Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN

KEBUTUHAN DASAR MANUSIA


A. . HIPERTIROID
1. Definisi
Hipertrofi dikenal juga sebagai tirotoksitosis, yang dapat di definisikan sebagai
respon jaringan tubuh terhadap pengaruh metabolik hormon tiroid yang berlebihan (Silvia
A. Price, 2006) Hipertroid adalah suatu ketika seimbangan metabolik yang merupakan
akibat dari peroduksi hormon tiroid yang berlebihan (Dongoes E,Hasilnya, 2000 hal 708)
Hipertroid adalah respon jaringan-jaringan tubuh terhadap pengaruh metabolik
hormon tiroid yang berlebihan. Bentuk yang umum dari masalah ini adalah penyakit
grafis, sedangkan bentuk yang lain adalah toksin ademona, tumor kelenjar hipofisis yang
menimbulkan depresi TSH meningkat, tirodisit subkutan dan berbagai bentuk kanker
tiroid. (Arief mansjoer, 1999).
Terhadap dua tipe hipertiroidisme yaitu penyakit graver dan goiter nodular toksik
yaitu :
 Penyakit Graves
Penyakit Graves adalah suatu ganguan autoimun di mana terdapat suatu
dedek genatik dalam limfosit Ts dan sel Th merangsang sel B untuk sintesis
antibody terhadap antigen tiroid (Dorland, 2005).
Penyakit Graves marupakan penyebab tersering hipertiroidisme. Pada
penyakit ini di tandai oleh adanya proses autoimun disertai hyperplasia
(pembesaran kelenjar akibat peningkatan jumlah sel) kelenjar tiroid secara tifus.
 Penyakit Goiter Nodular Toksik
Peningkatan ukuran kelenjar tiroid akibat peningkatan kebutuhan akan
hormon tiroid. Peningkatan kebutuhan akan hormon tiroid terjadi selama periode
pertumbuhan atau kebutuhan metabolik yang tinggi misalnya pubertas atau
kehamilan (Elizabetn J. Corwin, 2009). Price A, Silvia, 1995 hal 1074

2. Etiologi
1) Penyakit Graves diketahui sebagai penyakit umum dari hipertiroid. Pengeluaran hormon
tiroid yang berlebihan diperkirakan terjadi akibat stimulasi abnormal kelenjar tiroid oleh
immuno globulin dalam darah. Simulator tiroid kerja panjang (LATS: long-acting tiroid
stimulator) ditemukan dalam serum dengan konsentrasi yang bermakna pada banyak
penderita penyakit ini dan mungkin berhubungan dengan defek pada sistem kekebalan
tubuh.
2) Fuctioning adenoma (*hot nodule*) dan Toxic Multinodular Goiter (TMNG)
3) Pemasukan yang berlebihan dari hormon-hormon tiroid
4) Pengeluaran yang abnormal dari TSH
5) Tiroiditis (peradangan kelenjar tiroid)
6) Pemasukan yodium yang berlebih
( Bunker dan Suddareth, 2002 )
Lebih dari 95% kasus hipertiroid disebabkan oleh penyakit graves, suatu penyakit tiroid
autoimun yang antibodinya merangsang sel-sel untuk menghasilkan hormon yang berlebihan.
3. Manifestasi Klinis
- Apatis
- Mudah lelah
- Kelemahan otot
- Mual
- Muntah
- Gemetaran
- Kulit lemah
- Berat badan turun
- Tak ikardi
- Mata melotot kedipan mata berkurang
- PenderIta sering secara emosional mudah terangsang (hipereksitabel), iritabel dan
terus merasa khawatir dan klien tidak dapat duduk diam kegelisahan.
- Palpasi dan denyut nadi yang abnormal cepat yang di temukan pada saat istirahat
dan beraktifitas: yang diakibatkan peningkatan dari serum T3 dan T4 yang
merangsang sinetron dan mengakibatkan kinerja jantung meningkat hingga
mengakibatkan HR meningkat. Peningkatan denyut nadi berkisar secara konstan
antara 90 dan 160 kali per menit, tekanan darah sistolik akan meningkat.
- Tidak tahan panas dan berkeringat secara tidak lazim, banyak diakibat kan karena
peningkatan metabolisme tubuh yang meningkat maka akan menghasilkan panas
yang tinggi dari dalam tubuh sehingga apabila terkena matahari lebih, klien tidak
akan tahan akan panas.
- Kulit penderita akan sering kemerahan (fusing) dengan warna ikan salmon yang
khas dan cenderung terasa hangat, lunak dan basah.
- Adanya Tremor
- Eksoftalmus yang diakibat kan dari penyakit graves, di mana penyakit ini otot-
otot yang menggerak kan mata tidak mampu berfungsi sebagaimana mestinya,
sehingga sulit atau tidak mungkin menggerakkan mata secara normal atau sulit
mengkordinir gerakan mata akibat nya terjadi pandangan ganda, kelopak mata
tidak dapat menutup secara sempurna sehingga menghasilkan ekspresi wajah
seperti wajah terkejut.
- Peningkatan selera makan namun mengalami penurunan berat badan yang
progresif dan mudah lelah.
- Pada usia lanjut maka akan mempengaruhi kesehatan jantung (Brunner dan
saddrath 2002)

