu makalah.
Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini terdiri dari tujuan umum dan
tujuan khusus yang akan diuraikan sebagai berikut.
1. Tujuan Umum

1
Tujuan umum merupakan tujuan secara menyeluruh yang ingin
dicapai dari pembuat makalah ini. Adapun tujuan umum dalam
makalah ini adalah untuk memberi pengetahuan tentang Apa itu
pemeriksaan Myelografi
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus merupakan tujuan terperinci yang ingin dicapai dari
pembuatan makalah ini. Adapun tujuan khusus dalam makalah ini
sebagai berikut;
1. Mengetahui Anatomi pada pemeriksaan Myelografi
2. Mengetahui Teknik Pemeriksaan Myelografi

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Myelografi

Myelografi adalah pemeriksaan radiografi dari Canalis Spinalis


dengan penyuntikkan kontras media positif atau negatif ke dalam ruangan
subarachnoid secara lumbal atau cisterna punksi. Myelografi pertama
dilakukan Dandy (1919) dengan media udara (kontras negatif). Myelografi
pertama dengan media kontras positif dilakukan Sicard dan Forstier
(1922). Kontras adalah minyak iodium dan sejak itu berbagai media
kontras telah digunakan. Pemeriksaan ini digunakan untuk pengujian
susunan sistem syaraf pusat yang berada dalam saluran vertebral.
Pemeriksaan Myelografi ini bertujuan untuk memperlihatkan struktur
canalis spinalis dengan menggunakan bahan kontras, baik kontras positif
maupun kontras negative. Pada pemeriksaan ini pemasukan bahan kontras
dapat dilakukan dengan beberapa cara penyuntikan menuju ruangan
subaracnoid. Adapun cara yang di gunakan yakni:
- Punksi Cervical
- Punksi Lumbal
- Punksi Cistern

B. Anatomy Fisiologi
1. Columna Vertebralis
Columna Vertebrae adalah Sebuah struktur lentur yang dibentuk
oleh sejumlah tulang yang di sebut vertebrae atau ruas tulang belakang. Di
antara tiap dua ruas tulang belakang terdapat bantalan tulang rawan.
Panjang rangkain tulang belakang pada orang dewasa
dapat dapat mencapai 57 sampai 67 sentimeter. Seluruhnya terdapat
33 ruas tulang, 24 buah di antaranya adalah tulang-tulang terpisah

3
dan 9, ruas sisanya bergabung membentuk 2 tulang pearce.

Columna Vertbralis terdiri dari:

- Cervical 7 ruas
- Thoracal 12 ruas
- Lumbal 5 ruas
- Sakrum 5 ruas
- Koksigues 4 ruas

Fungsi columna vertebralis, antara lain :

- Menahan kepala dan alat-alat tubuh yang lain.


- Pendukung badan yang kokoh 
- Melindungi alat halus yang ada didalamnya ( sumsum tulang belakang )
- Tempat melekatnya tulang iga dan tulang panggul
- Menentukan sikap tubuh

2. Anatomi Lumbal
Vertebrae Lumbal atau tulang pinggang merupakan bagian dari
kolumna vertebralis yang terdiri dari lima ruas tulang dengan ukuran
ruasnya lebih besar di bandingkan dengan ruas tulang leher maupun tulang
punggung. Di bagian atas tulang lumbal terdapat tulang punggung, yang
persendianya di sebut thoraco lumbal joint atau articulation thoraco
lumbalis. Di bagian bawah tulang lumbal terdapat tulang sacrum dan
persendianya disebut lumbo sacral joint atau articulation lumbo sacralis .
3. Medula Spinalis

Medulla spinalis (spinal cord ) merupakan saraf pusat ( central


nervous sistem ) yang terletak didalam kanalis vertebralis bersama
ganglion radik posterior yang terdapat pada setiap foramen intervertebralis
terletak berpasangan kiri dan kanan. Medulla spinalis ini bermula pada
medulla oblongata menjulur ke arah kaudal melalui foramen magnum dan

4
berakhir diantara vertebra lumbalis-I dan lumbalis-II, kemudian meruncing
sebagai konus medularis.

Dalam medulla spinalis keluar 31 pasang saraf, terdiri dari :

- Cervical 8 pasang
- Thorakal 12 pasang
- Lumbal 5 pasang
- Sakral 5 pasang
- Koksigis 1 pasang

Panjang normal medulla spinalis orang dewasa adalah 42 cm sampai

45 cm. Kanalis vertebralis mempunyai bentuk menyerupai segi tiga, yang


relatif membesar pada cervical dan mengecil pada daerah thoracal, ini
disebabkan pada daerah cervical terdapat syaraf-syaraf untuk tungkai atas
sedangkan pada daerah lumbal terdapat persyarafan untuk tungkai bawah.

