Nama Kelompok
1. Farichatussania (1150018005)
2. Elsa Dwi Febriyanti (1150018006)
3. Aggi Dwi Putri (1150018008)
4. Eka Yunita Kurniawati (1150018022)
5. Vita Dwi Islamia (1150018023)
6. Nur Istiana (1150018025)
7. M. Nur Kholis Abdillah (1150018038)
8. Retno Ardyah Garini (1150018039)
FASILITATOR :
Didik Dwi W, S.Kep., Ns
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat serta
hidayah-Nya, sehingga makalah mengenai “KESEHATAN JASMANI LANSIA”
dapat kami susun.
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah Metodologi Keperawatan. Selain itu juga diharapkan bisa
memberikan wawasan kepada pembaca.
Dalam kesempatan ini kami selaku penyusun mengucapkan terimakasih
kepada semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah
banyak membantu memberi bimbingan, ilmu, dorongan, serta saran-saran kepada
penyusun.
Akhir kata semoga makalah ini bermanfaaat bagi kita semua, Amiin.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
iii
BAB I
PENDAHULUAN
4
1. Memahami definisi dari lansia
2. Memahami intensitas latihan
3. Memahami pengertian dan manfaat kesegaran jasmani
4. Memahami prinsip program latihan fisik
5. Memahami ketentuan dan hal yang perlu diperhatikan pada
latihan fisik
6. Memahami tehnik dan cara berlatih
7. Memahami macam-macam olahraga untuk lansia
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
Intensitas latihan yang telah kita lakukan dapat dipantau melalui
perhitungan denyut nadi dengan cara meraba pergelangan tangan
menggunakan tiga jari tengah tangan yang lain. Untuk mengetahui
intensitas latihan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Umur Zona latihan (denyut nadi per menit)
55 tahun 115-140
56 tahun 115-139
57 tahun 114-138
58 tahun 113-138
59 tahun 113-137
60 tahun 112-136
1. Lamanya Latihan
Latihan akan bermanfaat untuk meningkatkan kesegaran jasmani jika
dilaksanakan dalam zona latihan paling sedikit 15 menit.
2. Frekuensi Latihan
Untuk memperbaiki dan mempertahankan kesegaran jasmani, maka
latihan harus dilakukan paling sedikit tiga hari atau sebanyak -
banyaknya lima hari dalam satu minggu. Misalnya hari senin, rabu, dan
jumat. Jadwal bergantung waktu kita. Bila latihan diluar gedung
sebaiknya pagi hari sebelum pukul 10.00 atau sore hari setelah pukul
15.00.
7
Kesegaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk melaksanakan
tugas sehari-hari tanpa mengalami kelelahan yang berarti dan masih
memiliki cadangan tenaga untukmenikmati waktu senggangnya dengan
baik (Pudjiastuti dan Utomo, 2003).
Kesegaran/kebugaran jasmani pada lansia adalah kebugaran yang
berhubungan dengan kesehatan, yaitu kebugaran jantung-paru, peredaran
darah, kekuatan otot, dan kelenturan sendi.
Manfaat latihan kebugaran jasmani :
1. Menjaga berat badan
Latihan kebugaran jasmani atau olahraga dapat membakar
kalori. Inilah yang membuatnya bisa menjaga atau bahkan menurunkan
berat badan. Namun, Anda juga harus mengiringinya dengan pola
makan yang sehat dan tidak berlebihan.
2. Mengontrol kadar gula darah
Latihan kebugaran jasmani juga dapat mengendalikan
dan menurunkan kadar gula darah. Pasalnya, saat olahraga, sel-sel
tubuh jadi lebih mudah untuk mengambil gula dari dalam darah.
Dengan berolahraga secara rutin, kadar gula darah Anda bisa menjadi
lebih stabil dan risiko Anda untuk terkena diabetes tipe 2 pun akan
berkurang.