4. Gejala klinis
Pemeriksaan Tanda-tanda klinis
Umum BBturun,keletihan,apatis,berkeringat,tidak
tahan panas, Emosi :gelisah, iristabitas
gugup, emosi labil, perilaku maria dan
perhatian menyempit
Karidiovaskuler Palpasi, sesak nafas, angina, gagal jantung
sinus takikardi, disritmia, fibrilasi anrium,
nadi kolaps.

Neuromuskuler Gugup, agitasi, tremor, korea atetosi, psikosis,


kelemahanotot, miopati proksimal, paralisis
periodik, miastenia graves.
Gastrointestinal BB turun, nafsu makan meningkat,diare,
steatore, muntah.
Reproduksi Oligomenare, amenore, libido meningkat,
infertilitas
Kulit Pruritus, eritema palmaris, miksedemia
pretibial, rambut tipis.
Struma Difus dengan atau tanpa bising, nodosa.
Mata Periorbital puffiness, lakrimasi meningkat
dan grittine ss of eyes, kemosis (odema
konjungtiva), proptosis, ulserasi kornea,
oftalmoplegia, diplopia, edema papil,
penglihatan kabur.

5. Patofisiologi
Penyebab hipertiroidisme biasanya adalah penyakit graves, goiter toksika. Pada
kebanyakan penderita hipertiroidisme, kelenjar tiroid membesar dua sampai tiga kali dari
ukuran normalnya, disertai dengan banyak hiperplasia dan lipatan-lipatan sel-sel folikel
ke dalam folikel, sehingga jumlah sel-sel ini beberapa kali dibandingkan dengan
pemberkasan kelenjar. Juga setiap sel meningkatkan kecepatan sekresinya beberapa kali
lipat dengan kecepatan 5-51 kali lebih besar dari pada normal.
Pada hipertiroidisme, konsentrasi TSH plasma menurun, karena ada sesuatu yang
menyerupai TSH, biasanya bahan-bahan ini adalah anti bodi immunoglobulin yang di
sebut TSI yang berkaitan dengan reseptor membran yang sama dengan reseptor yang
meningkat TSH. Bahan-bahan tersebut merangsang aktivitas cAMP dalam sel, dengan
hasil akhirnya adalah hipertiroidisme. Karena itu pada pasien hipertiroidisme konsentrasi
TSH menurun, sedangkan konsentrasi TSI meningkat. Bahan ini mempunyai efek
perangsangan yang panjang pada kelenjar tiroid, yakni selama 12 jam, berbeda dengan
efek TSH yang hanya berlangsung 1 jam. Tinggi nya hormon tiroid yang disebabkan oleh
TSI selanjutnya juga menekan TSH oleh kelenjar hipofisis anterior.
Pada hipertiroidisme, kelenjar tiroid “dipaksa" mendeklarasikan hormon hingga di
luar batas, sehingga untuk memenuhi pesanan tersebut, sel-sel sekretori kelenjar tiroid
membesar. Gejala klinis pasien yang sering berkeringat dan suka hawa dingin termasuk
akibat dari sifat hormon tiroid yang kalorigenik, akibat peningkatan lalu metabolisme
tubuh yang di atas normal. Bahkan akibat proses metabolisme yang menyimpan ini,
terkadang penderita hipertiroidisme mengalami kesulitan tidur. Efek dalam kepekaan
sinaps saraf yang mengandung fokus otot sebagai akibat dari hipertiroidisme ini
mengakibat kan terjadinya tremor otot yang halus dengan frekuensi 10-15 kali per detik,
sehingga penderita mengalami gemetar salah satu efek hormon tiroid pada sistem
kardiovaskuler. Eksofthalmos yang terjadi merupakan reaksi inflamasi autoimun daerah
jaringan priorbital dan otot-otot ekstraokuler, akibat bola mata terdesak keluar.
B. Pemeriksaan Diagnostik
 Pemeriksaan penunjang yang di lakukan yaitu :
1) Tes ambilan RAI : meningkat pada penyakit graves dan toksin goiter noduler,
menurun pada tiroiditis.
2) T3 dan T4 serum : meningkat.
3) T3 dan T4 bebas serum : meningkat.
4) TSH : tertekan dan tidak berespons pada TRH
5) Troglobulin : meningkat.
6) Stimulasi tiroid 13 : meningkat ikatan protein sodium : meningkat.
7) Ambilan tiroid 131 : meningkat ikatan protein sodium : meningkat.
8) Gula darah : meningkat ( kerusakan adrenal )
9) Kortisol plasma : turun ( menurun nya pengeluaran oleh adrenal )
10) Pemeriksaan fungsi
