Anda di halaman 1dari 15

TUGAS AKHIR

PERPINDAHAN PENDUDUK JAWA BARAT


BERDASARKAN KABUPATEN DAN KOTA
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Analitikal Data
Dosen Pengampu: Adhi Nugraha, S.Pd., MBA.

Anggota Kelompok
Andre Septyawan (202110140311225)
Farakhnas Dwi Utari (202110140311214)

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
dan hidayahnya sehingga kelompok saya dapat menyelesaikan tugas akhir yang
berjudul Analisa Data perpindahan Warga Jawa Barat Berdasarkan Kabupaten dan Kota.
Adapun tujuan dari penulisan tugas akhir ini yaitu untuk memenuhi tugas dari dosen
pengampu mata kuliah Analitikal Data. Selain itu, tugas ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang Migrasi penduduk.
Saya ucapkan terima kasih kepada Bapak Adhi Nugraha, S.Pd., MBA. selaku dosen
pengampu mata kuliah Analitikal Data yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan pada bidang Analisa Data. Saya ucapkan terima kasih juga kepada
semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga kita dapat
menyelesaikan tugas ini.
Kami menyadari bahwa laporan yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Maka dari itu, kami meminta kritik dan saran diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Dan kami berharap semoga para pembaca dapat menambah pengetahuan dari maklah yang
kami buat.

Malang, 22 Desember 2023

Farakhnas Dwi Utari

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………..ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………iii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………….1
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………….1
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………………1
1.3 Tujuan……………………………………………………………………………..1
BAB II LANDASAN TEORI………………………………………………………………..2
2.1 Pengertian Migrasi Penduduk...…………………………………………………...3
2.2 Pengolahan Data Shett Migrasi Penduduk Provinsi Jawa Barat…………...…...…4
2.3 Aspek Yang Mempengaruhi Migrasi……………….……………………………..7
2.4 Pengaruh Migrasi terhadap Ekonomi Daerah Asal dan Tujuan…………………...8
BAB III PENUTUP…………………………………………………………………………..7
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………….10
3.2 Saran……………………………………………………………………………...10
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………….11

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penduduk merupakan faktor yang strategis dalam pembangunan. Beberapa
alasan yang melandasi pemikiran bahwa kependudukan merupakan faktor yang
sangat strategis dalam kerangka pembangunan nasional, antara lain : Pertama,
kependudukan atau dalamhal ini adalah penduduk merupakan pusat dari seluruh
kebijaksanaan dan program pembangunan yang dilakukan. Kedua, keadaan dan
kondisi kependudukan yang ada sangat mempengaruhi dinamika pembangunan
yang dilakukan oleh pemerintah. Ketiga, dampak perubahandinamika kependudukan
baru akan terasa dalam jangka yang panjang. Karena dampaknya baru terasa dalam
jangka waktu yang panjang, sering kali peranan penting penduduk dalam pembangunan
terabaikan. (Tjiptoherijanto, 2000).
Pembangunan ekonomi didefinisikan sebagai berbagai kegiatan yang dilakukan
suatu negara atau daerah untuk mengembangkan kegiatan ekonomi dan kualitas
hidup masyarakatnya (Arsyad, 2005:6). Mobilitas penduduk merupakan salah satu
fenomena kependudukan yang banyak terjadi di berbagai negara. Mobilitas penduduk
dalam konsep kependudukan dikenal dengan istilah migrasi yang didefinisikan sebagai
proses berpindahnya penduduk dari suatu tempat ke tempat lain melewati batas wilayah
tertentu yang dilalui dalam perpindahan tersebut (Badan Pusat Statistik,2000).
Migrasi penduduk dari daerah asal ke daerah tujuan terdiri atas pilihan untuk
mencari penghidupan yang lebih baik. Baik alasan secara ekonomi atau pilihan
pendidikan dan fasilitas yang lebih memadai. Harapan yang ingin dicapai karena
ditempat yang ditinggalkan tidak mampu memberikan pilihan-pilihan
lebih.Selanjutnya, bila dilihat dari ada tidaknya niatan untuk menetap di daerah tujuan,
mobilitas penduduk dapat pula dibagi menjadi dua, yaitu mobilitas penduduk permanen
atau migrasi dan mobilitas penduduk non-permanen. Jadi, migrasi adalah gerak
penduduk yang melintas batas wilayah asal menuju kewilayah tujuan dengan niatan
menetap.Lebih lanjut, tujuan utama migrasi adalah meningkatkan taraf hidupmigran dan
keluarganya, sehingga umumnya mereka mencari pekerjaan yangdapat memberikan
pendapatan dan status sosial yang lebih tinggi di daerahtujuan.
Menurut Everett S Lee dalam lembaga demografi (1996) dalam Mantra
(2000:181) ada 4 faktor yang menyebabkan orang-orang mengambil keputusan
untuk bermigrasi : a. Faktor-faktor yang terdapat di daerah asal yang disebut faktor

