DISUSUN OLEH:
RISKA DWI ADHA (21110287)
NURUL AZIZA (21110286)
SELFIANA NGGUA (21110421)
Makalah ini berisi tentang mobilitas dan migrasi penduduk,yang telah diberikan oleh
dosen pembibing kami,sebagai tugas kelompok.semoga makalah ini dapat memberikan
pengetahuan yang lebih luas kepada pembaca.walaupun makalah ini memiliki
kelebihan dan kekurangan.penyusun membutuhkan kritik dan saran dari pembaca yang
membangun.terima kasih.
1) KATA PENGANTAR
2) DAFTAR ISI
3) BAB I PENDAHULUAN
i. A.LATAR BELAKANG
ii. B.RUMUSAN MASALAH
iii. C.TUJUAN
4) BAB II PEMBAHASAN
i. A.KONSEP DAN DEFINISI MOBILITAS PENDUDUK
ii. B.TEORI-TEORI MOBILITAS PENDUDUK
iii. C.SUMBER DATA MOBILITS PENDUDUK
iv. D.MOBILITAS PENDUDUK PERMANEN (MIGRASI)
v. E.MOBILITAS PENDUDUK NON PERMANEN
vi. F.FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOBILITAS
PENDUDUK
vii. G.MASALAH DAN PENCEGAHAN DALAM MOBILITAS
PENDUDUK
5) BAB III PENUTUP
6) DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Pertumbuhan penduduk di suatu Negara dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu
fertilitas,mortalitas,dan mobilitas penduduk.dalam hal ini,peranan mobilitas penduduk
terhadap laju pertumbuhan penduduk antara satu wilayah dengan wilayah lain berbeda-
beda.indonsia secara keseluruan,tingkat pertumbuhan penduduknya lebih dipengaruhi
oleh tinggi rendahnya tingkat fertilitas dan mortalitas,sebab migrasi neto dapat
dikatakan nol.dengan kata lain,tidak banyak orang Indonesia yang bertempat tinggal di
luar negeri,begitu juga orang-orang yang ada di luar negeri yang bertempat tinggal
menetap di Indonesia.
Seorang yang bekerjaa di sector pertanian sekaarang bekerja dalam sector non
pertanian.
B.Terjadi perbedaan nilai kefaedaan wilayah antara tempat yang satu dengan tempat
yang lain.Apabila tempat yang satu dengan tempat yang lain tidak ada perbedaan nilai
kefaedaan wilayah,tidak terjadi mobilitas.
2.Ervest S.Lee
Dalam tulisannya yang berjudul “A Theory of Migration” mengungkapkan bahwa
volume migrasi dari suatu wilayah berkembang sesuai dengan tingkat keanekaragaman
daerah di wilayah tersebut.Di daerah asal dan daerah tujuan ada faktor-faktor positif
(+), negative (-), dan adapula faktor-faktor netral (0) faktor positif,yang menguntungkan
apabila berempat tinggal di daaerah itu,misalnya di daerah tersebut terdapat
sekolah,kesempatan kerja,atau iklim yang baik.faktor negative, yang memberikan nilai
negative pada daerah yang bersangkutan sehingga seseorang ingin pindah dari tempat
tersebut karena kebutuhan tertentu tidakterpenuhi.
A.Faktor-faktor individu
4.Mabogunje(1970)
Menurut Mabogunje (1970) hubungan dengan desa dapat di lihat dari materi
informasi yang mengalir dari kota ke daerah tujuan ke desa asal. Jenis informasi
tersebut dapat bersifat positif dan dapat pula bersifat negative.informasi positif biasanya
berasal dari migrasi yang berhasil di daerah tujuan.Hal ini berakibat stimulus untuk
pindah semakin kuat dan pranata yang mengontrol mengalirnya warga desa keluar
semakin longgar serta arah pergerakan penduduk tertujuh ke kota yang informasinya
positif.sementara itu informasi negative biasanya dating dari para migrasi yang gagal
atau kurang berhasil sehingga mengakibatkan dampak sebaliknya.
5.Mitchell (1961)
Mitchell mengatakan bahwa ada beberapa kekuatan yang menyebabkan orang-
orang terikat pada daerah asal,dan ada juga yang mendorong orang-orang untuk
meninggalkan daerah asal.kekuatan yang mengikat oraang-orang untuk tinggal di derah
asal di sebut dengan kekuatan “sentripetal” dan sebaliknya kekuatan yang mendorong
seseorang untuk meeninggalkan daerah asal disebut kekuatan “sentrifugal”.hal ini
tergantung pada keseimbangan antara dua kekuatan tersebut.