11) elektrolit : hiponatremi akibat respon adrenal atau efek delusi terapi cairan,
hipokalemia akibat dari deoresis dan kehilangan dari GI.
12) katekolamin serum : menurun
13) kreatinin urin : meningkat
14) EKG : fiblikasi atrium waktu sistolik memendekkardiomegali
6. Komplikasi
 Komplikasi hipertiroidisme yang dapat mengancam nyawa adalah krisis tirotoksi
(thyroid stok). Hal ini dapat berkembang secara spontan pada pasien hipertiroid
yang menjalani terapi, selama pembedaan kelenjar tiroid, atau terjadi pada pasien
hipertiroid yang tidak terdiaknosis. Akibatnya adalah pelepasan Tiroid Hormon
dalam jumlah yang sangat besar yang menyebabkan takikardia, agitasi, tremor,
hipertensi, dan apabila tidak diobati dapat mengakibatkan kematian.
 Komplikasi lainnya adalah penyakit jantung hipertiroid, oftalmopati Graves,
melompati Graves, infeksi karena agranulositolis pada pengobatan dengan obat
anti tiroid.
 Hipertiroid yang terjadi pada anak-anak juga dapat menyebab kan gangguan
pertumbuhan
7. Penatalaksanaan
Tujuan pengobatan hipertiroidisme adalah membatasi produksi hormon tiroid
yang berlebihan dengan cara menekan produksi (obat anti tiroid) atau merusak jaringan
tiroid (yodium anti tiroid) atau merusak jaringan tiroid (yodium radioaktif ,
tiroidektonomi subtotal).
1) Obat-obatan anti tiroid (OAT)
Obat antiroid di anjurkan sebagai terapi awal untuk toksikosi pada semua
pasien dengan grave disease serta digunakan selama 1-2 tahun kemudian di
kurangi secara perlahan-lahan indikasi pemberian OAT adalah :
 Sebagai terapi yang bertujuan memperpanjang remisi atau
mendapat kan remisi yang menetap, pada pasien-pasien muda
dengan terima ringan sampai sedang dan tirotoksitosis.
 Sebagai obat untuk kontrol tirotoksitosis pada fase sebelum
pengobat pada pasien yang mendapat yodium radioaktif.
 Sebagai persiapan untuk tiroiddektomi.
 Untuk pengobatan pada pasien hamil.
 Pasien dengan krisis tiroid.
 Adapun obat-obat yang termasuk obat antitiroid adalah propiltiourasil,
methimazole, karbimazol.
a. Propiltiourasil (PTU)
Mekanisme obat : menghambat sintesis hormon tiroid
dengan menghambat oksidasi dari iodin dan menghambat sintesis
tiroksin dan triodothyrinin.
b. Methimazole
c. Karbimazole
d. Tiamazole
2) Pengobatan dengan yodium radioaktif
Dianjurkan sebagai terapi definitif pada pasien usia lanjut. Indikasi :
 Pasien umur 35 tahun atau lebih
 Hipertiroidisme yang kambuh sesudah pemberian dioperasi
 Gagal mencapai remisi sesudah pemberian obat antitiroid
 Adenoma toksik, goiter multinodular toksik
 Pembedahan Tiroiddektomi
 Tiroiddektomi subtotal efektif untuk terapi hipertiroidisme tetapi disertai
dengan beberapa kompilkasi potensial, termasuk cedera pada nervus
laringeus rekurens dan hipoparatiroidisme.
 Pasien umur muda dengan struma beras serta tidakberespons terhadap obat
antitiroid.
 Pada wanita hamil (trimester kedua) yang memerlukan obat antitiroid
dosis besar
 Alergi terhadap obat antitiroid, pasien tidak dapat menerima yodium
radioaktif
 Pada penyakit Graves yang berhubungan dengan satu atau lebih nodul
3) Obat-obatan lain
- Antagonis andrenergik- Beta
Digunakan untuk mengendalikan tanda-tanda dan gejala hipermetabolik
(tak ikardi, Tremor, palpitasi).Antagonis-beta yang paling sering digunakan
adalah propranolol, yang biasanya diberikan secara oral dengan dosis 80-180 mg
per hari dalam 3-4 Dosis terbagi.
4) Non-Farmakologi
 Diet yang diberikan harus tinggi kalori 2600-3000 kalori per hari
 Konsumsi protein yang tinggi yaitu 100- 125 gr (2,5 gr/kgBB) per
hari seperti susu dan telur .
 Olahraga secara teratur.
 Mengurangi rokok, alcohol Dan kafein yang dapat
meningkatkan metabolisme.

