Anda di halaman 1dari 11

BAB III

TINJUAN TEORI

1.1 Tianjauan Teori


1.1.1 Pengertan Perencanaan

Perencanaan adalah suatu proses yang melibatkan penentuan sasaran atau


tujuan organisasi, menyusun strategi yang menyeluruh untuk mencapai sasaran
yang ditetapkan, dan mengembangkan hierarki rencana secara menyeluruh untuk
mengintegrasikan dan mengkoordinasikan kegiatan. Maksud dari perencanaan
adalah untuk memberikan arah, mengurangi dampak perubahan, memperkecil
pemborosan, dan untuk menentukan standar yang digunakan dalam pengendalian
(Robbins dan Coulter, 1999, 2000).

Perencanaan adalah proses yang kontinyu, terdiri dari keputusan atau


pilihan dari berbagai cara untuk menggunakan sumber daya yang ada, dengan
sasaran untuk mencapai tujuan tertentu di masa mendatang [D. Conyers dan Hills
(1984)].

1.1.2 Pengertian Siteplan


Siteplan adalah rencana tapak.Pengertian Site plan adalah gambar dua dimensi
yanmenunjukan detail dari rencana yang akan dilkukan terhadap sebauh kaveling
tanah, baik menyagkut rencana jalan, utilitas air bersih , listrik, dan air kotor,
fasilitas umum dan fasilitassosial. Siteplan dalam dunia properti mungkin juga
mencakup serta cluster- cluster perumahanyang direncanakan
(http://beafutureplanner.blogspot.co.id/2016/05/siteplan-dan-tapak.html)
1.1.3 Pengertian Kawasan Terpadu Mandiri (KTM)
Kawasan Terpadu Mandiri (KTM) Pembangunan transmigrasi pada
hakikatnya merupakan bagian integral dari pembangunan nasional dan
pembangunan daerah, sebagai upaya untuk mempercepat pembangunan terutama
di kawasan yang masih terisolir atau tertinggal yang sekaligus dapat
meningkatkan kesejahteraan para transmigran dan masyarakat sekitar (Laporan

[Date] 16
Antara Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah, Perencanaan Site Plan
Kawasan Terpadu Mandiri, Kabupaten Keerom, Provinsi Papua,2017)

1.2 Teori Kependudukan

Aspek kependudukan merupakan hal paling mendasar dalam


pembangunan. Dalam nilai universal, Penduduk merupakan pelaku dan sasaran
pembangunan sekaligus yang menikmati hasil pembangunan. Dalam kaitan peran
penduduk tersebut, kualitas mereka perlu ditingkatkan melalui berbagai sumber
daya yang melekat, dan pewujudan keluarga kecil yang berkualitas, serta upaya
untuk menskenario kuantitas penduduk dan persebaran kependudukan.

Teori Ilmu Kependudukan menurut Robert Thomas Malthus :

Malthus memulai dengan merumuskan dua postulat yaitu :

1. Bahwa pangan dibutuhkan untuk hidup amnesia, dan

2. Bahwa kebutuhan nafsuseksual antar jenis kelamin akan tetap sifatnya


sepanjang masa

Alat dasar postulat tersebut Malthus menyatakan bahwa, jika tidak ada
pengekangan, kecenderungan pertambahan jumlah manusia akan lebih cepat dari
pertambahan subsisten (pangan). Perkembangan penduduk akan menikuti deret
ukur, sedangkan perkembangan subsisten (pangan) mengikuti deret hitung dengan
interval waktu 25 tahun.

Ilmu Kependudukan dan Demografi, merupakan studi kependudukan


(Population Studies) merupakan istilah lain bagi ilmu kepnedudukan yang
digunakan. Studi kependudukan terdiri dari analisis-analisis yang bertujuan dan
mencangkup :

1. Memperoleh informasi dasar tentang distribusi penduduk, karakteristik


dan perubahan-perubahannya,
2. Menerangkan sebab-sebab perubahan dari faktor dasar tersebut, dan
3. Menganalisis segala konsekuensi yang mungkin terjadi di masa depan
sebagai hasil perubahan-perubahan itu.

