MENASER N (A111141507)
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2019
i
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah tentang “MIGRASI DAN TRANSMIGRASI”
Makalah ini telah kami susun secara maksimal dengan saling berkordinasi dan
kerjasama kelompok sehingga memudahkan dalam penyusunannya. Kami juga
mengambil beberapa sumber sehingga memperkaya informasi yang diperoleh.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR ......................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI .....................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG .............................................................................................................. 1
B. RUMUSAN MASALAH ........................................................................................................ 1
C. TUJUAN PENULISAN .......................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................................... 3
A. Teori migrasi ...................................................................................................................... 3
B. Bentuk-bentuk mobilitas penduduk.................................................................................. 6
C. Pola migrasi desa-kota ...................................................................................................... 7
D. Transmigrasi ...................................................................................................................... 7
BAB III PENUTUP.......................................................................................................................... 11
A. KESIMPULAN ................................................................................................................... 11
B. SARAN-SARAN ................................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................ 12
iii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Migrasi merupakan salah satu kekuatan sejarah yang telah membentuk dunia.
Keterkaitannya selalu menjadi bagian dari perilaku umat manusia dan setua dengan
sejarah fenomena itu sendiri. Tidak diragukan lagi bahwa orang selalu "bermigrasi"
yang dalam arti luas yaitu berpindah dari satu pemukiman ke yang lain, dari desa ke
desa, dan dari kota ke kota1, dan hal itu akan menjadi suatu kesalahan untuk
mengasumsikan bahwa migrasi yang terjadi seperti sekarang ini adalah sama seperti di
masa lalu.
Perpindahan penduduk secara massal dimulai pada zaman prasejarah. Perubahan
iklim yang terus menerus berubah telah mendorong manusia untuk bertahan hidup ke
daerah lain yang menurut mereka aman untuk dijadikan tempat tinggal. Di wilayah baru
tersebut, mereka berkolonialisasi dengan membangun tempat tempat seperti perumahan,
area perdagangan, lahan pertanian, dan lain-lain sehingga wilayah tersebut menjadi
berkembang dan maju. Akibatnya, kebutuhan akan tenaga kerja manusia meningkat dan
berdampak negatif dengan kemunculan perdagangan buruh lintas negara di abad ke-16.
Perkembangan manusia yang begitu cepat dan pesat, menjadikan munculnya
teknologi baru dalam dunia perindustrian yang kemudian disebut dengan revolusi
industri. Mekanisme alat-alat produksi yang serba canggih dan otomatis menjadikan
berubahnya pola kerja dari tenaga manusia menjadi tenaga mesin. Hal inilah yang
membuat banyaknya buruh yang diberhentikan dan berdampak sosial dalam kehidupan
sehari-hari mereka. Inggris merupakan salah satu Negara pertama yang merasakan
dampak dari revolusi industri. Tercatat sekitar 17 juta orang meninggalkan Eropa untuk
bermigrasi ke wilayah baru diantara tahun 1846 dan 1890.
Faktor lainnya yang mendorong perpindahan penduduk secara massal yakni
dikarenakan oleh pertikaian-pertikaian atau konflik yang terjadi dalam suatu negara atau
antara negara satu dengan negara lainnya. Kecemasan, ketakutan, serta penderitaan
akibat konflik membuat mereka berkeinginan untuk mencari perlindungan di negara-
negara lain. Sebagai contoh, selama perang dunia I dan II berlangsung, berjuta-juta
manusia terpaksa harus meninggalkan negaranya demi kelangsungan hidup mereka.
Akibat perubahan pola hidup manusia yang terus menerus berkembang dari
zaman ke zaman, ternyata faktor pendorong migrasi juga turut berubah. Diawali dengan
faktor iklim yang kemudian berubah menjadi faktor ekonomi atau konflik bersenjata
menyebabkan adanya perbedaan pengertian antara migran dan pengungsi. Migran atau
dapat disebut sebagai pelaku migrasi adalah seseorang yang secara sukarela atau dengan
alasan tertentu berpindah dari negara asalnya ke negara lain dengan maksud menetap di
wilayah negara tersebut.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana teori migrasi?
2. Bagaimana bentuk-bentuk mobilitas penduduk?
3. Bagaimana pola migrasi desa-kota?
4. Apakah yang disebut transmigrasi?
1
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui teori migrasi.
