Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH KEPERAWATAN ANAK

KONSEP NEONATUS ESENSIAL DAN MELAKUKAN STIMULUS

DOSEN PEMBIMBING:
Qori’ila Saidah,Mkep.,Ns.,Sp.,Kep.,An.

Disusun Oleh :

PROGRAM STUDI DIII-KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH
SURABAYA
TAHUN AJARAN 2019/2020
2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Keperawatan
Anak dengan judul “Konsep Neonatus Esensial dan Melakukan Stimulus” dengan
tepat waktu.

Tak lupa penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada berbagai pihak


yang telah membantu dalam penulisan makalah ini sehingga dapat terselesaikan
tepat pada waktunya. Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di
dalamnya. Untuk itu penulis mengharapkan kritik serta saran untuk makalah ini
agar menjadi makalah yang lebih baik lagi. Akhir kata penulis berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Surabaya, 01 Desember 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG......................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH.................................................................................1
1.3 TUJUAN..........................................................................................................1
1.3.1 TUJUAN UMUM...................................................................................1
1.3.2 TUJUAN KHUSUS...............................................................................1
1.4 MANFAAT......................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 PENGERTIAN NEONATUS..........................................................................3
2.2 CIRI NEONATUS...........................................................................................4
2.3 PENAMPILAN BAYI BARU LAHIR............................................................4
2.4 PERIODE BAYI BARU LAHIR (NEONATAL)............................................6
2.5 KLASIFIKASI NEONATUS...........................................................................6
BAB III PEMBAHASAN
3.1 MEMPERTAHANKAN STATUS PERNAPASAN PADA BAYI BARU
LAHIR ...................................................................................................................8
3.1.1 PENGERTIAN.......................................................................................8
3.1.2 PROSES PERNAPASAN PERTAMA..................................................8
3.2 PENCEGAHAN INFEKSI PADA BAYI........................................................9
3.3 MEMPERTAHANKAN KECUKUPAN NUTRISI PADA BAYI...............10
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan.....................................................................................................13
4.2 Saran...............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
 Neonatus merupakan bayi yang berusia antara 0 sampai 1 bulan
(28 hari). Walaupun sebagian proses persalinan terfokus pada ibu tetapi
karena proses tersebut merupakan proses pengeluaran hasil kehamilan
(bayi), maka penatalaksanaan suatu persalinan dikatakan berhasil apabila
selain ibunya, bayi yang dilahirkan juga berada dalam kondisi yang
optimal
Memberikan pertolongan dengan segera, aman dan bersih
adalah bagian esensial dan asuhan bayi baru lahir. Sebagian besar (85% -
90%) persalinan adalah normal, tetapi gangguan dalam kehamilan dan
proses persalinan dapat mempengaruhi kesehatan batu – bayi yang baru
dilahirkan. Sebagian besar kesakitan dan kematian bayi baru lahir
disebabkan oleh asfiksia, hipotermi dana tau infeksi. Kesakitan dan
kematian bayi baru lahir dapat dicegah bila asfiksia segera dikenali dan
tatalaksana secara adekuat, dibarengi pula dengan pencegahan hipotermi
dan infeksi.

1.2. RUMUSAN MASLAH


Bagaimana konsep neonatus esensial dan melakukan stimulus ?

1.3. TUJUAN
1.3.1. TUJUAN UMUM
Untuk mengetahui konsep neonatus esensial dan melakukan stimulus
1.3.2. TUJUAN KHUSUS
1. Untuk mengetahui bagaimana cara mempertahankan status pernapasan
pada bayi baru lahir
2. Untuk mengetahui bagaimana pencegahan infeksi pada bayi
3. Untuk mengetahui bagaimana mempertahankan kecukupan nutrisi pada
bayi

1
1.4. MANFAAT
Manfaat pembuatan makalah ini, sebagai bahan refrensi masyarakat yang baru
memiliki anak dan sebagai refrensi mahasiswa keperawatan khususnya pada
praktik keperawatan anak

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. PENGERTIAN NEONATUS


Neonatus (bayi baru lahir) normal adalah bayi yang baru lahir
sampai usia empat minggu lahir biasanya dengan usia gesti 37 – 42
minggu. Bayi baru lahir melalui jalan lahir dengan presentasi kepala secara
spontan tanpa gangguan, menangis kuat, napas secara spontan dan
teraturm berat badan antara 2500 – 4000 gram dan panjangnya 14 – 20
inci (35,6 – 50,8 cm, walaupun bayi baru lahir pra masa adalah lebih
kecil). Kepala bayi baru lahir itu amat besar di banding bagian – bagian
badan yang lain. Sedangkan tengkorak manusia dewasa adalah kurang
lebih 1/8 dari panjang badan. Ketika dilahirkan, tengkorak bayi baru lahir
masih belum sempurna menjadi tulang. Sedangkan bayi baru lahir
mempunyai bulu halus yang dinamakan lunugo, khususnya dibelakang
bahu dan dahi bayi pra masa lunugo hilang dengan sendirinya dalam masa
beberapa minggu.

