Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT yang mana telah memberi kita taufiq
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah yang berjudul “Mobilitas
Penduduk Dengan Masalah Kependudukan sebagai sumber daya”. Sholawat serta salam
semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga dan para sahabatnya
yang telah membimbing kita dari jalan kegelapan menuju jalan yang terang benderang.
Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi kami
khususnya, dan segenap pembaca umumnya. Penulis menyadari bahwa paper ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari berbagai pihak sangat penulis harapkan untuk
Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang telah bersusah payah membantu hingga terselesaikannya penulisan makalah ini. Semoga
semua bantuan dicatat sebagai amal sholeh di hadapan Allah SWT. Amin.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu Negara yang memiliki penduduk terbanyak di dunia
setelah China, India, dan Amerika Serikat. Perpadatan penduduk itu dapat dilihat dari hasil
sensus penduduk yang semakin tahun semakin meningkat. Dibandingkan dengan Negara-negara
yang sedang berkembang lainnya, Indonesia merupakan Negara yang sedang membangun
dengan mempunyai masalah kependudukan yang sangat serius disertai dengan jumlah penduduk
yang sangat besar dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang relatif tinggi dan persebaran
penduduk yang tidak merata. Jumlah penduduk bukan hanya merupakan modal, tetapi juga akan
merupakan beban dalam pembangunan.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Mobilitas penduduk dapat dibedakan antara mobilitas penduduk vertikal dan mobilitas penduduk
horinzontal. Mobilitas penduduk vertikal sering disebut dengan perubahan status, atau
perpindahan dari cara-cara hidup tradisional ke cara-cara hidup yang lebih modern. Dan salah
satu contohnya adalah perubahan status pekerjaan. Seseorang mula-mula bekerja dalam sektor
pertanian sekarang bekerja dalam sektor non pertanian. Mobilitas penduduk horizontal atau
sering pula disebut dengan mobilitas penduduk geografis adalah gerak (movement) penduduk
yang melintas batas wilayah menuju ke wilayah yang lain dalam periode waktu tertentu (Mantra,
1987). Penggunaan batas wilayah dan waktu untuk indikator mobilitas penduduk horizontal ini
mengikuti paradigma ilmu geografi yang berdasarkan konsepnya atas wilayah dan waktu (space
and time concept).
PEMBAHASAN
Kependudukan adalah hal-hal yang berhubungan dengan struktur, jumlah, jenis kelamin,
umur, perkawinan, kehamilan, kelahiran, kematian dan lain-lain hingga ketahanan yang
berhubungan dengan ekonomi, soisal, budaya serta politik. Sedangkan yang dimaksud dengan
penduduk yaitu warga negara dan orang asing yang tinggal di negara tersebut. Misalnya seperti
warga negara Republik Indonesia dan juga warga negara asing yang tinggal di Republik
Indonesia.1[4] Dalam pengertian ini terdapat kata lain dari kependudukan yaitu demografi.
Demografi adalah suatu ilmu yang mempelajari berbagai macam dinamika kependudukan,
diantaranya seperti ukuran, struktur, distribusi penduduk dan bagaimana jumlah penduduk dapat
berubah-ubah setiap waktu yang diakibatkan oleh kelahiran, penuaan, kematian dan migrasi
penduduk. Analisis kependudukan dapat berfokus kepada masyarakat secara menyeluruh
ataupun pada kelompok-kelompok tertentu yang berdasarkan pada kriteria seperti pendidikan,
kewarganegaraan ataupun entitas tertentu.2[5]
Berbagai macam informasi yang berkaitan dengan kependudukan sangat dibutuhkan bagi
pihak-pihak yang ada dalam masyarakat. Bagi pihak pemerintah informasi mengenai
kependudukan sangat membantu dalam menyusun berbagai macam perencanaan, misalnya
seperti: pendidikan, kesejahteraan, pajak, perbaikan jalan, membuat jalan baru, meningkatkan
perkebunan, meningkatkan pertanian dan lain-lain.4[7]
Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu faktor yang sangat penting bahkan
tidak bisa dilepaskan dari sebuah organisasi, baik perusahaan ataupun instuisi. Selain itu, SDM
juga merupakan faktor yang mempengaruhi perkembangan suatu perusahaan. Pada hakikaktnya,
SDM adalah manusia yang dipekerjakan di suatu organisasi yang nantinya akan menjadi
penggerak untuk bisa mencapai tujuan organisasi itu sendiri.5[8]
Pengertian sumber daya manusia dan penerapannya sering kali masih belum sejalan
dengan keinginan organisasi. Sementara keselarasan dalam mengelola SDM menjadi faktor
utama kesuksesan jalannya sebuah organisasi. SDM terdiri dari daya fikir dan daya fisik setiap
manusia. Tegasnya kemampuan setiap manusia ditentukan oleh daya fikir dan daya fisiknya.
