Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH EKONOMI SDM & KETENAGAKERJAAN

“MIGRASI DAN KETENAGAKERJAAN”

OLEH KELOMPOK 10;

MUHAMMAD ALWI (A011171337)

MUH ALDY JABIR (A011171330)

A ARIZ RIF’AT NATSIR (A011171506)

MENASER N (A111141507)

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2019

i
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah tentang “MIGRASI DAN TRANSMIGRASI”

Makalah ini telah kami susun secara maksimal dengan saling berkordinasi dan
kerjasama kelompok sehingga memudahkan dalam penyusunannya. Kami juga
mengambil beberapa sumber sehingga memperkaya informasi yang diperoleh.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang “MIGRASI DAN


TRANSMIGRASI” dapat menambah wawasan dan membawa manfaat bagi para
pembacanya

Makassar, 22 November 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR ......................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI .....................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG .............................................................................................................. 1
B. RUMUSAN MASALAH ........................................................................................................ 1
C. TUJUAN PENULISAN .......................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................................... 3
A. Teori migrasi ...................................................................................................................... 3
B. Bentuk-bentuk mobilitas penduduk.................................................................................. 6
C. Pola migrasi desa-kota ...................................................................................................... 7
D. Transmigrasi ...................................................................................................................... 7
BAB III PENUTUP.......................................................................................................................... 11
A. KESIMPULAN ................................................................................................................... 11
B. SARAN-SARAN ................................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................ 12

iii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Migrasi merupakan salah satu kekuatan sejarah yang telah membentuk dunia.
Keterkaitannya selalu menjadi bagian dari perilaku umat manusia dan setua dengan
sejarah fenomena itu sendiri. Tidak diragukan lagi bahwa orang selalu "bermigrasi"
yang dalam arti luas yaitu berpindah dari satu pemukiman ke yang lain, dari desa ke
desa, dan dari kota ke kota1, dan hal itu akan menjadi suatu kesalahan untuk
mengasumsikan bahwa migrasi yang terjadi seperti sekarang ini adalah sama seperti di
masa lalu.
Perpindahan penduduk secara massal dimulai pada zaman prasejarah. Perubahan
iklim yang terus menerus berubah telah mendorong manusia untuk bertahan hidup ke
daerah lain yang menurut mereka aman untuk dijadikan tempat tinggal. Di wilayah baru
tersebut, mereka berkolonialisasi dengan membangun tempat tempat seperti perumahan,
area perdagangan, lahan pertanian, dan lain-lain sehingga wilayah tersebut menjadi
berkembang dan maju. Akibatnya, kebutuhan akan tenaga kerja manusia meningkat dan
berdampak negatif dengan kemunculan perdagangan buruh lintas negara di abad ke-16.
Perkembangan manusia yang begitu cepat dan pesat, menjadikan munculnya
teknologi baru dalam dunia perindustrian yang kemudian disebut dengan revolusi
industri. Mekanisme alat-alat produksi yang serba canggih dan otomatis menjadikan
berubahnya pola kerja dari tenaga manusia menjadi tenaga mesin. Hal inilah yang
membuat banyaknya buruh yang diberhentikan dan berdampak sosial dalam kehidupan
sehari-hari mereka. Inggris merupakan salah satu Negara pertama yang merasakan
dampak dari revolusi industri. Tercatat sekitar 17 juta orang meninggalkan Eropa untuk
bermigrasi ke wilayah baru diantara tahun 1846 dan 1890.
Faktor lainnya yang mendorong perpindahan penduduk secara massal yakni
dikarenakan oleh pertikaian-pertikaian atau konflik yang terjadi dalam suatu negara atau
antara negara satu dengan negara lainnya. Kecemasan, ketakutan, serta penderitaan
akibat konflik membuat mereka berkeinginan untuk mencari perlindungan di negara-
negara lain. Sebagai contoh, selama perang dunia I dan II berlangsung, berjuta-juta
manusia terpaksa harus meninggalkan negaranya demi kelangsungan hidup mereka.
Akibat perubahan pola hidup manusia yang terus menerus berkembang dari
zaman ke zaman, ternyata faktor pendorong migrasi juga turut berubah. Diawali dengan
faktor iklim yang kemudian berubah menjadi faktor ekonomi atau konflik bersenjata
menyebabkan adanya perbedaan pengertian antara migran dan pengungsi. Migran atau
dapat disebut sebagai pelaku migrasi adalah seseorang yang secara sukarela atau dengan
alasan tertentu berpindah dari negara asalnya ke negara lain dengan maksud menetap di
wilayah negara tersebut.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana teori migrasi?
2. Bagaimana bentuk-bentuk mobilitas penduduk?
3. Bagaimana pola migrasi desa-kota?
4. Apakah yang disebut transmigrasi?