[Date] 17
Istilah ilmu kependudukan sesungguhnya dimaksudkan untuk memberi
pengertian lebih luas tentang demografi, karena sejumlah ahli telah menggunakan
istilah demografi untuk menunjuk pada demografi formal, murni bahkan teoretis.
(Robert Thomas Malthus, 1798)

1.2.1 Demografi
Demografi mempelajari jumlah, persebaran wilayah, dan komposisi
penduduk, perubahan dan sebab perubahan itu yang biasanya timbul
karena kelahiran, perpindahan penduduk, dan mobilitas sosial (Philip M
Hauser dan Dudley Duncan, 1959)

1.2.2 Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk adalah jumlah manusia yang bertempat


tinggal/berdomisili pada suatu wilayah atau daerah dan memiliki mata
pencaharian tetap di daerah itu serta tercatat secara sah berdasarkan peraturan
yang berlaku di daerah tersebut. pencatatan atau peng- kategorian seseorang
sebagai penduduk biasanya berdasarkan usia yang telah ditetapkan. Dan juga
merupakan segala. sesuatu yang berkaitan dengan jumlah penduduk. Kebutuhan
akan tenaga kerja akan terpenuhi dengan adanya jumlah penduduk yang memadai,
sehingga secara kuantitas tidak perlu mendatangkan tenaga kerja dari luar negeri.

Faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Penduduk :

1. Angka kelahiran, makin tinggi angka kelahiran, maka jumlah penduduk makin
bertambah.

2. Angka kematian, makin rendah angka kematian dibandingkan dengan angka


kelahiran, maka jumlah penduduk makin bertambah.

3. Permasalahan Kuantitas Penduduk dan dampaknya dalam Pembangunan.

4. Jumlah penduduk yang besar berdampak langsung terhadap pembangunan


berupa tersedianya tenaga kerja yang sangat diperlukan dalam pelaksanaan
pembangunan.

[Date] 18
Akan tetapi juga memicu munculnya permasalahan yang berdampak terhadap
pembangunan, misalnya ;

1. Pesatnya pertumbuhan penduduk yang tidak diimbangi dengan kemampuan


produksi menyebabkan tingginya beban pembangunan berkaitan dengan
penyediaan pangan, sandang, dan papan.

2. Kepadatan penduduk yang tidak merata menyebabkan pembangunan hanya


terpusat pada daerah-daerah tertentu yang padat penduduknya saja. Hal ini
menyebabkan hasil pembangunan tidak bisa dinikmati secara merata,
sehingga menimbulkan kesenjangan sosial antara daerah yang padat dan
daerah yang jarang penduduknya.

3. Tingginya angka urbanisasi menyebabkan munculnya kawasan kumuh di


kota-kota besar, sehingga menimbulkan kesenjangan sosial antara kelompok
kaya dan kelompok miskin kota.

4. Pesatnya pertumbuhan penduduk yang tidak seimbang dengan volume


pekerjaan menyebabkan terjadinya pengangguran yang berdampak pada
kerawanan sosial.

1.2.3 Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Penduduk


A. Kepadatan Penduduk

Kepadatan Penduduk adalah perbandingan jumlah penduduk dengan luas


wilayah. Indonesia merupakan salah satu negara yang laju pertumbuhan
penduduknya sangat pesat sehingga menyebabkan kepadatan penduduk.
Kepadatan penduduk menyebabkan berbagai hal merugikan antara lain
meningkatnya jumlah pengangguran karena penduduk semakin bertambah
sementara kesempatan kerja tidak bertambah. Hal itu akan menyebabkan
kemiskinan yang berdampak pada hal lain seperti kelaparan, menurunnya tingkat
kesehatan, dan menurunnya kualitas masyarakat karena kurangnya ilmu
pengetahuan.

Kepadatan penduduk juga dapat digolongkan menjadi beberapa macam


antara lain :

[Date] 19
 Aritmatik

Kepadatan penduduk aritmatik adalah rata-rata jumlah penduduk pada luas


wilayah 1 km. Terdapat rumus untuk menghitung kepadatan penduduk aritmatik
yaitu jumlah penduduk dibagi luas wilayah.

 Agraris

Kepadatan penduduk agraris adalah rata-rata jumlah penduduk profesi


petani pada setiap satuan luas lahan pertanian. Cara menghitungnya yaitu
membagi jumlah petani dengan luas lahan pertanian.

 Ekonomis

Kepadatan penduduk ekonomis adalah rata-rata jumlah penduduk pada


setiap luas lahan produksi. Cara menghitungnya yaitu membagi jumlah penduduk
dengan luas lahan produksi.

Untuk dapat menentukan Tingkat Kepadatan Penduduk maka dapat


menggunakan persamaan berikut:

Kepadatan Penduduk = Jumlah Penduduk / Luas Wilayah

Sumber: : (Lutfi Muta’ali, Teknik Analisis Regional, 2015)

Berdasarkan Keputusan Menteri Permukiman Dan Prasarana Wilayah No.


