Disusun Oleh :
2021
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Alhamdulillhirabil’alamin.
Dengan memanjatkan Puji dan syukur pada Allah SWT yang telah
memberikan kesempatan dan kesanggupan penulis untuk menyelesaikan karya
sederhana ini, shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada Nabi
Muhammad SAW beserta para keluarganya, sahabatnya, dan Tabiin-tabiinnya
hingga akhir zaman.
Makalah sederhana ini tentunya tidak terlepas dari kesalahan dan dari
kesempurnaan, oleh karena itu, segala bentuk apresiasi sebagai upaya perbaikan
sangat diharapkan. Akhirnya, semoga Allah SWT memberikan manfaat baik bagi
penulis dan umumnya bagi banyak pihak terutama dunia kesehatan.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................1
C. Tujuan...................................................................................................................1
BAB II.....................................................................................................................2
PEMBAHASAN.....................................................................................................2
A. Pengertian Myelografi.........................................................................................2
C. Pemeriksaan Myelografi......................................................................................2
BAB III....................................................................................................................6
KESIMPULAN.......................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................7
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan pokok-pokok permasalahan yang akan
diuraikan. Berdasarkan latar belakang yang telah diungkapkan, pokok
permasalahan utama dalam makalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut.
1. Apa yang dimaksud pemeriksaan Myelografi?
2. Apa saja Anatomi pada pemeriksaan Myelografi?
3. Bagaimana Teknik Pemeriksaan Myelografi?
C. Tujuan
Tujuan merupakan sesuatu yang ingin dicapai dari suatu makalah.
Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini terdiri dari tujuan umum dan
tujuan khusus yang akan diuraikan sebagai berikut.
1. Tujuan Umum
1
Tujuan umum merupakan tujuan secara menyeluruh yang ingin
dicapai dari pembuat makalah ini. Adapun tujuan umum dalam
makalah ini adalah untuk memberi pengetahuan tentang Apa itu
pemeriksaan Myelografi
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus merupakan tujuan terperinci yang ingin dicapai dari
pembuatan makalah ini. Adapun tujuan khusus dalam makalah ini
sebagai berikut;
1. Mengetahui Anatomi pada pemeriksaan Myelografi
2. Mengetahui Teknik Pemeriksaan Myelografi
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Myelografi
B. Anatomy Fisiologi
1. Columna Vertebralis
Columna Vertebrae adalah Sebuah struktur lentur yang dibentuk
oleh sejumlah tulang yang di sebut vertebrae atau ruas tulang belakang. Di
antara tiap dua ruas tulang belakang terdapat bantalan tulang rawan.
Panjang rangkain tulang belakang pada orang dewasa
dapat dapat mencapai 57 sampai 67 sentimeter. Seluruhnya terdapat
33 ruas tulang, 24 buah di antaranya adalah tulang-tulang terpisah
3
dan 9, ruas sisanya bergabung membentuk 2 tulang pearce.
- Cervical 7 ruas
- Thoracal 12 ruas
- Lumbal 5 ruas
- Sakrum 5 ruas
- Koksigues 4 ruas
2. Anatomi Lumbal
Vertebrae Lumbal atau tulang pinggang merupakan bagian dari
kolumna vertebralis yang terdiri dari lima ruas tulang dengan ukuran
ruasnya lebih besar di bandingkan dengan ruas tulang leher maupun tulang
punggung. Di bagian atas tulang lumbal terdapat tulang punggung, yang
persendianya di sebut thoraco lumbal joint atau articulation thoraco
lumbalis. Di bagian bawah tulang lumbal terdapat tulang sacrum dan
persendianya disebut lumbo sacral joint atau articulation lumbo sacralis .
3. Medula Spinalis
4
berakhir diantara vertebra lumbalis-I dan lumbalis-II, kemudian meruncing
sebagai konus medularis.
- Cervical 8 pasang
- Thorakal 12 pasang
- Lumbal 5 pasang
- Sakral 5 pasang
- Koksigis 1 pasang
5
Sedangkan fungsi dari Medulla spinalis yaitu :
1. Persiapan Pasien
Sebelum menjalani pemeriksaan berikut adalah persiapan yang harus
pasien lakukan
- Puasa 5 jam sebelum pemeriksaan
- Berikan penjelasan tentang prosedure pemeriksaan
- Foto pendahuluan : posisi AP dan Lateral dari objek yang akan
diperiksa.