Neonatus perlu menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterine ke


kehidupan ekstrauterine. Tiga faktor yang mempengaruhi perubahan
fungsi ini yaitu maturase, adaptasi dan toleransi. Maturasi mempersiapkan
fetus untuk t ransisi dari kehidupan intrauterine ke kehidupan
ekstrauterine dan ini berhubungan lebih erat dengan masa gestasi
dibandingkan dengan berat badan lahir. Adaptasi diperlukan oleh neonatus
untuk dapat tetap hidup dalam lingkungan baru yang dibandingkan dengan
lingkungan selama menjadi fetus, kurang menyenangkan. Toleransi yakni
kemampuan tubuh bertahan terhadp kondisi – kondisi abnormal seperti
hipoksia, hipoglikemia, dan perubahan pH yang dramatis dimana fatal
bagi orang dewasa tetapi tidak bagi bayi. Toleransi dan adaptasi
berbanding terbalik bila dibandingkan dengan maturase. Makin matur
neonatus, makin baik adaptasinya tetapi makin kurang toleransinya.

3
2.2. CIRI NEONATUS
Adapun ciri – ciri dari bayi baru lahir normal menurut Depkes RI yaitu :
a. Berat badan 2500 – 4000 gram
b. Panjang badan 35,6 – 50,8 cm
c. Lingkar dada 30 – 38 cm
d. Lingkar kepala 33 – 35 cm
e. Frekuensi jantung 120 – 160 x/menit
f. Pernapasan 40 – 60 x/menit
g. Kulit kemerah – merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup
h. Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna
i. Kuku agak panjang lemas
j. Genetalia
- Perempuan (lania mayora sudah menutupi labia minora)
- Laki – laki (testis sudah turun, skrotum sudah ada)
k. Reflek hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik
l. Reflek morrow atau gerakan memeluk bila dikagetkan sudah baik
m. Reflek menggenggam sudah baik
n. Eliminasi baik mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama
(mekonium berwarn hitam kecoklatan).
o. Nilai APGAR > 7

2.3. PENAMPILAN BAYI BARU LAHIR


a. Kesadaran dan reaksi terhadap sekeliling
Perlu dikurangi rangsangan terhadap reaksi rayuan, rangsangan sakit
atau suara keras yang mengajarkan atau suara mainan.
b. Keaktifan bayi
Bayi normal melakukan gerakan – gerakan yang simetris pada waktu
bangun, adanya tremor bibir, kaki dan tangan pada waktu menangis
adalah normal
c. Simetris

4
Apakah secara keseluruhan badan seimbang, kepala terlihat simetris,
benjolan seperti tumor yang lunak dibelakang atau yang menyebabkan
kepala tampak lebih panjang ini disebabkan akibat proses kelahiran.
d. Muka wajah
Bayi tampak ekspresi, mata perhatikan antara kesimetrisan antara mata
kanan dan mata kiri, perhatikan tanda – tanda perdarahan berupa
bercak merah yang akan menghilang dalam waktu 2minggu
e. Mulut
Penampilan harus simetris, mulut tidak mecucu seperti mulut ikan,
tidak ada tanda kebiruan pada mulut bayi, saliva tidak terdapat pada
bayi normal, tidak terdapat secret yang berlebihan
f. Leher, dada, abdomen
Melihat adanya cedera akibat persalinan, perhatikan ada tidaknya
kelainan pada pernapasan bayi karena bayi biasany masih ada
pernapasan perut
g. Punggung
Adanya benjolan atau tumor atau tulang punggung dengan lekukan
yang kurang sempurna, bahu, tangan, sendi, tungkai perlu diperhatikan
bentuk gerakannya
h. Kulit dan kuku
Dalam keadaan normal kulit berwarna kemerahan, kadang – kadang
didapatkn kulit yang mengelupasringan, pengelupasan yang berlebihan
diperkirakan kemungkinan adanya kelainan
i. Kelancaran menghisap dan pencernaan
Harus diperhatikan tinja dan kemih, diharapkan keluar dari dalam 24
jam pertama. Waspada bila terjadi perut yang tiba – tiba membesar,
tanpa keluarnya tinja disertai muntah dan mungkin dengan kulit
kebiruan
j. Refleks
Suatu gerakan yang terjadi secara otomatis dan spontan tanpa disadari
Pada bayi normal, reflek pada bayi antara lain :