534/KPTS/M/2001 didapatkan pedoman penentu standar pelayanan minimum
bidang penataan ruang, perrumahan dan permukiman, dan pekerjaan umum.
Dengan standar kepadatan penduduk Nasional, sebagai berikut :

Tabel III. 1

Standar Kepadatan Penduduk Nasional

Kepadatan Penduduk Jiwa/ha


Sangat Tinggi > 500.000
Tinggi > 100.000
Sedang > 50.000
Rendah > 10.000

[Date] 20
Kepadatan Penduduk Jiwa/ha
Sangat Rendah < 10.000

Sumber : Keputusan Menteri Permukiman Dan Prasarana Wilayah NO 534/KPTS/M/2001

1.2.4 Proyeksi Penduduk

Proyeksi penduduk bukan merupakan ramalan jumlah penduduk


di masa mendatang, tetapi merupakan suatu perhitungan ilmiah yang
didasarkan pada asumsi tertentu dari varibel pertumbuhan penduduk
yakni kelahiran, kematian dan migrasi. Ketiga komponen variabel
ilmiah yang menentukan besarnya penduduk dan karakteristiknya di
masa mendatang (Mantra, 2000).

Proyeksi penduduk bermanfaat sebagai basis data dan target


penentuan kebijakan untuk pembangunan sektoral dan pengambilan
keputusan kebijakan ke depan. Dalam Analisis Proyeksi Penduduk ini
terdapat metode analisis berupa Metode Regresi Linear, Metode
Aritmetika (Exponential), dan Metode Bunga Berganda (Geometrik),.
Untuk memeriksa apakah metode proyeksi penduduk yang digunakan
sudah cukup

baik atau dengan kata lain untuk mengukur seberapa dekatkah garis
regresi yang diestimasi terhadap data yang sebenarnya, maka biasanya

digunakan ukuran Goodness of Fit R-Square (R2). R2 ini juga disebut

dengan koefisien determinasi, dan nilainya berkisar antara 0 – 1. Jika

misalnya R2 bernilai 0,78, artinya bahwa 78 persen dari variasi dalam

variabel terikat dapat dijelaskan oleh variabel bebas dan R2 selalu

bernilai positif. Satu sifat penting dari R2 adalah bahwa nilainya selalu

menaik seiring dengan semakin banyaknya jumlah variabel bebas.


Oleh karenanya, untuk membandingkan model dengan jumlah variabel
bebas yang berbeda, maka terdapat koefisien determinasi alternatif

yang dinamakan dengan Adjusted R-Square (R2 yang telah disesuaikan

[Date] 21
terhadap jumlah variabel – lebih tepatnya terhadap derajat bebas dalam
model).

Berikut adalah penjelasan mengenai masing-masing metode


analisis proyeksi penduduk yang digunakan Metode Regresi Linear,
Metode Exponential, dan Metode Geometrik sebagaimana yang telah
disampaikan sebelumnya.

a. Metode Regresi Linier

Metode ini diterapkan ketika populasi di wilayah studi


menunjukan tingkat pertumbuhan penduduk yang sama dan
diasumsikan bahwa pola metode ini akan tetap sama untuk masa
yang akan datang. Bentuk persamaan dari model ini adalah:

P = a + b (x)

Sumber: Lutfi Muta’ali, 2015

Keterangan:

P = Jumlah penduduk tahun terhitung (jiwa)


X = Tambahan tahun terhitung
a, b = Tetapan yang diperoleh dari rumus dibawah ini:

Sumber: Lutfi Muta’ali, 2015

Adapun keuntungan dari metode linier adalah metode ini dapat


memperluas perkiran berdasarkan data masa lampau dan cara ini
juga dianggap penghalusan dari cara ektrapolasi garis lurus,
dimana perkembangannya dianggap tidak ada loncatan. Kerugaian
dari metode ini adalah tidak terlalu rinci dari variabel-variabelnya.