- Premedikasi (bila diperlukan,)
2. Persiapan Peralatan dan Bahan
Setelah itu persiapan berikutnya yang perlu dilakukan adalah peralatan
yang akan digunakan antara lain :
- Pesawat yang dilengkapi dengan Flouroscopi
- Meja pemeriksaan yang dilengkapi dengan Tilting Table, kalau
mungkin dengan Biplane
- Kontrol Table
- Kaset
- Film
6
Bahan Steril
1) Jarum punksi 2 buah
2) Spuit 2 cc dan 10 cc masing-masing 1 buah
3) Sarung tangan
4) Kain kassa
5) Korentang
6) Kontras Media ( Bahan Kontras)
Bahan Unsteril
1) Jarum disposibel
2) Skin Cleaner ( contoh : Hebitadhine )
3) Lokal Anastesi ( contoh : Lignokain 4 % )
4) Kontras Media watersoluble non ionic 10-12 cc
5) Botol LCS
6) Plester
7) Obat-obatan Emergensi
3. Media Kontras
Secara garis besar penggunaan bahan kontras pada pemeriksaan
Myelografi terdiri dari dua jenis, yaitu :
1) Bahan kontras negatif ( Udara )
Jenis bahan kontras negatif ini lebih ringan dari cerebro spinalis
fluit dan dapat mencapai tempat tinggi dan medula spinalis tetapi
sudah jarang digunakan, karena kesulitan teknis radiografi dan
posisi pemeriksaan yang sangat mengganggu penderita.
Pemeriksaan dengan kontras jenis ini disebut Pneumomyelogram.
2) Bahan kontras positif
Pada pemeriksaan ini dikelompokkan menjadi dua jenis :
3) Bahan Oil Soluble ( kontras media jenis minyak ), bahan
kontras ini merupakan jenis cair yang pertama kali
7
digunakan pada pemeriksaan ini, Contoh : Pantopaque,
Myodil
4) Bahan Water Soluble ( kontras media yang larut dalam air ),
bahan kontras ini dapat memberikan informasi yang baik,
terutama untuk melihat akar-akar syaraf dan dapat diserap
tubuh.
4. Indikasi dan Kontra Indikasi
Indikasi Pemeriksaan
Kelainan klinis yang sering terlihat pada pemeriksaan myelografi
adalah :
a) Hernia Nukleus Pulposus (HNP)
Hernia nukleus pulposus adalah suatu keadaan dimana terjadi
penonjolan diskus intervertebralis ke arah posterior atau lateral
yang dapat menimbulkan penekanan atau penyempitan radiks
syaraf-syaraf, penekanan medula spinal menimbulkan gejala-
gejala neurologis.
b) Tumor
Tumor-Tumor spinal menurut lokalisasinya di bagi atas :
1. Tumor Ekstradural
Lesi yang mengelilingi dural sac seperti suatu manset dan
menimbulkan penyempitan yang konsentris terhadap kontras
sekeliling medula spinal. Lesi asimetris atau lesi lateralis akan
menimbulkan pelebaran jarak antara medula spinal dengan
pedikel.
2. Tumor Intradural, di bagi atas 2 bagian yakni :
a. Tumor Intradural intramedular
Dural sac berbentuk oval dengan diameter anteroposteriornya
yang lebih kecil, sehingga pada lesi yang lebih kecil ruang
subaracnoid pada posisi anteroposterior yang lebih dulu
menyempit. Pada lesi yang lebih besar terjadi pelebaran medula
spinalis sehingga menimbulkan penyempitan ruang subaracnoid
secara keseluruhan.
8
b. Tumor Intradural ekstramedular
Lesi ini memberikan filling defect yang jelas dan berbatas tegas
didalam dural sac. Tampak penekanan dan pendesakan spinal
cord jira lesi cukup besar. Pada lesi dibawah konus medularis,
maka radiks akan terdesak.
i. Araknoiditis
Istilah aracnoiditis sebenarnya kurang tepat, karena tidak adanya
pembuluh darah pada aracnoid yang memungkinkan terjadinya
statu itis (radang). Ada beberapa tipe yang di kenal yaitu :
1. Pure Aracnoiditis, yakni penyebab yang sering adalah
pemberian obat-obatan ecara suntikan.kebanyakan terdapat di
daerah thoracal. Pada myelogram akan tampak contras pecah-
pecah oleh karena sdhesi aracnoid, berbentuk seperti stalaktid,
stalakmid,kantung-kantung.
3. oncoinitant aracnoiditis, yakni gangguan ini merupakan
komplikasi kelainan-kelainan terdahulu di daerah tersebut seperti
akibat operasi spinal, fraktur vertebrae.
5. Pemasukan Kontras
Metode Punksi : Metode ini dapat digunakan untuk penderita
dengan kelainan daerah cervical,thoracal dan lumbal. Adapun
langkah-langkah pelaksanaan adalah sebagai
berikut :
1. Pasien dalam posisi duduk atau lateral decubitus kiri atau kanan
9
2. Daerah yang akan dipunksi didesinfektan menggunakan betadine
3. Lakukan anastesi lokal
4. Tilting table diposisikan 39 derajat cranially, kemudian lakukan
punksi
5. Sebagai indikator jarum telah memasuki ruangan subarakhnoid
adalah ditandai dengan keluarnya cairan Cerebro Spinal Fluid
(CSF) dari jarum dan bila cairan tersebut belum keluar maka
jarum ditusukkan kearah yang lebih dalam
6. Cerebro Spinal Fluid (CSF) yang keluar ditampung dalam botol
specemen untuk dianalisa di laboratorium
7. Setelah itu kontras media dimasukkan 10 - 12 cc kedalam ruang
sub arachnoid melaui jarum punksi dimana jumlahnya
sebanyak cerebro spinal fluid yang keluar
8. Dilakukan gambar radiografi
9. Setelah pemeriksaan selesai jarum punksi langsung dicabut karena
bahan kontras tersebut dapat diserap oleh tubuh.