5
- Tonik neek reflek : gerakan spontan otot kuduk pada bayi normal,
bila ditengkurapkan akan secaraspontan memiringkan kepala
- Rooting reflek : bila jarinya menyentuh daerah atau sekitar mulut
maka ia akan membuka mulutnya dan memiringkan kepalanya
- Grasping reflek : bila jari kita menyentuh telapak tangan bayi maka
jari – jarinya akan langsung menggenggam kuat
- Stupping reflek : reflek kaki secara spontan apabila diangkat tegak
dan kakinya satu persatu disentuhkan pada satu dasar maka nayi
seolah – olah berjalan
- Suckling reflek (menghisap) : aerola putting susu tertekan gusi
bayi, lidah dan langit – langit sehingga sinus lakiferus tertekan dan
memancarkan ASI
- Swallowing reflek (menelan) : dimana ASI dimulut bayi mendesak
otot didaerah mulut dan faring sehingga mengaktifkan reflek
menelan.
k. Berat badan
Sebaiknya setiap hari dipantau penurunan berat badan lebih dari 5%
berat badan waktu lahir, menunjukkan kekurangan cairan.

2.4. PERIODE BAYI BARU LAHIR (NEONATAL)


1. Periode partunate, dimana masaini dimulai dari saat kelahiran sampai 15
dan 30 menit setelah kelahiran
2. Periode neonatal, dimana masaini dari pemotongan dan pengikatan tali
pusar sampai sekitar akhir minggu kedua dari kehidupan pascamatur

2.5. KLASIFIKASI NEONATUS


Klasifikasi neonatus menurut Marni (2015) :
- Neonatus menurut masa gestinya
1. Kurang bulan (preterm infant) : <259 hari (37 minggu)
2. Cukup bulan (term infant) : 259 – 294 hari (37 – 42 minggu)
3. Lebih bulan (postterm infant) : > 294 hari (42 minggu)
- Neonatus menurut berat lahir :

6
1. Berat lahir rendah : < 2500 gram
2. Berat lahir cukup : 2500 – 4000 gram
3. Berat lahir lebih : > 4000 gram
- Neonatus menurut berat lahir terhadap masa gestasi (masa gestasi dan
ukuran berat lahir yang sesuai untuk masa kehamilan
1. Neonatus cukup / kurang / lebih bulan
2. Sesuai / kecil / besar ukuran masa kehamilan

7
BAB III

PEMBAHASAN

3.1. MEMPERTAHANKAN STATUS PERNAPASAN PADA


BAYI BARU LAHIR

3.1.1. PENGERTIAN
Sistem pernafasan adalah sistem paling tertantang ketika
perubahan dari lingkungan intra uteri ke lingkungan eksra uterin. Organ
yang bertanggung jawab untuk oksigenasi janin sebelum bayi lahir adalah
plasenta janin mengembangkan otot-ototyang diperlukan untuk bernafas
dan menunjukkan gerakan bernafas sepanjang TM II dan TM III cairan
yang mengisi mulut dan trachea keluar sebagian dan udara mulai mengisi
saluran trachea.

Pernafasan pertama pada bayi baru lahir normal terjadi dalam


waktu 30 Menit pertama sesudah bayi lahir. Usaha bayi pertama kali untuk
mempertahankan tekanan alveoli, selain adanya surfaktan yang dengan
menarik nafas dan mengeluarkan nafas dengan merintih sehingga udara
tertahan di dalam. Respirasi pada neonatus biasanya pernafasan dengan
diafragmatik dan abdominal, sedangkan frekuensi dan dalamnya belum
teratur.Apabila surfaktan berkurang maka alveoli akan kolaps dan paru-
paru kaku sehingga terjadi atelektasis. Dalamkeadaan anoksia neonatus
masih dapat mempertahankan hidupnya karena adanya kelanjutan
metabolisme anaerob.