2. Untuk mengetahui bentuk-bentuk mobilitas penduduk.
3. Untuk mengetahui pola migrasi desa-kota.
4. Untuk mengetahui transmigrasi.
2
BAB II PEMBAHASAN
A. Teori migrasi
1. Teori Migrasi Menurut Everett S. Lee
Menurut Everett S. Lee (Mantra, 2015), volume migrasi di suatu wilayah
berkembangsesuai dengan tingkat keragaman daerah-daerah di wilayah tersebut. Daerah
asal dan di daerah tujuan, menurut lee, terdapat faktor-faktor yang disebut sebagai:
a) Faktor positif (+) yaitu faktor yang memberikan nilai keuntungan bila bertempat
tinggal di tempat tersebut.
b) Faktor negatif (-) yaitu faktor yang memberikan nilai negatif atau merugikan bila
tinggal di tempat tersebut sehingga seseorang merasa perlu untuk pindah ke tempat
lain.
c) Faktor netral (0) yaitu yang tidak berpengaruh terhadap keinginan seorang individu
untuk tetap tinggal di tempat asal atau pindah ke tempat lain.
Selain ketiga faktor diatas terdapat faktor rintangan antara. Rintangan Antara
adalah hal-hal yang cukup berpengaruh terhadap besar kecilnya arus mobilitas
penduduk. Rintangan Antara dapat berupa : ongkos pindah, topografi wilayah asal
dengan daerah tujuan atau sarana transportasi. Faktor yang tidak kalah penting yang
mempengaruhi mobilitas penduduk adalah faktor individu, karena faktor individu pula
yang dapat menilai positif atau negatifkah suatu daerah dan memutuskan untuk pindah
atau bertahan di tempat asal.
Menurut Everett S. Lee (Mantra, 2015) arus migrasi dipengaruhi oleh 4 faktor, yaitu :
a. Faktor individu.
b. Faktor-faktor yang terdapat di daerah asal, seperti : keterbatasan kepemilikan lahan,
upah di desa rendah, waktu luang (Time lag) antara masa tanam dan masa panen,
sempitnya lapangan pekerjaan di desa, terbatasnya jenis pekerjaan di desa.
c. Faktor di daerah tujuan, seperti : tingkat upah yang tinggi, luasnya lapangan
pekerjaan yang beraneka ragam.
3
d. Rintangan antara daerah asal dengan daerah tujuan, seperti : sarana transportasi,
topografi desa ke kota dan jarak desa kota.
4
d. Informasi negatif dari daerah tujuan akan mengurangi niat penduduk untuk
bermigrasi.
e. Pengaruh kota semakin tinggi terhadap seseorang, tingkat mobilitasnya semakin
tinggi.
f. Semakin tinggi pendapatan seseorang, semakin tinggi frekuensi mobilitasnya.
g. Arah dan arus migrasi penduduk menuju ke arah asal datangnya informasi. Jadi
para migran cenderung memilih daerah tempat teman atau sanak saudara yang
bertempat tinggal di daerah tujuan.
h. Pola migrasi bagi seseorang maupun sekelompok orang sulit untuk diperkirakan,
karena banyak dipengaruhi oleh kejadian yang mendadak seperti bencana alam,
peperangan, epidemi penyakit.
i. Penduduk yang masih muda dan belum menikah lebih banyak melakukan mobilitas
dibandingan mereka yang berstatus kawin.
j. Penduduk yang berpendidikan lebih rendah biasanya lebih sedikit melaksanakan
mobilitas daripada penduduk yang berpendidikan tinggi.
5
B. Bentuk-bentuk mobilitas penduduk
Menurut Mantra (2012) menjelaskan bahwa migrasi penduduk dapat
dibedakanmenjadi dua, yaitu :
1. Migrasi penduduk vertikal, yang sering disebut dengan perubahan status.Contohnya
adalah perubahan status pekerjaan, dimana seseorang semula bekerja dalam sektor
pertanian sekarang bekerja dalam sektor non-pertanian.
2. Migrasi penduduk horisontal, yaitu migrasi penduduk geografis, yang merupakan
gerak (movement) penduduk yang melewati batas wilayah menuju wilayah lain
dalam periode waktu tertentu.
3. Selanjutnya Mantra (2012) menjelaskan bila dilihat dari ada tidaknya niatan untuk
menetap di daerah tujuan, migrasi penduduk dapat pula dibagi menjadi dua:
a) Migrasi penduduk permanen
Migrasi permanen adalah gerak penduduk yang melintas batas wilayah asal
menuju ke wilayah lain dengan niatan menetap di daerah tujuan.
b) Migrasi penduduk non-permanen
6
C. Pola migrasi desa-kota
Di negara-negara yang sedang berkembang tujuan yang mejadi fokus migran
adalah pada perkotaan atau daerah yang memiliki tingkat perkonomian yang lebih
tinggi. Hal yang sama juga dijelaskan bahwa pola migrasi desa-kota di negara
berkembang termasuk Indonesia menunjukkan adanya konsentrasi pendatang yang
tinggi di kota-kota besar dan dinamis. Sedangkan kota-kota kecil lainnya yang kurang
dinamis seringkali menunjukkan tingkat migrasi netto (selisih migrasi keluar dengan
migrasi masuk) yang rendah. Dengan demikian bahwa migrasi desa-kota tidak hanya
disebabkan oleh faktor dorongan di desa, tetapi juga oleh faktor daya tarik di kota.