1
pendorong seperti adanya bencana alam, panen yang gagal, lapangan kerja
terbatas,keamanan terganggu, kurangnya sarana pendidikan. b. Faktor-faktor yang
terdapat di tempat tujuan yang disebut faktor penarikseperti tersedianya lapangan
kerja, upah tinggi, tersedia sarana pendidikan, kesehatan dan hiburan. c. Faktor yang
terletak di antara daerah asal dan daerah tujuan yang disebut penghalang. Yang
termasuk faktor ini misalnya jarak, jenis alat transport danbiayatransport. Jarak yang
tidak jauh dan mudahnya transportasi mendorong mobilitas penduduk.d. faktor
individu. Faktor ini sangat mempengaruhi keinginan seseorang untuk melakukan
perpindahanatautidak. Contoh faktor individu ini antara lain umur, jenis kelamin, status
menikah dan tingkat pendidikan.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa yang menjadi faktor utama yang terjadi pada migrasi penduduk di Jawa barat
1.2.2 Bagaimana migrasi memengaruhi ekonomi di daerah asal dan tujuan?
1.2.3 Apa kebijakan atau solusi yang dapat diterapkan untuk mengelola perpindahan
penduduk secara lebih efektif?
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui faktor utama yang terjadi pada migrasi penduduk di Jawa barat
1.3.2 Mengetahui pengaruhi ekonomi di daerah asal dan tujuan
1.3.3 Mengetahui kebijakan atau solusi yang dapat diterapkan untuk mengelola
perpindahan penduduk secara lebih efektif

2
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Migrasi Penduduk
Migrasi merupakan perpindahan orang dari daerah asal ke daerah tujuan. Keputusan
migrasi didasarkan pada perbandingan untung rugi yang berkaitan dengan kedua daerah
tersebut. Tujuan utama migrasi adalah meningkatkan taraf hidup migran dan keluarganya,
sehingga umumnya mereka mencari pekerjaan yang dapat memberikan pendapatan dan
status sosial yang lebih tinggi di daerah tujuan (Tjiptoherijanto, 2000). Sejalan dengan
definisi tersebut, Martin (2003) dalam Ubaidillah menyatakan migrasi adalah perpindahan
penduduk dari satu daerah ke daerah lain, yang terjadi karena adanya perbedaan kondisi
kedua daerah tersebut. Perbedaan terbesar yang mendorong terjadinya migrasi adalah
kondisi ekonomi dan non ekonomi. Berdasarkan pengelompokannya, maka faktor yang
mendorong migran untuk migrasi dibedakan dalam tiga kategori, yaitu faktor demand
pull, supply push dan network. Faktor demand pull terjadi jika ada permintaan tenaga
kerja dari daerah tujuan, seperti tenaga kerja Meksiko yang direkrut untuk bekerja pada
sektor pertanian di Amerika. Faktor supply push terjadi jika tenaga kerja sudah tidak
mungkin lagi memperoleh pekerjaan di daerahnya sendiri, sehingga mendorong mereka
untuk migrasi ke daerah lain.
Sejak jaman purba sampai sekarang perkembangan manusia selalu dipengaruhi oleh
kegiatan migrasi. Pada masa kini, lebih banyak orang bermigrasi daripada jaman-jaman
dahulu. Sekarang ada sekitar 192 juta orang yang tidak tinggal di negara lahir, yaitu kira-
kira 3% populasi dunia. Migrasi ini terjadi dalam bentuk dan skala yang bermacam-
macam: intercontinental – antara benua yang berbeda, intracontinental – di dalam satu
benua, dan interregional – di dalam satu kawasan atau negara. Semakin pentingnya
migrasi untuk pembangunan sosial dan ekonomi diakui oleh berbagai pihak. Oleh karena
itu organisasi-organisasi internasional dan negara-negara mengintegrasikan isu-isu
migrasi dalam program-program pembangunan International Organisation for Migration
(IOM) yang ikut mengakui program-program tersebut,
(www.iom.int/jahia/Jahia/lang/en/pid/)
Migrasi Indonesia terjadi dalam semua bentuk yang disebut di atas dan juga pernah
masuk dalam program pembangunan nasional. Sejak masa kolonialisme sampai sekarang,
pemerintah Indonesia menggunakan program-program untuk penyebaran populasi
Indonesia, khususnya dari Pulau Jawa ke pulau-pulau yang penduduknya kurang padat.