8. Patway
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
A. . Pengkajian
Data dasar pengkajian pasien Hipertiroid. Data yang diperoleh sangat tergantung berat/lamanya
ketidakseimbangan hormone karena keterlibatan dari organ lain.

. Aktifitas/Istirahat

Gejala: imsomnia,sensitivitas meningkat,otot lemah, gangguan koordinasi,kelelahan berat

Tanda: Atrofi otot.

b. Sirkulasi

Gejala: palpitasi, nyeri dada (angina)

Tanda: Disritmia, irama Gallop,Mumur,Peningkatan tekanan darah dengan tekanan nada yang
berat, takikardia saat istirahat, sirkulasi kollaps, syok

c. Eliminasi

Gejala: urine dalam jumlah banyak, Perubahan feses;diare.

d. Integritas Ego

Gejala: Mengalami stress yang berat baik emosional maupun fisik.

Tanda: Emosi Labil, Depresi.

e. Makanan/Cairan

Gejala: kehilangan berat badan yang mendadak,nafsu makan meningkat, makan banyak,
makannya sering, kehausan, mual muntah.

Tanda: pembesaran tiroid,goiter, edema non piting terutama daerah pretibial.

f. Neusensori

Tanda:Bicaranya cepat dan parau,Gangguan status mental dan perilaku, seperti:


bingung,disorientasi,gelisah, peka rangsang, delirium,psikosis,stipor, koma, tremor halus pada
tangan,tanpa tujuan, beberapa bagian tersentak- sentak, Hiperaktif reflex tendon dalam. (RTD)

g. Nyeri/Keamanan

Gejala: Nyeri orbital,fotofobia.


h. Pernafasan

Tanda: Frekuensi pernafasan meningkat, takipnea, dispnea, edema paru (pada krisis
tirotoksikosis)

i. Keamanan

Gejala: Tidak toleransi terhadap panas, keringat yang berlebihan, alergi terhadap iodium,