3. Mengurangi risiko terkena penyakit kardiovaskular
Rutin melatih kebugaran jasmani dapat mengurangi risiko
Anda terkena penyakit jantung dan pembuluh darah, seperti penyakit
jantung atau stroke. Jika olahraga dilakukan secara rutin, otot jantung
akan terlatih dan menjadi lebih kuat untuk memompa darah ke seluruh
tubuh. Otot jantung yang kuat dapat menjaga tekanan darah tetap
stabil. Dengan begitu, risiko terjadinya penyakit jantung dan pembuluh
darah juga akan lebih rendah.
4. Menjaga kesehatan tulang
Manfaat latihan kebugaran jasmani berikutnya adalah
memperkuat tulang. Orang yang aktif berolahraga terbukti memiliki
kepadatan tulang dan kekuatan otot yang lebih baik. Olahraga juga
dapat mencegah osteoporosis, terutama pada orang yang masih berusia
20–30 tahun. Jenis latihan kebugaran jasmani yang bisa dilakukan
8
untuk memperkuat tulang antara lain mendaki, naik turun tangga, dan
angkat beban.
5. Memperbaiki mood
Latihan kebugaran jasmani juga
mampu memperbaiki mood atau suasana hati Anda. Selain dapat
meningkatkan kadar hormon endorfin yang dapat memicu rasa senang
dan perasaan positif, latihan kebugaran jasmani juga dapat
mengalihkan hal-hal negatif yang berkecamuk di pikiran Anda.
6. Mengurangi stres dan depresi
Latihan kebugaran jasmani yang dilakukan secara rutin dapat
mengurangi stres dan meringankan gejala depresi. Olahraga juga dapat
meningkatkan kualitas tidur di malam hari sehingga dapat menurunkan
tingkat stres di hari berikutnya.
2.1.5 Ketentuan dan Hal Yang Perlu Diperhatikan Pada Latihan Fisik
9
Dalam melakukan aktivitas latihan fisik, ada beberapa hal yang sering
luput dari pandangan kita. Berikut ini adalah hal-hal yang perlu
diperhatikan saat melakukan latihan fisik :
1. Komponen-komponen kesegaran jasmani yang dilatih meliputi
ketahanan kardiopulmonal, kelenturan, kekuatan otot, komposisi tubuh,
keseimbangan dan kelincahan gerak.
2. Selalu memerhatikan keselamatan / menghindari cedera.
3. Latihan dilakukan secara teratur dan tidak terlalu berat sesuai dengan
kemampuan.
4. Latihan dalam bentuk permainan ringan sangat dianjurkan.
5. Latihan dilakukan dengan dosis berjenjang atau dosis dinaikkan sedikit
demi sedikit.
6. Hindari kompetisi dalam bentuk apapun.
10
untuk membuat otot bisep menjadi lebih kuat terutama pada lengan
bagian atas depan.
2. Mengangkat kaki ke belakang
Lansia juga bisa melakukan gerakan kaki ke belakang untuk
melakukan senam ini. Berdiri di belakang kursi, dan sebaiknya pilih
kursi yang kokoh dan kuat. Kemudian pegang bagian
atas/sandarannya, ambil nafas perlahan, setelah itu hembuskan napas
dan angkat lagi salah satu tungkai ke bagian belakang tapi Anda tidak
harus menekuk lutut. Tahan selama sedetik saja, turunkan tungkai dan
ambil napas. Ulangi gerakan ini pada bagian tungkai yang lainnya, dan
ulangi sekitar 10-15 kali. Tujuannya adalah untuk melatih dan
meregangkan tungkai pada kaki.
3. Berdiri dengan satu kaki
Rentangkan tangan ke depan dan angkat kaki sampai ukurannya
sejajar pinggul. Lalu tahan sekitar 3-5 detik saja. Turunkan lagi kaki
pelan-pelan dan ulangi gerakan tersebut sekitar 3 kali saja. Ulangi
gerakan ini menggunakan kaki kiri. Tujuan dari melakukan gerakan ini
adalah supaya keseimbangan lebih terjaga.