3.1.2. PROSES PERNAFASAN PERTAMA


Nafas aktif pertama merangkai peristiwa-peristiwa tanpa gangguan
yang membantu sirkulasi perubahan janin menjadi sirkulasi dewasa,
mengosongkan paru dan caira menetapkan volume paru neonatus dan
karakteristik fungsi paru pada bayi baru lahir, dan mengurangi tekanan
arteri pulmonalis. Ketika kepala dilahirkan, lendir keluar dari hidung dan

8
mulut, banyak bayi baru lahir mega-megap dan bahkan menangis saat itu,
oleh karena itu pengisapan mulut dan hidung dengan sebuah suction dari
karet tidak diperlukan. Alat penghisap baru digunakan apabila usaha nafas
bayi baru lahir ber kurang atau ketika mekonium perlu dibersihkan dari
jalan nafas. Stimulasi fisik yang perlu dilakukan untuk membantu proses
pernafasan awal adalah dengan melakukan rangsangan taktil, seperti
mengusap punggung bayi, mengeringkan badan bayi dan menjentikkan
dengan lembut telapak kaki bayi. Jangan lakukan stimulasi fisik yang
berlebihan pada bayi baru lahir.

3.2. PENCEGAHAN INFEKSI PADA BAYI


Pencegahan Infeksi merupakanpenatalaksanaan awal yang harus
dilakukan pada bayi baru lahir karena bayi baru lahir sangat rentan
terhadap infeksi. Pada saat penanganan bayi baru lahir, pastikan penolong
untuk melakukan tindakan pencegahan infeksi.
Tindakan-tindakan pencegahan infeksi bayi baru lahir sbb.
1. Mencuci tangan secara seksama sebelum dan sesudah melakukan
kontak dengan bayi
2. Memakai sarung tangan bersih saat melayani bayi yang belum
dimandikan
3. Memastikan semua peralatan telah disterilkan
4. Memastikan semua perlenkapan bayi dalam keadaan bersih,
5. Memastikan semua alat-alat yang bersentuhan dengan bayi dalam
keadaan bersih,
6. Menganjurkan ibu menjaga kebersihan diri, terutama payu dara,
7. Membersihkan muka, pantat,dan tali pusat bayi dengan air bersih
hangat dan sabun setiap hari,
8. Menjaga bayi dari orang-orang yang menderita infeksi.
Upaya lain untuk mencegah infeksi sbb.
1. Pencegahan infeksi pada tali pusat
Upaya dilakukan dengan cara merawat tali pusat agar luka tersebut
tetap bersih. Dilarang membubuhkan atau mengoleskan ramuan, abu

9
dapur, dan sebagainya pada luka tali pusat sebab akan menyebabkan
infeksi, tetanus, dan kematian. Tanda infeksi tali pusat yang harus di
waspadai antara lain : kulit disekitar tali pusat berwarna kemerahan,
ada pus/nanah dan berbau busuk.
2. Pencegahan infeksi pada kulit
Beberapa cara yang diketahui dapat mencegah terjadinya infeksi
pada kulit bayi baru lahir adalah meletakkan bayi di dada ibu, agar
terjadi kontak kulit langsung antara ibu dan bayi, sehingga
menyebabkan terjadinya kolonisasi mikroorganisme ibu yang
cenderung bersifat patogen, serta adanya zat antibodi bayi yang sudah
terbentuk dan terkandung dalam ASI.
3. Pencegahan infeksi pada mata bayi baru lahir
Cara mencegah infeksi pada mata bayi baru lahir adalah dengan
memberikan salep mata atau obat tetes mata dalam waktu 1 jam setelah
bayi lahir untuk mencegah oftalmia neonatorium, biarkan obat pada
mata bayi dan obat yang ada disekitarnya jangan dibersihkan,
keterlambatan memberikan salep mata pada bayi baru lahir merpakan
seringnya kegagalan upaya pencegahan infeksi pada mata
4. Imunisasi
Pada daerah risiko tinggi infeksi TBC , Imunisasi BCG harus
segera di berikan pada bayi segera setelah bayi lahir, pemberian dosis
pertama tetesan polio dianjurkan pada umur2 minggu, maksud
pemberian imunisasi polio secara dini adalah untuk meningkatkan
perlindungan awal, imunisasi hepatitis B sudah merupakan program
nasional meskipun pemberiannya secara bertahap.

3.3. MEMPERTAHANKAN KECUKUPAN NUTRISI PADA BAYI


Rencana asuhan untuk memenuhi kebutuhan minum dan makan
bayi adalah dengan membantu bayi mulai menyusu melalui pemberian
ASI ekslusif. Prinsip umum menyusui secara dini dan ekslusif adalah
sebagai berikut:
a. Bayi harus disusui sesegera mungkin setelah lahir (terutama

10
dalam 1 jam pertama) dan melanjutkannya selama 6 bulan
pertama kehidupan.
b. Kolostrum harus diberikan, tidak boleh dibuang
c. Bayi harus diberi ASI ekslusif selama 6 bulan pertama. Artinya
tidak boleh memberi makanan apapun pada bayi selain ASI
selama masa tersebut.
d. Bayi harus disusui kapan saja ia mau, siang atau malam (on demand)
yang akan meransang payudara memproduksi ASI secara adekuat.
e. Untuk mendapatkan ASI dalam jumlah cukup, seorang ibu perlu
menjaga kesehatannya sebaik mungkin. Ia perlu minum dalam jumlah
cukup, makan makanan bergizi, dan istirahat yang cukup. Oleh sebab
itu, perawat harus mengingatkan hal ini pada ibu.