Tanda: Diaforesis, kulit halus, hangat dan kemerahanm rambut tipis, mengkilat dan lurus.
Eksoftalamus: retraksi, iritasi pada konjungtiva, dan berair. Pruritus, lesi eritema yang menjadi
sangat parah

j. Seksualitas

Tanda: Penurunan libido, hipomenorea, amenorea, dan impoten.

k. Penyuluhan/pembelajaran

Gejala: Adanya riwayat keluarga yang mengalami masalah tiroid.Riwayat hipotiroidisme, terapi
hormone tiroid atau pengobatan antitiroid, dihentikan terhadap pengobatan antitiroid, dilakukan
pembedahan tirodektomi sebagian.

Pertimbangan Rencana pemulangan : DRG menunjukan rerata lama dirawat: 4,3 hari Mungkin
membutuhkan bantuan pada teknik pengobatan sebagian/ seluruhnya, aktifitas sehari-hari,
mempertahankan tugas- tugas dirumah.

B. Pemeriksaan Diagnostik
a. Tes ambilan RAI: Meningkat pada penyakit graves dan toksik goiter noduler, menurun
pada tiroiditis
b. T4 dan T3 serum: Meningkat.
c. T4 dan T3 bebas serum: Meningkat.
d. TSH: Tertekan dan berespons pada TRH (tiroid relasing hormone)
e. Tiroglobulin: Meningkat.
f. Ikatan protein iodium: Meningkat.
g. Gula darah: Meningkat (sehubungan dengan kerusakan pada adrenal).
h. Kortisol plasma: Turun (menurunnya pengeluaran oleh adrenal).
i. Fosfat alkali dan kalsium serum: Meningkat.
j. Pemeriksaan fungsi hepar: Abnormal.
k. Elektrolit: Hiponatremia mungkin sebagai akibat dari respons adrenal/efek dilus dalam
terapi cairan pengganti Hipokalemia terjadi dengan sendirinya pada kehilangan melaui
gastrointestinal dan dieresis.
l. Katekolamin serum: Menurun.
m. Kreatinin urine: Meningkat.
n. EKG: Fibrilasi atrium, waktu sistolik memendek, kerdiomegali
C. Diagnosa Keperawatan Hipertiroid
a. Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan hipertiroid tidak
terkontrol,
b. Kelelahan berhubungan dengan hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan energy.
c. Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
peningkatan metabolisme (peningkatan nafsu makan/pemasukan dengan penurunan berat
badan
d. Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan perubahan
mekanisme perlindungan dari mata; kerusakan penutupan kelopak mata/eksoftalmus.
e. Ansietas berhubungan dengan faktor fisiologis; status hipermetabolik.
f. .Kurang pengetahuan mengenai kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi.
D. Intervensi Keperawatan
1.
N Diagnosa
Tujuan dan Kriteria Hasil Rencana Intervensi
O Keperawatan
1. Risiko tinggi terhadap Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi Manajemen Nyeri
penurunan curah asuhan keperawatan selama
jantung berhubungan 2x 24 jam diharapkan klien a. Identifikasi lokasi, karakteristik,
dengan hipertiroid akan mempertahankan durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
tidak terkontrol curah jantung yang adekuat nyeri
sesuai dengan kebutuhan b. Identifikasi skala nyeri
tubuh, dengan kriteria: c. Identifikasi faktor yang memperberat
1.Nadi perifer dapat teraba dan memperingan nyeri
normal. d. Identifikasi pengaruh nyeri pada
2. Vital sign dalam batas kualitas hidup
normal. e. Monitor efek samping penggunaan
3.Pengisian kapiler normal analgetik
4.Status mental baik Terapeutik
5. Tidak ada disritmia. a. Berikan teknik non farmakologis
untuk mengurangu rasa nyeri
b. Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
c. Fasilitasi istirahat dan tidur
d. Pertimbangkan jenis dan sumber
nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi
a. Jelaskan penyebab, periode dan
pemicu nyeri
b. Jelaskan strategi meredakan nyeri
c. Anjurkan memonitor nyeri secara
mandiri
d. Anjurkan Teknik non farmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
a. Kolaborasi pemberian analgetik
2. Defisit Nutrisi b.d Setelah diberikan asuhan 1. Manajemen Nutrisi
Ketidakmampuan keperawatan selama 2x24 Observasi
menelan dan jam diharapkan nutrisi a. Identifikasi status nutrisi
mencerna makanan membaik dengan kriteria b. Identifikasi makanan disukai
d.d Nafsu makan hasil : c. Identifikasi kebutuhan kalori dan
menurun, Kram/Nyeri 1. Status Nutrisi jenis nutrient
abdomen, Bising usus 1. Kekuatan otot d. Monitor asupan makanan
hiperaktif, Otot menelan meningkat e. Monitor berat badan
pengunyah dan 2. Kekuatan otot f. Monitor hasil pemeriksaan
