CERVICAL ”
DISUSUN OLEH
MAKASSAR
2020
Kata Pengantar
Segala puji syukur bagi Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia nikmatNya
sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya. Makalah yang
berjudul “Penatalaksanaan fisioterapi pada kasus HNP cervical” disusun dalam rangka
memenuhi salah satu tugas mata kuliah yaitu fisioterapi musculoskeletal II .
Dalam penyusunannya makalah ini melibatkan berbagai sumber. Oleh sebab itu
kami mengucapkan banyak terima kasih atas segala kontribusinya dalam membantu
penyusunan makalah ini. Meski telah disusun secara maksimal, namun penulis sebagai
manusia biasa menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Karenanya
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca sekalian.
Demikian apa yang bisa kami sampaikan, semoga pembaca dapat mengambil
manfaat dari karya ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
A. ANATOMI FISIOLOGI……………...…………………………... 4
A. KESIMPULAN ………………………………………………….. 38
B. SARAN …………………………………………………………... 38
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Hernia Nukleus Pulposus (HNP) adalah kondisi ketika bantalan atau cakram
(soft gel disc atau nucleus pulposus) di antara vertebra (tulang belakang) keluar dari
posisi semula atau robek dan menjepit saraf di belakangnya. Banyak orang
mengenalnya dengan istilah “saraf kejepit”. HNP paling sering terjadi pada vertebra
servikal (leher) dan lumbal (pinggang). Bagian leher memiliki 7 ruas vertebra. HNP
servikal (saraf kejepit leher) paling sering mengenai ruas C6-C7 diikuti ruas C5-C6
karena ruas tersebut adalah bagian yang paling sering bergerak dan mudah terkena
proses degenerasi. HNP leher paling sering terjadi pada pria berusia 45-55 tahun. Faktor
risiko yang meningkatkan munculnya HNP servikal (saraf kejepit leher) antara lain
genetik, merokok, berat badan berlebih (obesitas), pekerjaan yang sering membungkuk
dan mengangkat benda berat atau mengoperasikan mesin dengan daya getar, dan cedera.
HNP dapat dilihat dengan Magnetic Resonance Imaging (MRI) di 10% individu yang
asimptomatis yang lebih muda dari 40 tahun dan 5% dari mereka yang lebih tua dari 40
tahun. HNP paling sering terjadi pada pria dewasa, dengan insiden puncak pada dekade
ke-4 dan ke-5. HNP lebih banyak terjadi pada individu dengan pekerjaan membungkuk
Pria dan wanita memiliki risiko yang sama dalam mengalami HNP, dengan
umur paling sering antara usia 30 dan 50 tahun. HNP merupakan penyebab paling
umum kecacatan akibat kerja pada mereka yang berusia di bawah 45 tahun. HNP sering
terjadi pada daerah Lumbal4-Lumbal 5 dan Lumbal 5- Sacrum 1 dimana kelainan ini
1
lebih banyak terjadi pada individu dengan pekerjaan yang banyak membungkuk dan
mengangkat beban.Insiden Hernia Lumbo Sakral lebih dari 90% dan Hernia cervical 5-
10%.