1.Sensus Penduduk
Pada tahun 2002 di indonesia pelaksaan sensus penduduk di bagi menjadi dua
yaitu sensus lengkap dan sensus sampel.Sensus lengkap adalah pencacahan seluruh
penduduk dengan responden kepala rumah tangga.Responden ini memberikan
informasi mengenai karakteristik demografi anggota rumah tangganya.pertanyaan yang
diajukan sangat sederhana.sebagai contoh,pertanyaan yang di ajukan pada sensus
penduduk tahun 1990 untuk sensus lengkap yaitu:
d. Jenis kelamin
2.Registrasi penduduk
Registrasi penduduk digunakan untuk mencatat kejadian-kejadian (events)
3.Survey penduduk
Sumber lain dari data mobilitas penduduk ialah survey penduduk.jangkauan
daerah penelitian pada survey penduduk ini biasanya terbatas karena keterbatasan
dana,waktu dan tenaga peneliti.Namun,terdapat salah satu keuntungan yaitu caakupan
permasalahan yang dapat di jangkau dengan luas.Apabila dalam sensus penduduk
informasi yang di dapat hanya mengeni volume dan arus mobilitas penduduk antar
provinsi,tetapi dalam survey penduduk informasi mengenai perilaku mobilitas penduduk
dapat di tanyakan secara mendetail.
1.Migrasi internasional
Migrasi internasional lebih peka dari pada migrasi dalam negeri karena sering
menimbulkan masalah politik.setiap negara membuat peraturan tentang syarat-syarat
yang harus di penuhi oleh warga negara asing yang ingin masuk ke negara
tersebut.dengan adanya peraturan tersebut maka frekunsi arus migrasi internasional
antara di duania sangat kecil.
Sebagai realisasi dari politik ethis, pada tahun 1905 dipindahkan 155 keluarga
dari Jawa menuju daerah kolonialiasai Gedong Tataan di Lampung. Di daerah ini desa-
desa kolonisasi didirikan, dan tiap-tiap tahun ke daerah dikirim kolonis-kolonis dariPulau
Jawa. Akhir tahun 1921 jumlah kolonis di Gedong Tataan mencapai 19.572orang.
(Amral Sjamsu 1960, 5)
f. Didorong oleh sistem sosial yang ada dan melembaga (Mochtar Naim 1979)
Tahun 1930 ditaksir sebesar 10% dari jumlah penduduk Sulawesi Selatan(orang
Bugis) bertempat tinggal di luar daerah. Di daerah Pontianak danBalikpapan, jumlah
orang bugis mencapai 50% dari seluruh penduduk. Peristiwa mobilitas penduduk di
Indonesia sejak lama menyebabkan komposisi pendudukmenurut tempat lahir di
beberapa wilayah Indonesia sangat heterogen.
Dari seluruh migran yang tinggal di Sumatera ternyata dari 90% (baik tahun1971
maupun 1980)) pulau tempat lahirnya di Jawa. Sebaliknya, dari seluruhmigran yang
tinggal di pulau Jawa lebih dari 50% berasal dari Sumatera.
Jumlah migran berdasarkan provinsi tempat lahir tahun 1971 sebesar 5,7 juta (4,9
persen dari jumlah penduduk Indonesia), sedangakan tahun 1980 meningkat
menjadi10,2 juta (6,9 persen dari jumlah penduduk Indonesia).
a) Migrasi Masuk
Migrasi masuk pada tahun 1971 pada tahun 1980, hanya terpusat pada
duadaerah, yaitu Jakarta dan Lampung. Persentase migrasi masuk ini memangsangat
tinggi, dibandingkan dengan provinsi-provinsi lain di Indonesia. Duadaerah ini jelas
mempunyai daya tarik yang berbeda. Arus migran masuk keLampung semakin
membesar dan jarak antara Lampung dengan Jawa sangatdekat menyebabkan banyak
yang berpindah ke Lampung.