1
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui teori migrasi.
2. Untuk mengetahui bentuk-bentuk mobilitas penduduk.
3. Untuk mengetahui pola migrasi desa-kota.
4. Untuk mengetahui transmigrasi.

2
BAB II PEMBAHASAN

A. Teori migrasi
1. Teori Migrasi Menurut Everett S. Lee
Menurut Everett S. Lee (Mantra, 2015), volume migrasi di suatu wilayah
berkembangsesuai dengan tingkat keragaman daerah-daerah di wilayah tersebut. Daerah
asal dan di daerah tujuan, menurut lee, terdapat faktor-faktor yang disebut sebagai:
a) Faktor positif (+) yaitu faktor yang memberikan nilai keuntungan bila bertempat
tinggal di tempat tersebut.
b) Faktor negatif (-) yaitu faktor yang memberikan nilai negatif atau merugikan bila
tinggal di tempat tersebut sehingga seseorang merasa perlu untuk pindah ke tempat
lain.
c) Faktor netral (0) yaitu yang tidak berpengaruh terhadap keinginan seorang individu
untuk tetap tinggal di tempat asal atau pindah ke tempat lain.

Selain ketiga faktor diatas terdapat faktor rintangan antara. Rintangan Antara
adalah hal-hal yang cukup berpengaruh terhadap besar kecilnya arus mobilitas
penduduk. Rintangan Antara dapat berupa : ongkos pindah, topografi wilayah asal
dengan daerah tujuan atau sarana transportasi. Faktor yang tidak kalah penting yang
mempengaruhi mobilitas penduduk adalah faktor individu, karena faktor individu pula
yang dapat menilai positif atau negatifkah suatu daerah dan memutuskan untuk pindah
atau bertahan di tempat asal.

Menurut Everett S. Lee (Mantra, 2015) arus migrasi dipengaruhi oleh 4 faktor, yaitu :
a. Faktor individu.
b. Faktor-faktor yang terdapat di daerah asal, seperti : keterbatasan kepemilikan lahan,
upah di desa rendah, waktu luang (Time lag) antara masa tanam dan masa panen,
sempitnya lapangan pekerjaan di desa, terbatasnya jenis pekerjaan di desa.
c. Faktor di daerah tujuan, seperti : tingkat upah yang tinggi, luasnya lapangan
pekerjaan yang beraneka ragam.

3
d. Rintangan antara daerah asal dengan daerah tujuan, seperti : sarana transportasi,
topografi desa ke kota dan jarak desa kota.