Gejala utama HNP servikal (saraf kejepit leher) antara lain: nyeri menjalar
muncul mulai dari leher hingga jari-jari tangan yang disebut dengan nyeri radikuler,
kesemutan, baal dan bahkan kelemahan dari otot-otot yang dipersarafi sesuai dengan
pada level mana saraf tersebut terjepit oleh HNP nya. Nyeri yang disebabkan HNP
merupakan kombinasi dari 2 proses antara lain penjepitan pada saraf dan peradangan
2
Berat ringannya gejala HNP servikal (saraf kejepit leher) bergantung dari
menegakkan diagnosis HNP servikal (saraf kejepit leher), dokter akan mengevaluasi
Tomography) scan untuk menentukan area vertebra yang mengalami herniasi dan
(Electromyography) yang berguna untuk memeriksa fungsi saraf dan otot yang
Penanganan HNP servikal (saraf kejepit leher) diberikan melalui beberapa tahap
ini diharapkan dapat meredakan keluhan HNP servikal (saraf kejepit leher) dalam waktu
6 minggu.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Anatomi Fisiologi
Tulang belakang leher terdiri dari 7 vertebra. Pertama 2, C1 dan C2, sangat
khusus dan diberi nama yang unik: atlas dan sumbu, masing-masing. C3-C7 adalah
tulang lebihklasik, memiliki tubuh, pedikel, lamina, proses spinosus, dan sendi
besar bagikranium. C1 berfungsi sebagai cincin dimana sisa kranium dapat terletak
di atasnya danmengartikulasikan dalam sendi poros ( pivot joint ) dengan dens atau
proses odontoid dariC2. Sekitar 50% dari perpanjangan fleksi leher terjadi antara
oksiput dan C1, 50% dari rotasi leher terjadi antara C1 dan C2.Tulang belakang
leher/ servikal jauh lebih mobile dari pada daerah toraks atau lumbar
tulang belakang. Berbeda dengan bagian lain dari tulang belakang, tulang belakang
leher memiliki foramina melintang di setiap tulang belakang untuk arteri vertebralis
1. Tulang
tulang torakal, 5 buah tulang lumbal, 5 buah tulang sacral. Tulang servikal,
torakal dan lumbal masih tetap dibedakan sampai usia berapapun, tetapi tulang
sacral dan koksigeus satu sama lain menyatu membentuk dua tulang yaitu tulang
4
Pada daerah lumbal facet terletak pada bidang vertical sagital
memungkinkan gerakan fleksi dan ekstensi ke arah anterior dan posterior. Pada
sehingga gerakan kalateral, obique dan berputar terhambat, tetapi pada posisi
sedikit fleksi kedepan (lordosis dikurangi) kedua facet saling menjauh sehingga
Vertebra C1 (atlas)
setiap sisi foramen pada sendi atlantooccipitalis, sendi ini memiliki sedikit
5
Gambar 2.2Vertebra C1 (atlas)(George, 2016)
Vertebra C2 (axis)
superior. Tulang ini disebut odontoidatau dens (dont dan dens berasal dari
bahasa latin yang artinya gigi) yang berada secara terlindungi pada arcus
Vertebra C3 sampai C7
Bersifat lebih khas dan mempunyai bagian anterior yang menahan beban
6
neuralis dan facies articularis. Arcus neuralis terbentuk dari dua pediculus
yang melekat pada corpus vertebra dan dua lamina yang bergabung pada
2. Discus
Discus adalah bantalan sendi yang terletak diantara tulang sebagai pelindung untuk
mengatasi beban kejut dan melindungi tulang dari pergesekan. Discus terletak diantara
Nukleus pulposus
Bagian tengah diskus yang bersifat semi gelatin nukleus ini mengandung berkas –
berkas serabut kolagen sel – sel jaringan penyambung dan sel – sel tulang rawan.
Berfungsi Sebagai peredam benturan antara korpus vertebra yang berdekatan dan
Anulus Fibrosus
Terdiri atas cincin – cincin fibrosa konsentrik yang mengelilingi nukleus pulposus.
Befungsi memungkinkan gerakan anatar kopus bertebra (disebabkan oleh struktur spinal
dan serabut – serabut untuk menopang nukleus pulposus meredam benturan. Kandungan
7
air diskus ber < bersamaan dengan bertambah dengan bertambahnya usia (dari 90%
pada masa bayi menjadi 70% pada orang lanjut usia) serabut – serabut menjadi kasar
3. Persarafan
terbenteng dari dasar otak, keluar dari rongga kranium melalui foramen occipital
terdiri dari 31 pasang saraf spinalis (kiri dan kanan) yang terdiri atas : 8 pasang
saraf cervical, 15 pasang saraf thorakal, 5 pasang saraf lumbal, 5 pasang saraf
8
B. Patologi HNP Cervical
1. Pengertian
Hernia Nukleus Pulposus (HNP) Herniasi pada diskus servikal merupakan suatu
kondisi yang jarang disebabkan karena trauma yang hanya sekali saja. Herniasi
diskus servikalis merupakan suatu kelainan yang bersifat progresif, salah satunya
2. Etiologi
Hernia nucleus pulposus (HNP) kebanyakan juga disebabkan oleh karena adanya
gejala trauma bersifat singkat, dan gejala ini disebabkan oleh cidera pada diskus
yang tidak terlihat selama beberapa bulan atau bahkan dalam beberapa tahun.