6. Proyeksi Pemeriksaan
1) CERVICAL
Proyeksi Lateral Horizontal Beam
Posisi Pasien : Pasaien diposisikan prone
Posisi Objek :
- Lengan diletakkan disamping tubuh
- Bahu ditekan kebawah agar menempel pada meja
pemeriksaan
10
- Dagu diekstensikan
CR : Tegak lurus
CP : Setinggi C4-C5
FFD : 100 cm
Eksposi : Ekspirasi tahan nafas
11
2) THORACAL
Proyeksi LLD/RLD
Posisi Pasien : Pasien diposisikan true lateral
Posisi Objek :Tangan yang satu digunakan sebagai
bantalan kepala dan tangan yang satunya
ditelakkan disamping tubuh
CR : Tegak lurus
CP : Setinggi T7
FFD : 100 cm
Eksposi : Ekspirasi tahan nafas
Proyeksi Lateral
Posisi Pasien : Pasien diposisikan true lateral dengan
lutut ditekuk
Posisi Objek : - Kedua tangan diangkat ke atas kepala
- Vertebre harus dijaga supaya sejajar
CR : Tegak lurus
12
CP : Setinggi T7
FFD : 100 cm
Eksposi : Ekspirasi tahan nafas
3) LUMBAL
Proyeksi Antero Posterior (AP)
Tujuan : Untuk melihat kontras yang telah terisi
Posisi Pasien : - Pasien supine
- Lutut fleksi
Posisi Obyek : - Atur MSP tegak lurus kaset/meja
pemeriksaan
- Letakkan kedua tangan diatas dada
- Tidak ada rotasi pada pelvis
CR : Tegak lurus kaset
CP : Setinggi L4-L5 untuk memperlihatkan
lumbal sacrum dan posterior Cocygeus
Setinggi L3 untuk memperlihatkan lumbal
FFD : 100 cm
Eksposi : Ekspirasi tahan nafas
13
Kriteria :
- Tampak vertebra lumbaldan space intervertebral
- Prosessus spinosus dalam satu garis pada vertebra
- Prosessus transversus kanan dan kiri berjarak sama
Proyeksi Lateral
Tujuan : Untuk melihat kedalaman jarum yang
menusuk kedalam diskus intervertebralis
menembus Medula Spinallis
Posisi Pasien : - Pasien lateral recumbent
- Kepala di atas bantalan
- Lutut fleksi
Posisi Obyek : - Atur MSP tegak lurus kaset/meja
pemeriksaan
- Pelvis dan tarsal true lateral
- Letakkan pengganjal dibawah pinggang
agar vertebra lumbal sejajar pada meja
FFD : 100 cm
CR : Tegak lurus kaset
CP : Setinggi L3 (palpasi lower costal margin/4
cm di atas crista iliaka)
Eksposi : Ekspirasi tahan nafas
14
Kriteria :
- Tampak gambaran Medula Spinallis telah terisi kontras.
- Tampak foramen intervertebralis L1 – L4
- Tampak corpus vertebrae, space intervertebrae, prosessus spinosus
tidak ada
7. Post Pemeriksaan
a. Monitoring pasien setelah pemeriksaan selesai
b. Kepala dan bahu di angkat / di elevated 30 sampai 45 derajat
c. Istirahat selama beberapa jam
d. Pengecekan cairan CSF
e. Area bekas punksi di tutup dengan kassa steril
15
BAB III
KESIMPULAN
3.1. Kesimpulan
Dari hasil diskusi kami diatas bahwa dalam pemeriksaan Myelografi
adalah pemeriksaan radiografi dari Canalis Spinalis dengan penyuntikkan
kontras media positif atau negatif ke dalam ruangan subarachnoid secara
lumbal atau cisterna punksi. menggunakan media kontras. Pemeriksaan
fistulografi memiliki tujuan yaitu untuk melihat dan menunjukan lokasi,
luas dan panjang dari fistula yang menghubungkan dua organ tubuh bagian
dalam . Pada Pemeriksaan Myelografi ini dilakukan sesuai lokasi
pemeriksaan , yaitu : Cervical, Thoracal, dan Lumbal dengan beberapa
proyksi pemeriksaan
3.2 Saran
16
DAFTAR PUSTAKA
http://myblogracma.blogspot.com/2016/07/pemeriksaan-myelografi-atro-
nusantara.html
17