b) Migrasi Keluar
Pada provinsi Sumatera Barat merupakan daerah yang menduduki
urutantertinggi dalam hal mobilitas penduduk keluar. Sebab, di provinsi ini banyak
penduduk yang melakukan migrasi keluar karena bagi suku minangkabau ini
eratkaitannya dengan merantau. Dengan demikian, di provinsi Sumatera
Baratkhususnya di daerah Minangkabau tingkat migrasi keluarnya sangat
tinggidibandingkan dengan daerah lainnya.
c) Migrasi Neto
Migrasi neto diperoleh dengan jalan mengurangkan migrasi masuk
denganmigrasi keluar. Apabila diperoleh nilai negatif berarti lebih banyak migran
keluardaripada masuk. Sebaliknya, apabila diperoleh nilai positif berarti lebih
banyakmigrain yg masuk daripada keluar. Misalnya, Jakarta dan Lampung
mempunyaimigrasi neto positif terbesar daripada provinsi lain.
E.MOBILITAS PENDUDUK NON PERMANEN
Dari hasil beberapa penelitian mobilitas penduduk yang disamakan di Jawa
dandibeberapa tempat di Indonesia (HUGO 1975,Suharso et al 1976, Mantra 1978,
Koentjaraningrat1957), didapatlah bahwa bentuk mobilitas penduduk yang non
permanen lebih banyak terjadidaripada mobilitas penduduk yang non permanen lebih
banyak terjadi daripada mobilitas penduduk yang permanen,selanjutnya didapat pula
mobilitas non permanen lebih banyak yang terjadi dari pada mobilitas permanen.
Tingginya frekuensi mobilitas penduduk harian dapat diamati apabila pada pagi hari
berdiri di pinggir jalan raya yang menghubungkan daerah pedesaan dengan kota, dapat
dilihatarus pekerja, pedagang, pegawai dan pelajar yang menuju ke kota dan pada sore
hari akanterlihat arus balik dari kota ke desa.
Hal -hal yang mengikat penduduk untuk tetap tinggal di desa ialah :
Jadi sesuai dengan perubahan yang terjadi, maka terlihatlah adanya perubahan
bentuk mobilitas penduduk, misalnya dari menetap menjadi tidak menetap, darimondok
menjadi nglaju.
Dari hasil penelitian Milan Titus di Jawa Barat, didapatkan sekitar 60-65
persendari pendatang yang terserap di sektor informal. Semakin kecil suatu kota makin
sedikitkesempatan kerja di sektor formal.Kecilnya pendapatan penduduk yang bekerja
di kotadan tingginya biaya hidup, tidaklah mungkin bagi para migran untuk bertempat
tinggaldi kota bersama keluarganya. Inilah sebabnya mengapa sebagian dari mereka
tetaptinggal di desa dan tiap hari nglaju ke kota. Dengan tinggal di desa, disamping
biayahidup murah penduduk dapat bekerja di sawah atau di ladang setelah bekerja di
kota.Ini berarti mereka dapat menambah penghasilan mereka.
Tujuan dari nglaju dan mondok ke kota disamping sekolah adalah untuk
berdagangatau bekerja. Mereka ingin menaikkan pendapatan atau meningkatkan taraf
hidup. Dari hasil penelitian Graeme Hugo (1977,65) sekitar 80% dari para migran
sirkuler di 14 desa di JawaBarat mengirimkan uang dan barang (remmitances) untuk
keluarganya.
Besarnya jumlah uang dan barang yang dibawa tergantung dari bentuk
mobilitassirkuler. Bagi para penglaju yang biasanya bekerja secara tetap di kota rata-
rata 60% dari pendapatan keluarga datangnya dari hasil ini. Berbeda keadaannya
dengan migran sirkuleryang bekerja musiman di kota maka rata-rata pendapatan
keluarga yang berasal dari hasil bekerja di kota kurang dari 50%. Sebab, sebagian
besar dari migran sirkuler bekerja disektor informal maka pendapatan mereka sangat
berfluktuasi tergantung pada jenis pekerjaan yang tersedia dan adanya peraturan
pemerintah setempat.
Penggunaan uang yang dibawa disamping untuk makan banyak digunakan
untukmemperbaiki rumah, membeli pakaian, dan untuk upacara selamatan. Di Dukuh
Piringhampir semua rumah mempunyai pekerjaan tetap di kota (pegawai, dagang, dan
lain-lain).Maka sudah banyak rumah yang diperbaiki sesuai dengan model rumah di
kota, misalnyatata kamar, dan cara pengaturan taman.