[Date] 22
a. Metode Exponential
Pertumbuhan penduduk eksponensial merupakan proses yang
mengasumsikan pertumbuhan penduduk secara terus menerus setiap
hari dengan angka pertumbuhan konstan dengan formula sebagai
berikut:

Pt = Po. ert
Sumber: Lutfi Muta’ali, 2015

dimana:

Po = penduduk pada tahun awal

t = waktu dalam tahun periode proyeksi)


r = angka pertumbuhan penduduk (%)
Pt = pendudu pada tahun n

e = bilangan pokok sistem logaritma natural = 2,7182818

b. Metode Geometrik
Dalam metode ini diasumsikan perkembangan jumlah penduduk
akan berganda dengan sendirinya. Disini dianggap tambahan
jumlah penduduk akan membawa konsekuensi bertambahnya
jumlah penduduk, dengan rumus sebagai berikut:

Pt+θ = Pt( 1 + r )t

Sumber: Lutfi Muta’ali, 2015

[Date] 23
Keterangan:

Pt = penduduk pada tahun n

Po = penduduk pada tahun awal

r = angka pertumbuhan penduduk

n = waktu dalam tahun periode (periode proyeksi)

1.3 Tinjauan Kebijakan

Berdasarkan Undang-Undang No.15 Tahun 1997 tentang etransmigrasian


mengamanatkan kebijakan pembangunan transmigrasi dilaksanakan berbasis
kawasan yang memiliki keterkaitan dengan kawasan sekitarnya membentuk suatu
kesatuan sistem pengembangan ekonomi wilayah. .

1.3.1 Hirarki Kawasan Terpadu Mandiri (KTM)

Dalam upaya mewujudkan kawasan KTM Senggi sebagai pusat


pertumbuhan, maka sistem pusat permukiman KTM, Desa Utama dan Pusat Desa
diusulkan sebagai berikut:

1. Pusat KTM, yaitu di Desa Senggi direncakan sebagai pusat hirarki II atau
Pusat Kegiatan wilayah (PKW)

2. Desa Utama/pusat SKP : merupakan pusat hirarki III atau pusat pelayanan
kawasan (PPK)

3. Pusat desa merupakan pusat hirarki IV atau pusat pelayanan lingkungan


(PPL)

Dengan fungsi lingkup Permukiman serta Peran masing-masing kota adalah


sebagai berikut:

1. Fungsi dan peran Kota Terpadu Mandiri (KTM)

Fungsi Kota Transmigrasi Terpadu (KTM) sebagai tempat bermukim, sebagai


tempat kumpulan kegiatan usaha primer pertanian berbagai (komoditas

[Date] 24
unggulan) yang memenuhi skala ekonomis (On Farm) dan sebagai tempat
kegiatan usaha pasca panen dan kegiatan jasa (Off Farm).

Pusat Kota Terpadu Mandiri dengan pusat hirarki II merupakan orde yang
paling tinggi dalam lingkup WPT, berperan sebagai:

> Pusat kegiatan ekonomi wilayah

> Pusat kegiatan pengolahan hasil

> Pusat kegiatan jasa dan perdagangan

> Pusat pelayanan kesehatan masyarakat

> Pusat pendidikan tingkat menengah

> Fasilitas umum dan social

> Pemerintahan

> Show Window

2. Fungsi dan Peran Pusat Desa

Pusat Satuan Permukiman/Desa disebut Pusat Desa, dengan pusat hirarki IV


dan berperan sebagai berikut:

> Sebagai pusat Kegiatan Usaha Ekonomi skala kecil

> Sebagai pelayanan jasa perdagangan

> Pelayanan pendidikan tingkat dasar

> Pelayanan kesehatan dasar

> Fasilitas umum

3. Fungsi dan Peran Desa Utama

Fungsi pusat Desa Utama sebagai pusat Satuan Kawasan Pengembangan


(SKP) adalah tempat bermukim, tempat kumpulan kegiatan usaha primer
pertanian (Komoditas Unggulan) yang memenuhi skala ekonomis (On Farm)

[Date] 25
dan sebagai tempat kegiatan usaha pasca panen (Off Farm). Pusat SKP
disebut Desa Utama dengan hirarki III dan berperan sebagai berikut:

> Pusat Kegiatan ekonomi wilayah

> Pusat kegiatan pengolahan hasil

> Tempat pusat pelayanan jasa dan perbankan

> Pusat pelayanan kesehatan masayarakat

> Pusat pendidikan

> Fasilitas umum

> Sebagai tempat kedudukan pelayanan pemerintahan, kantor desa utama


dan balai pertemuan. (Laporan Antara Penyusunan Rencana Tata Ruang
Wilayah, Perencanaan Site Plan Kawasan Terpadu Mandiri, Kabupaten
Keerom, Provinsi Papua,2017)

[Date] 26

Anda mungkin juga menyukai