sakus doral atau terhadap saraf spinal saat muncul dari kolumna spinal. Penyebab
9
herniasi nucleus. HNP kebanyakan oleh karena adanya suatu trauma derajat
3. Proses patologi
Pada tahap pertama sobeknya annulus fibrosus bersifat sirkum ferensial. Karena
adanya gaya traumatic yang berulang, sobekan tersebut menjadi lebih besar dan
timbul sobekan radial. Apabila hal ini telah terjadi, maka risiko HNP hanya
menunggu waktu dan trauma berikutnya saja. Gaya presipitasi itu dapat
sebagian nucleus pulposus ke dalam korpus vertebra dapat dilihat pada foto
rontgen polos dan dikenal sebagai nodus schmorl. Sobekan sirkum ferensial dan
nodus schmorl merupakan kelainan yang mendasari low back pain subkronis atau
kronis yang kemudian disusul oleh nyeri sepanjang tungkai yang dikenal sebagai
arteria radikularis yang berada dalam lapisan dura. Hal itu terjadi jika penjebolan
10
berada disisi lateral. Setelah terjadi HNP, sisa discus intervertebralis mengalami
4. Gambaran klinis
a) Bila diskus menekan saraf C4-C5 (akar saraf C5) akan menyebabkan nyeri
bahu dan kelemahan otot deltoid di bagian lengan atas, dan biasanya tidak
menyebabkan baal/kesemutan.
b) Bila menekan saraf C5-C6 (akar saraf C6) menyebabkan kelemahan otot
bisep dan ekstensor pergelangan tangan. Rasa baal dan kesemutan disertai
rasa sakit dapat menjalar ke sisi ibu jari tangan. Ini adalah salah satu gejala
c) Jika menekan saraf C6-C7 (akar saraf C7) menyebabkan kelehan otot trisep
dan ekstensor jari. Rasa baal dan kesemutan disertai rasa sakit akan menjalar
d) Saat menekan saraf C-T1 (akar saraf C8) yang terletak di bagian paling
bawah leher (tempat bertemunya tulang belakan leher dengan dada, atau
dengan rasa baal dan kesemutan yang menjalar di lengan ke sisi jari
kelingking.
e) Syaraf cervikal yang berperan pada persyarafan bahu, lengan sampai jari-jari
adalah syaraf cervikal yang berasal dari segmen-segmen medula spinalis C5,
f) Gejala dan tanda dari gangguan masing-masing radiks spinalis seperti terlihat
11
Segmen Dermatome Myotome Gangguan Refleks Tendon
Sensibilitas
C5 Sisi lateral tengan Deltoid & Biceps Permukaan ventral Refleks biseps tidak
bawah
C6 Sisi lateral lengan Biceps & ekstensor Permukaan ibu jari Refleks bicep
bawah dan tangan carpi radialis dan tepi radial dari menurun atau
telapak tangan dan fingers extensor telunjuk, jari tengah menurun atau
terganggu
C. Intervensi Fisioterapi
1. Ultrasound
mkeanik gelombang suara denga frekuensi lebih dari 20.000 Hz. Yang
akut dan (b) intermitten yaitu gelombang yang terputus, dengan bentuk pulsa
12
dan lamanya ditentukan oleh karakteristik mesin yang digunakan, biasa
partikel medium adalah jumlah energy otensial (Joule) dan energy kinetic
(Joule).
mempunyai sifat memantul, diteruskan dan diserap oleh suatu medium. Ketika
medium yang berdekatan memiliki impedansi akustik yang hamper sama, hanya
ketika gelombang ultrasonic berinteraksi dengan batas antara dua medium. Jika
batas dua medium relative sama rata,maka pulsa ultrasnoik dapat disebut
pulsa ultrasonic akan dipantulkan ke arah yang sama. Permukaan yang tidak rata
13
gelombang suara yang mereambat melewati suatu medium mengalami adanya
ditransmisikan pada batas antara medium yang berbeda disaat berkas gelombang
yang dipakai, intensitas dan lama pengobatan. Jaringan yang paling besar
Tujuan:
14
Traksi manual yaitu, traksi yang diberikan oleh terapis, menggunakan
lengan dan/atau kaki pasien, suspensi terbalik yaitu, traksi yang diberikan oleh
melalui pelepasan abnormal cross link antara serabut- serabut kolagen sehingga
terjadi perbaikan lingkup gerak sendi sampai mencapai tahap fungsional dari
sendi dan dapatt memelihara ekstensibilitas dan kekuatan tegangan dari sendi
osteopathic soft tissue yang menggabungkan arah dan kontrol yang tepat dari
15
5. Mobilisasi Soft Tissue Upper Trapezius
ditujukan pada fascia yang mengelilingi otot dan menghubungkan setiap otot
didalamnya. Mobilisasi soft tissue berperan unutk memberikan stretch pada otot
dan fascia dengan tujuan akhir adalah mengembalikan kualitas cairan atau
lubrikasi pada jaringan fascia. Pada mobilisasi ini ditujukan untuk merelease
pada struktur otot dan fascia dengan tujuan akhir adalah mengembalikan kualitas
cairan atau lubrikasi pada jaringan fascia, mobilisasi jaringan fascia dan otot,
dan fungsi sendi normal. Pada mobilisasi ini ditujukan untuk merelease otot
membantu pasien yang menglami kesemutan, mati rasa, nyeri menjalar. Neural
tension tests adalah pergerakan yang memprovokasi sensasi saraf yamg berguna
16
8. Strengthening Exercise
dapat menyangga leher dalam posisi tegak serta mengurangi nyeri leher.