3.Rintangan
4.Faktor-faktor individu.
c. Informasi yang positif dari sanak saudara, kenalan, yang datang dari daerah
tujuan merupakan sumber informasi yang penting dalam pengambilan keputusan
seseorang untuk bermigrasi.
d. Informasi yang negatif yang datang dari daerah tujuan menyebabkan orang
enggan untuk bermigrasi.
g. Seseorang akan memilih daerah tujuan di mana terdapat sanak saudara atau
kenalan yang telah berada di daerah tersebut.
h. Migrasi masih akan terjadi apabila di suatu daerah terjadi bencana alam
(banjir, gempa bumi dan sebagainya).
i. Orang yang berumur muda dan belum berumah tangga lebih banyak
mengadakan mobilitas dari pada orang yang sudah berumur lanjut dan berstatus
kawin.
2.Upaya Penyelesaian
Pertumbuhan penduduk di perkotaan periode 1971-1980 jauh lebih pesat
dibandingkan dengan periode 1980-1990, hal ini disebabkan periode 1971-1980
pertumbuhan ekonomi masih terpusat didaerah perkotaan, sehingga penduduk banyak
pindah ke perkotaan sehingga penduduk banyak pindah ke perkotaan untuk
memperoleh penghidupan yang lebih layak. Pada periode 1980-1990 pemeratan
pembangunan mulai terasa sampai ke daerah pedesaan. Keadaan ini memungkinkan
penduduk tidak lagi membangun daerah perkotaan, akan tetapi cendrung menciptakan
lapangan pekerjaan sendiri di pedesaan. (BPS, 1994:18).
Sejalan dengan arah pembangunan yang diharapkan persentase penduduk
perkotaan cenderung meningkat. Proyeksi yang diharapkan ada peningkatan dari 31,10
persen tahun 1990 menjadi 41,46 % pada tahun 2000.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Mobilitas penduduk adalah suatu perpindahan penduduk yang dilakukan untuk
meningkatkan kesejahteraan dalam hidupnya, baik karena paksaan (perintah) maupun
secara spontan (keinginan sendiri). Peranan mobilitas penduduk terhadap laju
pertumbuhan pendudu kantara satu wilayah dengan wilayah yang lain berbeda-beda.
Secara operasional, macam-macam bentuk mobilitas penduduk diukur berdasarkan
konsep ruang dan waktu.
Mobilitas penduduk dibagi menjadi dua yaitu mobilitas permanen dan non-
permanen.Mobilitas permanen atau yang sering dikenal dengan sebutan migrasi adalah
perpindahan penduduk dari daerah asal (desa) ke daerah tujuan (kota) untuk mencari
pekerjaan dan berniatuntuk tinggal menetap di daerah tersebut dengan keluarganya.
Sedangkan mobilitas non- permanen adalah suatu perpindahan penduduk dari desa ke
kota untuk mencari pekerjaan, tetapi tidak menetap di daerah tujuan (nglaju).
DAFTAR PUSTAKA
BPS. 1994. Trend Fertilitas, Mortalitas dan Migrasi. Jakarta: BPSBPS. 1994.
Proyeksi Penduduk Indonesia Per Kabupaten/Kodya 1990-2000.Jakarta: BPSDaldjoeni.
1981. Masalah Penduduk Dalam Fakta dan Angka. Bandung: Alumni.Lucas, David.
1990. Pengantar Kependudukan. Yogyakara: Gadjah Mada University Press.Mantra,
Ida Bagus. 1985. Pengantar Studi Demografi. Yogyakarta: Nur Cahaya. Mantra, Ida
Bagus. 2015. Pengantar Demografi Umum. Yogakarta: Pustaka Pelajar.Munir, Rozy.
1992. Dasar-dasar Demografi. Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI.Suharyanto, P Tji.
1996. Urbanisasi. Surabaya Post. 23 September 1996.Sanusi, Sri Rahayu. 2003.
Masalah Kependudukan di Negara Indonesia. Diunduh pada
http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-sri%20rahayu.pdf tanggal 12-09-
2016Handriawan, Budi. 2011. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penduduk Melakukan
Mobilitas Non-Permanen Menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Di Malaysia (Studi
Kasus TKI Yang Pulang Di Desa tanjung sari kecamatan jakenan kabupaten pati).