2. Teori Migrasi Menurut Todaro


Model todaro merumuskan bahwa migrasi berkembang karena perbedaan antar
pendapatan yang diharapkan dan yang terjadi di pedesaan dan di perkotaan. Anggapan
yang mendasar adalah bahwa para migran tersebut memperhatikan berbagai kesempatan
kerja yang tersedia bagi mereka dan memilih salah satu yang bisa memaksimumkan
manfaat yang mereka harapkan dari bermigrasi tersebut. Manfaat-manfaat yang
diharapakan dietntukan oleh perbedaan-perbedaan nyata antara kerja di desa dan di kota
serta kemungkinan migrasi tersebut untuk mendapatkan kerja di kota.
Model migrasi Todaro (2003) memiliki empat pemikiran dasar sebagai berikut:
a. Proses migrasi dirangsang oleh berbagai pertimbangan ekonomi yang rasional dan
yang langsung berkaitan dengan keuntungan atau manfaat migrasi itu sendiri.
Misalnya pertimbangan manfaat dan biaya terutama sekali secara finansial maupun
psikologis.
b. Keputusan untuk bermigrasi lebih tergantung pada perbedaan pendapatan antara
pedesaan dan perkotaan. Besar kecilnya selisih pendapatan itu sendiri ditentukan
oleh dua variabel pokok, yaitu selisih upah aktual di kota dan di desa, serta besar
atau kecilnya kemungkinan mendapatkan pekerjaan di perkotaan yang menawarkan
tingkat pendapatan sesuai dengan yang diharapkan.
c. Kemungkinan untuk memperoleh pekerjaan di perkotaan berhubungan terbalik
dengan tingkat pengangguran di perkotaan.
d. Migrasi tetap berlangsung walaupun tingginya tingkat pengangguran di perkotaan
sudah cukup tinggi, terutama pada negara-negara dengan jumlah tenaga kerja yang
berlebih.
Pada Dasarnya orang yang melakukan migrasi karena ingin meningkatakan
pendapatan atau faktor ekonomi yang lebih baik dari daerah sebelumnya.

3. Teori Migrasi Menurut E. G Ravenstein

Ravenstein mengungkapkan tentang perilaku migrasi bagaimana orang


cenderung akan memilih jarak terdekat dan menuju pusat-pusat pertumbuhan ekonomi.
Faktor jarak menurut Ravenstein merupakan salah satu faktor utama yang menyebabkan
migrasi penduduk.
Kemudian hal ini juga didukung oleh faktor pendorong dan penarik migrasi
yang diungkapkan oleh Lee (1966) bahwa volume migrasi dipengaruhi oleh kondisi
daerah asal dan tujuan. Ravenstein dalam Mantra (2015) mengemukakan beberapa
perilaku migrasi penduduk, yang dikenal dengan Hukum Ravenstein yaitu :
a. Tempat terdekatcenderung dipilih migran sebagai daerah tujuan.
b. Sulitnya memperoleh pekerjaan di daerah asal merupakan faktor yang paling
dominan yang mempengaruhi seseorang untuk bermigrasi. Dan faktor
kemungkinan untuk memperoleh pekerjaan dan pendapatan yang lebih baik di
daerah tujuan. Daerah tujuan harus memiliki nilai kefaedahan daerah atau wilayah
(place utility) lebih tinggi dibandingkan dengan daerah asal.
c. Berita-berita dari keluarga atau saudara, dan teman yang telah bermigrasi ke daerah
lain merupakan informasi yang sangat penting bagi orang-orang yang ingin
bermigrasi.

4
d. Informasi negatif dari daerah tujuan akan mengurangi niat penduduk untuk
bermigrasi.
e. Pengaruh kota semakin tinggi terhadap seseorang, tingkat mobilitasnya semakin
tinggi.
f. Semakin tinggi pendapatan seseorang, semakin tinggi frekuensi mobilitasnya.
g. Arah dan arus migrasi penduduk menuju ke arah asal datangnya informasi. Jadi
para migran cenderung memilih daerah tempat teman atau sanak saudara yang
bertempat tinggal di daerah tujuan.
h. Pola migrasi bagi seseorang maupun sekelompok orang sulit untuk diperkirakan,
karena banyak dipengaruhi oleh kejadian yang mendadak seperti bencana alam,
peperangan, epidemi penyakit.
i. Penduduk yang masih muda dan belum menikah lebih banyak melakukan mobilitas
dibandingan mereka yang berstatus kawin.
j. Penduduk yang berpendidikan lebih rendah biasanya lebih sedikit melaksanakan
mobilitas daripada penduduk yang berpendidikan tinggi.