Berkenaan dengan hal tersebut, perpindahan tenaga kerja desa-kota tidak selalu berpola
pada pergerakan tenaga kerja di daerah kecil (Kecamatan/Kabupaten) ke daerah besar
(Kota Provinsi/ Ibu Kota). Pola daerah tujuan tenaga kerja tersebut menurut
(Mantra,2000) mempunyai empat kategori, yaitu : urban town,small city, medium-sized
city dan big city. Mantra (2000) mengemukakan bahwa kota-kota kecil atau sedang
merupakan kesempatan (rintangan) antara yang terletak dengan desa pengirim migran
(tenaga kerja) dan kota besar tempat tujuan migran.
D. Transmigrasi
Transmigrasi merupakan suatu aktivitas yang dilakukan manusia yang berupa
sebuah mobilitas atau perpindahan. Istilah transmigrasi merupakan sebutan untuk
perpindahan penduduk dari suatu daerah menuju ke daerah lainnya. Biasanya
transmigrasi ini dilakukan dari daerah yang memiliki penduduk yang padat menuju ke
daerah yang jarang penduduknya, karena di Indonesia biasanya transmigrasi dilakukan
sebagai upaya pemerataan penduduk. Sebagai contoh adalah perpindahan penduduk
dari Pulau Jawa ke Pulau Kalimantan sebagai upaya pengurangan penduduk di Pulau
Jawa dan penambahan penduduk di Pulau Kalimantan.
1. Tujuan Transmigrasi
7
tujuan yang khusus dibalik dengan pelaksanaan program tersebut. Beberapa tujuan yang
melatarbelakangi program atau kegiatan transmigrasi antara lain sebagai berikut:
a. Transmigrasi lokal
b. Transmigrasi swakarya
c. Transmigrasi sektoral
d. Transmigrasi umum
8
Transmigrasi umum merupakan salah satu jenis transmigrasi juga. Transmigrasi
umum merupakan jenis transmigrasi yang dilakukan karena adanya faktor-faktor
pendorong yang berasal dari daerah asal. Misalnya karena sulitnya memperoleh
pekerjaan karena sangat jarang ditemukan lapangan kerja, kemudian karena
lahan sumber daya alam pertanian yang terlalu sempit sehingga membutuhkan
pelebaran, hingga alasan pemerataan jumlah penduduk. Biasanya berbagai faktor
pendorong yang ada di daerah asal ini akan membuat pemerintah mencanangkan
program transmigrasi. Maka dengan adanya transmigrasi umum ini penduduk atau
transmigran bisa berangkat tanpa biaya karena biayanya semua adalah tanggung jawab
dari pemerintah.
e. Transmigrasi keluarga
9
tentunya dicanangkan oleh pemerintah untuk tujuan yang baik, namun sayangnya
banyak orang yang masih tidak menginginkan tansmigrasi, bahkan tidak
menanggapinya dengan serius mengenai program transmigrasi ini.
3. Dampak Transmigrasi
Kita setuju bahwa setiap tindakan yang kita lakukan pasti akan membawa
dampak bagi pelaku tindakan, baik dampak yang baik maupun dampak yang tidak baik.
Tindakan kecil saja bisa menimbulkan berbagai dampak yang cukup mencolok, apalagi
jika tindakan tersebut dilakukan secara massal. Misalnya adalah transmigrasi yang
sedang kita bahas. Transmigrasi merupakan tindakan massal yang dilakukan oleh warga
negara dari satu tempat menuju ke tempat lain. Hal ini tentu akan menimbulkan
berbagai dampak baik maupun kurang baik bagi daerah yang ditinggalkan, daerah yang
dituju maupun bagi para transmigran itu sendiri. Setelah ini kita akan mengetahui apa
saja dampak yang ditimbulkan tersebut.
a. Dampak Positif
Nah itulah beberapa dampak positif dari transmigrasi yang bisa dirasakan oleh
berbagai pihak, baik pelaku, tempat yang dituju, maupun bagi pemerintah.
b. Dampak Negatif
Transmigrasi memerlukan dana yang cukup besar sehingga banyak menghabiskan
keuangan negara.
Terkadang mendorong kecemburuan sosial antara masyarakat setempat dan para
transmigran.
Adanya transmigran yang kurang sungguh-sungguh dapat menyebabkan kegagalan
dalam pelaksanaan transmigrasi sehingga dana yang dikeluarkan menjadi sia-sia.
10
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN-SARAN
11
DAFTAR PUSTAKA
http://www.distransnaker.katingankab.go.id/berita-184-transmigrasi-pengertian-
tujuan-jenis-dan-dampaknya.html (diunduh tanggal 10 oktober 2019)
12