otot.
belakang lumbar melalui aktivasi otot-otot perut dan stabilisator dalam. Ini
berarti tulang belakang tidak bergerak dengan latihan ini - tujuannya adalah
untuk tetap dalam posisi netral. Ketika memperkuat core stability, Anda pada
dengan benar.
Neck exercise ini direkomendasikan oleh Dr. Jose Guevara dari Rumah
Sakit Daerah Atlanta. Exercise ini aman dilakukan oleh penderita Hernia discus
cervical. Exercise ini dapat memelihara atau meningkatkan kekuatan otot leher
dan untuk memperoleh ketahanan statis dan dinamis leher, memelihara luas
17
Cervical collar atau collar neck ini di peruntukkan bagi penderita HNP
dengan penggunaan collar berbahan soft dengan tujuan untuk menjaga stabilitas
Memang, hal ini agak menimbulkan rasa kurang nyaman dalam beraktivitas.
Collar neck yang lembut sebetulnya tidak secara penuh membatasi gerak tulang
collar neck dapat secara bertahap dikurangi, misalnya saat aktivitas berat saja.
Pada akhirnya, penggunaannya dapat dihentikan tanpa timbul gejala nyeri yang
berarti.
BAB III
PROSES FISIOTERAPI
18
1. Identitas Umum Pasien
Nama : Tn. X
Umur : 34 tahun
Agama : Islam
2. History Taking
sebelah kanan serta nyeri pada leher hingga bahu. Satu minggu kemudian
keluhan yang sama terjadi juga pada lengan atas sebelah kiri. Pasien
merasakan nyeri bertambah saat menekuk kepalanya dan saat batuk dan
3. Inspeksi / Observasi
a) Statis :
19
1) Kesejajaran postur dilihat dari centre of gravity tampak lateral,
b) Dinamis :
c) Palpasi :
Quick Test
Regio Cervical
Gerak Aktif
Regio Cervical
Regio Cervical
20
Gerakan End Feel Nyeri ROM
Fleksi Firm End feel Terdapat nyeri ROM Terbatas
Ekstensi Firm End feel Nyeri minimal ROM Normal
Rotasi Dextra Elastic End Feel Tidak ada nyeri ROM Normal
Rotasi Sinistra Elastic End Feel Tidak ada nyeri ROM Normal
Lateral Fleksi Dextra Elastic End Feel Tidak ada nyeri ROM Normal
Lateral Fleksi Sinistra Elastic End Feel Tidak ada nyeri ROM Normal
Regio Cervical
Pemeriksaan Spesifik
a) Palpasi :
g) Refleks Tendon
21
- Bicep Tendon Refleks C5 : Normal
h) Tes Myotome
i) Tes Dermatome
terjadi lesi.
22
Hasil :
j) Tes JPM :
Pengukuran
23
- Fleksor shoulder sinistra : 3/5 (Fair)
c) Pengukuran ROM
- Ekstensi neck : 18 cm
- Rotasi dekstra : 11 cm
- Rotasi sinistra : 12 cm
F :1800-00-600
R :800-00-800
F :1800-00-600
R :800-00-800
6. Diagnosis Fisioterapi
24
7. Problematik Fisioterapi (ICF Concept)
a) Impairment
1) Anatomical Impairment :
spine cervical)
- Flat neck
2) Functional Impairment :
- Rasa Kesemutan
b) Activity Limitation
mengejan.
c) Participation Restriction
25
Tujuan fisioterapi merupakan tujuan yang dicapai dari pelaksanaan fisioterapi
erector spine
bekerja.