4. Teori Migrasi Menurut Arthur Lewis


Teori Arthur Lewis membahas perekonomian menjadi dua sektor yaitu (a) sektor
tradisional (pedesaan yang subsisten) yang ditandai dengan produktivitas tenaga kerja
yang sangat rendah dan (b) sektor modern (industri perkotaan) dimana tenaga kerja dari
sektor subsisten berpindah secara perlahan. Titik perhatian utama model ini adalah
proses perpindahan tenaga kerja dan pertumbuhan tingkat pengerjaan (employment) di
sektor modern (perkotaan) menyebabkan pertumbuhan output di sektor modern.
Kecepatan dua hal (perpindahan tenaga kerja dan pertumbuhan pengerjaan) tergantung
pada tingkat akumulasi modal industri di sektor modern.
Walaupun model pembangunan dua sektor dari Lewis adalah sederhana dan
sesuai dengan pengalaman sejarah pertumbuhan ekonomi di Barat, model ini
mempunyai tiga asumsi pokok yang sangat berbeda dengan kenyataan-kenyataan dari
migrasi dan keterbelakangan yang terjadi di negara sedang berkembang (NSB) saat ini.
Pertama, model ini menganggap bahwa tingkat perpindahan tenaga kerja dan
tingkat perpindahan tenaga kerja dan tingkat penciptaan kesempatan kerja di sektor
perkotaan adalah proporsional dengan tingkat akumulasi modal di perkotaan. Tetapi jika
surplus laba para pemilik modal diinvestasikan kembali dalam bentuk peralatan yang
lebih hemat tenaga kerja (labor-saving) daripada sekedar menambah modal saja. Hal ini
lebih memberikan gambaran apa yang biasa disebut pertumbuhan ekonomi “anti
pembangunan”.
Kedua, asumsi dari model ini yang berbeda dengan kenyataan adalah asumsi
bahwa “surplus” tenaga kerja terjadi di daerah pedesaan sedangkan di daerah perkotaan
ada banyak kesempatan kerja. Hampir semua penelitian sekarang menunjukkan keadaan
yang sebaliknya yang terjadi NSB yaitu banyak pengangguran terbuka terjadi di daerah
perkotaan tetapi hanya ada sedikit surplus tenaga kerja di daerah perdesaan.
Ketiga, asumsi model lewis yang tidak realistis adalah anggapan bahwa upah
nyata di perkotaan akan selalu tetap sampai pada satu titik dimana penawaran dari
surplus tenaga kerja perdesaan habis. Salah satu gambaran yang menarik dari pasar
tenaga kerja perkotaan dan penentuan tingkat upah di hampir semua NSB adalah adanya
kecenderungan bahwa tingkat upah untuk meningkat secara nyata sepanjang waktu,
baik dalam nilai absolutnya maupun jika dibandingkan dengan pendapatan rata-rata
perdesaan, sekalipun ada kenaikan tingkat pengangguran terbuka.

5
B. Bentuk-bentuk mobilitas penduduk
Menurut Mantra (2012) menjelaskan bahwa migrasi penduduk dapat
dibedakanmenjadi dua, yaitu :
1. Migrasi penduduk vertikal, yang sering disebut dengan perubahan status.Contohnya
adalah perubahan status pekerjaan, dimana seseorang semula bekerja dalam sektor
pertanian sekarang bekerja dalam sektor non-pertanian.
2. Migrasi penduduk horisontal, yaitu migrasi penduduk geografis, yang merupakan
gerak (movement) penduduk yang melewati batas wilayah menuju wilayah lain
dalam periode waktu tertentu.
3. Selanjutnya Mantra (2012) menjelaskan bila dilihat dari ada tidaknya niatan untuk
menetap di daerah tujuan, migrasi penduduk dapat pula dibagi menjadi dua:
a) Migrasi penduduk permanen
Migrasi permanen adalah gerak penduduk yang melintas batas wilayah asal
menuju ke wilayah lain dengan niatan menetap di daerah tujuan.
b) Migrasi penduduk non-permanen