SDM atau manusia menjadi unsur utama dalam setiap aktivitas yang dilakukan. Peralatan yang
handal atau canggih tanpa peran aktif SDM, tidak berarti apa-apa. Daya pikir adalah kecerdasan
yang dibawa sejak lahir (modal dasar) sedangkan kecakapan diperoleh dari usaha (belajar dan
pelatihan). Kecerdasan tolok ukurnya Intelegence Quotient (IQ) dan Emotion Quality (EQ).6[9]
1. Jumlah Penduduk
Penduduk merupakan suatu yang menunjukkan kepadatan atau banyaknya orang pada
suatu wilayah. Jumlah penduduk suatu negara dapat diketahui melalui beberapa cara yaitu sensus
penduduk, survei penduduk dan registrasi penduduk.
a. Sensus Penduduk yaitu penghitungan jumlah penduduk oleh Pemerintah dalam jangka waktu
tertentu secara serentak. Data yang disajikan meliputi data demografi, sosial, ekonomi dan
lingkungan hidup. Selanjutnya data-data tersebut dapat dipergunakan untuk berbagai keperluan
misalnya untuk bahan perencanaan kebijakan pembangunan. Sensus penduduk ada dua macam
yaitu :
- Sensus De Facto yaitu penghitungan penduduk yang dilakukan pada setiap yang berada di suatu
wilayah ketika sensus dilaksanakan.
- Sensus De Jure yaitu pencacahan terhadap penduduk yang benar-benar bertempat tinggal di
wilayah yang dilaksanakan sensus.
b. Survei Penduduk yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah untuk melakukan penelitian
dan menyediakan data statistik kependudukan pada waktu dan tempat tertentu. Survei yang
dilakukan meliputi survei ekonomi nasional, survei angkatan kerja nasional dan Survei Penduduk
Antar Sensus (SUPAS).
c. Registrasi yaitu proses kegiatan pemerintah yang meliputi pencatatan kelahiran, kematian,
perkawinan, perceraian, perubahan tempat tinggal dan perubahan pekerjaan secara rutin.
Pencatatan ini terutama dilakukan di tingkat pemerintah terendah yaitu kelurahan.7[10]
Populasi penduduk Indonesia, yang berjumlah lebih dari 255 juta orang, bertumbuh
dalam laju yang menguatirkan menurut Surya Chandra Surapaty, Kepala Badan Kependudukan
dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Saat ini, persentase pertumbuhan rata-rata
penduduk Indonesia setiap tahunnya mencapai 1,49%. Ini berarti bahwa setiap tahunnya
penduduk Indonesia bertambah 4,5 juta orang.8[11] Kepala BKKBN Surapaty menganggap laju
pertumbuhan ini menguatirkan karena kebanyakan bayi baru ini dilahirkan di wilayah-wilayah
miskin (seperti pemukiman kumuh atau desa nelayan), mengimplikasikan bahwa mereka
kekurangan akses untuk pendidikan yang layak dan karenanya tidak memiliki lingkungan yang
kondusif untuk mengembangkan keahlian tinggi yang dibutuhkan untuk mendapatkan
pendapatan yang lebih tinggi (pekerjaan), tabungan yang lebih tinggi, dan kesempatan-
kesempatan investasi yang lebih tinggi (contohnya membeli rumah), supaya dapat keluar dari
kemiskinan.9[12] BKKBN secara spesifik menargetkan wilayah-wilayah miskin untuk program
perencanaan keluarga dan pengembangan keluarga. Surapaty mengakui bahwa hasil dari
program Keluarga Berencana (KB) pemerintah telah menurun selama satu dekade terakhir.
Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia (setelah Republik
Rakyat Tiongkok, India dan Amerika Serikat). Berdasarkan pada proyeksi pemerintah,
diumumkan di awal 2014 jumlah penduduk Indonesia akan bertumbuh dari 237,6 juta orang di
2010 menjadi 271,1 juta orang di 2020 dan menjadi 305,6 juta orang di 2035.
Penduduk adalah objek dan subyek pembangunan. Sebagai objek, penduduk adalah
sasaran pembangunan. Sebagai subyek, penduduk adalah pelaku pembangunan. Peranan
penduduk sebagai subyek menentukan arah dan keberhasilan pembangunan. Potensi dan
tantangan pembangunan ditentukan oleh keadaan riil kependudukan dan sumber daya alam yang
dimiliki oleh suatu negara.