3
Tujuan program-program ini adalah mengurangi kemiskinan dengan cara Jurnal
Ekuilibrium, Volume 11, Nomor 2, Maret 2013 17 memberikan tanah dan kesempatan
untuk mencari nafkah, dan juga untuk menaikkan penggunaan sumber-sumber daya alam
di pulau-pulau yang hanya mempunyai populasi yang kecil.
2.2 Pengolahan Data Shett Migrasi Penduduk Provinsi Jawa Barat
Berikut merupakan pengolaha data yang dilakukan diantaranya :
Tabel 2.1 Rekapitulasi Berdasarkan Kabupaten dan Kota

Rekapitulasi
Jumla
No Berdasarkan
h
Kabupaten dan Kota
1 Kabupaten Bogor 435
2 Kabupaten Sukabumi 386
3 Kabupaten Cianjur 360
4 Kabupaten Bandung 280
5 Kabupaten Garut 442
Kabupaten
6 351
Tasikmalaya
7 Kabupaten Ciamis 265
8 Kabupaten Kuningan 376
9 Kabupaten Cirebon 424
10 Kabupaten Majalengka 343
11 Kabupaten Sumedang 277
12 Kabupaten Indramayu 317
13 Kabupaten Subang 253
14 Kabupaten Purwakarta 192
15 Kabupaten Karawang 309
16 Kabupaten Bekasi 187
Kabupaten Bandung
17 165
Barat
Kabupaten
18 93
Pangandaran
19 Kota Bogor 68
20 Kota Sukabumi 33
21 Kota Bandung 151
22 Kota Cirebon 22
23 Kota Bekasi 56
24 Kota Depok 63
25 Kota Cimahi 15
26 Kota Tasikmalaya 69
27 Kota Banjar 25
Tabel diatas menunjukkan rekapitulasi migrasi di Provinsi Jawa Barat berdasarkan
Kabupaten dan Kota pada tahun 2020. Seperti yang kita tau bahwa data migrasi tersebut
dilakukan 10 tahun sekali. Dimana dari hasil tersebut didapatkan 18 Kabupaten dan 9
Kota lalu dilakukan pengolahan data berdasarkan banyaknya masyarakat yang melakukan

4
migrasi. Maka menghasilkan dimana Kabupaten Pangandaran menempati jumlah dengan
migrasi sebesar 93 orang terendah diantara 18 Kabupaten tersebut serta yang tertinggi
berada pada Kabupaten Garut 442 orang. Kemudian berdasarkan menghasilkan dimana
Kota Cimahi menempati jumlah dengan migrasi sebesar 15 orang terendah diantara 9 kota
tersebut serta yang tertinggi berapada Kota Bandung sebesar 151 orang.