- Mobilisasi Saraf
(Teknik Butler)
b. Spasme otot ekstensor Untuk - Ultrasound
26
cervical (upper trapezius merileksasikan dan - Mobilisasi soft
tissue erector
spine cervical.
Exercise
d. Keterbatasan ROM Meningkatkan ROM - Muscle Energy
Cervical
e. Flat Neck Untuk memperbaiki - Neck exercise
Technique
b. Nyeri saat melakukan Untuk memberi - Manual Traksi
27
tissue upper
trapezius dan
erector spine
- Core Stability
- Strengthening
Exercise
3. Participation Restriction
a. Pasien tidak dapat Untuk menopang - Cervical Collar
mengakibatkan saraf
semakin terjebak.
a) Ultrasound
w/cm2
Time : 6 menit
Prosedur pelaksanaan :
28
- Posisi fisioterapis : Berada di samping kepala pasien
Prosedur pelaksanaan :
- Posisi pasien : Supine lying dan kepala pasien berada di pinggir bed
Intensitas : 8 repetisi
Prosedur pelaksanaan :
29
berlawan kemudian menarik cervical ke arah atas sambil terus
Intensitas : 8 repetisi
Prosedur pelaksanaan :
Prosedur pelaksanaan :
pada salah satu sisi lalu pasien melakukan resisted terhadap tekanan
30
relaksasi. Dilakukan selama dua kali percobaan. Pada gerkan ketiga,
gerakan fisioterapis).
Prosedur pelaksanaan :
Prosedur pelaksanaan :
gerakan ekstensi.
31
i) Core Stability Cervical
Prosedur Pelaksaan :
1) Chair Stand :
- Duduk dengan tegak dan tangan di letakkan di atas paha dan kaki
pada lantai.
berdiri.
32
- Duduk perlahan.
4) Heel Raise :
- Angkat dengan jari kaki sampai Anda berdiri di atas telapak kaki
33
6) Standing Side Leg Lift
rata.
dengan menggunakan alat bantu tera band atau elastic band dengan cara
meletakkan tera band pada sanggahan berupa tiang atau kayu lalu sisi
lainnya diletakkan pada frontal cranial atau dahi pasien lalu pasien
k) Neck Exercise
Prosedur Pelaksanaan :
34
1) Neck Extension : Pasien berbaring terlentang dan kepala berada di
telapak tangan pada dinding dan bawa bahu kearah belakang dengan
5) Isometric Hold : Pasien dalam posisi duduk dan bahu dalam keadaan
l) Cervical Collar
35
Frekuensi, intensitas, dan time : Selama diperlukan
C. Evaluasi Fisioterapi
2. Penurunan spasme pada otot upper trapezius dan erector spine cervical
36
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hernia Nukleus Pulposus (HNP) adalah kondisi ketika bantalan atau cakram
(soft gel disc atau nucleus pulposus) di antara vertebra (tulang belakang) keluar dari
Pria dan wanita memiliki risiko yang sama dalam mengalami HNP, dengan
umur paling sering antara usia 30 dan 50 tahun. HNP merupakan penyebab paling
umum kecacatan akibat kerja pada mereka yang berusia di bawah 45 tahun. HNP
kelainan ini lebih banyak terjadi pada individu dengan pekerjaan yang banyak
membungkuk dan mengangkat beban.Insiden Hernia Lumbo Sakral lebih dari 90%
B. Saran
Gunakanlah waktu sabaik mungkin untuk mencari ilmu dari beberapa bahan
bacaan dan referensi yang bermanfaat. Makalah ini dapat digunakan sebagai salah
satu bahan bacaan sebagai materi HNP Cervical. Disarankan pembaca membaca
referensi pada daftar pustaka sebagai bahan terkait dalam penyusunan makalah ini.
37
DAFTAR PUSTAKA
Olson, K. 2009. Manual Physical Therapi of the Spine. Philadelphia: Saunders Elsevier.
https://flexfreeclinic.com/infokesehatan/detail?id=233&title=hnp-servikal-saraf-kejepit-
leher
https://sarafambarawa.wordpress.com/2017/10/08/lapsus-hnp-cervicalis/
https://otcdigest.id/topik-kita/kenali-gejala-nyeri-leher-akibat-saraf-terjepit
file:///C:/Users/Acer/Documents/cin/Muskulo/NASKAH%20PUBLIKASI
%20IQBAL.pdf
http://yankes.kemkes.go.id/read-hernia-nukleus-pulposus-hnp-dan-faktor-resikonya-
5044.html
38