Migrasi/Migrasi penduduk non permanen adalah gerak penduduk dari suatu


wilayah ke wilayah lain dengan tidak ada niatan menetap di daerah tujuan. Migrasi
non permanen walaupun bertempat tinggal di daerah tujuan lama tetapi tidak ada
niatan menetap, maka dikatakan migrasi/ migrasi penduduk non permanen.
Seseorang yang disebut migran apabila seseorang bergerak atau bertempat tinggal
melintasi batas propinsi menuju ke propinsi lain dan lamanya tinggal di propinsi
tujuan adalah 6 bulan atau lebih.
Kemudian Mantra (2000) mengungkapkan gerak penduduk yang
nonpermanen (circulation) ini juga dibagi menjadi dua, yaitu ulang-alik (Jawa =
nglaju; Inggris = commuting) dan menginap atau mondok di daerah tujuan.
Mobilitas ulang-alik adalah gerak penduduk dari daerah asal menuju ke daerah
tujuan dalam batas waktu tertentu dengan kembali ke daerah asal pada hari itu
juga. Sedangkan mobilitas penduduk mondok atau menginap merupakan
gerakpenduduk yang meninggalkan daerah asal menuju ke daerah tujuan dengan
batas waktu lebih dari satu hari, namun kurang dari enam bulan. Secara ringkas
bentuk-bentuk mobilitas penduduk di atas diringkas dalam Tabel berikut

6
C. Pola migrasi desa-kota
Di negara-negara yang sedang berkembang tujuan yang mejadi fokus migran
adalah pada perkotaan atau daerah yang memiliki tingkat perkonomian yang lebih
tinggi. Hal yang sama juga dijelaskan bahwa pola migrasi desa-kota di negara
berkembang termasuk Indonesia menunjukkan adanya konsentrasi pendatang yang
tinggi di kota-kota besar dan dinamis. Sedangkan kota-kota kecil lainnya yang kurang
dinamis seringkali menunjukkan tingkat migrasi netto (selisih migrasi keluar dengan
migrasi masuk) yang rendah. Dengan demikian bahwa migrasi desa-kota tidak hanya
disebabkan oleh faktor dorongan di desa, tetapi juga oleh faktor daya tarik di kota.
Berkenaan dengan hal tersebut, perpindahan tenaga kerja desa-kota tidak selalu berpola
pada pergerakan tenaga kerja di daerah kecil (Kecamatan/Kabupaten) ke daerah besar
(Kota Provinsi/ Ibu Kota). Pola daerah tujuan tenaga kerja tersebut menurut
(Mantra,2000) mempunyai empat kategori, yaitu : urban town,small city, medium-sized
city dan big city. Mantra (2000) mengemukakan bahwa kota-kota kecil atau sedang
merupakan kesempatan (rintangan) antara yang terletak dengan desa pengirim migran
(tenaga kerja) dan kota besar tempat tujuan migran.

D. Transmigrasi
Transmigrasi merupakan suatu aktivitas yang dilakukan manusia yang berupa
sebuah mobilitas atau perpindahan. Istilah transmigrasi merupakan sebutan untuk
perpindahan penduduk dari suatu daerah menuju ke daerah lainnya. Biasanya
transmigrasi ini dilakukan dari daerah yang memiliki penduduk yang padat menuju ke
daerah yang jarang penduduknya, karena di Indonesia biasanya transmigrasi dilakukan
sebagai upaya pemerataan penduduk. Sebagai contoh adalah perpindahan penduduk
dari Pulau Jawa ke Pulau Kalimantan sebagai upaya pengurangan penduduk di Pulau
Jawa dan penambahan penduduk di Pulau Kalimantan.