menelan lemah, pengunyah laboratorium
Diare. meningkat Terapeutik
3. Nyeri abdomen a. Lakukan oral hygiene
menurun b. Sajikan makanan secara menarik dan
4. Diare menurun suhu yang sesuai
5. Bising usus c. Berikan makanan serat tinggi untuk
membaik mencegah konstipasi
6. Nafsu makan d. Berikan makanan tinggi kalori dan
membaik tinggi protein
Edukasi
a. Anjurkan posisi duduk
Kolaborasi
a. Kolaborasi pemberian medikasi
sebelum makan (Pereda nyeri)
b. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrient yang dibutuhkan
3. Ansietas b.d Setelah diberikan asuhan 1. Reduksi Ansietas
Kekhawatiran keperawatan selama 2x24 Observasi
mengalami kegagalan jam diharapkan ansietas a. Identifikasi saat tingkat ansietas
dan Ancaman menurun dengan kriteria berubah (kondisi,waktu,stressor)
terhadap kematian d.d hasil : b. Identifikasi kemampuan mengambil
Merasa khawatir 1. Tingkat Ansietas keputusan
dengan akibat dari a. Verbalisasi c. Monitor tanda-tanda ansietas
kondisi yang kebingungan Terapeutik
dihadapi, Tampak menurun a. Ciptakan suasana terapeutik untuk
gelisah dan tegang, b. Verbalisasi menumbuhkan kepercayaan
Muka tampak pucat, khawatir akibat b. Temani pasien untuk mengurangi
Merasa tidak berdaya. kondisi yang kecemasan
dihadapi menurun c. Pahami situasi yang membuat
c. Perilaku gelisah ansietas dan dengarkan dengan
menurun penuh perhatian
d. Perilaku tegang d. Gunakan pendekatan tenang dan
menurun meyakinkan
e. Pucat menurun e. Motivasi mengidentifikasi situasi
f. Perasaan yang memicu kecemasan
keberdayaan f. Diskusikan perencanaan realitis
membaik tentang peristiwa yang akan dating
Edukasi
a. Jelaskan prosedur, termasuk sensasi
yang mungkin dialami
b. Informasikan secara factual
mengenai diagnosis, pengobatan dan
prognosis
c. Anjurkan melakukan kegiatan yang
tidak kompetitif
d. Anjurkan mengungkapkan perasaan
dan persepsi
e. Latih kegiatan pengalihan untuk
mengurangi ketegangan
f. Latih teknik relaksasi
Kolaborasi
a. Kolaborasi pemberian obat ansietas
4. Ketidakberdayaan b.d Setelah diberikan asuhan 1. Promosi Harapan
Program keperawatan selama 2x24 Observasi
perawatan/pengobatan jam diharapkan a. Identifikasi harapan pasien dan
yang kompleks keberdayaan meningkat keluarga dalam pencapaian hidup
(jangka panjang) d.d dengan kriteria hasil : Terapeutik
Menyatakan tidak 1. Keberdayaan a. Sadarkan bahwa kondisi yang
mampu melaksanakan a. Pernyataan mampu dialami memiliki nilai penting
aktifitas sebelumnya, melaksanakan b. Pandu mengingat Kembali
Bergantung pada aktifitas meningkat kenangan yang menyenangkan
orang lain. b. Ketergantungan c. Libatkan pasien secara aktif dalam
pada orang lain perawatan
menurun d. Kembangkan rencana perawatan
yang melibatkan tingkat pencapaian
tujuan sederhana sampai denga
kompleks
e. Ciptakan lingkungan yang
memudahkan mempraktikan
kebutuhan spiritual
Edukasi
a. Anjurkan mengungkapkan perasaan
terhadap kondisi dengan realistis
b. Anjurkan mempertahankan
hubungan terapeutik dengan orang
lain
c. Latih menyusun tujuan yang sesuai
dengan harapan
d. Latih cara mengembangkan
spiritual diri
e. Latih cara mengenang dan
menikmati masa lalu
(Prestasi/Pengalaman)
5. Defisit Perawatan Setelah diberikan asuhan 1. Dukungan Perawatan Diri
Diri b.d Kelemahan keperawatan selama 2x24 Observasi
d.d Tidak mampu jam diharapkan perawatan a. Identifikasi kebiasaan aktifitas
mandi/mengenakan diri meningkat dengan perawatan diri sesuai usia
pakaian/makan/ke kriteria hasil : b. Monitor tingkat kemandirian
toilet/berhias secara 1. Perawatan Diri c. Identifikasi kebutuhan alat bantu
mandiri. a. Kemampuan mandi kebersihan diri,berpakaian,berhias
meningkat dan makan
b. Kemampuan Terapeutik
mengenakan pakaian a. Sediakan lingkungan yang terapeutik
meningkat (privasi,rileks)
c. Kemampuan makan b. Siapkan keperluan pribadi (alat
meningkat mandi,parfum)
d. Kemampuan ke c. Dampingi dalam melakukan
toilet (BAB/BAK) perawatan diri sampai mandiri
meningkat d. Fasilitasi kemandirian, bantu jika
e. Verbalisasi tidak mampu melakukan perawatan
keinginan diri
melakukan e. Jadwalkan rutinitas perawatan diri
perawatan diri Edukasi
meningkat a. Anjurkan melakukan perawatan diri
f. Minat melakukan secara konsisten sesuai kemampuan
perawatan diri
meningkat