Medulla spinalis di kelilingi oleh tiga membran yaitu :

1) Piamater merupakan lapisan yang paling dalam, berupa serabut


halus dan lapisannya yang lebih tebal dan kasar dibanding denga
lapisan pada otak.
2) Arakhnoid merupakan lapisan bagian tengah, berupa serabut halus
yang memisahkan piamater dengan duramater, dimana lapisan ini
berjalan sampai ke sacral-I.
3) Duramater merupakan lapisan terluar, berupa serabut kasar dimana
bentuknya menyerupai tabung yang didalamnya terdapat radiks
anterior dan posterior dan syaraf-syaraf spinalis yang keluar
melalui kanalis  intervertebralis.

Diantara masing-masing membran terdapat ruangan yang memisahkan


keduanya seperti ruang subarakhnoid yang memisahkan antara piamater
dengan arakhnoid, sedangkan subdural memisahkan antara arakhnoid dan
duramater.

5
Sedangkan fungsi dari Medulla spinalis yaitu :

- Pusat gerakan otot tubuh


- Pusat refleksi spinal
- Menghantarkan rangsangan koordinasi dari otot dan sendi ke serebelum
- Sebagai penghubung antara segmen medulla spinalis
- Mengadakan komunikasi antara otak dengan semua bagian tubuh

C. Teknik Pemeriksaan Myelografi


Seperti pemeriksaan radiologi dengan media kontras umumnya,
Myelografi memiliki beberapa persiapan sebelum dilakukan
pemeriksaan.

1. Persiapan Pasien
Sebelum menjalani pemeriksaan berikut adalah persiapan yang harus
pasien lakukan
- Puasa 5 jam sebelum pemeriksaan
- Berikan penjelasan tentang prosedure pemeriksaan
- Foto pendahuluan : posisi AP dan Lateral dari objek yang akan
diperiksa.
- Premedikasi (bila diperlukan,)
2. Persiapan Peralatan dan Bahan
Setelah itu persiapan berikutnya yang perlu dilakukan adalah peralatan
yang akan digunakan antara lain :
- Pesawat yang dilengkapi dengan Flouroscopi
- Meja pemeriksaan yang dilengkapi dengan Tilting Table, kalau
mungkin dengan Biplane
- Kontrol Table
- Kaset
- Film

Bahan-bahan yang digunakan dalam pemeriksaan ini terbagi menjadi


dua yaitu :

6
Bahan Steril
1) Jarum punksi 2 buah
2) Spuit 2 cc dan 10 cc masing-masing 1 buah
3) Sarung tangan
4) Kain kassa
5) Korentang
6) Kontras Media ( Bahan Kontras)

Bahan Unsteril
1) Jarum disposibel
2) Skin Cleaner ( contoh : Hebitadhine )
3) Lokal Anastesi ( contoh : Lignokain 4 % )
4) Kontras Media watersoluble non ionic 10-12 cc
5) Botol LCS
6) Plester
7) Obat-obatan Emergensi

3. Media Kontras
Secara garis besar penggunaan bahan kontras pada pemeriksaan
Myelografi terdiri dari dua jenis, yaitu :
1) Bahan kontras negatif ( Udara )
Jenis bahan kontras negatif ini lebih ringan dari cerebro spinalis
fluit dan dapat mencapai tempat tinggi dan medula spinalis tetapi
sudah jarang digunakan, karena kesulitan teknis radiografi dan
posisi pemeriksaan yang sangat mengganggu penderita.
Pemeriksaan dengan kontras jenis ini disebut Pneumomyelogram.
2) Bahan kontras positif
Pada pemeriksaan ini dikelompokkan menjadi dua jenis :
3) Bahan Oil Soluble ( kontras media jenis minyak ), bahan
kontras ini merupakan jenis cair yang pertama kali