Proses transmigrasi bisa dilakukan oleh siapa saja asalkan memenuhi


persyaratan yang telah ditentukan. Bisa satu orang saja yang melakukan transmigrasi,
bisa satu keluarga, bahkan satu desa pun bisa melakukan transmigrasi bersamaan
dengan pengurus atau perangkat desanya. Jenis transmigrasi ini disebut dengan
transmigrasi bedol desa. Jenis-jenis transmigrasi ini akan kita bahas dalam berita ini.

1. Tujuan Transmigrasi

Semua program yang berasal dari pemerintah dalam pelaksanaannya pasti


memerlukan berbagai alasan yang logis dan mendasar. Biasanya alasan-alasan yang
dimiliki pemerintah sebagai upaya untuk memperjuangkan kepentingan rakyat juga.
Namun terkadang masyarakat menyalahartikan hal tersebut, maka dari itulah yang
masih belum lurus kita luruskan agar nantinya tidak menimbulkan permasalahan di
belakang. Demikian halnya dengan pelaksanaan program transmigrasi, pasti mempunyai

7
tujuan yang khusus dibalik dengan pelaksanaan program tersebut. Beberapa tujuan yang
melatarbelakangi program atau kegiatan transmigrasi antara lain sebagai berikut:

a. Pemerataan dan persebaran penduduk


b. Peningkatan taraf hidup para transmigran di daerah transmigrasi
c. Pengolahan sumber daya alam yang selama ini belum tersentuh dan berada di
daerah baru atau daerah tujuan transmigrasi
d. Penyediaan lapangan pekerjaan bagi para transmigran di daerah transmigrasi
e. Pemerataan pembangunan di seluruh Indonesia
f. Peningkatan persatuan dan kesatuan bangsa
g. Peningkatan pertahanan dan keamanan nasional

2. Jenis- jenis Transmigrasi

Transmigrasi dilakukan oleh beberapa atau banyak orang dengan berbagai


macam tujuan yang berbeda-beda. Karena berbagai faktor yang berbeda inilah maka
jenis-jenis transmigrasi juga ada banyak. Berbagai jenis transmigrasi ini antara lain
sebagai berikut:

a. Transmigrasi lokal

Transmigrasi lokal merupakan jenis transmigrasi yang pertama. Seperti


namanya, yakni lokal, maka transmigrasi ini dilakukan oleh orang-orang yang masih
dalam satu wilayah. Wilayah yang dimaksud ini adalah dalam lingkup propinsi.
Sehingga dapat dikatakan bahwa transmigrasi lokal merupakan jenis transmigrasi yang
dilakukan dari satu propinsi ke propinsi lainnya. Transmigrasi ini biasanya dilakukan
atas dukungan biaya dari departemen transmigrasi. Transmigrasi lokal ini bisa juga
dilakukan secara massal.

b. Transmigrasi swakarya

Jenis transmigrasi selanjutnya adalah transmigrasi swakarya. Transmigrasi


swakarya ini seperti sebuah transmigrasi yang bertujuan untuk memberikan pekerjaan
kepada transmigran. Jadi, transmigrasi swakarya merupakan jenis transmigrasi yang
merupakan program dari departemen transmigrasi yang berupa jaminan hidup kepada
transmigran selama beberapa bulan. Setelah itu maka transmigran akan diberikan
tanah untuk dapat diolah dan tanah itulah sebagai sumber dari penghasilannya. Dengan
kata lain maka transmigrasi ini akan bersifat menetap bagi para transmigrannya.