4. Berjalan dari tumit ke ujung jari kaki
Pertama-tama berdiri tegak dahulu sambil memposisikan tumit
kaki kanan supaya berada di ujung jari kaki kiri. Berjalan ke depan
sampai tumit kaki kiri menyentuh ujung jari kaki kanan. Lakukan
sebanyak 5 langkah. Latihan ini juga bertujuan untuk memberikan
keseimbangan pada tubuh
5. Meregangkan pergelangan kaki
Caranya yaitu dengan duduk di bagian ujung kursi kemudian
renggangkan salah satu kaki ke depan, tetapi jangan sampai menyentuh
lantai. Arahkan ujung jari kaki ke depan hingga menjauhi tubuh. Tahan
selama 10-30 detik, tarik ujung jari kaki kemudian ulangi gerakan tadi.
Pengulangan bisa sampai 3-5 kali. Tujuan dari peregangan pergelangan
kaki ini adalah untuk melancarkan aliran darah dan meningkatkan
fleksibilitas di bagian pergelangan kaki.
11
1. Olahraga yang baik untuk lansia
Beberapa contoh olahraga atau latihan fisik yang dapat dilakukan
oleh lansia untuk meningkatkan dan memelihara kebugaran, kesegaran,
dan kelenturan fisiknya adalah sebagai berikut :
a. Pekerjaan Rumah dan Berkebun
Kegiatan ini dapat meberikan suatu latihan yang dibutuhkan untuk
menjaga kesegaran jasmani. Akan tetapi harus dikerjakan secara
tepat agar nafas sedikit lebih cepat, denyut jantung lebih cepat, dan
otot menjadi lelah. Dengan demikian tubuh kita akan mengeluarkan
keringat.
b. Berjalan-jalan
Berjalan-jalan sangat baik untuk meregangkan otot-otot kaki dan
bila jalannya makin lama makin cepat akan bermanfaat untuk daya
tahan tubuh. Jika melangkah dengan panjang dan mengayunkan
lengan 10-20 kali, maka dapat melenturkan tubuh. Joging atau
berlari-lari kecil bagi lansia juga sering dilakukan walaupun
sebenarnya lebih baik berjalan cepat.
c. Jalan cepat
Jalan cepat berguna untuk mempertahankan kesehatan dan
kesegaran jasmani, latihan ini termasuk cara yang aman bagi lansia.
Selain itu, biayanya murah dan menyenangkan, mudah, serta
berguna apabila dilakukan dengan benar.
d. Renang
Berenang memiliki banyak manfaat untuk kesehatan. Dengan
berenang seluruh tubuh bergerak, kelompok otot-otot besar akan
digunakan seperti otot perut, otot lengan, pinggul, pantat dan paha.
Berenang (di tempat dan kualitas air yang memenuhi syarat
kesehatan dan keamanan), termasuk sebagai olahraga aerobik yang
akan membuat paru-paru sehat, sendi lebih lentur terutama di bagian
leher, bahu dan pinggul, karena bagian-bagian tubuh tersebut
digerakkan.
e. Bersepeda
Bersepeda baik bagi penderita artritis , karena tidak menyentuh
lantai yang akan menyebabkan sakit pada sendi - sendinya.
12
Bersepeda baik untuk meningkatkan peregangan dan daya tahan,
tetapi tidak menambah kelenturan pada derajat yang lebih tinggi.
Bentuk-bentuk lain yang dapat dilakukan adalah tenis meja dan
tenis. Kegiatan-kegiatan ini dapat dilakukan sesuai kemampuan dan
harus disertai latihan aerobik.
f. Senam
Manfaat melakukan senam secara teratur dan benar dalam jangka
waktu yang cukup adalah sebagai berikut :
Mempertahankan atau meningkatkan taraf kesegaran jasmani
yang baik
Mengadakan koreksi terhadap kesalahan sikap dan gerak
Memperlambat proses degenerasi karena perubahan usia
Membentuk kondisi fisik (kekuatan otot, kelenturan,
keseimbangan, ketahanan, keluwesan, dan kecepatan)
Membentuk berbagai sikap kejiwaan (membentuk keberanian,
kepercayaan diri, kesiapan diri, dan kesanggupan bekerja sama
Memberikan rangsangan bagi syaraf-syaraf yang lemah,
khususnya bagi lansia
Memupuk rasa tanggung jawab terhadap kesehatan diri sendiri
dan masyarakat.