7
digunakan pada pemeriksaan ini, Contoh : Pantopaque,
Myodil
4) Bahan Water Soluble ( kontras media yang larut dalam air ),
bahan kontras ini dapat memberikan informasi yang baik,
terutama untuk melihat akar-akar syaraf dan dapat diserap
tubuh.
4. Indikasi dan Kontra Indikasi
Indikasi Pemeriksaan
Kelainan klinis yang sering terlihat pada pemeriksaan myelografi
adalah :
a) Hernia Nukleus Pulposus (HNP)
Hernia nukleus pulposus adalah suatu keadaan dimana terjadi
penonjolan diskus intervertebralis ke arah posterior atau lateral
yang dapat menimbulkan penekanan atau penyempitan radiks
syaraf-syaraf, penekanan medula spinal menimbulkan gejala-
gejala neurologis.
b) Tumor
Tumor-Tumor spinal menurut lokalisasinya di bagi atas :
1. Tumor Ekstradural 
Lesi yang mengelilingi dural sac seperti suatu manset dan
menimbulkan penyempitan yang konsentris terhadap kontras
sekeliling medula spinal. Lesi asimetris atau lesi lateralis akan
menimbulkan pelebaran jarak antara medula spinal dengan
pedikel.
2. Tumor Intradural, di bagi atas 2 bagian yakni :
a. Tumor Intradural intramedular
Dural sac berbentuk oval dengan diameter anteroposteriornya
yang lebih kecil, sehingga pada lesi yang lebih kecil ruang
subaracnoid pada posisi anteroposterior yang lebih dulu
menyempit. Pada lesi yang lebih besar terjadi pelebaran medula
spinalis sehingga menimbulkan penyempitan ruang subaracnoid
secara keseluruhan.

8
b. Tumor Intradural ekstramedular
Lesi ini memberikan filling defect yang jelas dan berbatas tegas
didalam dural sac. Tampak penekanan dan pendesakan spinal
cord jira lesi cukup besar. Pada lesi dibawah konus medularis,
maka radiks akan terdesak.
i. Araknoiditis
Istilah aracnoiditis sebenarnya kurang tepat, karena tidak adanya
pembuluh darah pada aracnoid yang memungkinkan terjadinya
statu itis (radang). Ada beberapa tipe yang di kenal yaitu :
1. Pure Aracnoiditis, yakni penyebab yang sering adalah
pemberian obat-obatan  ecara suntikan.kebanyakan terdapat di
daerah thoracal. Pada myelogram akan tampak contras pecah-
pecah oleh karena sdhesi aracnoid, berbentuk seperti stalaktid,
stalakmid,kantung-kantung.
3. oncoinitant aracnoiditis, yakni gangguan ini merupakan
komplikasi kelainan-kelainan terdahulu di daerah tersebut seperti
akibat operasi spinal, fraktur vertebrae.

2). Kontra Indikasi :


- Alergi terhadap kontras media
- Tekanan Intra Kranial yang meninggi
- Epilepsi
- Komplikasi
- Sakit kepala
- Spinal abses
- Meningitis

5. Pemasukan Kontras
Metode Punksi : Metode ini dapat digunakan untuk penderita
dengan kelainan daerah cervical,thoracal dan lumbal. Adapun
langkah-langkah pelaksanaan adalah sebagai
berikut :
1. Pasien dalam posisi duduk atau lateral decubitus kiri atau kanan

9
2. Daerah yang akan dipunksi didesinfektan menggunakan betadine
3. Lakukan anastesi lokal
4. Tilting table diposisikan 39 derajat cranially, kemudian lakukan
punksi
5. Sebagai indikator jarum telah memasuki ruangan subarakhnoid
adalah ditandai dengan keluarnya cairan Cerebro Spinal Fluid
(CSF) dari jarum dan bila cairan tersebut belum keluar maka
jarum ditusukkan kearah yang lebih dalam
6. Cerebro Spinal Fluid (CSF) yang keluar ditampung dalam botol
specemen untuk dianalisa di laboratorium
7. Setelah itu kontras media dimasukkan 10 - 12 cc kedalam ruang
sub arachnoid melaui jarum punksi dimana jumlahnya
sebanyak cerebro spinal fluid yang keluar
8. Dilakukan gambar radiografi
9. Setelah pemeriksaan selesai jarum punksi langsung dicabut karena
bahan kontras tersebut dapat diserap oleh tubuh. 

Pemasukan Area Cervical

Untuk myelografi area cervical, pemasukan bahan kontras dilakukan


melalui Cisterna Magna pada C1 dan tulang occipital.

Jika kontras dialirkan sampai area cervical, maka kepala diposisikan


full ektensi. Hal ini dilakukan untuk mencegah bahan kotras masuk
kedalam system ventricel.

6. Proyeksi Pemeriksaan
1) CERVICAL
 Proyeksi Lateral Horizontal Beam
Posisi Pasien : Pasaien diposisikan prone
Posisi Objek :
- Lengan diletakkan disamping tubuh
- Bahu ditekan kebawah agar menempel pada meja
pemeriksaan

10
- Dagu diekstensikan
CR : Tegak lurus
CP : Setinggi C4-C5
FFD : 100 cm
Eksposi : Ekspirasi tahan nafas

 Proyeksi Lateral Swimmer


Posisi Pasien : Pasien diposisikan prone
Posisi Objek :
- Dagu diekstensikan
- Untuk lateral kanan, lengan kanan dekstrensikan disamping
tubuh,
dengan bahu yang tertekan
- Lengan kiri difleksikan
CR : Tegak lurus
CP : Setinggi C7
FFD : 100 cm
Eksposi : Ekspirasi tahan nafas