c. Transmigrasi sektoral

Berikutnya adalah transmigrasi sektoral. Menurut pengertiannya maka


transmigrasi sektoral ini merupakan jenis transmigrasi yang dibedakan dari
pembiayaannya. Transmigrasi sektoral merupakan transmigrasi yang biayanya
ditanggung bersama-sama oleh para transmigran.

d. Transmigrasi umum

8
Transmigrasi umum merupakan salah satu jenis transmigrasi juga. Transmigrasi
umum merupakan jenis transmigrasi yang dilakukan karena adanya faktor-faktor
pendorong yang berasal dari daerah asal. Misalnya karena sulitnya memperoleh
pekerjaan karena sangat jarang ditemukan lapangan kerja, kemudian karena
lahan sumber daya alam pertanian yang terlalu sempit sehingga membutuhkan
pelebaran, hingga alasan pemerataan jumlah penduduk. Biasanya berbagai faktor
pendorong yang ada di daerah asal ini akan membuat pemerintah mencanangkan
program transmigrasi. Maka dengan adanya transmigrasi umum ini penduduk atau
transmigran bisa berangkat tanpa biaya karena biayanya semua adalah tanggung jawab
dari pemerintah.

e. Transmigrasi keluarga

Salah satu contoh dari transmigrasi mandiri adalah transmigrasi keluarga.


Dikatakan mandiri karena transmigrasi jenis ini biasanya tidak ditanggung oleh
pemerintah melainkan dibiayai sendiri. Transmigrasi keluarga merupakan transmigrasi
yang biayanya ditanggung oleh pihak keluarga yang tinggal di daerah transmigran atau
daerah yang dituju.

f. Transmigrasi swakarsa atau transmigrasi spontan

Jenis transmigrasi yang selanjutnya adalah transmigrasi swakarsa atau yang


biasa disebut sebagai transmigrasi spontan. Transmigrasi jenis ini merupakan
transmigrasi yang dilakukan dengan biaya sendiri, namun berdasarkan bimbingan dan
juga fasilitas yang diberikan oleh pemerintah. Nah, transmigrasi swakarsa atau
transmigrasi spontan inilah transmigrasi yang diharapkan oleh pemerintah. Pemerintah
mengharapkan supaya rakyatnya yang bertempat tinggal ditempat- tempat yang terlalu
ramai, kemudian mendapat kesadaran akan pentingnya meninggalkan daerah yang
terlalu padat tersebut dan beralih ke daerah baru yang mana potensi alamnya perlu
digali dan dikembangkan. Dengan demikian kemerataan daerah dapat kita peroleh
dengan mudah.

g. Transmigrasi bedol desa/massal

Jenis transmigrasi yang terakhir adalah transmigrasi bedol desa. Transmigrasi


bedol desa merupakan salah satu contoh trasmigrasi massal. Disebut transmigrasi
massal karena pelaku atau transmigrannya ini adalah banyak atau lebih dari satu orang.
Dinamakan transmigrasi bedol desa apabila transmigrasi dilakukan oleh orang-orang
dari satu desa beserta dengan aparatur pemerintahan dari desa tersebut. Sehingga
perangkat dan warga masyarakatnya akan berada di tempat yang baru tersebut. Biasanya
transmigrasi bedol desa ini dilakukan oleh orang- orang yang desanya terkena proyek
dari pemerintah. Transmigrasi bedol desa ini dilakukan dengan biaya dari pemerintah
dan akan disediakan fasilitas oleh pemerintah pula.

Itulah beberapa jenis dari transmigrasi yang ada di Indonesia. Jenis-jenis


transmigrasi tersebut bisa dibedakan atas tujuan maupun biaya yang dikeluarkan pada
saat transmigrasi tersebut berlangsung. Transmigrasi merupakan program dari
pemerintah meskipun beberapa juga merupakan keinginan pribadi. Transmigrasi

9
tentunya dicanangkan oleh pemerintah untuk tujuan yang baik, namun sayangnya
banyak orang yang masih tidak menginginkan tansmigrasi, bahkan tidak
menanggapinya dengan serius mengenai program transmigrasi ini.