Gambar 2.1 Grafik Pada Migrasi Penduduk Provinsi Jawa Barat

Gambar diatas menunjukkan grafik pada migrasi penduduk di Provinsi Jawa Barat
dimana terdiri dari 18 Kabupaten dan 9 Kota dimana grafik tersebut menghasilkan bahwa
Kabupaten Garut dan Kota Bandung memiliki grafik yang tinggi karena angka migrasi
yang besar serta sebuah grafik migrasi dapat dianggap tinggi jika menunjukkan tingkat
perubahan yang signifikan atau proporsi yang besar dalam pergerakan penduduk dari
satu tempat ke tempat lain dalam periode waktu tertentu

5
63; 1% 15; 0% 69; 1% 25; 0%
151; 3% 22; 0% 56; 1%
68; 1% 33; 1% 93; 2%
435; 7% 386; 6%
165; 3%
187; 3%

360; 6%
309; 5%
192; 3% 280; 5%

253; 4%
442; 7%
317; 5%

351; 6%
277; 5%
424; 7% 265; 4%
343; 6%
376; 6%
KABUPATEN BOGOR KABUPATEN SUKABUMI
KABUPATEN CIANJUR KABUPATEN BANDUNG
KABUPATEN GARUT KABUPATEN TASIKMALAYA
KABUPATEN CIAMIS KABUPATEN KUNINGAN
KABUPATEN CIREBON KABUPATEN MAJALENGKA
KABUPATEN SUMEDANG KABUPATEN INDRAMAYU
KABUPATEN SUBANG KABUPATEN PURWAKARTA

Gambar 2.2 Pie Chart Pada Migrasi Penduduk Provinsi Jawa Barat

Gambar diatas menunjukkan grafik Pie Chart pada migrasi penduduk di Provinsi
Jawa Barat dimana terdiri dari 18 Kabupaten dan 9 Kota dimana grafik tersebut
menghasilkan bahwa Kabupaten Garut memiliki persentse sebesar 442,7% ini
menunjukkan bahwa tingkat migrasi yang dilakukan oleh penduduk di Kabupaten
tersebut termasuk pada level tnggi. Sedangkan berdasarkan kota yaitu Kota Bandung
menghasilkan persentase sebesar 280,5% dimana menujukkan tingkat migrasi masih
rendah. Karena persentase migrasi dianggap tinggi atau rendah sangat bergantung pada
kepentingan yang terlibat. Misalnya, tingkat migrasi yang tinggi dapat dianggap baik
karena dapat menciptakan keragaman budaya dan ekonomi yang bermanfaat, atau
sebaliknya, dianggap sebagai indikator masalah sosial atau ekonomi tertentu yang perlu
diselesaikan.

6
2.3 Aspek Yang Mempengaruhi Migrasi
Migrasi penduduk di Indonesia merupakan fenomena yang kompleks dengan
beragam faktor yang mempengaruhinya, baik dari segi ekonomi, sosial, politik, maupun
demografis. Pergerakan penduduk ini memengaruhi dinamika populasi, pertumbuhan
kota, dan perubahan sosial di Indonesia. Migrasi di Provinsi Jawa Barat dipengaruhi oleh
berbagai faktor yang dapat dikelompokkan ke dalam beberapa aspek utama:

1. Ekonomi:

 Peluang Kerja: Adanya kesempatan kerja yang lebih baik atau industri yang
berkembang di wilayah tertentu bisa menjadi faktor utama yang mendorong migrasi
penduduk.
 Pertumbuhan Ekonomi: Kondisi ekonomi yang stabil dan pertumbuhan ekonomi yang
positif cenderung menarik migran untuk memanfaatkan peluang tersebut.

2. Pendidikan:

 Institusi Pendidikan: Ketersediaan institusi pendidikan tinggi yang terkenal atau


berkualitas bisa menjadi daya tarik bagi migran, terutama para pelajar atau pekerja di
sektor pendidikan.
 Program Pendidikan: Keberadaan program pendidikan yang spesifik atau unggulan
dapat menarik migran yang ingin mengakses program tersebut.