6. Gangguan Pola Tidur Setelah diberikan asuhan 1. Gangguan Pola Tidur


b.d Tidak familiar keperawatan selama 2x24 Observasi
dengan peralatan tidur jam diharapkan pola tidur a. Identifikasi pola aktifitas dan tidur
d.d Mengeluh sulit membaik dengan kriteria b. Identifikasi factor pengganggu tidur
tidur, sering terjaga, hasil : c. Identifikasi makanan dan minuman
tidak puas tidur, pola 1. Pola tidur yang mengganggu tidur
tidur berubah, a. Keluhan sulit tidur d. Identifikasi obat tidur yang
istirahat tidak cukup, menurun dikonsumsi
kemampuan b. Keluhan sering Terapeutik
beraktifitas menurun. terjaga menurun a. Modifikasi lingkungan
c. Keluhan tidak puas (pencahayaan,kebisingan,suhu,tempat
tidur menurun tidur)
d. Kelugan pola tidur b. Fasilitasi menghilangkan stress
berubah menurun sebelum tidur
e. Keluhan istirahat c. Tetapkan jadwal tidur rutin
tidak cukup d. Lakukan prosedur untuk
menurun meningkatkan kenyamanan
f. Kemampuan e. Sesuaikan jadwal pemberian obat dan
beraktifitas Tindakan untuk menunjang siklus
meningkat tidur terjaga
Edukasi
a. Jelaskan pentingnya tidur cukup
selama sakit
b. Anjurkan menepati kebiasaan waktu
tidur
c. Anjurkan menghindari
makanan/minuman yang meganggu
tidur
d. Anjurkan penggunaan obat tidur yang
tidak mengandung supresor terhadap
tidur REM
e. Ajarkan faktor-faktor yang
berkontribusi terhadap gangguan pola
tidur
f. Ajarkan relaksasi otot autogenic atau
cara non farmakologi lainnya

Anda mungkin juga menyukai