3. Dampak Transmigrasi

Kita setuju bahwa setiap tindakan yang kita lakukan pasti akan membawa
dampak bagi pelaku tindakan, baik dampak yang baik maupun dampak yang tidak baik.
Tindakan kecil saja bisa menimbulkan berbagai dampak yang cukup mencolok, apalagi
jika tindakan tersebut dilakukan secara massal. Misalnya adalah transmigrasi yang
sedang kita bahas. Transmigrasi merupakan tindakan massal yang dilakukan oleh warga
negara dari satu tempat menuju ke tempat lain. Hal ini tentu akan menimbulkan
berbagai dampak baik maupun kurang baik bagi daerah yang ditinggalkan, daerah yang
dituju maupun bagi para transmigran itu sendiri. Setelah ini kita akan mengetahui apa
saja dampak yang ditimbulkan tersebut.

a. Dampak Positif

 Lahan kosong dapat dimanfaatkan


 Penduduk yang ditransmigrasikan kehidupannya dapat lebih baik secara ekonomi.
 Meningkatnya produksi, terutama di bidang pertanian.
 Dapat mempercepat pemerataan penduduk.
 Mengurangi jumlah pengangguran, terutama bagi mereka yang ditransmigrasikan

Nah itulah beberapa dampak positif dari transmigrasi yang bisa dirasakan oleh
berbagai pihak, baik pelaku, tempat yang dituju, maupun bagi pemerintah.

b. Dampak Negatif
 Transmigrasi memerlukan dana yang cukup besar sehingga banyak menghabiskan
keuangan negara.
 Terkadang mendorong kecemburuan sosial antara masyarakat setempat dan para
transmigran.
 Adanya transmigran yang kurang sungguh-sungguh dapat menyebabkan kegagalan
dalam pelaksanaan transmigrasi sehingga dana yang dikeluarkan menjadi sia-sia.

10
BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN

migrasi berkembang karena perbedaan antar pendapatan yang diharapkan dan


yang terjadi di pedesaan dan di perkotaan. Anggapan yang mendasar adalah bahwa para
migran tersebut memperhatikan berbagai kesempatan kerja yang tersedia bagi mereka
dan memilih salah satu yang bisa memaksimumkan manfaat yang mereka harapkan dari
bermigrasi tersebut.

Transmigrasi merupakan suatu aktivitas yang dilakukan manusia yang berupa


sebuah mobilitas atau perpindahan. Istilah transmigrasi merupakan sebutan untuk
perpindahan penduduk dari suatu daerah menuju ke daerah lainnya. Biasanya
transmigrasi ini dilakukan dari daerah yang memiliki penduduk yang padat menuju ke
daerah yang jarang penduduknya, karena di Indonesia biasanya transmigrasi dilakukan
sebagai upaya pemerataan penduduk. Sebagai contoh adalah perpindahan penduduk dari
Pulau Jawa ke Pulau Kalimantan sebagai upaya pengurangan penduduk di Pulau Jawa
dan penambahan penduduk di Pulau Kalimantan.

B. SARAN-SARAN

Diharapkan dengan adanya makalah ini dapat menambah wawasan pembaca


mengenai migrasi dan transmigrasi. Dan perlunya kritikan dan saran-saran pembaca
untuk mendaptakan hal yang baru dari makalah kami karena keterbatasan informasi dan
literasi yang didapatkan dalam menyusun makalah ini.

11
DAFTAR PUSTAKA

The Gau’. 2011. Makalah migrasi. www.muhsakirmsg.blogspot.com

http://www.distransnaker.katingankab.go.id/berita-184-transmigrasi-pengertian-
tujuan-jenis-dan-dampaknya.html (diunduh tanggal 10 oktober 2019)

12

Anda mungkin juga menyukai