3. Infrastruktur:

 Akses Transportasi: Ketersediaan transportasi yang baik seperti jaringan jalan raya,
kereta api, dan bandara dapat mempengaruhi keputusan migrasi.
 Fasilitas Umum: Ketersediaan fasilitas kesehatan, pusat perbelanjaan, dan rekreasi
juga dapat menjadi faktor penentu migrasi.

4. Sosial dan Budaya:

 Keragaman Budaya: Daya tarik dari keberagaman budaya dan kehidupan sosial yang
aktif dapat menjadi alasan bagi migrasi.
 Komunitas dan Jaringan: Ketersediaan jaringan sosial, kelompok-kelompok
komunitas, atau kesempatan untuk terlibat dalam aktivitas tertentu bisa
mempengaruhi keputusan migrasi.

7
5. Politik dan Keamanan:

 Stabilitas Politik: Kondisi politik yang stabil dan aman dapat menjadi faktor penting
bagi migran yang mencari lingkungan yang aman dan stabil.
 Ketidakstabilan Politik: Sebaliknya, konflik atau ketidakstabilan politik dapat
mendorong migrasi keluar dari wilayah tersebut.

6. Lingkungan:

Kondisi Lingkungan: Bencana alam atau perubahan lingkungan seperti polusi udara
atau masalah lingkungan lainnya dapat mempengaruhi migrasi, terutama untuk mencari
lingkungan yang lebih sehat.

7. Urbanisasi dan Perkembangan Kota:

Pertumbuhan Kota: Perkembangan kota yang pesat, urbanisasi, dan infrastruktur


perkotaan yang berkembang dapat menarik migrasi dari daerah pedesaan ke perkotaan.

Faktor-faktor ini secara bersama-sama membentuk lingkungan sosial, ekonomi, dan


budaya yang memengaruhi keputusan seseorang atau kelompok untuk melakukan migrasi
ke atau dari Provinsi Jawa Barat. Kombinasi unik dari faktor-faktor ini akan memiliki
pengaruh yang berbeda pada individu atau kelompok yang mempertimbangkan untuk
bermigrasi.

2.4 Pengaruh Migrasi terhadap Ekonomi di Daerah Asal dan Tujuan


Migrasi juga memiliki dampak lebih luas, seperti pada pasar perumahan, layanan
kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur di kedua daerah. Hal ini dapat menjadi faktor
yang harus dipertimbangkan oleh pemerintah. Migrasi memiliki dampak yang signifikan
pada ekonomi baik di daerah asal maupun tujuan. Berikut adalah beberapa cara di mana
migrasi memengaruhi kedua wilayah tersebut:

Di Daerah Asal:

 Penurunan Tenaga Kerja: Migrasi dapat mengakibatkan penurunan jumlah tenaga kerja
di daerah asal, terutama jika tenaga kerja yang pergi adalah pekerja yang terampil atau
produktif. Hal ini dapat berdampak pada produksi lokal dan pertumbuhan ekonomi
daerah tersebut.
 Peningkatan Pengeluaran Rumah Tangga: Migrasi juga bisa meningkatkan pengeluaran
rumah tangga di daerah asal karena adanya remitansi (uang yang dikirimkan pulang

8
oleh migran kepada keluarga di daerah asal). Uang tersebut seringkali digunakan untuk
konsumsi, pendidikan, kesehatan, atau investasi lokal, mendukung pertumbuhan
ekonomi di daerah tersebut.
 Kurangnya Tenaga Kerja: Kondisi ekonomi daerah asal bisa terpengaruh karena
kekurangan tenaga kerja terampil jika mereka yang pindah adalah orang-orang dengan
keterampilan yang dibutuhkan untuk pengembangan ekonomi lokal.