Bagaimana potensi dan tantangan pembangunan di Indonesia? Kekayaan sumber daya
alam yang ada di bumi Indonesia sangat besar. Ini merupakan suatu potensi. Masalahnya adalah
sanggupkah penduduk Indonesia mengeksploitasi dan mengelola sumber daya alam yang
melimpah itu? Fakta menunjukkan bahwa eksploitasi sumber daya alam (penambangan) di
Indonesia banyak dilakukan oleh perusahaan asing. Proyek-proyek pembangunan oleh
pemerintah juga sering menggunakan bantuan (assistance) perusahaan asing.
Hal ini disebabkan oleh keterbatasan modal dan teknologi yang dimiliki penduduk
Indonesia. Penguasaan teknologi dan kepemilikan modal terkait dengan kualitas sumber daya
manusia (SDM) penduduk Indonesia. Rendahnya kualitas sumber daya manusia penduduk
Indonesia ditunjukkan dengan GDP perkapita yang relatif rendah. Kualitas sumber daya
manusia penduduk Indonesia yang rendah merupakan penghambat pembangunan. Secara
terperinci faktor kependudukan yang menghambat pembangunan adalah:
Jumlah Penduduk
Semua orang yang menetap di suatu wilayah tertentu dalam jangka waktu tertentu disebut
penduduk. bisa mendata dengan menggunakan sensus penduduk, survey penduduk dan registrasi
penduduk.
Pertumbuhan penduduk
Komposisi Penduduk
Kepadatan Penduduk
Jumlah penduduk yang menempati tiap satuan luas wilayah.Satuan luas wilayah yang umumnya
digunakan adalah kilometer persegi (Km2).
Kualitas penduduk
Tingkat kemampuan pendudukdalam mengolah dan memanfaatkan sumber daya alam yang
tersedia untukmeningkatkan kesejahteraannya. Mutu sumber daya manusia pada suatu negara
dapat dilihat dari tingkat pendapatan,tingkat pendidikan dan tingkat kesehatannya.
BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
a. Mobilitas penduduk adalah gerakan atau arus perpindahan penduduk dari suatu tempat ke
tempat lain.
b. Mobilitas penduduk dibagi menjadi dua macan yaitu: mobilitas permanen (migrasi) dan
mobilitas non permanen (mobilitas sirkuler).
c. Secara garis besar migrasi dapat di bagi menjadi dua, yaitu migrasi internal yang di sebut
transmigrasi , dan migrasi internasional yang dapat di bedakan atas migrasi masuk (imigrasi) dan
migrasi keluar (emigrasi).
d. Migrasi internal dibagi menjadi dua yakni Transmigrasi dan Urbanisasi
e. Migrasi Internasional dibagi menjadi 3 yakni migrasi masuk (imigrasi) dan migrasi keluar
(emigrasi), serta Remigrasi (kembalinya para emigran ke Negara asalnya)
f. Tujuan Transmigrasi pada awalnya ialah untuk memanfaatkan kekayaan alam di luar pulau
jawa dan agar penyebaran penduduk merata karena pada saat itu penduduk di pulau jawa sangat
padat sehingga program pembangunan dapat merata ke seluruh pelosok tanah air., selanjutnya
Supaya terjadi asimilasi (penyesuaian) antar suku, sehingga perasaan kesukuan hilang. Dan ini
merupakan salah satu realisasi dari Sumpah Pemuda serta Untuk pertahanan keamanan dan
ketahanan nasional.
g. Faktor yang menghambat Transmigrasi umumnya ialah tradisi dan adat istiadat, rakyat petani
umumnya sangat terikat pada tanah dan kampung halamannya.Sangat terkenal pepatah jawa
yang berbunyi “makan tak makan asal kumpul”.
h. Usaha usaha untuk mengatasinya factor penghambat Transmigrasi antara lain
3.2 Saran
____Setelah mengetahui tentang hakikat dari mobilitas penduduk, pembaca diharapkan dapat
meningkatkan pengetahuan dan wawasan pembaca terhadap mobilitas penduduk. Dengan
demikian pembaca diharapkan mampu menganalisis permasalahan yang berkaitan dengan
mobilitas penduduk serta mampu menemukan solusinya sehingga kesejahteraan masyarakat
dapat meningkat.
DAFTAR PUSTAKA
http://become-teacher.blogspot.com/2013/03/mobilitas-penduduk-nonpermanen-sirkuler.html
http://blog-pelajaransekolah.blogspot.com/pengertian-mobilitas-penduduk.html
Mantra, Ida Bagoes. Agus Joko Pitoyo. 1998. Kumpulan Beberapa Teori Mobilitas Penduduk
Buku I. Fakultas Geografi. UGM
Mantra, Ida Bagoes. 1984. Mobilitas Penduduk di Indonesia dan Implikasi Kebijaksanaan.
Yogya, Pusat Penelitian Kependudukan.