11
2) THORACAL
 Proyeksi LLD/RLD
Posisi Pasien : Pasien diposisikan true lateral
Posisi Objek :Tangan yang satu digunakan sebagai
bantalan kepala dan tangan yang satunya
ditelakkan disamping tubuh
CR : Tegak lurus
CP : Setinggi T7
FFD : 100 cm
Eksposi : Ekspirasi tahan nafas

 Proyeksi Lateral
Posisi Pasien : Pasien diposisikan true lateral dengan
lutut ditekuk
Posisi Objek : - Kedua tangan diangkat ke atas kepala
- Vertebre harus dijaga supaya sejajar
CR : Tegak lurus

12
CP : Setinggi T7
FFD : 100 cm
Eksposi : Ekspirasi tahan nafas

3) LUMBAL
 Proyeksi Antero Posterior (AP)
Tujuan : Untuk melihat kontras yang telah terisi
Posisi Pasien : - Pasien supine
- Lutut fleksi
Posisi Obyek : - Atur MSP tegak lurus kaset/meja
pemeriksaan
- Letakkan kedua tangan diatas dada
- Tidak ada rotasi pada pelvis
CR : Tegak lurus kaset
CP : Setinggi L4-L5 untuk memperlihatkan
lumbal sacrum dan posterior Cocygeus
Setinggi L3 untuk memperlihatkan lumbal
FFD : 100 cm
Eksposi : Ekspirasi tahan nafas

13
Kriteria :
- Tampak vertebra lumbaldan space intervertebral
- Prosessus spinosus dalam satu garis pada vertebra
- Prosessus transversus kanan dan kiri berjarak sama

 Proyeksi Lateral
Tujuan : Untuk melihat kedalaman jarum yang
menusuk kedalam diskus intervertebralis
menembus Medula Spinallis
Posisi Pasien : - Pasien lateral recumbent
- Kepala di atas bantalan
- Lutut fleksi
Posisi Obyek : - Atur MSP tegak lurus kaset/meja
pemeriksaan
- Pelvis dan tarsal true lateral
- Letakkan pengganjal dibawah pinggang
agar vertebra lumbal sejajar pada meja
FFD : 100 cm
CR : Tegak lurus kaset
CP : Setinggi L3 (palpasi lower costal margin/4
cm di atas crista iliaka)
Eksposi : Ekspirasi tahan nafas

14
Kriteria :
- Tampak gambaran Medula Spinallis telah terisi kontras.
- Tampak foramen intervertebralis L1 – L4
- Tampak corpus vertebrae, space intervertebrae, prosessus spinosus
tidak ada

7. Post Pemeriksaan
a. Monitoring pasien setelah pemeriksaan selesai
b. Kepala dan bahu di angkat / di elevated 30 sampai 45 derajat
c. Istirahat selama beberapa jam
d. Pengecekan cairan CSF
e. Area bekas punksi di tutup dengan kassa steril

8. Kompilasi yang bisa timbul


a. Vomiting / mual
b. Vertigo
c. Neck Pain
d. Kekurangan / kehilangan CSF
e. Rasa sakit ketika posisi pasien tegak
f. Sakit kepala

15
BAB III
KESIMPULAN

3.1. Kesimpulan
Dari hasil diskusi kami diatas bahwa dalam pemeriksaan Myelografi
adalah pemeriksaan radiografi dari Canalis Spinalis dengan penyuntikkan
kontras media positif atau negatif ke dalam ruangan subarachnoid secara
lumbal atau cisterna punksi. menggunakan media kontras. Pemeriksaan
fistulografi memiliki tujuan yaitu untuk melihat dan menunjukan lokasi,
luas dan panjang dari fistula yang menghubungkan dua organ tubuh bagian
dalam . Pada Pemeriksaan Myelografi ini dilakukan sesuai lokasi
pemeriksaan , yaitu : Cervical, Thoracal, dan Lumbal dengan beberapa
proyksi pemeriksaan

3.2 Saran

Kami selaku penulis juga memiliki saran agar melakukan pembelajaran


pemeriksaan tersebut dengan memproyeksikan secara langsung agar bisa
lebih dipahami dan dimengerti. Pahami kembali cara pemeriksaan tersebut
jika masih sulit untuk dipahami maka disarankan untuk bertanya kepada
teman atau dosen yang bersangkutan.

16
DAFTAR PUSTAKA
http://myblogracma.blogspot.com/2016/07/pemeriksaan-myelografi-atro-
nusantara.html

17

Anda mungkin juga menyukai