Di Daerah Tujuan:

 Penyediaan Tenaga Kerja: Migrasi dapat memberikan sumber daya tenaga kerja yang
lebih besar ke daerah tujuan. Ini bisa membantu pertumbuhan industri dan ekonomi di
wilayah tersebut karena adanya tambahan tenaga kerja yang mungkin lebih terampil
atau memiliki keterampilan tertentu.
 Diversifikasi Keterampilan: Migrasi juga bisa membawa keberagaman keterampilan
dan pengalaman, yang bisa meningkatkan keahlian dan diversifikasi ekonomi di daerah
tujuan. Hal ini dapat mendorong inovasi dan pertumbuhan sektor-sektor tertentu.
 Kontribusi Pajak dan Konsumsi: Migran yang bekerja dan tinggal di daerah tujuan juga
berkontribusi pada perekonomian setempat melalui pembayaran pajak, konsumsi barang
dan jasa, serta pengeluaran rumah tangga mereka.

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pengolahan data pada Perpindahan Penduduk Jawa Barat Berdasarkan
Kabupaten Dan Kota telah kami lakukan maka kami dapat menyimpulkan bahwa Migrasi
penduduk di Indonesia merupakan fenomena yang kompleks dengan beragam faktor yang
mempengaruhinya, baik dari segi ekonomi, sosial, politik, maupun demografis.
Pergerakan penduduk ini memengaruhi dinamika populasi, pertumbuhan kota, dan
perubahan sosial di Indonesia. Faktor-faktor ini secara bersama-sama membentuk
lingkungan sosial, ekonomi, dan budaya yang memengaruhi keputusan seseorang atau
kelompok untuk melakukan migrasi ke atau dari Provinsi Jawa Barat. Kombinasi unik
dari faktor-faktor ini akan memiliki pengaruh yang berbeda pada individu atau kelompok
yang mempertimbangkan untuk bermigrasi.

Dari pengolahan data yang kami lakukan ada tiga yaitu berdasarkan rekapitulasi
dari jumlah migrasi Kabupaten dan Kota serta menggunakan grafik dan pie chart.
Dimana s eperti yang kita tau bahwa data migrasi tersebut dilakukan 10 tahun sekali.
Dimana dari hasil tersebut didapatkan 18 Kabupaten dan 9 Kota lalu dilakukan
pengolahan data berdasarkan banyaknya masyarakat yang melakukan migrasi. Maka
menghasilkan dimana Kabupaten Pangandaran menempati jumlah dengan migrasi
sebesar 93 orang terendah diantara 18 Kabupaten tersebut serta yang tertinggi berada
pada Kabupaten Garut 442 orang. Kemudian berdasarkan menghasilkan dimana Kota
Cimahi menempati jumlah dengan migrasi sebesar 15 orang terendah diantara 9 kota
tersebut serta yang tertinggi berapada Kota Bandung sebesar 151 orang.
3.2 Saran
Sebaiknya dari elemen pemerintahan melakukan Upaya pembangunan daerah
berbasis ekonomi dan infrastruktur agar dalam perencanaan pemerataan distribusi
penduduk tidak terjadinya ketimpangan kelayakan ekonomi dan untuk meminimalisir
terjadinya kepadatan penduduk di Jawa Barat maka sebaiknya dari pemerintah
merencakan program khusus domisili Jawa Barat yang telah memasuki usia kerja
didistribusikan keluar Provinsi sebagai tenaga kerja pada provinsi-provinsi yang
membutuhkan tenaga kerja dibawah naungan pemerintah. Hal ini dilakukan guna
meminimalisir tingkat pengangguran dimana penduduk usia kerja yang masuk ke Jawa
Barat tidak sebanding dengan kesempatan kerja yang tersedia di provinsi tersebut.

10
11
DAFTAR PUSTAKA

Tarigan, Wenna Monica Br, Rahcmad Budi Suharto, and Juliansyah Roy. "Faktor-faktor yang
mempengaruhi migrasi masuk risen." Jurnal Ilmu Ekonomi Mulawarman (JIEM) 2.4 (2017).
Wafirotin, Khusnatul Zulfa. "Dampak migrasi terhadap kondisi sosial ekonomi keluarga tki di
kecamatan babadan kabupaten ponorogo." Ekuilibrium: Jurnal Ilmiah Bidang Ilmu Ekonomi 8.1
(2016): 15-33.

12

Anda mungkin juga menyukai