Jumlah rata-rata makanan seorang bayi cukup bulan selama 2


minggu pertama sebanyak 30-60 ml setiap 2-3 jam. Selama 2 minggu
pertama, bayi baru lahir hendaknya dibangunkan untuk makan paling
tidak setiap 4 jam. Sesudah itu, jika bayu sudah bertambah berat
badannya, bayi boleh tidur dalam periode yang lebih lama (terutama
malam hari). Untuk meyakinkan bahwa bayimendapat cukup makanan,
ibu harus mengamati dan mencatat secerapa sering bayi berkemih.
Berkemih paling sedikit 6 kali selama 2-7 hari setelah lahir, ini
menunjukkan asupan cairannya adekuat.
Situasi tertentu yang mempengaruhi proses menyusui:
1) Bayi kembar
Proses dan teknikmenyusui bayi kembar sama dengan menyusui
bayi tunggal. Untuk mendapat ASI yang cukup untuk bayi
kembarnya, ibu harus minum dalam jumlah yang cukup, makan
makanan bergizi, dan istirahat yang cukup. Semakin sering ibu
menyusui, semakin banyak susu yang diproduksi.
1) Ibu yang bekerja jauh dari rumah atau bayi yang tidak dapat minum
seluruh ASI
Jika ibu bekerja jauh dari rumah dan tidak dapat membawa

11
bayinya, payudara ibu akanmenjadi penuh dan akan memproduksi
ASI dalam jumlah sedikit. Untuk menjaga agar payudara tetap

memproduksi ASI dalam jumlah yang cukup, ibu dapat mencoba


dengan mengeluarkan susunya selama satu hari.
2) Situasi ketika ibu tidak dapat menyusui bayinya
o Jika ibu menderita penyakit yang serius atau dalam keadaan
dehidrasi sebab menyusui dapat memperburuk kesehatan ibu.
o Jika ibu menderita AIDS atau infeksi HIV, penyakit ini dapat
ditularkan melaluiASI.
Dalam keadaan ini, ibu sebaiknya mendapat bantuan untuk mencari
alternative lain dalam memberi makan pada anaknya.
Memulai pemberian ASI dengan langkah permulaan baik
a. Satukan bayi baru lahir dengan ibunya segera setelah lahir
b. Bantu ibu memberikan ASI pertama
c. Bayi hendaknya tidur di samping ibu, pada tempat tidur yang sama
d. Beri bayi makan sesering mungkin
e. Beri hanya kolostrum dan ASI
f. Hindari penggunaan botol
g. Posisi bayi yang benar pada puting susu ibu sewaktu menyusui
akan membantu keberhasilan pemberian ASI.

12
BAB IV

PENUTUP
4..1. KESIMPULAN
Bayi hingga usia kurang dari satu bulan merupakan golongan umur
yang paling rentan atau memiliki risiko gangguan kesehatan paling tinggi.
Upaya kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi risiko tersebut antara
lain dengan melakukan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan
dan pelayanan kepada neonatus (0-28 hari). Dalam pelayanan kesehatan
neonatus, petugas selain melakukan pemeriksaan kesehatan bayi juga
memberikan konseling perawatan bayi kepada ibu.

4..2. SARAN
Pelayanan KIA harus lebih dikembangkan lagi karena keperawatan
anak akan sangatlah penting bagi tumbuh kembang bayi dan tak hanya
bayi, bangsa dan negara pun membutuhkan penerus yang memumpuni
secara tumbuh kembangnya.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.com/amp/s/www.kompasiana.com/amp/tando/konsep-asuhan-
neonatus-bayi-dan-anak-balita_551adfd2a33311c320b65a89 (di akses tanggal 01
desember 2020 jam 20.00)

https://www.academia.edu/8744990/Makalah_kebutuhan_Gizi_Bayi_dan_Balita(
di akses tanggal 01 desember 2020 jam 21.00)

https://www.academia.edu/8744990/Makalah_kebutuhan_Gizi_Bayi_dan_Balita(
di akses tanggal 01 desember 2020 jam 23.00)

14

Anda mungkin juga menyukai