13
Latihan-latihan ini selain tidak dapat mencapai tujuan , yaitu
mengecilkan perut , juga kurang baik karena dapat menyebabkan
cidera. Gerakan ini akan menyebabkan lutut menjadi hiperekstensi.
Sebagai konsekusensinya, tekanan yang cukup berat akan menimpa
vertebra lumbalis yang akhirnya menyebabkan keluhan-keluhan
pada punggung bagian bawah. Terkadang hal ini dapat
menyebabkan gangguan pada diskus intervertrebalis.
c. Mengangkat kaki
Mengangkat kaki pada posisi tidur terlentang sampai kaki terangkat
± 15 cm dari lantai, kemudian ditahan beberapa saaat selama
mungkin. Latihan ini tidak baik, karena dapat menyebabakan rasa
sakit pada punggung bagian bawah (low back pain) dan
menyebabkan terjadinya lordosis yang dapat menyebabkan
gangguan pada punggung. Bahaya yang ditimbulkan ialah otot-otot
perut tidak cukup kuat untuk menahan kaki setinggi 15 cm dari
lantai dalam waktu yang cukup lama dan kaki tidak dapat menahan
punggung bagian bawah. Akibatnya terjadi rotasi pelvis ke depan.
Rotasi ini menyebabkan gangguan dari punggung bagian bawah.
d. Melengkungkan punggung
Gerakan hiperekstensi ini banyak dilakukan dengan tujuan
merenggangkan otot perut agar otot perut menjadi lebih kuat. Hal ini
kurang benar, karena dengan melengkungkan punggung tidak akan
menguatkan otot perut, melainkan melemahkan persendian tulang
punggung.
14
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Proses penuaan tentunya berdampak berdampak pada aspek kehidupan, baik
ekonomi, sosial, dan kesehatan. Akibat menurunnya berbagai fungsi organ tubuh
dapat menimbulkan berbagai permasalahan khusus pada lansia. Dengan
melakukan upaya preventif, permasalahan khusus tersebut dapat diminimalisir,
salah satunya dengan melakukan kegiatan aktivitas fisik atau olahraga.
Olahraga atau latihan fisik yang dapat dilakukan oleh lansia untuk
meningkatkan dan memelihara kebugaran, kesegaran, dan kelenturan fisik,
namun tidak semua olahraga baik dilakukan oleh lansia, karena ada beberapa
macam gerakan yang dianggap membahayakan saat berolahraga.
3.2. SARAN
Dengan melakukan kegiatan fisik atau olahraga bagi lansia tentunya akan
memberikan manfaat khususnya bagi kesehatan. Kegiatan olahraga dapat
memberikan dampak positif apabila dilakukan secara teratur. Bagi lansia yang
mengidap penyakit sebaiknya konsultasikan dulu dengan dokter, serta perlu untuk
memperhatikan kontradiksi latihan yang dilakukan seperti : adanya penyakit
infeksi, Hipertensi maupun Hipotensi.
Sedangkan untuk instruktur Senam Lansia, sebaiknya mulai meningkatkan
pengetahuannya dan lebih memperhatikan kondisi maupun keadaan para Lansia.
Misalnya : mengetahui latihan / hal-hal yang tidak baik diberikan kepada para
Lansia, sehingga itu dapat meminimalisir hal-hal yang tidak kita inginkan.
15
DAFTAR PUSTAKA
Darmojo, R. boedhi. 2004. Buku Ajar Geriatric, Ilmu Kesehatan Usia Lanjut, Edisi 3. Jakarta
: FKUI
Depkes RI. 2003. Pedoman Pembinaan Kesehatan Usia Lanjut bagi Petugas Kesehatan.
Depkes :Jakarta
17Juni2014)
16